Anto yang mengalirkan Mananya selama satu jam belum juga bisa memasukan pakaian serba hitam itu ke dalam lautan speritualnya dan itu membuatnya merasa lelah sekali. Anto pun membuka matanya dan melihat ke pakaian itu yang masih tetap sama dan tidak berubah sama sekali. "Apa yang terjadi?" tanya Anto yang melihat pakaian serba itu malah menyerap banyak Mananya namun tidak ada perubahan apa pun pada pakaiannya. "Aku sudah lapar dan juga berpikirku sudah melemah, sebaiknya aky siapkan makan dulu saja." Anto pun bangkit meninggalkan pakaian itu yang belum sama sekali terserap ke dalam dirinya dengan penuh kecewa.
“Apa sekrang di luar sudah malam?" Tanya Anto yang sama sekali tidak memperhatika waktu karena mengejar impiannua. "Sebaiknya aku buat makan saja.” Anto yang merasa kecewa dengan kegagalanya memasukkan pakaian itu. Setelah keluar dari ruang bawah tanah Anto langsung jalan ke ruang makan yang berfekatan dengan dapur untuk segera memasak. "Mungkin ada hal yang kurang tadi. Entah apa yang kurang, yang jelas aku makan saja dulu, nanti pikirkan lagi." Anto yang terus meyakinkan dirinya supaya tenang dan tidak terganggu oleh hasil gagal dirinya. Setelah sampai ruang makan Anto lansgung menuju dapur dan mulai masak.
***
Waktu berlalu di dapur dan semua makana siap di sajikan. “Semua sudah jadi, sekrang tinggal bawa ke meja makan.” Anto yang sudah tidak sabar makan, sambil membawa 3 nasi gorang ke meja makan dengan cepat dengan perasaan gembira setelah melakukan banyak hal yang melelahkan dirinya. Anto yang sudah sampai di meja makan langsung naik ke kursinya dan menaruh ke tiga nasi goreng itu dan kemudian langusng makan setelah menaruh ke tiga nasi goreng itu di meja. Setiap kali Anto makan, dia merasa kekuatannya bertamambah. Anto tidak peduli lagi dan erus makan saja meski kekuatan terus bertambah. Namun Anto terhenti sebentar saat sedang makan. "Ini mungkin caranya!" Anto yang merasa senag mendapat ide cara memasukan pakaian serba hitam itu ke dalam lautan sprtualnya. Anto yang menemukan ide itu mulai senang sambil mempercepat makannya.
***
Tidak butuh 10 menit bagi Anto untuk menghabiskan semua makanan itu. Lalu, setelah selesai makan dan minum. Anto langsung duduk di dekat kardus yang berisi batu dengan posisi meditasi. Anto dengan sangat fokus memejamkan sehingga merasa nyaman dan tenang. Setelah merasa dirinya nyaman dan melayang seolah-olah tidak ada di ruang makan, Anto perlahan membuka matanya. “Aku masuk.” Saat melihat dirinya di lautan spritualnya. "Sebaiknya aku coba dulu sebelum melakukan ke aslinya." Anto mulai konsentrasi lagi. Anto menarik Mana yang ada di ruang makan ke dalam dirinya dan itu berhasil dan membuat Anto senang. “Ini berhasil, sekarang saatnya mencoba!” Anto membuat pintu yang menghubungkan ke inti jiwanya. Setelah muncul Anto membuka ke dunia inti jiwanya.
"Mana dalam lautan spritual ini masih kurang, aku serap lagi biar lebih aman." Anto pun menarik lagi Mana dari luar ke dalam dirinya, namun setelah sekian lama memasukkan Mana ke dalan dirinya, MaNanya tinggal sedikit saja yang masuk dan membuat Anto berhenti memasukan Mana ke dalam dirinya. Anto melihat di depanya banyak Mana menumpuk seperti gumpalan bola besar dan tebal “Sekerang saatnya memasukannya.” Anto perlahan membuka pintu lagi ke inti jiwanya. Anto kemudian mengendalikan Mana yang sangat besar itu, masuk ke pintu masuk inti jiwanya. Setelah di depan pintu masuk, tiba-tiba semua mana yang sangat tebal dan besar itu di tarik kedalam inti jiwanya tanpa ada yang tersisa dan itu berlangung sangat cepat sekali.
Setelah Mananya terserap dan pintu ke inti jiwanya menghilang, Anto merasa dirinya bertambah kuat, meski hanya sedikti saja. “Aku bisa merasakan jiwaku semakin tebal dan juga semakin kuat dan terasa sangat jelas sekali.” Anto tiba-tiba tersenyum tanpa ia sadari dan juga merasa senang dengan apa yang telah di alaminya. “Saatnya untuk melanjutkan memakai pakain itu.” Anto yang sangat semangat dengan cepat keluar dari ruang Sptitulanya. Antong bergegas lari ke ruang bawah tanah tempat semua buku dan pakaian serba hitam itu berada. Kurang dari lima menit berlari, Anto sampai di sana kemudian dengan cepat langusng ke tempat pakaian itu. Setelah sampai Anto kemudian melihay ke pakaian itu yang masih di kelilingi banyak Mana. “Pakaian ini sudah terisi Mana, tinggal memasukkanya ke dalam launtan spritual. Tapi ku rasa masih sangat kurang tebal Mananya.” Anto yang yakin bisa memasukkan Pakaian itu ke dalam dirinya. Anto pun mulai konsentrasi mengumpulan Mana dalam jumlah besar ke pakaian itu.
Setelah semua Mana di dalam ruangan itu berkumpul dalam pakaian itu Anto kemudian membuka tabung itu dan mengambil pakaian itu. Anto langsung mengenakan pakaian itu satu persatu tanpa ragu sama sekali dengan melepas pakaian lain yang sedang di kenakannya. Setelah mengenakan pakaian serba hitamnya, Anto merasa nyaman sekali dan berbeda sekali dengan pakaian yang di rasakannya. “Apa aku tidak terlalu berlebihan.” Pikirnya saat merasakan begitu besar Mana yang di kumpulkannya terasa sangat pada dari pakaian itu. Anto merasa dirinya merasa nyaman dengan pakaian itu. “Sudahlah, Pikirkan saja nanti.” Anto pun mulai duduk meditasi. Setelah merasa melayang dan tidak ada apa pun Anto membuka matanya dan menemukan dirinya berada di lautan spritualnya.
Saat membuka matanya juga Anto menemukan dirinya sudah mengenakan pakaian serba hitam itu sudah di pakainya. "Ku kira akan secara manual memasukkannya ke sini!" Anto yang tidak meduga kalau pakaian itu ternyata sudah terikat dengan dirinya. Anto pun tanpa ragu membuat pintu ke dalam inti jiwa. "Sekarang sudah terbentuk, jadi apa yang akan ku coba masukan dahulu?" Anto yang sudah membuat pintu ke dalam inti jiwa melihat ke pakaianya, dan akan mencoba bagian dari pakaiannya itu. Anto pun melepas sarung tangan kirinya dengan sedikit ragu. Anto kemudian membuka pintu ke Inti jiwanya lalu melemar sarung tangan ke dalam pitu yang gelap itu. Setelah beberapa saat, Anto merasa telapak tangan kirinya merasa sangat nyaman sekali, melebihi pakaian yang di kenakan dalam lautan spritualnya.
"Sepertinya berhasil!" Anto pun mulai melepas semua pakaiannya, lalu memasukkannya ke dalam inti jiwanya. Setelah beberapa saat masuk Anto merasa dirinya jadi sangat rileks dan mudah berpikir jernih. Dan di saat iulah Anto terngkus lagi dengan pakaian serba hitamnya, namun dapat di rasakan perbedaannya. "Pakaian serba hitam ini, membuatku merasa aman sekali dan tidak terluka jika ada senjata yang menyerang jwa. Apa lagi ini bisa memblokir segala jenis pembaca pikirannya." Anto yang dapat langsung memahami fungsi dari pakaian serba hitamnya. "Sudahlah nanti ku cari tahu fungsi lainnya." Anto pun mulai hendak keluar dari lautan spritulanya. Namun tidak jadi saat melihat dirinya memudar dengan perlahan dan juga merasa sangat lelah sekali.
"Apa yang terjadi?" Tanya pda dirinya sendiri sambil menahan lelahnya. Saat keberadaan semakin memudar, Anto perlahan juga mulai merasa membaik dan dirinya tidak memudar lagi seperti ada yang memberi kekuatan lagi namun tidak di ketahui asalnya dari mana. “Sepertinya melakukan hal semacam ini menguras kekuatan dan inti jiwa lagi. Mungkin laiam aku tidak akan ku pikirkan terlebuh dahulu akibatnya." Anto yang merasa tidak ingin membuat dirinya dalam masalah yang lebih besar lagi.
"Tapi kekuatan yang barusan menyebabkan aku tidak akan kekurangan inti jiwa. Siapa sebenarnya dia?” Tanya Anto mengenai sumber kekuatan yang datang entah dari mana masuk ke dalam dirinya. Meski sudah pulih, Anto masih merasah sedikit lelah. Anto duduk di dalam lautan spritualnya yang sangat putih. “Status!” Anto mengecek 2 layar statusnya yang mungmin ada perubahan. “ Rasa ada yang ku lupakan... Tapi biarlah nanti ku ingat juga. Selain itu aku harus membuat inti jiwaku semakin besar, supaya membentuknya. Seharusnya yang kan kulalukan jika semua ini sudah selesai." Sambil melihat layar statusnya yang tidak ada perubahan sama sekali pada keduanya.
Setelah melihat layarnya cukup lama dan tidak ada perubahan sama sekali Ano menutup kedua layar statusnya, lalu memejamkan matanya. Setelah keluar dari lautan spritualnya Anto melihat dirinya sudha telanjng bulat, namun masih bisa merasakan dirinya nyaman sekali. Anto pun segera memakai pakaiaj biasanya. "Meski memakai pakaian biasa, rasanya tetap nyaman dan tidak seperti sebelumnya." Anto yang dapat merasakan mangaat dari pakaian serba hitam yang ada di dalam dirinya itu. “Mumpung di luar, sebaiknya ku coba saja.” Anto jalan sambil melihat sekeliling. Anto yang merasa tidak menemukan yang di carinya sedikit kecewa. "Tidak ada cermin di sini." Anto pun jalan keluar dari ruang bawah tanah itu.
Anto berjalan dengan cepat ke ruang keluarga lalu mencari cermin di sana. tapi karena tidak menemukan di sana, Anto pmulai mencari ke seluruh rumah. Sekitar 10 menit Anto berkeliling rumah, namun tidak berhasil menemukan satu pun cermin. Anto yang berhenti tepat di dekat ruang keluraga dan memikirkan ruangan mana yang belum di lhatnya. "Ada satu yang belum." Anto teringat belum memasuki sebuah kamar di rumahnya. Anto dengan cepat bergegas ke kamar yang di lupannya. Anto sampai di depan pintu kamar. Anto langsung membuka ointu kamar kamar itu tanpa ada kerguan sama sekali. Saat masuk, Anto melihat kamar itu tanpak biasa-basa saja dan tidak ada yang spesial sama sekali.
"Itu!" Anto yang melihat sesuatu dari kejauhan. Anto yang melihat sebuah itu berjalan mendekat menuju meja di dekat lemari yang ada cermin besarnya. Saat sampai Anto mengambil apa yang di atas meja lalu melihat apa yang itu. “Ini aku.” Sambil melihat fotonya saat masih bayi. Anto yang bertanya-tanya sendiri mengenai identas asli OrangTuanya sendiri sambil meliaht fotonya sendiri yang terpajang. "Sudahlah, bukan itu tujuanku ke sini." Anto kemudian menaruh lagi foto itu lalu jalan ke dekat cermin besar.
Anto berjalan hanya beberapa langkah saja dari tempat sebelumnya dan sampai di depan cermin. “Aku masih anak kecil.” Ucapnya saat melihat dirinya yang begitu kecil dan imut dan tidak tersenyum. “Jika aku tersenyum, apa yang akan terlihat?” Sambil mengubah ekpresinya jadi tersenyum. Anto melihat dirinya jadi sangat bahagai saat tersenyumm “Ternyata lebih baik aku tersenyum, sama seperti dulu.” Pikirnya sambil melihat dirinya yang sangat bahagia sambil mengingat kenangan bersama orang tuanya. “Sudahlah,maari coba ku lihat seperti apa bentuk pakaian itu dari tubuh asliku.” Anto mulai lagi konsentrai memhangil pakaian serba hitam yang ada dalam dirinya. “Pakai!” Ucapnya dengan jelas sambil membayangkan satu set pakaian di dalam jiwanya.
Setelah mengatkan itu Anto merasakan sesuatu yang keluar dari tubuhnya dan ia biasa measakannya dengan jelas perubahan pada tubuhnay seperti di kelilingi oleh sesuatu. Anto perlahan membuka matanya dan melihat ke dirinya di cermim. “Ini sungguh keren sekali.” Anto yang melihat pakaian hitam yang menyesuaikan diri dengan tubuhnya yang kecil. Anto melihat dengan jelas pakaian yang di kenakannya, yang serba hitam, topeng yang keren, sarung tangan yang hitam dan sebatu yang hitam dan juga di kelilingi garis biru yang bagus.
“Ini sungguh sangat luar biasa sekali. Aku sendiri sampai menuji diriku sendiri dan tidak bisa berkata apa pun.” Anto yang menatap dirinya sendiri di cermin. “Eh.” Anto yang sedikit kaget saat melihat matanya yang berwarna berbeda dari warna hitam jadi warna merah di kiri dan emas di kanan. “Apa yang terjadi dengan mat...!" Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba ruangannya di sana mejadi gelap gulita setelah matanya saling bertatapan di cermin.
Anto tidak takut hanya saja kaget. Anto melihat sana ini di kegelapan itu, namun masih bisa melihat bentuk tangan kaki dan itu bukan gelap biasa. Setelah melihat sini dengan tenang, tiba-tiba ada garis-garis putih terbentuk di depannya yang sedang membuat suatu bentuk. Anto melihat itu dengan sangat jelas sekali di depannya. Anto menunggu apa yang akan terbuat dari garis-garis yang sedang terbentuk dengn cepat itu. Anto yang melihatnya jadi sedikit pensaran pada bentuk yang sedang di terjadi di depannya. Di saat garis-garis putih itu semakin cepat, tiba-tiba cahaya yang menyilaukan datang ditengah pembentukan itu dan membuat Anto menutup matanya.
“Mm…” Anto dengan pelan membuka matanya. “Eh…!” Anto yang melihat dirinya sendiri di depannya. “Kenapa mirip sekali denganku…?” Anto yang melihat dirinya sendiri terbentuk dari garis tadi dan juga sangat persis sekali dengan dirinya. “Eh!” Anto sedikt kaget dengan bayangan di depannya yang megikuti gerakan sama persis. “Ini siapa?" Tanya Anto yang terus bergerak dan di ikuti persis oleh dirinya yang lain. "Kenapa aku bisa di sana dan juga matanya sama persis dengan mataku?” tanya Anto dengan yang bingung pada orang di depannya yang sama persis dengan dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
DNK • SLOTH SINN
next
2022-02-17
0