Ayahnya yang tidak mendengar anaknya menyahur sama sekali, langsung berlari ke kamar Anto karena tidak mendapat jawaban. Saat sampai di kamar Anto, ayahnya tidak menemukannya di kamarnnya, hingga dia turun ke bawah lalu langsung mengecek ruang keluarga. Sesampainya di sana, dia menemukan anaknya sedang asik membaca dengan snatai dan juga terlihat tidak peduli sama sekali padanya. "Anto ka...!" Ayahnya terdiam tidak melanjutkan perkataannya saat melihat Anto melihat ke arahnya dengan dingin dan tajam padanya.
“Berisiklah, Bisa diam tidak?” Minta Anto dengan sangat dingin sekali yang merasa terganggu dengan Ayahnya sendiri. Ayahnya yang melihat itu jadi terpaku diam di tempatnya dengan sangat merinding melihat anaknya sendiri menatap dirinya seperti itu. “Ayah, apa nama buku ini?” Tanya Anto dengan tatapan ekspresi sama.
Ayahnya menelan ludah saat melihat Anto yang seperti itu. “Itu komik!” Jawab Ayahnya dengan sangat lancar dan ketakutan saat melihat mata anaknya yang menatap dengan tajam sambil mmenahan merindingnya sekali. Setelah itu Anto berbalik melanjutkan membacanya dan mengabaikan Ayahnya.
Ayahnya yang diam di tempat jadi melihat Istrinya dalam Anto yang sama persis saat lagi di ganggu akan menjadi dingin dan menatap tajam. “apa yang terjadi? barusan kenapa dia seperti Ibunya?” Ayahnya yang kaget saat melihat mata Anaknya sambil mengingat tatapan Istrinya sendiri. Sementara itu, Anto yang masih sibuk dengan buku komiknya tidak memperdulikan hal lain, selain komiknya. Tapi beda dengan Ayahnya yang terus menatapinya dengan penuh penasaran pada Anaknya yang berubah drastis.
Anto yang membaca komik dan tidak peduli hal lainnya melirik Ayahnya yang melihat ke arahnya dengan cukup penasaran lalu jalan ke dekat sopa satunya dan duduk di sana. Ayahnya terus melihat dengan sangat tajam dan serius sekali padanya. "Apa yang Ayah lakukan?" Tanya Anto pada dirinya sendiri yang tidak mengerti dengan apa yang sedang Ayahnya lakukan. Tapi Anto tidak memperdukikan itu lagi dan lanjut membaca komiknya. Di sisi lain, Ayahnya jadi penasaran dengan anaknya sendiri yang berubah dalam beberapa jam terakhir dengan sangat cepat.
“Apa yang terjadi selama beberapa jam!?” Ayahnya bingung tidak mengetahui apa yang telah di lakukan anaknya selama beberapa jam terakhir. “Selama ini, dia normal-normal saja. Tapi s ejakpulang dari taman yang tidak jadi masuk, kenapa ini bisa terjadi! Apa yang terjadi?” Sambil mengingat kejadian di dekat gerbang taman. “Lagian juga, tadi aku ngapain juga pergi dari rumah!” Sambil mengingat saat berlari tanpa tujuan sama sekali. Ayah dan anak yang tidak jauh beda saat mencari sesuatu membuat mereka jadi salah paham dan mereka berdua sama sekali tidak menyadari itu. Setelah itu Ayahnya terus menatap Anto yang sedang baca bukunya. Memperhatikan anaknya yang tidak memperdulikannya dia yang menatapnya.
***
Setelah beberapa lama menatap Anto dan mengawasi Antoi, Ayahnya mulai merasa bosan karena tidak melakukan apapun. “Sebaiknya aku bikin kopi saja!” Pikirnya sambil beranjak berdiri lalu berjalan kearah dapur.
“Aku minta susu!” Minta Anto saat melihat ayahnya yang berdiri sambil menatap Ayahnya dengan serius. Ayahnya terdiam lagi saat melihat anaknya yang melihat dengan dingin dan tajam itu.
“Y, ya.” Jawab ayahnya dengan singkat dan sedikit terkejut dengan tingkah anaknya yang minta secara tiba- tiba “Apa yang ada di pikiriannya, kenapa dia bia menebak Kalau Aku mau ke dapur?” Tanya Ayahnya dengan membalas tatapan dengan penuh kecuriagaan.
“Kenapa Ayah terus menatapku gitu? Bisa Ayah lebih cepat buatkan aku susu?” Minta Anto yang masih menatap Ayahnya masih berdiri di tempatnya.
“Y, ya… Ayah akan segera buatkan!!” Sambil berjalan ke dapur denagn menggaruk kepelanya yang tidak gatal karena tingkah anaknya yang sangat berbeda sekali dari biasanya.
“Dan bawakan camilan Ayah!” Minta Anto lagi saat ayahnya masih separuh jalan menuju ke dapur. Ayahnya berbalik melihat kembali Anto yang masih duduk di sopa tanpa melihatnya.
"Anak ini mirip siapa sih? Seenaknya saja membuat ayahnya menjadi pelayan pribadinya!” Ayahnya jadi sedikit kesal pada anaknya sendiri yang meminta itu dan juga tidak bisa melawan sama sekali. Setelah itu, Ayahnya lanjut jalan lagi ke dapur. Sesampainya di dapur, Ayahnnya mulai memanaskan Air dengan menggunakan pemanas air listrik. Setelah selesai memanskan air, Ayahnya menyajikan kopi untuk dirinya dan susu untuk Anto, sambil menunggu Air mendidih.
Selama menunggu, Ayahnya jadi kepikiran bagaimana anaknya bisa berubah begitu cepat dalam beberapa jam saja seharian ini. “Kenapa aku bisa menuruti permintaan anakku!” Dengan kesal menunggu danl mengingat perilaku Anaknya sendiri. Ayahnya tersenyum tiba-tiba saat memikirkan itu. “Tapi kenapa anak ini mirip sekali denganmu?” Ayahnya tersenyum sendiri sambil membayangkan Istrinya “Ini mungkin yang di maksud dengan buah tidak jatuh terlalu jauh dari pohonnya” Mengingat Istrinya Marya.
“AYAH... APA SUDAH JADIII....?” Tanya Anto yang teriak dari ruang keluarga yang terdengar tidak sabaran.
“TUNGGUU...!” Timbal Ayahnya dengan teriakan juga dari dapur. Setelah panggilan itu, airnya sudah mendidih dan Ayah Anto langsung mengangkat panass air itu. Kemudian menuangkannya pada kopi dan susu yang telah di siapkannya. Setelah selesai itu, Ayahnya menyajikan camilan kemudan menaruhnya di nampan dan membawa ke ruang keluarga.
Anto yang di sana melihat ke Ayahnya yang datang dengan dingin dan tajam. “Ayah kenapa lama sekali, Ibu aja lebih gesit dari Ayah!!” Komen Anto yang membandingkan Ayahnya dengan Ibunya. Ayahnya jadi semakin kesal dengan perilaku tidak sopan anaknya yang membandingkan dirinya dengan Istrinya sendiri.
Ayah Anto yang mendengar itu tetap jalan ke meja keluarga di sana dan menaruh nampannya. “Jangan banyak bicara, ini susumu!” Ayahnya mengambilkan lalu menaruhnya di depannya Anto yang sedang asik membaca komik dengan merasa kesal pada Anaknya yang membandingkan kannya dengan Istrinya.
Anto yang meliha itu langsung melihat ke meja itu dan melepaskan komiknya. Anto mengambil susunya lalu menuupnya dengan pelan lalu meminumnya sedikit. Ayahnya yang melihat anaknya bisa melakukan itu jadi kaget sekali, karena biasanya anaknya itu akan meminta di tiupkan susuknya. Anto yang sudah selesai minum menaruh susunya lalu mengambil camilan dan buku komiknya lagi lalu melihat ke Ayahnya sambil tersenyum lebar. Ayahnya jadi tambah merinding saat melihat anaknya tiba-tiba tersenyum ceria begitu namun tidak berkata apa-apa. “Ayah! Apa Ayah masih punya yang lain buku ini?” Tanya Anto dengan ceria.
Ayahnya melihat ke Anto yang bertanta seperti itu padanya dengan reaksi tidak menuga kalau anaknya akan berubah jadi seperti biasanya lagi. “A, Ayah masih punya banyak lagi.” Jawab Ayahnya dengan beruaha santai sambil meminum kopinya sambil melihat Anto yang sedang duduk melihatnya.
Anto jadi terlihat senang sekali. “Bisa ayah tunjukan?” Tanya Anto lagi yang masih ceria sekali. Ayahnya jadi bingung dengan sikap anak dengan sangat serius sekali yang tidak tahu kenapa anaknya bisa berubah dengan cepat saat meminta itu
“Apa yang mau di lakukan anak ini?” Tanya Ayahnya saat Anto mulai menanyakan itu dengan merasa ada sesuatu yang akan terjadi. “La, lain kali saja, selesaikan baca itu dulu, setelah selesai, nanti Ayah akan berikan buku lainnya.” Jawab Ayahnya sambil ternyum yang sebenarnya memaksakan diri tersenyum pada Anto.
“Benarkah?” Anto langsung menatap ayahnya degan gembira.
“Tentu saja” Jawab ayahnya dengan singkat sambil tersenyum melihat Anto.
“Yeyy!” Anto melompat-lompat kegirangan di atas sopa. Ayahnya jadi tersenyum saat melihat anaknya yang seperti semula.
“Sepertinya dia masihlah anak-anak, tapi tatapanya itu mirip sekali denganmu marya.” Pikir Ayahnya sambil melihat Anto yang sedang melompat kegirangan dengan buku komiknya yang tidak di lepas dari tangannya “Anto berhenti melompat!” menyuruh Anto berhenti melompat dengan senyum pada Anaknnya. Tanpa Anto menjawab dia langsung duduk kemudian melanjutkan membaca komik yang dia pegang dengan wajah senang. “Sudah lama sekli sejak aku membelinya.” Melihat komik yang di baca Anto yang bercerita tentang Interstellar Adventurer.
Anto yang sudah tenang, lanjut membca komiknya dengan melihat ke Ayahnya yang senyum-senyum sendiri dengan mengambil camilan dan minum kopi dengan santai. “Kenapa Ayah senyum-senyum sendiri seperti itu?” Tanya Anto yang sedikit melirik Ayahnya sedang terlihat senang. Anto yang tidak tau harus berbuat apa, saat melihat Ayahnya senyum-senyum sendiri. Anto malah lanjut membaca komiknya sambil melirik Ayah sesekali.
***
Waktu berlalu mereka berdua ternggelam dalam kesibukan masing-masing. Anto masih sibuk membaca komik dan Ayahnya sedang menonton TV dengan santai dengan masih sisa camilan meja. Mereka berdua tidak menyadari waktu sudah sore dan mereka berdua masih berada di sopa, menikmati kesibukan masing-masing.
“Ibu pulang!” Suara dari depan pintu rumah. 'Eh!' bersamaan Anto dan Ayahnya. Mereka berdua meihat ke meja makan yang berantakan akibat sisa makanan yang masih berserakan.
“Ayah cepat bereskan ini semua!” Minta Anto yang melihat berantakan sekali meja di ruang keluarga. Tanpa pikir panjang, Ayahnya langsung membereskan semua bekas makanan yang ada di meja, kemudian cepat-cepat membawanya ke tempat pencucian di bagian dapur. Kurang dari 10 detik ayah sudah kembali ke ruang keluarga sambil menonton TV.
Di sisi lain Ibunya perlahan masuk dan langsung menuju ruang keluarga. “Kalian disini!” Sapa Ibunya yang melihat Suaminya duduk menonton TV dan Anaknya sedang rebahan di sopa sambil memegang buku.
“Ibu pulang?” Tanya Anto yang terlihat gembira sambil menatap Ibunya dari sopa. Ibunya melihat ke Anto yang ceria sekali dan Suaminya yangterlihat santai dan hanya meilirkanya lalu melihat ke TV lagi.
“Wah, wah, wah! sepertinya kamu juga ceria!” Timbal Ibunya saat melihat Anto yang gembira dari kejauhan. “Ibu ke kamar dulu ya ganti baju, sebaiknya kalian jangan membuat kekacauan?” Minta Ibunya dengan senyum pada Anto dan Suaminya yang terus menonton. Ibunya berbalik meninggalkan mereka berdua di sopa. Tapi, Ayah Anto mengikuti dari jauh dan memperhatikan Istrinya.
Setelah merasa aman, Ayah Anto kembali ke tempat pencucian dan dengan membersihkan semua bekas perabot makanan yang koto tadir. Kurang daro 1 menit akhirnya selesai membersihkan semua bekas alat makan tersebut. Setelah selesai, Ayah Anto kembali ke ruang keluarga dan duduk seolah-olah tidak ada yang terjadi dengan cepat.
Di saat Ibunya keluar dan berjalan ke rung keluarga, Anto dan Ayahnya kembali ke aktivitas mereka masing-masing supaya tidak uriga. “Sepertinya kalian cukup santai?” Tanya Ibu Anto yang keluar membawa handuk.
“Ya Bu, soalnya lagi seru-serunya.” Jawab Anto dengan wajah bahagia di wajahnya yang sedang duduk. Ibunya hanya tersenyum melihat anaknya yang terlihat senang dan juga Suaminya yang masih tenang saja di tempatnya.
“Kalau begitu, Ibu mandi dulu.” Sambil melangkah meinggalkan mereka berdua menuju kamar mandi. Ayah Anto yang baru saja balik dari dapur merasa kaget dan juga merasa lebih baik saat Anaknya berkompromi padanya dengan begitu lancar.
Di sisi lain, Anto menutup buku komiknya lalu melihat ke Ayahnya. “Ayah! aku sudah hampir selesai membacanya. Mana komik lanjutannya?” Tanya Anto yang pensaran sambil menatap Ayahnya. Ayahnya melijat ke Anto yang masih normal tatapannya dan tdak berubah sama sekali.
“Nanti Ayah kasih , sekarang selesaikan saja itu dulu, setelah itu Ayah akan memberikan buku lainnya.” Jawab Ayahnya sambil merubah saluran TV beberapa kali dan juga sedikit penasaran sama Anaknya yang mulai berubah. Tanpa Anto merespon, dia diam saja dan tidak bertanya lagi kemudian membuka buku komik itu lagi dan lanjut membacanya. Ayahnya yang sedikit penasaran dengan perubahan Anto yang tidak sedikit, menahan diri untuk bertanya pada Anaknya dan hanya melihat ke Anto yang fokus pada komiknya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Sang Pencipta
sopan santun nya kmna bngsd
2022-09-03
1
DNK • SLOTH SINN
next .
2022-02-16
0
mothur
bnyk betul yang typo
2022-01-26
0