“Apa jawabku salah ya?” Tanya Anto pada dirinya yang di tatap orang tuanya dengan sangat serius karena tidak mengerti dengan situasi yang sedang di hadapinya.
“Nak, Ibu akan jujur, sepertinya kamu semakin remaja saja!” Bicara Ibunya dengan suara lembut dengan tatapan serius pada Anto.
“Remaja! Apa maksudnya?” Tanya Anto yang masih bingung dengan perkataan ibunya. Kedua OrangTua nya melihat reaksi Anto seperti itu malah jadi tidak mengerti karena Anto yang bersikap berbeda lagi dari barusan yang terlihat gugup dan juga seperti memikirkan sesuatu.
“Ya, seperti yang Ibu katakan. Kamu sekarang remaja dalam hal mental.” Jawab Ibunya dengan serius sekali. Anto sama sekali tidak mengerti dengan penjelasan Ibunya yang terdengar asing baginya dan membuat berpikir sebentar.
“Aku tidak paham maksud Ibu sama sekali!” Jawab Anto sambil menggelengkan kepalanya karena dirinya jadi semakin bingung sekali dengan hal yang di katakan Ibunya.
“Sudah Bu, lihat anak kita, dia jadi semakin bingung tu!” Ayahanya mengingatkan kalau Anto semakin bingung dengan perkataan Ibunya. “Dia tidak paham dengan apa yang kamu katakan. Dia masih baru lencar bicara saja, percuma saja jika kamu bertanya dengan pertanyaan seperti itu.” Ayahnya menjelaskan pada Ibu Anto “Jika kita melanjutkan ini, anak kita akan semakin bingung saja.” Dengan tersenyum lembut pada Istrinya “Meski Anak kita terlihat seperti itu, dia tetap anak kita, jadi tidak perlu khawatir, ini belum saatnya dia pergi tinggalkan kita.” Dengan senyum menenangkan istrinya yang sanngat mengkhawatirkan Anakanya.
Anto jadi malah bertanya-tanya dengan perkataan Ayahnya sendiri yang masih tidak di mengertinya sama sekali. “Ayah! Apa yang Ayah jelaskan dari tadi? Aku tidak mengerti sama sekali.” Tanya Anto yang tidak paham sama perkataan Ayahnya sendiri. Ayahnya tersenyum pada Anto.
“Nak, sekarang kamu tidak akan paham sama sekali dengan apa yang Ayah dan Ibumu katakan. Tapi suatu saat kamu pasti paham, bukan…! Maksud Ayah kamu pasti akan paham dalam beberapa hari jika kamu membuka pintu yang Ayah kasi tau.” Jawabnya sambil menatap Anto dengan wajah serius dan senyum lembut. Anto terdiam masih tidak mengerti sama sekali.
“Apa yang Ayah bicarakan!?” Tanya Anto yang tidak mengerti sama sekali dengan perkataan ayahnya “Ayah, aku yang sekarang tidak mengerti dengan perkataan Ayah dan Ibu sama sekali. Kalau gitu aku akan membuka pintu itu besok dan mencari tahu apa maksud Ayah dan Ibu.” Kata Anto dengan tatapan yang masih sangat bingung sekali dan juga serius mengatakan hal tadi.
Setelah itu, Ayah dan Ibunya saling lihat sambil tersenyum lalu melihat lagi ke Anto yang menatapnya mereka dengan sangat bingung dengan apa yang mereka sedang lakukan. “Ayah, Ibu, Kenapa kalian saling tatap lagi?” Tanya Anto lagi yang bingung dengn kedua OrangTuanya yang saling tatap. kedua tersenyum lebar saat anak mereka bertanya dengan atusias dan juga ingin tahu lebih.
Ibunya malah bangun dari kursinya dengan senyum senang. “Ibu akan membuat makan malam dulu.” Sambil beranjak jalan masuk tanpa mengganti pakaiannya sama sekali. Anto dan Ayahnya hanya diam saja melihat itu dan tidak berkata apa-apa. Setelah itu, Ayahnya melihat ke Anto yang masih meliaht Ibunya ke dapur.
“Anto, spertinya kamu banyak belajar hari ini. Jadi apa yang kamu pelajari hari ini?” Tanya Ayahnya pada anak yang sedang menatapnya ke Ibunya dengan antusias dan juga masih kepikiran sama perkataan OrangTuanya tadi itu.
Anto berbalik melihat ke Ayahnya. “Aku tidak belajar apapun, Aku hanya menonton TV saja selama seharian ini.” Jawabnya dengan lancar sambil senyum kecil.
Ayahnya hanya menatap Anto dengan tajam dan dengan serius sekali pada Anto. “Ada apa dengan anak ini? Kenapa Jadi lancar sekali jawabnya. Tapi di saat yang bersamaan dia juga terlihat pintar?” Sambil melihat Anto dengan serius. “Apa mungkin Anak ini jenius?” Sambil melihat Anto yang dengan terus menerus.
“Kenapa Ayah menatapku seperti itu?" Anto merasa agak takut karena mata Ayahnya terlihat tajam sekali. "Apa ada sesuatu di wajahku.” Anto membersihkn wajahnya dengan tangannya tapi tidak ada apa pun sama sekali. “Meski Aku sudah mengusap wajahku, Ayah tetap menatapku. Apa ada sesuatu yang lain!" Anto bingung dengan sikap Ayahnya sendiri. "Kalau begitu!” Anto membalas melihat Ayahnya dengan sangat tajam. Ayahnya kaget saat Anto membalas menatapnya. Karena merasa sangat tertekan dengan Anaknya Ayah Anto jadi benhenti melihat ke arahnya dengan perasaan dingin saat melihat matanya yang tajam.
"Kenapa anak ini menatapku dengaan sangat menakutkan begitu, apa aku melakuan suatu kesalahan!” Tanya Ayahnya pada dirinya sendiri dengan kaget dan juga tidak menduga sama sekali karena dirinya tidak tahu kenapa anaknya menatap begitu tajam padanya. Ayahnya berdiri lalu melihat ke arah lain akrena tida sangguo melihat mara anaknya yang tajam. "Kalau gitu Ayah ke ruang keluarga dulu ya." Ayahnya meningalaknya sendiri di dapur. “Marya! Bisa buatkan kopi?” Tanya Ayahnya dengan suara teriakan sedang, sambil jalan meninggalkan ruang makan.
“Tunggu sebentar.” Jawab Istrinya dengan suara kecil dari dapur. Anto yang di lihat oleh Ayahnya tadi seperti itu, merasa baikan karena sudah berhenti di lihat denga tajam olehnya. Anto tetap diam di meja makan dengan mengambil buah di atas meja lalu makan selagi menunggu makan malam jad dengan tenang.
“Untung saja dia berhenti menatapku.” Ayahnya juga merasa aman menghindari tatapan dari anaknya sendiri karena merasa merinding. Di sisi lain, Ayah dan anak yang saling salah paham akan terus berlanjut hingga saatnya selesai. Keduanya tidak ada yang mengerti kenapa mereka jadi seperti itu.
***
Waktu telah berlalu, Anto selesai makan bersama OrangTua nya selesai makan malam. Seprti biasa, Anto naik duluan ke kamarnya dan langsung rebahan di kasurnya. “Ah… Selesai juga makan malam!” Sambil mengambil posisi tidur nyaman di kasurnya “Hari ini Aku sangat merasa sangat tenang sekali. Aku harap ini bisa berlanjut selamanya.” Sambil berbaring dan menutup matanya dan kemudian tertidur lelap setelah merasa meatanya berat.
Sementara itu di lantai bawah, Ibu Anto membereskan semua pelralatan yang lotor ke tempat pencucian dan menaruhnya di sana. Sedangkan Ayah Anto berada di ruang keluargg meninton TV yang acara berita. Ayah Anto santai di sana menonton berita dan tidak ada yang menggangunya. Namun Ostrnya tiba-tiba datang dan angsung duduk di sampingnya dengan tanpak khawatir. “Surya, apa yang terjadi dengan anak kita?” Tanya Marya yang terlihat khawatir sekali di ruang keluarga sambil ikut menonton TV dengan tidak fokus sama sekali.
Surya yang di tanya seperti itu melihat ke Istrinya yang tidak terlihat senang atau gembira sama sekali. “Kamu tidak perlu khawatir.” Jawabnya sambil tersenyum “Dia seorang jenius yang akan melampui kita suatu hari nanti, mungkin.” Menambahkan dengan kurang yakin juga.
Istrinya melihat dengan serius dan berusaha meyakinkannya. “Kamu mengatakannya seperti itu, Aku nggak bakalan percaya!” Marya melihat Suaminya yang mengatakan setengah-setengah dan juga masih ada keraguan pada dirinya membuatnya jadi tidak tenang.
“Maaf, maaf!” Surya langsung meminta maaf dengan cepat sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. istrinya bangun dari kusri saat melihat Suaminya yang terlihat tidak yakin seperti itu
“Aku akan duluan tidur.” Sambil pergi meninggalkan Suaminya yang grogi padanya. Surya yang melihat Istrinya seperti itu merasa harus berbuat sesuatu.
“Kamu tidak usah mengkhawatirkannya. Anak itu akan selalu baik-baik saja. Sebagai seorang Ayah, aku merasa dia akan menjadi bintang besar. Yah, mungkin lebih dari itu. itu yang kurasakan dari dirinya” Dengan melihat ke Istrinya yang berhenti jalan untuk mendengarkan perkatannya.
Istrinya langsung berbalik melihat ke Surya dengn tersenyum padanya. “Aku percaya.” Dengan wajah senyum kecil Marya keluar dari ruang keluarga lalu jalan ke kamar dengan tenang “Kamu masih sama seperti dulu.” Kata Marya saat baru setengah jalan dan bisa di dengat oleh Sutya yang melihatnya jalan.
“Hm! Apa maksudnya?” Tanya dirinya samnil melihat Istrinya yang keluar dari kamat itu. Surya diam di sopa dan mulai rebahan di sopa panjang itu. “Malam ini, aku akan di tidur disini saja!” Sambil mematikan TV dan juga dengan suasana hati damai.
Setelah keduanya bebicara sebentar, mereka berdua merasa lega dengan tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Anak mereka. Bagi keluarga ini. Hari ini adalah hari yang panjang bagi mereka berdua karena menemukan banyak hal. Dalam keheningan malam, mereka bertiga tidur lelap dengan rasa nyaman di tempat tidur masing-masing.
***
Pagi hari di rumah Anto dan malam pun tertinggal jauh. Anto perlaha membuka matanua. “Sudah pagi!” Guman Anto yang masih ngantuk sambil menguap dengan lebar lalu bangun perlahan. “Sebaiknya aku turun!” Dengan ceria Anto turu dari kasurnya dan melangkah ke pintu keluar lamatnya danlangsung jakan ke lantai bawah yang kemudian Anto jalan menuju ruang makan. “Hari ini, Akan ku buka pintu yang di maksud ayah.” Dengan senang sambil menguap di pertengahan jalan ke ruang makan..
Setelah Anto tiba di ruang makan, tidak ada siapapun di sana. “Kemana Ayah dan Ibu?” Tanya Anto sambil melihat sekeliling di ruang makan yang tidak ada siapa pun di sana. “Sebaiknya Aku duduk saja.” Anto berjalan ke meja makan dan kemudian duduk di kursi. Saat sudah naik kusinya Anto menemukan makananya di tutup. “Hm! Apa ini?” Tanya Anto sambil membuka tudung saji makanan di atas meja.
Anto melihat makanan di baliknya setelah di buka dan juga ada sebuah kertas kecil di sana. Anto langsung mengambil dan memahami apa yang tertulis di sana. {Maaf Ayah dan Ibu berangkat duluan. Ibu sudah masak sarapan untuk dan untuk makan siang kamu bisa ambil di kulkas} Pesan yang di taruh di atas meja makan.
“Ah... Ayah dan Ibu berangkat terlalu pagi.” Komen Anto sambil melihat makanan yang cuam ada beberapa dan hanya untuk sarapan saja. Anto mengambil roti yang ada di sana lalu “Study!” Ucapnya dengan jelas, kemudian Anto memperoleh cara pembuatan roti yang di pakainya sarapan itu. Anto teriam sambil melihat ke makananannya. “Selama ini, aku selalu mengucapkan Skilku. Apa aku bisa tanpa mengucapkan skil dan hanya membayangkannya saja?” Anto yang baru kepikiran sambil mengingat komik pertama yang dia baca, yang di dalamnya hanya perlu membayangkan cara memakai Skil.
Anto yang penasaran mengambil susu di dekat tudung saji yang telah di bukanya lalu megangnya kemudian fokus. “Study!” Dengan menggunkan imajinasinya Anto mengatakannya dengan jelas sekali. Namun setelah beberapa saat, tidak terjadi apapun. “Hm… Sepertinya tidak bi… Ouch!” Anto tidak melanjutkan perkataan karena tiba-tiba mendaptkan resep pembuatan Susu itu. “Kenapa sekarang sakit lagi kepalaku. Padahal sebelumnya tidak sakit, apa yang terjadi lagi?” Tanya Anto yang merasa sakit kepala lagi meski tidak terlalu sakit. “Sepertinya aku harus mempelajari skil ini lebih dalam lagi.” Sambil menahan rasa sakit kepalanya setelah menerima resep pembuatan susu.
Anto jadi yang telah selesai dengan ekperimen kecilnya, dan juga berhasil. Dia kemudian mulai sarapan dmengambil makanan itu, sambil mempelajatinya tanpa mengatakan Skilnya sama sekali dan hnay menggunakan Imajinasinya untuk menyebut nama Skil yang di gunakannya.
***
Setelah lebih dari 10 menit, Anto selesai sarapan. Anto kini duduk sendiri di keluarga. Anto merasa bosan karena tidak tahu harus apa. Dia melihat ke TV di depannya dan mulai mengambil remotnya. “Dalam eksperimen yang telah ku lakukan, semua berhasil dan juga bisa di bilang sangat sukses dan berjalan lancar. Tapi, aku seorang manusia yang di buat oleh manusia lainnya, apa mungkin aku bisa melihat diriku ini terbuat dari apa dan seperti apa prosesnya?" Tanya Anto yang sangat ingin tahu sambil menatap TV yang sedang menyiarkan berita tentang monster dan tidak bisa fokus menonton karena rasa ingin tahunya itu.
"Sebaiknya aku coba saja." Ucapnya sambil memegang kepalanya sendiri tanpa pikir panjang lagi “Study!” Dengan imajinasinya Anto mengucap Skilnya, namun malah Anto tidak merasakan apa pun setelah mencoba mempelajari pembuatan manusia itu. “Tidak terjadi apa-apa. Apa mungkin mahluk hidup tidak bisa di pelajari sama sekali!” Anto yang sudah menduga dan juga merasa kecewa dengan hasil kali ini tidak sesuai harapannya. “Ini...!” Anto medapat semua informasi mengenai tubuhnya sendiri dan proses pembuatan manusia dari awal hingga akhir. “Ini bukan sesuati di pelajari Anak kecil sepertiku. Seperinya Aku mendapat susuatu yang seharusnya bukan di pelajari di usiaku sekrang.” Anto menundukkan kepalanya yang sudah terlanjur paham tentang proses pembuatan manusia dari awal hingga akhir. (yah kalian pasti ngertilah maksudnya dengan apa yang di maksud Anto)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
𝑲𝑎𝑛𝑔 𝑮𝑎𝑏𝑢𝑡
bagus kok cuma perasaaan ku doang atau emang kesleo ini alurnya
2022-11-05
0
Kaylha✌️✌️
😯😯
2022-10-08
0
DNK • SLOTH SINN
next .
2022-02-16
0