salah

Hampir setengah jam pasangan muda itu adu mulut dan adu ketangkasan, hingga mereka memutuskan untuk tidur disatu ranjang yang sama.

Awalnya Yuriel menolak, namun mengingat dirinya sudah sangat lelah dan mengantuk, akhirnya ia pasrah.

Suasana malam terasa hening, Yuriel tidur disisi ranjang sebelah kanan, dan menjaga jaraknya dengan Rezi yang tidur di sisi sebelah kiri.

Suasana malam semakin dingin, Yuriel terus menutupi betisnya yang kedinginan, bagaimana tidak?, Yuriel tidur hanya dengan menggunakan kimono handuk karna semua pakaian-nya masih ada di lantai bawah, ban Anna itu wanita yang pintar.

Dengan sengaja Anna mengatur AC dengan suhu paling dingin lalu membawa remotnya pergi, serta dalam kamar itu hanya ada satu bantal dan satu selimut kecil.

Yuriel memutuskan untuk menggunakan bantal dan Rezi yang akan pakai selimut, karna kalau Yuriel tidak pakai bantal, lehernya akan sangat sakit.

Begitu pula dengan Rezi, Walaupun tubuhnya terasa hangat namun tangan-nya kebas karna Rezi menggunakan tangan sebagai pengganti bantal.

Rezi membalikan tubuhnya, dilihatnya Yuriel tidur membelakangi, nampak bantal yang sedang dipakai Yuriel tersisa sedikit, Awalnya Rezi ragu, haruskah dia mendekati Yuriel?, Rezi tampak berpikir sejenak, tak ada pilihan lain, wanita itu adalah miliknya, jadi bukan masalah besar untuknya menyentuh tubuh Yuriel, pada akhirnya Rezi mendekat lalu mereka memakai bantal yang sama.

Jarak mereka begitu dekat, sampai-sampai rambut harum Yuriel tercium olehnya.

Yuriel membuka matanya kala rasa hangat itu ada dibelakang-nya, Yuriel berbalik lalu ikut masuk kedalam selimut, rasanya sangat hangat dan nyaman.

Jantungnya berdegup sangat kencang, walaupun mereka suami istri sah, namun mereka menikah karna sebuah perjodohan, apakah pantas Yuriel nyosor duluan?.

Setelah menguatkan hati dan pikiran, Yuriel mengangkat tangan-nya lalu memeluk tubuh Rezi erat, tubuhnya mulai mencari kehangatan dari dada bidang pria yang siang tadi menikahinya itu.

Merasakan tangan lembut nan halus itu membuat Rezi terbangun kembali, manik matanya menatap gadis yang sedang memeluk tubuhnya erat, rasanya sangat hangat dan nyaman, Rezi akhirnya membalas pelukan Yuriel lalu membawa tubuh kecil itu kedalam dekapan hangatnya.

Walaupun Yuriel sadar kalau mereka sungguh sangat dekat, tapi dia tak ingin kehilangan momen ini, pernikahan-nya bagaikan sebuah simbiosis yang saling membutuhkan dan menguntungkan.

Mata gadis itu perlahan terbuka kala mendengar suara ketukan dari arah pintu, Yuriel benar membuka matanya, gadis itu menatap wajah pria tampan yang ada didepan-nya, Ingin kaget namun sudah terlanjur tau.

Yuruel bangkit hendak mendekati pintu, namun sebelum pergi tangan-nya terulur untuk menutupi seluruh tubuh Rezi dengan selimut.

"Mah buka pintunya, Yuriel udah bangun" seru Yuriel sambil mengetuk pintu itu pelan, Perlahan pintu kamar itu terbuka.

"Ya ampun, kamu diapain aja sama Rezi?" seru Anna saat melihat menantunya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, Rambut coklatnya berantakan karna semalam habis main jambak-jambakan dengan Rezi, tubuhnya penuh dengan memar karna semalam saling mencubit untuk memperebutkan kubu kekuasaan.

"Pasti Rezi ganas banget ya semalam" ujar Anna, sebuah bayangan yang dibayangkan Anna sangat jauh dengan kejadian yang sesungguhnya.

Yuriel nampak kebingungan dengan pertanyaan itu, pikiran-nya masihlah sangat polos sampai tak mengerti dengan apa yang dikatakan Anna, "Emmm... iya, Semalem Yuriel sampai berdarah-darah" jawabnya dengan pikiran darah mengalir dikalinya saat jatuh dari kasur karna tersenggol Rezi.

Anna nampak cekikikan dengan jawaban sang menantu, mendengar itu dirinya merasa sangat puas. perjodohan ini tak akan berakhir sia-sia.

"Pertama emang gitu, Sakit, perih, terus keluar darah, tapi kalau udah beberapa kali gak sakit lagi kok, yaudah, sekarang bangunin Rezi terus bersih-bersih abis itu turun, kita makan" ujar Anna dengan senyuman yang tak luntur-luntur.

Slepas Anna pergi Yuriel segera menutup pintu lalu kembali mendekati ranjang, 'kalau pertama sakit, tapi kalau udah beberapa kali gak sakit lagi kok' batin-nya terus meresapi jawaban dari Anna tadi.

Yuriel mengedarkan pandangan ke sekeliling.

Dilihatnya Rezi sudah terbangun, "Memangnya kalau jatuh beberapa kali gak akan sakit?" tanya Yuriel pada Rezi.

"Siapa yang bilang?"

"Mamah"

"Memangnya tadi kalian bicara apa?"

"Tadi itu mama nanya gini, 'Rezi semalem ganas banget ya?' terus aku jawab, 'iya mah, malahan aku sampe berdarah-darah', terus mama bilang lagi 'pertama emang gitu, tapi kalau udah beberapa kali gak sakit lagi kok', memangnya kalau jatuh beberapa kali gak bakalan sakit?" tanya Yuriel lagi.

Tau akan maksud dari ucapan ibunya, Rezi menepuk dahinya kasar, mungkin sekarang Anna berpikir kalau sesuatu yang liar itu terjadi antara Yuriel dan dirinya tadi malam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!