Mata gadis kecil itu nampak sayu, tubuhnya yang kecil sudah sangat lemas dan tak kuat untuk hanya sekedar berdiri.
Yuriel membaringkan tubuhnya diatas sofa, entah apa yang ia rasakan ini, perutnya seperti diperas habis, sesekali Yuriel meneguk secangkir air untuk menghilangkan rasa mualnya.
Tangan kekar itu beralih dari layar ponsel, mengusap dan memijat kepala autor yang cenat cenut. Pria yang usianya sudah hampir 50 tahun itu masihlah sangat gagah, wajahnya bersih tanpa kerutan sedikitpun.
Beruntungn-nya Yuriel mendapatkan mertua sebaik Zidan, pria yang sudah menganggapnya sebagai putri sendiri, tak jarang Zidan selalu memarahi Rezi bila sedang adu cek cok dengan Yuriel, entah mengapa pria itu selalu mendukung Yuriel, walaupun jelas-jelas Yuriel lah yang bersalah dalam hal tersebut.
"Gimana udah enakan?" tanya Anna sambil dirinya masuk kedalam kamar, wanita itu nampak membawa sebuah baki yang berisi teh hangat dan air putih.
Yuriel hanya bisa mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari mertuanya itu.
Dengan telaten Anna dan Zidan membantu Yuriel untuk meminum teh hangat yang dibawa Anna.
Begitulah, tanpa adanya Rezi, kehidupan Yuriel bak seorang putri, walaupun harta tak terhingga, tapi rasa sayang yang paling berharga.
Tak lama dua pria muda itu masuk kedalam kamar, Rezi masih saja melamun kosong sejak Zidan memberitahunya kalau Yuriel diperkirakan sedang hamil.
Bagaimana mungkin itu terjadi?, bukankah untuk memiliki seorang anak, haruslah ada proses yang menyatukan dua pasangan?. Rezi tak habis pikir, Kalau Yuriel benar hamil, anak itu anak siapa?.
"Kita bawa Yuriel ke rumah sakit saja, biar kita bisa tau kalau Yuriel beneran hamil apa engga" usul Anna, mendengar itu membuat Yuriel membelalakan mata, Hamil?, batin-nya masih tak mengerti dengan apa yang didengarnya barusan.
"Gak usah mah, ini cuman masuk angin biasa kok, palingan besok juga udah enakan" tolak Yuriel.
Kenapa Yuriel menolak?, apa mungkin Yuriel beneran hamil anak pria lain?, terka Rezi masih dalam lamunan-nya.
"Lebih baik kita ikuti saja kata mama, biar semuanya jelas" timpal Rezi mendukung keputusan ibunya.
Yuriel menatap suaminya dengan tatapan heran, kenapa suaminya itu malah menganjurkan untuk ke rumah sakit?, bukankah Rezi tahu kalau kalau Yuriel tak mungkin hamil. Yuriel terus memperdalam tatapan-nya, mungkinkah Rezi takut bila Yuriel benar hamil anak orang lain?.
"Ya, ayo kita ke rumah sakit" ujar Yuriel yakin.
Dari pada dituduh hamil anak orang lain, lebih baik periksa saja agar semuanya jelas.
…
Kini mereka sudah sampai diruang tunggu dokter kandungan, karna tidak ada temu janji dengan dokter, akhirnya mereka harus mengantri untuk mendapatkan giliran.
Tak lama wanita yang mereka kenal keluar dari ruang dokter kandungan, Eliza, wanita paruh baya itu juga pergi ke dokter kandungan, untuk apa?.
"Kalian semua disini" ucap Eliza sambil mendekati besan-nya.
"Harusnya kami yang nanya, kamu ngapain disini, mungkin kamu salah tempat El, harusnya udah tua ginimah ke poli sendi dan tulang, bukan ke dokter kandungan" Sahut Zidan.
Eliza sedikit terkikik karna dirinya juga tak mengirakan kalau akan periksa di dokter kandungan.
"Minta doa yang terbaik aja" sahut Eliza sambil tersenyum penuh arti.
Tak lama nama Yuriel dipanggil dari dalam ruangan, "Zi temani istrimu sana" suruh Anna.
Rezi akhirnya terpaksa ikut masuk kedalam ruangan.
Dokter wanita menyambutnya dengan ramah.
"Udah berapa hari telat datang haid" tanya dokter wanita itu.
Yuriel nampak berpikir sejenak, "Mungkin dua minggu" jawabnya. memang akhir-akhir ini siklus haid Yuriel kurang menentu, Mungkin karna pengaruh dari obat KB.
Dokter wanita itu tampak tersenyum, "Kalau udah dua minggumah pasti jadi" ujar dokter itu. "Tapi untuk memastikan, kita lakukan tes urin dulu, Besok hasilnya bisa diambil" timpal dokter itu.
Yuriel dan Rezi hanya mengangguk, apapun yang akan dokter lakukan, mereka akan pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments