Dengan bibir yang masih mengerucut, Yuriel berjalan ditrotoar yang sepi, batin-nya terus merutuki pria yang baru saja ia temui.
Tangan-nya mencengkram kuat kertas yang ada ditangan, mengingat wajah pria itu saja sudah membuatnya mual, memang Yuriel mengaku kalau dirinya yang salah, namun setidaknya pria tadi membantunya sebagai rasa kemanusiaan, bukan mengejeknya dengan menyebutnya si mata empat.
"Yuriel" panggil seseorang.
Seketika mata bening dibalik kaca mata itu mulai mencari asal suara, saat Yuriel berbalik, dilihatnya Siska mendekat, Siska adalah satu-satunya sahabat yang Yuriel miliki.
"Kenapa tuh muka, kelindes truk ya?" canda Siska.
"Tadi itu, aku ketemu cowok nyebelin banget," ujar Yuriel pada sahabatnya.
"Nyebelin, apa nengengin?" ejek Siska sambil menyenggol-nyenggol bahu Yuriel pelan.
"Tadi itu beneran nyebelin, karna kamu aku jadi makin kesel deh" ujar Yuriel.
"Sabar, inget, benci sama cinta itu bedanya dikit banget, sekarang aja ngomongnya sebel, tau-tau nantinya jadi suka" ujar Siska
"Amit-amit" seru Yuriel.
Mereka terus melanjutkan langkah, sesekali bercanda layaknya sahabat pada umumnya, Yuriel sangat senang karna di dunia ini ada yang ingin berteman dengan-nya, awalnya Yuriel pernah tidak percaya diri ketika keluar dari rumah, dirinya hanya wanita berkaca mata, pikir Yuriel kala itu, tapi setelah bertemu dengan Siska, semuanya berubah, menjadi wanita berkaca mata tidaklah buruk.
Suara klakson mobil terdengar begitu jelas, mengagetkan dua sahabat yang masih senang bercanda itu, Yuriel dan Siska berbalik, dilihatnya mobil warna hitam itu mendekat dan berhenti di dekat mereka, lalu salah satu kaca mobil terbuka.
"Yuk naik" ajak Eliza pada putrinya.
"Mau kemana mah?" tanya Yuriel.
"Nanti juga tau, Siska sekalian ikut aja yuk, biar seru" ajak Eliza pada sahabat putrinya.
"Maaf tante, Siska udah ditungguin sama mama dirumah" jawab Siska tak enak hati.
"Yah padahla kalau rame makin seru"
"Gak bisa tante, kalau gitu Siska duluan tante, aku pergi duluan ya" pamit Siska pada sahabatnya.
Setelah Siska benar-benar pergi, Yuriel segera masuk kedalam mobil, didalam mobil suasana nampak sepi, Ardi fokus pada jalan, begitu pula dengan Eliza, sedangkan Yuriel, gadis cantik itu terus menatap kertas ditangan-nya.
Menghapal setiap isi dari tulisan yang ada di sana, karna waktu lomba yang makin dekat, membuat Yuriel harus belajar lebih giat.
Tak lama mobil itu berhenti didepan sebuah restoran, mereka segera turun dari dalam mobil, "Kita mau makan?, ini baru jam setengah sepuluh loh" ujar Yuriel heran.
"Enggak, kita gak akan makan" jawab Eliza.
"Terus kesini mau apa kalau gak makan?"
"Nanti juga kamu tau" ujar Eliza dengan senyuman penuh arti.
Mereka segera masuk kedalam restoran, seorang pelayan mendekat kearah mereka, lalu mengantar mereka pada meja yang sudah dipesan sebelumnya.
Tak berselang lama, beberapa minuman dan camilan sudah tersedia. Ardi dan Eliza kini tengah berbincang-bincang tentang masalah yang Yuriel tak mengerti.
Gadis manis itu kembali menghapal tulisan yang ada dilembaran kertas.
"Tuh mereka sudah pada dateng" seru Ardi sambil melihat kearah pintu masuk.
Yuriel juga mengikuti arah pandang orang tuanya, dilihatnya sepasang suami istri itu mendekat kearah mereka.
"Apa kabar, udah lama banget kita gak ketemu" seru Anna girang, setelah 22 tahun tidak bertemu secara langsung, akhirnya kini mereka bisa bersama lagi.
"Baik kok baik" jawab Eliza.
"Wah ini Yuriel ya?, sekarang udah besar ya, padahal dulu waktu bak Eliza pindah, Yuriel masih bisa digendong, sekarang Yuriel udah dewasa aja" ujar Anna sambil mengelus kepala Yuriel lembut.
"Iya, gak kerasa, udah 22 tahun aja sejak aku pindah ke luar negri" ujar Eliza. "Oh... ia, Rezi mana?, gak dateng ya" tanya Eliza lagi.
"Tenang, Rezi pasti dateng, pasti" ujar Anna dengan senyum penuh arti, bukan Anna kalau tidak bisa mendesak orang lain untuk mengikuti kemauan-nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments