kegundahan sebelum pernikahan

Rasa yang hanya dirasakan saat memulai suatu hubungan dengan berlandaskan perjodohan, pastilah rasa gemetar dan menolak. Begitu pula dengan apa yang dirasakan Yuriel saat ini, kini dirinya tak dapat berkutip apa-apa lagi, gadis kecil itu telah menjadi jodoh orang lain.

Semakin cepat waktu berganti, semakin dekat waktu menuju hari pernikahan.

Pernikahan yang akan dilakukan beberapa hari lagi, tentu membuat Yuriel sangat gugup dan tertekan, dirinya kini tidak dapat melakukan apa-apa lagi, selain pasrah menjalani pernikahan diatas perjodohan ini.

Manik mata gadis cantik itu menatap foto bayi laki-laki yang ada diatas meja, mungkin inilah saatnya melupakan si pemilik wajah, bagaimanapun juga, Dirinya kini telah dijodohkan dengan orang lain, lambat laun dia harus bisa menjalaninya dengan suka cita.

Lalu usapan lembut itu menyapa helayan di rambutnya, rambut coklat berkilau itu nampak indah bila digerai sempurna.

Yuriel menoleh, menatap wanita yang berdiri dibelakangnya.

"Ada masalah apa?" tanya Eliza lalu duduk disamping putrinya.

Yuriel menyandarkan kepalanya pada pundak sang ibu, rasa gelisah masih sangat ia rasakan. Dalam waktu dekat ini dia akan pergi, menjalani kehidupan-nya sendiri, apakah Yuriel akan mampu?.

"Mah sebenernya bayi ini siapa?" tanya Yuriel

"Lambat laun kamu akan tahu, bayi itu adalah orang yang telah ditakdirkan untukmu, biarlah waktu yang akan menjawab" ujar Eliza lirih, putri kecilnya kini akan segera menikah, Pastilah rasa bahagia dan kesedihan bercampur menjadi satu, mengingat dirinya hanya memiliki satu buah hati, pastilah rasa takut kehilangan itu ada.

Takdir?, ada apa dengan takdir ini, kini Yuriel akan segera menikah, bagaimana mungkin takdir itu bisa terjadi. Pikir Yuriel yang belum bisa memahami ucapan sang ibunda.

Eliza menyeka air mata yang jatuh membasahi pipi, tak bisa dibayangkan saat nanti Yuriel benar-benar pergi, dirinya dan Ardi akan sangat kesepian.

"Mah kalau Yuriel sudah menikah nanti, boleh Yuriel tinggal disini?"

Eliza tersentak mendengar ucapan putrinya, kalau itu memang bisa, dia sangat ingin Yuriel tinggal dengan-nya, namun setelah menikah nanti, Eliza tak bisa apa-apa, putrinya akan menjadi milik orang lain, Apakah dia masih berhak?.

"Setelah menikah, kamu akan menjadi milik orang lain, Mama tidak bisa memaksakan kehendak kecuali suamimu nanti menyetujuinya, kamu harus ingat, Setelah menikah, Ridho Alloh ada pada ridho suami." ujar Eliza, Tangan-nya kembali mengelus kepala Yuriel lembut, sulit rasanya memberikan pengertian pada putri kecilnya itu.

Yuriel masih terlalu muda.

Perlahan Yuriel paham dengan apa yang dikatakan ibunya, ucapan Eliza seperti ingin menyuruh Yuriel pergi, namun Yuriel juga mengerti, ibunya berkata seperti itu karna ingin mendidiknya menjadi seorang yang lebih dewasa.

"Tapi kalau kapan-kapan kamu kangen sama mama, pintu rumah ini akan selalu terbuka" ujar Eliza.

Rona bahagia terlukis diwajah cantik Yuriel, walaupun pernikahan itu berawal dari sebuah perjodohan, namun Yuriel bahagia bila ibunya ikut bahagia.

Yuriel ingin pernikahan-nya tidak seperti pernikahan berlandaskan perjodohan pada umumnya, namun yang Yuriel inginkan adalah kehidupan pernikahan-nya nanti mengalir dan mengikuti arus takdir.

Untuk apa melawan arus kalau mengikutinya juga akan sulit?, lebih baik pasrah dari pada memberontak, lebih baik menyakiti diri sendiri dari pada harus menyakiti orang lain.

Tekad Yuriel kuat, rasa ingin membahagiakan orang tuanya terlukis jelas. Pengorbanan yang Yuriel berikan akan menjadi sebuah awal dari kehidupan yang lebih baik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!