Teka-teki

Bagi mu ini hal yang menyenangkan nona, tapi tidak bagiku. Ini semua jadi ranjau bagiku. huuu huhhuuu. Anne terisak di dalam hati.

"Apa kau benar-benar tak bisa membantu ku kali ini Anne?" . Syedza menunjuk ke lemari itu.

"Maaf nona, aku bekerja atas izin dan kemauan tuan muda, nona".

"Heiii!! Kenapa kalian semua terpengaruh oleh Moehe. Kemarin Fram yang menyatakan hal itu pada ku. Kalian semua benar-benar kompak ya?". Sarkas Syedza sambil bertepuk tangan

Anne hanya menunduk mendengar hal itu.

"Anne..!" Sapa Syedza menurunkan intonasi suaranya

"Iya nona". Jawab anne sopan

"Kau tak perlu patuh pada ku seperti yang kau lakukan pada Moehe. Aku di sini hanya mencari teman, bukan mencari jabatan yang lain". Syedza tersenyum ramah

"Iya nona". Anne hanya bisa mengangguk mencari aman

"Kau lihat aku di sini tak memiliki siapa-siapa yang bisa berpihak ke pada ku". Ucap Syedza mengiba

Sungguh malang nasib mu nona. Batin Anne

"Kau lihat semua orang suruhan Moehe, mereka semua kaku. Apa lagi Fram si otak baja itu". Ucap Syedza mengiba, bulir jernih telah mengalir di sudut mata Moehe kali ini.

Nona ini ada benarnya juga, harapannya cuma ada pada ku, hanya aku satu-satunya wanita yang ada di rumah ini selain nona. Setidaknya aku bisa sebagai tempat nona berbagi cerita, Aku sebagai pendengar yang baik bagi nona hal itu mungkin sudah cukup. Batin Anne

"Baik nona, kalau kau butuh sesuatu kau bisa memanggil aku". Ucap Anne sedikit tersenyum

"Gitu dong Anne, Aku bisa lega dengan melihat kau tersenyum sedikit saja". Syedza menyenggol lengan Anne tersenyum senang

"Terima kasih tuhan, Akhirnya kau mengirimkan seorang Peri untuk ku selama bertahan hidup di rumah ini". Ucap Syedza mengusap-usap muka dengan tangan nya

"Nona, aku mohon jangan berlebihan seperti itu". Protes Anne merasa tidak pantas untuk diperlakukan seperti itu.

"Setidaknya kau bisa menyadarkan ku kalau di rumah ini masih ada manusia yang berhati manusia sesungguhnya. Hahahaha". Syedza tertawa lepas, sepertinya ia benar-benar senang mengenal Anne

Nona sepertinya sangat senang mengenali saya. Aahhh Bicara apa aku ini? Bagaimana aku bisa berteman dengan orang terpandang dan kaya raya seperti nona ini. Batin Anne

"Anne kau melamun?. Kau jangan seperti mereka-mereka ya". Syedza menunjuk ke arah pintu kamar

Kemudian melanjutkan,

"Apa lagi seperti MOEHE GILA itu"

Degggg. Gelapp..

"Anne...! Apa yang terjadi? Bagaimana bisa lampunya mati lagi?". Teriak Syedza ketakutan

Aneh sekali. Bagaimana lampu ini bisa padam lagi? Kamar ini sepertinya sedang bermain-main dengan ku. Batin Syedza

"Anne kau di sana? Bantu aku hidupkan lampunya". Titah Syedza

Anne tidak melakukan apapun

Bagaimana ini? Jika aku menyalakan lampu itu lagi, nanti nona akan tau aku mengetahui semua kata sandi di kamar ini. Anne berpikir keras bagaimana cara yang tepat agar tidak ketahuan oleh nona yang ada dihadapan nya itu

"Anne apa kau mendengarkan aku?" Tanya Syedza menyadarkan Anne

"Seperti yang aku bilang tadi nona, kamar ini memiliki sidik jari dan kata sandi. Apa yang diucapkan nona mungkin saja sesuai dengan salah satu kata sandi itu, sehingga sedikit saja nona salah sebut akan ada yang berubah dari kamar ini". Jelas Anne pada Syedza

"Memang tadi aku menyebut kata apa Anne? Sehingga lampunya tiba-tiba padam begini?". Tanya Syedza penasaran

"Coba nona menyebut kata apa saja seperti kata sandi yang nona sebut tadi juga tak apa-apa, siapa tau bisa mengubah sesuatu dari kamar ini nona". Pinta Anne

Ayo ucapkan lah sesuatu nona, agar aku bisa menyalakankan lampu itu. Batin Anne berharap

"Baiklah akan ku coba". Ucap Syedza tergesa

"Moehe!! Moehe!!!"

Dalam waktu bersamaan Anne memencet tombol remote untuk menyalakan lampu itu.

"Yeeyy Lampunya nyala". Sorak Syedza.

"Bagaimana bisa, menyebut namanya saja lampu itu dengan cepat menyala. Apa Moehe tak ada kerjaan? sampai ia berpikir serumit ini untuk mengerjai ku". Gerutu Syedza kesal, sepertinya akalnya tak bisa berpikir normal lagi.

"Dasar manusia gila!. Moehe Gila! Moehe GILA!"

Degggg. .. Lampu itu padam seketika.

"Haaaah? Padam lagi?" . Syedza terkejut

Ammmpuuun nona! Jangan membuat aku kesusahan begini nona! . Batin Anne ingin sekali berteriak saat ini.

"Oohh berarti dengan menyebut nama 'Moehe gila' lampunya akan padam. Aku jadi tau satu teka-teki yang dibuat Moehe di kamar ini". Sorak Syedza senang saat mengetahui sesuatu

Apa nona ini orang jenius? Mati aku! Aku bisa dituduh yang membocorkan semua rahasia ini. Habis lah kau Anne. Habislah! . Batin Anne ketakutan

"Kau lihat Anne, sekarang aku yang memiliki kemampuan sulap. Aku akan menyebut nama manusia gila itu lagi untuk menyalakan lampu ini. Lihatlah Anne!". Ucap Syedza dengan nada bahagia, ia ingin menunjukkan kemampuannya seperti sang pesulap profesional

Dengan cepat Anne memegang tombol remote yang ada di sakunya

"Moehe!! Moehe!! Moehe!!" Teriak Syedza

dengan bersamaan Anne juga memencet tombol on pada remote itu.

"Yeeeyyy. Lampunya nyala lagi". Sorak Syedza bertepuk tangan

Kalau begini bukan kau yang dikerjai tuan muda, nona. Tapi aku. Uuuu uuuuuh. Anne terisak di dalam hati.

"Aah nona, aku akan membereskan kamar ini". Anne berjalan ke arah sofa yang mana di sana baju-baju berserakan di lantai.

"Anne aku bisa membereskannya nanti, setelah aku menemukan pakaian yang cocok untukku pakai saat ini" . Ucap Syedza berharap Anne bisa membukalan nya satu lemari saja untuknya

Sebenarnya Syedza tau Anne mengetahui semua seluk beluk kamar ini

Mana mungkin ia tak tau apapun tentang kamar ini. Mungkin nanti aku bisa mengajaknya untuk buka mulut secara pelan-pelan. Batin Syedza.

"Saya akan membereskannya nona, ini merupakan bagian dari tugas saya. Nona istirahatlah ini sudah terlalu malam nona". Pinta Annne

Istirahatlah nona, jangan membuat aku lebih sulit lagi. Batin Anne masib mengiba

"Anne apa aku boleh meminjam baju mu. Bajunya yang panjangnya sampai segini". Syedza menunjukkan mata kakinya dan lengan nya

"saya tidak punya nona". jawab Anne lagi

"Kau bercanda ya, bagaimana bisa kau tak mempunyai baju". Sarkas Syedza menatap Anne

"Baju saya ukurannya tidak cocok pada nona, saya gendut nona". Anne mencari alasan lagi

"Tidak masalah Anne!". Tegas Syedza

"Baju aku tidak cocok untuk nona, baju ku hanya baju murah yang berbahan kasar nona". Jawab Anne mencari alasan lagi

Aku mohon nona, berhentilah berpikir yang tidak-tidak. Batin Anne

"Kau memang orang yang pelit Anne. Tapi tak apa-apa lah, setidaknya kau tidak berhati baja seperti mereka. Aku hanya punya kau di sini Anne". Ucap Syedza menyenggol siku Anne.

Apa yang akan Syedza lakukan selanjutnya?

Ikuti terus alur cerita berikutnya ya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!