Anne masih merapikan baju-baju yang disebarkan Syedza ke lantai tadi. Syedza berhambur naik ke atas ranjang dan meringkuk di dalam selimut tebal itu, Ia menerawang jauh ke atas, memikirkan apa jurus berikutnya yang ia pakai untuk memecahkan teka-teki kamar ini.
"Anne!"
"Iya nona!". Sahut anne berjalan ke arah Syedza
"Dimana ponsel mu? ". Tanya Syedza
"Ini nona". Anne menunjukkan saku sebelah kirinya.
"Apa bisa kau membantu ku menghubungi tuan muda mu itu, Anne?". Pinta Syedza
"Maaf nona kenapa tidak nona saja yang menghubungi nya sendiri". Anne mencari alasan agar bisa dalam posisi aman
Jangan nona aku mohon jangan! Aku bisa dalam bahaya jika kau bersikeras dengan kemauan mu itu nona. Batin Anne ketakutan
"Anne kau jangan ketakutan begitu, Aku jadi merasa bersalah kepada mu jika kau bersikap begitu". Tegur Syedza melihat wajah Anne berubah menjadi pucat.
"Tidak nona, saya hanya takut mengganggu jam Kerja tuan muda jika saya nelponnya sekarang". Jawab Anne gugup
#Flashback on#
"Kalian paham apa tugas kalian masing-masing?". Suara Moehe menggema di udara
"Siap tuan!". Ucap orang suruhan Moehe serentak
"Satu lagi, jangan pernah kalian meminjamkan nona barang pribadi kalian tanpa izin dari saya. Kecuali itu berhubungan langsung dengan nyawa nona". Tegas Moehe menutup briefing sore itu, sesaat setelah Moehe pulang dari kantornya untuk pertama kali.
#Flashback off#
Pernyataan Moehe tadi terngiang-ngiang di telinga Anne, saat Syedza ingin meminjam ponsel pribadi Anne, sontak membuat Anne kaget.
"Anne, tenanglah aku yang akan bicara dengan nya, bukan kau. Aku hanya ingin meminjam ponsel mu sebentar saja Anne, hanya sebentar, kau jangan peli-pelit amat Anne". Kedip Syedza dengan menyerngitkan mata sebelahnya
"Ta.. tapi.. nona tu___". Kalimat Anne terpotong oleh kata-kata syedza
"Sudahlah. Sini.." Syedza merampas ponsel disaku kiri Anne
Anne hanya bisa diam, bingung mau bagaimana lagi
"Nona, aku bisa mati kalau kau keras begini". Rayu Anne mengiba
"Aku yang bertanggung jawab, Anne. Tenang lah". Ucap Syedza menenangkan Anne
Syedza mengusap-usap layar ponsel Anne,
'Wajah tidak ditemukan'
Ternyata ia memakai kunci ponselnya dengan deteksi wajah. Ini sangat mudah sekali. Yeeeey!. Batin Syedza
"Anne, lihat sini! lihat sini". Pinta Syedza mengangkat ponsel ke arah wajah Anne
Anne menengadahkan Wajahnya.
Tiiiitt....
"Yeeyyy! Berhasil".
Syedza mengacak-acak isi ponsel Anne, memcari sesuatu yang ia cari yaitu nomor pribadi Moehe. Syedza ingin mengajukan protes pada Moehe atas ketidak adilan Moehe terhadapnya.
'Tuan muda'
Sepertinya ini nomor Moehe. Batin Syedza
"Yeeyyy! Akhirnya dapat juga nomor tuan muda mu itu. Aaaahh Aku jadi tidak sabar ingin berdebat dengan nya!". Sorak Syedza riang
"Jangan nona, jangan. Aku mohon jangan!". Teriak Anne mengguncang-guncang tubuh Syedza ingin merebut ponsel itu.
"Hanya sebentar Anne, Aku tidak akan membuka privasi mu di ponsel ini, Jadi tenanglah. Aku hanya meminjamnya 5 menit yaahhh? ". Ucap Syedza menenangkan Anne.
Tuuutttt.. tuuutt...
"Halo! Moehe Ahhh___"
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif___"
"Ahhh sial! Aku kira sudah diangkatnya". Gumam. Syedza
Hahaha. Kau yang terlalu antusias nona. Batin Anne tergelak melihat tingkah Syedza
Syedza menelepon nya sekali lagi
Tuuuutt... tuuutt...
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau___". Suara operator dari seberang sana terdengar lagi
"Iihhh... Bagaimana bisa ia mematikan ponselnya saat berada di luar begini". Gumam Syedza geram
"Mungkin tuan muda masih dalam penerbangan nona, sebentar lagi mungkin tuan muda sudah bisa dihubungi". Anne bersuara
"Baiklah, kita tunggu sebentar lagi!". Ucap Syedza
"Permisi nona, ponsel saya". Ucap Anne menunduk sopan ingin mengambil ponselnya.
"Anne tunggu! Kau harus tetap di sini sampai aku selesai menghubungi tuan muda mu itu" Tegas Syedza
Bunuh saja aku nona! Bunuh! Bunuh! Aku ikhlas nona dari pada aku disiksa tuan muda setelah ini. Batin Anne
Setelah sekitar 15 menit menunggu akhirnya Syedza menelepon Moehe lagi
tuuuutt... tuttt....
"Ya". Terdengar suara Moehe dari seberang sana
"Hallo! Moehe ini aku!". Teriak Syedza
Aduuuhhhh... Aku mau bicara apa tadi padanya. Ihhh moehe sih kelamaan ngangkat telpon nya. Batin Syedza
"Iya, Kenapa?". Jawab Moehe datar
Bagaimana aku bisa lupa begini?. Batin Syedza
"Kau kenapa kau lama sekali angkat telponnya!". Ucap Syedza
"Aahh kau? Kau merindukan aku?". Ucap Moehe menggoda
"Iiihhh kau... bagaimana bisa kau berbicara seperti itu!". Tegas Syedza
"Belum genap sejam kita berpisah kau sudah rindu begini. Aku memang ngangenin". Ucap Moehe tersenyum licik
"Aku mau buat perhitungan dengan mu, bagaimana kau bisa memberi kata sandi di semua benda di kamar ini". Ucap Syedza kesal
"Kau bicara apa sayang? Kau ini memang menggemaskan". Moehe tergelak mendengar ocehan Syedza
"Kau tau aku hampir saja mati dalam gelap, gara-gara aku menyebut mu gila". Ucap Syedza
"Apa? Kau tergila-gila pada ku? Hahaha. Sudah ku duga". Goda Moehe lagi
"Aku ini serius Moehe! aku lagi tidak mood mendengar gombalan-gombalan norak mu itu!" Ucap Syedza yang intonasi suaranya ntah sudah berapa oktaf
Moehe hanya terdiam
"Kau bahkan mengunci semua rak lemari yang berisi baju ku. Maksud kau apa Haaahh?". Protes Syedza ketus
"Sayang sabarlah. Aku hanya menyisakan lemari baju tidur untukmu selama aku di luar agar kau tak bisa kemana-mana". Jawab Moehe santai
"Hiiihhh. Emangnya aku bisa kemana di sini? Pengawal mu ini membuat aku rasa terpenjara saja!" . Ucap Syedza kesal
"Aku sudah memasang sandi di semua benda di kamar itu. Akan aku kasih Clue nya, kau bicara yang manis-manis lah untuk memecahkan teka-teki itu". Jawab Moehe
"Iihhh kau ni __". Kalimat Syedza terpotong oleh kata-kata Moehe
"Kau istirahatlah! Selamat malam sayang! Sampai berjumpa kembali!". Ucap Moehe menutup perbicaraan
tuuuuttt.... tuuut... tuuutttuuuuttt...
Sambungan telpon terputus.
"Iiihhhh... Ia menyebalkan sekali!". Moehe menghempaskan tangannya kasar ke atas kasur, ia memukul-mukul kasur itu geram
"Anne kau dengarkan? Iihhhh... Aku benci sekali. Benci! Benci! Benci!" Ucap Syeza masi memukul-mukul kasur dan bantal bergantian
"Apa yang bisa aku lakukan nona?" Tanya Anne sopan
"Entah lah Anne, entahlah! Aku juga tidak tau harus bagaimana.
Sekarang kau keluar lah, aku mau tidur saja.
Tenaga ku sudah kehabisan menghadapi tuan muda mu itu sejak tadi". Ucap Syedza melemah, sepertinya ia memang harus istirahat sekarang untuk menghadapi kenyataan hari esok lagi.
"Baik nona, saya pamit dulu, selamat malam! dan selamat istirahat nona". Ucap Anne menunduk sopan
Aaahhh hari ini sangat melelahkan, bagaimana aku bisa menghadapi hari esok, jika kekuatanku hanya sebatas ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments