Moehe sayangku (2)

"Lemari itu menggunakan sidik jari. Kau bisa membukanya dengan kata sandi 'MOEHE SAYANGKU'". Ucap Moehe dengan sedikit senyum terpaksa

Hiiihhh.. Lihatlah Bagaimana bisa ada kata sandi yang menggelikan seperti itu. Batin Syedza dengan sedikit kesal.

Syedza meraba-raba dinding lemari itu, tak ia temukan celah tombol yang bisa dipencet untuk memasukkan kata sandi yang disebut Moehe barusan.

"Kau mengelabui ku? Mana ada tombol untuk memasukkan kata sandi itu di sini!". Ucap Syedza sedikit kesal

Moehe hanya tersenyum licik

"Apa kau mau aku memakai baju ini terus sampai kau kembali nanti?". Sarkas Syedza

"Kau lebih baik tidak memakai baju kalau di depan ku". Ucap Moehe menggoda

Syedza menggangtungkan tangannya ke udara, kemudian melepasnya kasar.

"Aaaahhh sudahlah!". Teriak Syedza kesal

Syedza ingin berbalik badan,

Moehe spontan menarik tangan Syedza.

"Katakan!". Ucap Moehe

"Apa!". Jawab Syedza

"Katakan sandi itu!". Ucap Moehe lagi

Apa sih mau nya ini? . Batin Syedza

"Ayo cepat katakan!". Tegas Moehe lagi

Hiiiihhh ingin sekali ia mendengarkan aku memanggilnya sayang. Batin Syedza lagi

Moehe menatap Syedza penuh harap. Setelah beberapa menit beradu tatap, akhirnya Syedza berbicara juga

"MOEHE SAYANGKU" .

Ceetaakk. Pintu lemari pakaian itu terbuka

Wahhhh.. Apa secanggih itu? Ku kira hanya ponsel yang memiliki kunci seperti ini. Syedza menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal

Moehe hanya tersenyum melihat tingkah Syedza seperti orang kebingungan.

Selamat menikmati prank ini sayang. Batin Moehe bersorak gembira

Tunggu. tunggu... Berarti aku harus memanggil manusia gila ini sayang setiap kali aku harus membuka lemari itu kan?

Tuhan... Apa yang harus ku lakukan? Mendengar nya saja aku geli. Batin Syedza

"Aku ada urusan di luar beberapa hari ini. Rindukan aku nanti ya". Ucap Moehe tersenyum licik

"YAYAYA. Akan ku rindukan, kalau aku tidak lupa". Jawab Syedza singkat

"Hmmm.. Baiklah. Aku pergi dulu". Kecup Moehe di kening Syedza sebelum meninggalkan kamar itu

Moehe pergi bersama Fram dan beberapa pengawal. Sebagian pengawal lagi tinggal di rumah untuk menjaga tuan putrinya itu.

Syedza mengintip dibalik jendela kamar.

"Akhirnya aku terbebas lagi dari cengkraman manusia gila itu".

"Huuuuuuhhhh.. Lega nyaaaa". Syedza menggeliat ke kiri dan ke kanan bergantian.

"Malam ini aku tak perlu mencari alasan lagi untuk tidak melayani manusia gila itu". Sorak Syedza merayakan kebebasannya untuk saat ini

---

Moehe sudah berangkat menggunakan jet pribadi yang dihadiahkan tuan Fajuri untuknya. Pikirannya berkecambuk, bagaimana tidak, satu sisi ia memikirkan nasib kedua orang tuanya yang belum jelas keberadaannya. Sisi lain ia memikirkan istrinya yang harus di tinggalkan di rumah untuk saat yang belum ditentukan sampai kapan.

Bagaimana jika aku merindukannya nanti?. Gumam Moehe

"Fram!"

"Iya tuan muda!". Jawab Fram sigap

"Apa sudah ada kabar terbaru tentang orang tua saya?". Tanya Moehe berharap ada kabar baik dari kota C

"Sejauh ini belum ada kabar yang pasti tuan muda. Kita sama-sama berdo'a tuan muda, semoga tuan Maiher dan nyonya baik-baik saja". Jawab Fram menenangkan Moehe

Moehe tidak berbicara lagi, tatapannya sendu, raut wajahnya muram, batinnya sangat terpukul.

Kasihan sekali tuan muda, Tuhan... Semoga tuan dan nyonya diberi keselamatan. Batin Fram mengiba

Kemana saja pandangan matanya Moehe seperti melihat sosok Syedza.

Moehe mengucek-ucek matanya untuk menyadarkan diri.

Aku sepertinya melupakan sesuatu. Aaahhhh sial!. Batin Moehe mengaduh

"Fram!"

"Apa yang harus saya lakukan tuan muda?". Jawab Fram sigap menerima tugas

"Apa kau sudah mendapatkan nomor pribadi nona?". Tanya Moehe berharap Fram sudah menyimpan nomor istrinya itu

"Maaf tuan muda sa___". Fram belum sempat menjawab kalimatnya sudah dipotong oleh Moehe

"Jangan membuat kesalahan dua kali, Fram". Potong Moehe mengangkat jari telunjuknya, kemudian menggelengkan ke kiri dan ke kanan.

"Saya sudah berusaha mencarinya pada seluruh penghuni rumah tuan muda, mereka juga belum menyimpan nomor nona". Jawab Fram membela diri.

Kemudian Fram melanjutkan, "Bahkan saya belum memiliki kesempatan untuk bertanya pada nona langsung, tuan muda".

Sontak Moehe menatap Fram tajam, rahangnya beradu, tangannya mengepal geram.

"Bagaimana bisa kau berbicara seperti itu, Fram!". Tegas Moehe

"Tuan muda tenanglah, tadi saya hanya bercanda". Gelak Fram mengusap-ucap bahu Moehe

Tingkahmu sekarang menggemaskan sekali tuan muda, aku harus sering-sering bercandai mu, Biar kau tak tegang terus tuan muda. HAHAHA. Seringai Fram dalam hati.

"Telpon pengawal yang kau hubungi kemaren Fram! Tanyakan apa saja kegiatan nona hari ini". Titah Moehe

Hari ini? Hello tuan muda! Kau baru beberapa puluh menit yang lalu meninggalkannya, bagaimana kau menyebut dengan sebutan hari ini?. Batin Moehe

"Maaf tuaan ___"

"Kau jangan sering-sering minta maaf Fram! ini bukan bulan suci!" Moehe memotong alasan Fram

"Bukan begitu tuann___" Dipotong lagi oleh Moehe

"Cepat hubungi dia sekarang!" Titah Moehe saat memotong kalimat Fram

"Kita sedang dalam penerbangan tuan muda. Tidak bisa menghidupkan jaringan seluler di sini". Ucap Fram menyadarkan Moehe

Caakkkk. Moehe berdecap kencang

"Siaaal!". Moehe mengumpat sial

"Bersabarlah tuan Muda, kita akan sampai di sana sebentar lagi". Fram menenangkan tuan mudanya itu

Aku bisa hilang kewarasan ku kalau aku terus mengabdi pada tuan muda ini. Hahahaa. Batin Fram

Fram membayangkan kejadian 20 tahun ke depan mungkin ia sudah menjadi gembel jika terus meladeni sikap aneh tuan mudanya ini.

Mungkin aku akan menjadi orang terkumuh di dunia. Hahahaha. Batin Fram lagi

Bagaimana aku bisa melupakan hal yang tak seharusnya aku lupakan?. Moehe memijit pelipisnya

Moehe meraba-raba sakunya, meraih apa yang ia cari. Menghidupkan ponsel yang telah di nyalakan mode pesawat dari keberangkatannya tadi. Memainkan ponsel itu seperti sedang mencari sesuatu.

Aaaahhh sial! Aku bahkan belum sempat menyimpan foto tentang dirinya barang satu pun. Batin Moehe

Moehe mencari foto istrinya itu, setidaknya bisa melepaskan kerinduannya pada istri yang hanya baru beberapa menit ditinggalkan nya itu.

Aku akan mencari fotonya itu di akun sosial medianya. Batin Moehe lagi setelah beberapa saat berpikir.

Moehe membuka akun sosial media nya, ingin berselancar mencari yang harus ia temukan tadi.

Kenapa signal di sini susah sekali. Bagaimana aku bisa menghubungi nya nanti jika terus begini?.

"Fram.. Apa di sini tidak ada signal sedikitpun?". Moehe bertanya pada Fram sambil menggoyang-goyangkan ponselnya seperti sedang mencari jaringan seluler.

Tuan muda yang bodoh!. Hahaha. Batin Fram berseringai

"Ponsel tuan muda sedang dinyalakan mode pesawat tuan, untuk kelancaran penerbangan kita kali ini". Jawab Fram serius pada tuan mudanya itu

"Oooh iya!". Moehe memijit lagi pelipisnya

Selamat menikmati ketidak warasan ini tuan muda. Jurus kekuatan cinta sepertinya sudah menjebak anda pada ketidak warasan untuk berpikir lagi tuan. Hahahaa. Fram tersenyum melihat tingkah tuan mudanya itu sekarang

Benar kata Syedza. Aku yang sudah gila!. Moehe memijit pelipisnya lagi.

Sementara itu di rumah, Syedza membuka-buka lemari.

Apa yang ia temukan?

Bersambung,

\=\=\=\=\=

Lagi-lagi author minta kebaikan hati kalian untuk like, komen mau pun berbagi tips dengan author. Itu semua untuk meningkatkan daya kehaluan author.

Terima kasih, Salam hangat,

Arunika_sky 🌹

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!