Setelah kejadian malam itu, Syedza lebih banyak mengurungkan diri, menatap dengan tatapan kosong, sesekali menjatuhkan bulir jernih dari sudut matanya, mengacak-ngacak makanan di piring tanpa berniat untuk menyuapnya ke dalam mulut tipisnya itu. Pikiran nya berkecambuk hari yang dilaluinya terasa berat, entah itu memikirkan nasib nya kedepan atau takdirnya yang telah lalu, semua itu hanya ia dan tuhannya yang tau.
Tak sedikitpun ingan berniat untuk bicara, bahkan untuk bernafas pun rasanya berat. Hari ini ia terlihat bukan seperti dirinya. Dimana sifatnya yang dulu, yang selalu ramah, energik, dan tenang menanggapi sesuatu.
Dimana senyum manis yang sering ia lemparkan pada setiap orang. Kali ini merupakan titik terendah dihidupnya. Matanya sembab, pipinya merah cap tangan, bibirnya bengkak dan terlihat darah kering di sana, tubuhnya terasa sakit dan lebam.
"Maaf Nona, Apa nona sedang diet dua hari belakangan ini?" tanya salah seorang karyawan FWG wanita yang bertanggung jawab atas semuanya pada pesta pernikahan Syedza dan Moehe ini.
Syedza masih hening, tanpa bernafsu untuk menjawab pertanyaan wanita di hadapannya ini.
Kasian sekali nona, sepertinya ia sangat terpukul saat ini, batin karyawan wanita itu.
Wanita ini masih sibuk dengan gaun yang sedang dipasang ke tubuh Syedza, "ukuran gaun ini kebesaran di tubuh nona," ujar wanita itu.
Syedza masih hening, sekali-kali terisak.
"Maaf nona, kami rasa kami sudah bekerja keras semenjak 2 hari yang lalu untuk mempersiapkan ini, tapi ini diluar dugaan kami," lanjut Karyawan FWG tanpa di gubris sedikitpun oleh Syedza.
"Nona, apa nona baik-baik saja?" tanya karyawan FWG menyelidik.
Mendengar pertanyaan itu, tiba-tiba hati Syedza terasa tertusuk dan sudut matanya kembali lagi menganak sungai sederas-derasnya hingga Karyawan FWG tersebut merasa bersalah.
"Maafkan aku nona, maafkan aku jika asal berbicara," ujar wanita yang hampir seumuran dengannya itu memohon.
"Hikss.. Hiksss.. kau tak salah apa-apa, sekarang tugasmu riaslah wajahku ini dengan skill yang kau miliki, hilangkan mata sembab ini! Bibir ini kau buatlah seperti bibir manusia normal," pinta Syedza masih terisak.
"Bagaimana dengan gaun ini nona? Ini terlihat tidak pas di tubuh nona," sahut karyawan wanita itu lagi.
Syedza menggeleng, "lakukan apa saja yang bisa kau lakukan padaku, buat aku terlihat baik-baik saja," pinta Syedza pasrah.
"Baiklah nona, bagaimana pun kau tetap cantik nona," bujuk wanita itu.
Apa yang terjadi? Sepertinya saat fitting baju kemarin nona terlihat baik-baik saja, tapi kenapa sekarang begini? Sepertinya terjadi sesuatu dengannya, batin karyawan wanita itu.
Karyawan FWG Sibuk mempersiapkan semuanya untuk Syedza, memperlakukan tuan putrinya itu dengan hati-hati.
*Selang 2 jam kemudian*
Tokkk
tokkk
tokkk
"Nona, apa nona sudah siap? Tuan muda sudah menunggu nona di halaman rumah," sapa seorang laki-laki dari balik pintu kamar Syedza.
Siapa itu? Kenapa ada suara laki-laki asing yang memanggilku, batin Syedza.
"Baik, sebentar lagi," jawab Syedza sekenanya.
Karyawan wanita itu melakukan sentuhan akhir di wajah Syedza, kemudian meminta tuan putrinya itu berkaca terlebih dahulu.
"Nona kami sudah selesai, nona bisa berkaca dulu jika nona kurang puas dari hasil kerja kami akan kami perbaiki secepatnya," pinta karyawan FWG itu.
"Apa bibir ku masih terlihat seperti bibir Nopoleon dari perairan samudra hindia?" tanya Syedza bercermin sambil meraba bibirnya di depan meja rias kamarnya.
"Tidak nona, kau terlihat cantik, bahkan sangat cantik," jawab karyawan FWG menangkis kata-kata Syedza, "Apa ada yang bisa kami perbaiki nona?" tanya wanita itu lagi.
"Lihat ini, bibirku sepertinya belum terlihat seperti bibir manusia normal," protes Syedza lagi menunjuk ke ujung bibirnya masih terlihat bengkak.
"Baik nona, akan kami perbaiki bagian itu," ucap karyawan FWG itu menyentuh lembut bibir Syedza.
"Aaauuuhh... Auuh.. Sakit!" Syedza meringis kesakitan.
"Maaf nona kami akan lebih berhati-hati lagi." ucap karyawan FWG, baginya minta maaflah yang tepat untuk kali ini agar keadaan baik-baik saja.
Karyawan FWG sudah bekerja keras untuk nona mudanya itu.
"Kami sudah selesai nona, lihatlah ke kaca ini, nona terlihat sangat cantik dan selalu cantik seperti biasanya," ucap karyawan FWG menenangkan Syedza.
"Tapi disini sepertinya masih kelihatan ada lukanya," bantah Syedza lagi. "Ahhhhh...Sudahlah, saya tak peduli, yang terpenting saya terlihat seperti manusia normal sekarang. Bawa aku secepatnya ke tempat pesta itu," pinta Syedza tanpa mempedulikan tatanan riasan yang dikenakan di tubuhnya.
Syedza bangun dari kursinya, seperti sudah siap untuk menghadapi kenyataan pahitnya di pesta itu.
"Baik nona," jawab karyawan FWG itu sambil melangkah ke arah pintu, meraih ganggang pintu dan membukanya.
Ceklek...
ceklek...
Syedza keluar dari kamarnya dengan gaun mewah dan tatanan rias yang pas di wajahnya, diikuti dengan karyawan wanita itu dari belakang.
"Kenapa mereka semua ada di sini?" batin Syedza.
"Selamat pagi nona, tuan Meohe sudah menunggu nona di halaman belakang," sapa salah seorang pengawal.
"Kenapa manusia sialan itu juga ada disini?" batin Karyawan wanita itu melihat salah seorang laki-laki yang berdiri paling depan di barisan para pengawal itu.
"Hmmmm," gumam laki-laki itu melirik ke arah Karyawan wanita yang berdiri di belakang Syedza ini.
Karyawan wanita itu tertunduk untuk menutupi wajahnya.
"Sial! Aku selalu keringat dingin seperti ini saat berhadapan dengan manusia sialan yang berwujud manager ini!" batin karyawan wanita itu.
"Kalian sedang apa di sini?" tanya Syedza terkejut melihat beberapa orang yang ia kenal sedang berbaris rapi di depan pintu kamarnya, dan sebagiannya lagi seperti wajah baru yang belum dikenalnya.
"Kami hanya menjalankan tugas nona," jawab lagi oleh pengawal yang tadi menyapa.
"Tugas? Kenapa manager sialan itu beralih tugas seperti pengawal begini?" batin wanita itu lagi.
" Aaahh tugas apa? Bukankah pestanya di halaman belakang?" tanya Syedza lagi sambil memajukan bibirnya.
"Tugas spesial dari tuan Moehe, nona," pengawal yang dari tadi berdiri kembali berbicara.
"Ahh.. Mungkin saja karena ia seorang manager Galeri wedding tuan Fajuri jadi ia turun langsung memastikan segalanya baik-baik saja pada tuan putri bosnya ini. Ahh.. Sudahlah bukan urusanku," batin Wanita itu menggerutu.
"Apa kalian sedang lomba baris berbaris? atau kalian sedang menggelarkan upacara?" tanya Syedza tergelak.
"Tidak nona!" jawab para pengawal serentak.
"Iya, iya... Kalian bahkan terdengar sangat kompak," puji Syedza sambil bertepuk tangan.
"Hiks.. Hiks... Menggelarkan upacara? Iya, mungkin saja mereka merayakan upacara kesedihanku hari ini," batin Syedza.
"Baiklah nona, tuan Moehe sudah terlalu lama menunggu, kita akan ke halaman belakang sekarang," kata salah seorang pengawal kembali mengingatkan.
"Iya, atur aja, atur," gumam Syedza tetapi masih bisa didengar oleh pengawal. Pengawal hanya tersenyum melihat tingkah Syedza.
Bersambung,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments