“Aku sudah tidak minum obat itu lagi”.
“Kenapa?” Tanya Felisha pelan. Ia takut Devano terganggu tidurnya.
“Aku punya obat yang lain”. Jawab Ed lirih, nyaris tak terdengar.
“Ya sudah, kamu peluk saja Devano, supaya tidurmu lebih baik”. Felisha memberi saran.
“Hmm”
****
Malam kelam kini telah berganti pagi, samar-samar terdengar suara kicauan burung. Dering alarm yang memekakkan telinga, memaksa Laura untuk membuka matanya.
Di raihnya ponsel yang berdering di atas nakas, lalu ia mematikan alarm tersebut. Ia kembali teringat akan pesannya yang semalam belum terbalas.
Dan sampai pagi ini, masih juga tak ada balasan yang datang.
“Huh”
Membuang nafasnya kasar. Laura kembali memperingati dirinya sendiri. Ia harus sadar 100% dengan statusnya. Ia bukanlah orang penting, yang harus setiap saat Edward perlukan.
“Hanya teman tidur. Dan hanya dibutuhkan saat ia tidur”.
Laura menggumamkan kalimat yang pernah Edward ucapkan padanya hampir seminggu yang lalu. Lantas ia teringat sesuatu.
“Kalau ia membutuhkan aku saat dia akan tidur, lalu semalam apa dia tidak mengingat ku ? Atau membutuhkan aku? Bagaimana kalau dia mimpi buruk? Siapa yang akan memeluknya?” Laura berbicara sendiri seperti orang yang tidak waras.
Lalu ia menepuk-nepuk dahinya sendiri. “Bodoh, bodoh, kamu La. Sebelum kamu mengenalnya dia pasti bisa tidur nyenyak kan? Sudah pasti saat tidur di luar penthouse ada orang lain yang dia peluk”.
“Ya sudahlah, untuk apa memikirkan itu, aku juga belum rugi apapun dari dia. Hanya ciuman pertama ku saja yang sudah di ambilnya”. Sambung nya lagi. Laura lalu bangun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi, untuk melakukan ritual paginya.
*****
Waktu menujukkan pukul 6 sore, saat Laura sudah tiba di penthouse nya Edward. Seperti beberapa hari lalu, hari ini ia mendapati lagi penthouse dalam keadaan kosong.
Mungkin Edward belum kembali, tetapi kemana pria yang satunya lagi? Kenapa tidak ada dirumah?.
Ting…
Sebuah pesan singkat masuk di aplikasi hijau. Laura pun buru-buru membukanya. Siapa tau, pesan yang ia nanti-nanti dari kemarin, sore ini terbalaskan.
‘Nona, ini aku Johan. Apa nona sudah tiba di penthouse? Kalau sudah, maaf ya jika nona mendapati penthouse sepi, hari minggu adalah jadwal ku berkencan dengan kekasihku’
Sebuah pesan yang bisa di bilang tidak singkat, di kirim oleh Johan kepada Laura di sertai gambar dua tangan yang saling bertaut. Dari gambar sudah terlihat jika pemilik dua tangan itu, berbeda jenis kelamin.
“Hah” Laura tidak habis pikir. Sampai segitunya Johan meyakinkan Laura kalau dirinya memang pria sejati.
‘Selamat bersenang-senang, pak Jo. Titip salam ku untuk kekasih mu, pak’
Pesan pun terkirim, dan Laura memutuskan untuk membersihkan dirinya.
****
Setelah ritual sorenya selesai, Laura memutuskan untuk turun kebawah. Ia akan memasak makan malam untuk dirinya sendiri karena sampai saat ini, sang tuan rumah belum juga ada kabar.
Laura membuka lemari es dua pintu yang ada di dalam dapur. Ia menjadi bingung mau memasak apa. Begitu banyak bahan makanan yang ada di dalam lemari es besar itu.
Setelah berpikir beberapa saat, Laura memutuskan membuat steak ayam. Mau membuat nasi goreng juga tidak bisa. Karena tidak ada nasi.
Saat sedang asyik memasak, tiba-tiba sepasang tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang.
Laura langsung berteriak, ia menjerit karena kaget. Ia pun memejamkan matanya. Tangan yang memeluknya itu terulur mematikan kompor yang ada di depan Laura.
Lalu membalik tubuh Laura menghadapnya.
“Hei, Ara. Ini aku”. Suara maskulin yang Laura sudah hapal, membuat Laura seketika membuka matanya.
“Tu-tuan. Kenapa mengagetkan ku? Kalau aku kena serangan jantung, bagaimana? Apa tuan bisa mengganti nyawaku dengan nyawa yang baru?”
Edward menaikkan dagu gadis itu dengan telunjuk kanannya. Sementara tangan kirinya masih setia berada di pinggang Laura.
Cup..
Satu kecupan ia daratkan di bibir tipis milik Laura.
Laura terbelalak melihat apa yang Edward lakukan. Ia pun memalingkan wajahnya ke arah samping. Membuang mukanya dari pandangan pria dewasa itu.
Edward kembali menarik dagu gadis itu supaya menghadapnya. Lalu ia kembali mengecup bibir Laura. Tapi kini bukan hanya sekedar kecupan, tapi juga lum*atan lembut ia berikan.
Baru sehari berpisah dari gadis ini, bagaimana bisa Edward begitu merindukannya? Ia pun semakin dalam menye*sap bibir gadis itu.
Laura memukul dada Edward, hingga tautan bibir mereka terlepas.
“Kenapa? kamu menolakku?” Tanya pria itu dengan nafas tersengal
‘Apa menolaknya? Astaga. Aku hampir mati meladeni pria ini. Dan apa yang pria ini katakan? Menolaknya?’
“Aku kehabisan oksigen. Apa tuan benar-benar ingin aku mati?” Tanya Laura dengan nafas yang sama tersengalnya.
Wajah Edward kembali mendekat, namun Laura memalingkan wajahnya. Sehingga Edward mencium pipi gadis itu.
“Kenapa kamu sangat cerewet, Ara?” Bisik pria itu.
“Memang dari kecil aku sudah cerewet”. Sahut Laura
“Benarkah?” Laura menganggukkan kepalanya.
“Apa yang kamu masak? Sampai tak tau aku datang? Hmm.” Tanya pria itu lagi.
“Astaga.. steak ayamku? Jangan sampai gosong”. Laura langsung berbalik ke arah kompor. Ia melihat ayamnya pasih berwarna putih pucat.
“Apa kompor ini kehabisan gas? Kenapa ayamku belum matang?” Gumamnya lagi
Edward memeluk gadis itu dari belakang, lalu menyalakan kompor itu kembali.
“Ini kompor listrik, Ara. Bagaimana bisa kehabisan gas?” Kata Edward di ceruk leher Laura.
“Mana aku tau”. Ia pun melanjutkan kembali memasak steak ayamnya dengan Edward yang menempel di punggung nya.
Merasa ruang geraknya menjadi terbatas, karena punggungnya di tempeli beban berat, Laura pun melepas belitan tangan Edward.
“Tuan, apa bisa lepas aku sebentar saja? Aku mau melanjutkan memasak, perutku lapar.” Pinta Laura.
“Tidak bisa. Aku merindukanmu, Ara”. Ia kembali memeluk gadis itu dari belakang, dan meletakan kepalanya di bahu gadis itu, Ed pun semakin mengeratkan pelukannya.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Eddy Junaedi
ampun deh ed skali ketemu ara nempel kaya perangko
2023-10-23
0
Novia Nur Adila
ampunn ed lo selingkuh:)
2023-02-23
0
Minthulrawan IR
bucinx SDH ada tanda"x
2022-11-28
1