“Maafkan aku, aku begitu sibuk. Hingga lupa waktu. Aku juga merindukan mu”. Jawab Edward, lalu ia mencium hangat kening wanita itu.
Wanita itu tersenyum kecut. “Selalu saja begitu. Kapan kamu akan berhenti menjadi seorang workaholic ?”
Edward mengusap lembut kepala wanita yang berada di depannya.
“Nanti.. saat aku sudah tidak kuat untuk bekerja lagi”. Jawab Edward terkekeh
“Uh dasar. Menyebalkan”. Wanita itu meninju lengan Edward
“Aww.. sakit Felisha.. kenapa memukulku? Ini termasuk kedalam katagori KDRT”. Edward mengusap lengannya yang sama sekali tidak sakit. Wanita yang ia panggil Felisha itu pun terkekeh.
“Papa…”
Suara bocah laki-laki menginterupsi keduanya. Edward menoleh ke arah pintu utama. Terlihat seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, berlari ke arahnya.
“Hap..” Edward menangkap tubuh anak itu, lalu menggendongnya.
“Hai anak papa, apa kabar ? Apa kamu rindu papa, hem?” Edward mencium gemas pipi anak itu.
“Aku rindu papa. Kenapa lama tidak pulang? Apa papa melupakan aku?” Anak itu memeluk leher Edward lalu meletakan kepalanya di bahu Edward.
“Papa juga merindukan mu, sayang. Papa tidak pernah melupakan mu. Maafkan papa terlalu sibuk bekerja.” Edward mengusap punggung anak itu.
“Papa bawa mainan untukmu. Ada di mobil, mau ambil sekarang ?” Sambung Ed lagi.
Anak kecil itu mengangguk. Ia tersenyum berbinar.
“Nanti saja mengurusi mainannya. Sekarang kita makan dulu. Ini sudah mau siang.” Kata Felisha.
“Uh mama ga asyik. Aku kan mau melihat mainan apa yang papa bawa, ma”. Anak itu mendengus.
“Devano sayang, tidak boleh begitu sama mama, nak”. Edward memperingati anak itu.
“Iya pa. Maafkan Devan ma”. Bocah itu berbicara dua arah.
“Iya sayang. Ayo kita ke ruang makan. Mama sudah membuatkan makanan kesukaan papa dan juga Devan”. Ajak Felisha.
“Ayo.. papa juga sudah rindu makan masakan mamanya Devan”.
Mereka berlalu menuju ruang makan. Terdengar gelak tawa keluar dari bibir bocah kecil itu. Karena tubuhnya di letakan di pundak Edward.
*****
‘Tuan aku sudah sampai di panti’
Pesan singkat itu Laura kirim kepada Edward. Karena tadi pagi pria dewasa itu meminta ia mengabarinya jika sudah sampai di panti.
Kini Laura sudah ada di panti asuhannya. Ia tiba tepat di jam makan siang, dan mendapati keluarga panti sedang bersantap siang. Ia pun ikut bergabung bersama mereka.
“Bagaimana dengan atasanmu yang baru, Nak?” Tanya ibu Maria
Laura sedang bersantai di ruang tamu panti asuhan.
“Hah” Laura menghela nafasnya.
“Dia sangat baik, Bu. Dia sama seperti mbak Yulia”.
“Apa dia juga seorang perempuan?” Tanyanya lagi.
Glek..
Laura menelan ludah nya kasar. Bibirnya seakan terkunci.
‘Aku harus bilang apa pada ibu? Apa tanggapan ibu kalau tau yang sebenarnya? Tidak ibu tidak boleh tau’ Laura membatin. Ia pun berusaha mencari jawaban.
“Hmm. Dia seorang laki-laki, Bu”.
“Apa? Laki-laki?” Ibu Maria terkejut.
“Ia Bu. Tapi dia jarang tinggal di penthouse itu. Daripada tempat itu sepi, kotor dan tak berpenghuni, maka dia meminta ku tinggal disana”. Laura berharap ibu Maria percaya ucapnya. Dia belum siap jika keluarganya tau. Kalau dia sebenarnya sudah menjual tubuhnya pada Edward demi mendapat uang yang banyak.
“Ibu harap kamu bisa menjaga diri, nak. Meski dia jarang di tempat itu, bagaimana pun juga dia seorang laki-laki.” Ucapan ibu Maria seolah sebagai peringatan untuk Laura.
“Iya Bu, aku pasti menjaga diriku.” Laura tersenyum kecil.
‘Maafkan aku Bu, aku telah membohongi mu’.
******
Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Para penghuni panti pun telah berada di dalam kamarnya masing-masing.
Tak terkecuali anak pemilik panti ini, ia juga sudah berada di dalam kamarnya. Dari tadi ia gelisah, bolak-balik mengecek ponsel mahalnya, tapi tak satu pun balasan pesan yang datang dari pria dewasa yang sudah tidur bersamanya selama 4 malam terakhir ini.
“Huh” Laura mendengus, mungkin saja Edward begitu sibuk hingga tak sempat mengecek ponselnya.
“Ayolah Laura, ingat kamu hanya teman tidurnya. Jangan berharap lebih. Mana mungkin dia ingat dengan mu”.
Laura mengecek ponselnya sekali lagi. Ia membuka aplikasi komunikasi yang berwarna hijau. Lalu membuka pesan yang ia kirim kepada Edward tadi siang.
Dan ia merasa semakin tidak penting, kala ia mendapati pria itu sempat online sekitar 45 menit yang lalu. Tapi pesan yang Laura kirim sama sekali belum terbaca.
“Ah. Ingat Laura, kalian berbeda kasta”
*****
“Devan.. ini sudah malam. Ayo tidur”. Seru Felisha sang mama.
“Nanti dulu, ma. Devan belum puas main sama papa”. Jawab bocah itu.
“Ed. Please.” Wanita itu memohon pada Edward. Dan Ed pun tersenyum padanya.
“Sayang, apa kamu mau tidur sama papa dan mama?”
“Mau pa”. Sahut anak itu antusias
“Kalau begitu. Ayo kita tidur sekarang. Papa sudah lelah”. Ed mengambil tablet dari tangan Devano. Dan meletakan di atas meja.
Pria itu mengendong Devano di punggungnya. Felisha berjalan mengekori kedua laki-laki yang ia sayangi itu.
“Fel.. mama kapan kembali?” Tanya Ed saat menaiki anak tangga.
“Katanya besok sore. Harusnya mama kembali hari ini, tapi di batalkan karena mama tau kamu pulang”. Jawab Felisha
“Ya sudah, biarkan saja mama berlibur lebih lama”.
****
“Jangan pergi. Aku mohon. Jangan tinggalkan aku”.
Samar tapi pasti, Felisha mendengar suara laki-laki yang tak asing baginya. Ia membuka matanya dengan paksa.
Ia menoleh ke sisi sebelah kiri tempat tidur. Terdapat Devano disebelahnya. Dan Edward berada di pinggiran ranjang. Felisha dapat melihat Edward yang tidur dengan gelisah.
“Aku mohon. Jangan pergi”
Suara itu kembali terdengar. Dapat Felisha pastikan jika Edward sedang bermimpi buruk.
“Ed..” Felisha bangun bersandar miring dan mengusap lengan Edward
“Ed..bangun”.
“Jangan..” Edward terbangun. Dadanya naik turun, peluh membasahi keningnya.
“Kamu mimpi buruk lagi?” Tanya Felisha, ia mengambil segelas air putih yang ada di meja nakas di sisi kanannya, lalu menyodorkan pada Edward.
Ed menerima air itu, lalu meneguknya sedikit. Dan mengembalikan gelas itu pada Felisha.
Devano yang berada di tengah mereka pun, sama sekali tak terusik.
“Kamu tidak membawa obat mu?” Tanyanya lagi.
Edward menggelengkan kepalanya.
“Aku sudah tidak minum obat itu lagi”.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Ass Yfa
Felisha sodara kembarnya Ed
2023-10-25
0
Ica Snow Kim
EDWARD DI PANGGIL PAPA 😰,
SIAPA FELISHA 🤔
2023-03-19
1
Ariestha Malelak
ya...aku kecewa edward su ada istri dan anak thor0
2023-01-24
1