"Ma-maaf tuan"
Laura meletakan kembali tangannya di atas paha. Ia merutuki kebodohannya sendiri. Ia lupa jika sekarang ia sedang bersama dengan seorang pria dewasa yang sudah pasti 'normal'.
"Tidak masalah, Ara". Ed tersenyum ke arah Laura.
Jujur Laura masih merasa aneh di panggil dengan nama 'Ara'. Kenapa pria ini begitu saja mengubah nama orang?. Darimana datangnya nama 'Ara' itu.
"Hahh"
"Kamu kenapa Ara ?"
"Tuan, aku masih merasa aneh dan asing dengan nama panggilan yang kamu berikan. Kenapa tuan memanggilku begitu ?". Laura memberanikan diri untuk bertanya.
"Aku suka saja memanggilmu begitu, kamu bilang dari kecil kamu sudah di panggil 'Lala' kan ? Itu artinya banyak orang yang memanggilmu begitu". Ed menatap Laura.
Laura mengangguk "iya, semua orang yang mengenal ku memanggil begitu".
"Maka dari itu, aku ingin nama panggilan lain, yang hanya aku saja yang mengucapkannya". Tatapan mata Ed dan Laura bertemu, mereka saling menatap sebentar, lalu Laura memutus tatapan itu.
"Baiklah tuan, terserah padamu saja".
Hening kembali menyapa. Ed memainkan ponselnya. Dengan begitu, Laura juga ikut mengambil ponselnya.
"Besok beli ponsel yang baru". Seru Edward, seketika membuat Laura menoleh kesamping. Edward terlihat menatap ponsel Laura.
"Kenapa harus beli yang baru, tuan? Ini juga aku baru beli berapa bulan lalu". Kata Laura sambil mengangkat ponselnya.
"Meski baru beberapa bulan, tapi tipenya tidak sama dengan yang aku gunakan. Jadi besok ganti dengan ponsel yang sama dengan milikku". Kata Edward menunjukkan ponselnya.
Laura menelan ludahnya kasar 'astaga, itu ponsel mahal. Harganya saja setara dengan harga sepeda motor'. Laura membatin ketika melihat ponsel Edward. Ponsel merk buah apel tergigit, dengan tiga kamera belakang.
"Kenapa". Tanya Edward
"I-tu... itu terlalu mahal tuan". Laura menujuk ponsel Edward.
"Tidak masalah, uang di kartu yang aku beri padamu itu bahkan bisa membeli ratusan ponsel ini".
'Sombong sekali' batin Laura
"Ayo kita tidur" Ed bangun dari duduknya.
"Hah"Laura terkesiap "ti-tidur?" Gumamnya tapi masih didengar oleh Ed.
"Ya, ini sudah malam. Sudah waktunya tidur. Apa kamu mau bergadang?" Tanya Ed
"Tidak tuan". Jawab Laura lirih.
Laura mengikuti Edward memasuki kamar tidur pria itu. Betapa terkejut nya Laura ketika ia sampai di dalam kamar. Kamar tidur yang sangat luas, bernuasa gelap, perpaduan warna abu-abu dan hitam. Menujukan kesan kalau kamar ini memang hanya dihuni oleh seorang pria.
Fasilitas di kamar mewah itu sangat lengkap, ada ranjang ukuran King size, sofa bed di sebelah kiri ruangan, televisi ukuran 55 inch, mini bar, ruang ganti, dan kamar mandi mewah, yang terletak di ruang ganti.
Di sebelah kanan kamar, terdapat jendela kaca besar yang bisa di buka, sebagai akses menuju balkon. Di balkon kamar juga terdapat sofa untuk bersantai sembari menikmati indahnya pemandangan ibukota.
"Ayo Ara, kenapa melamun" Edward membuyarkan lamunan Laura.
"Ah, tidak tuan. Hmm, tuan dimana kamar mandinya? Aku mau mandi sebentar". Kata Laura gugup.
"Ada disana" Ed menujuk pintu di bagian kiri kamar. "Kamu masuk saja, di sana ruang ganti dan juga kamar mandi. Kopermu juga ada di dalam sana". Ed berjalan menuju pintu itu dan membukanya
"Terimakasih tuan".
"Hmm".
Di dalam kamar mandi Laura lagi-lagi terkesima. Bagaimana tidak, kamar mandi ini seluas ruang tamu kontrakannya.
Puas mengagumi kamar mandi mewah ini, Laura memutuskan untuk mandi. Ia tidak mau berlama-lama di kamar mandi. Takut Edward masuk mencarinya.
*****
Setelah 15 menit, Laura keluar dari ruang ganti dengan memakai setelan baju tidur dan celana panjang berbahan rayon miliknya.
Edward yang sedari tadi sudah duduk bersandar di kepala ranjang, menoleh ke arah Laura. Lalu ia meletakan ponselnya di atas nakas.
"Kemarilah, Ara". Perintah Ed sembari menyibak selimut di sebelah kiri tempat tidur.
Dengan gugup, Laura menaiki tempat tidur. Ia ikut duduk dan bersandar di kepala ranjang.
"Kenapa?" Tanya Edward
"Ti-tidak apa-apa tuan".
"Ayo tidur, ini sudah malam".
"Tu-tuan..." Ada hal yang menganjal di benak Laura
"Ada apa Ara ?" Ed yang tadi ingin merebahkan tubuhnya, kembali duduk.
"Itu.. itu.. kita hanya tidur kan?" Tanya Laura terbata.
"Iya..hanya tidur. Memang kamu pikir apa ?" Tanya Edward sambil menaikan salah satu sudut bibirnya.
"A-ku... aku pikir.. aku pikir kita..." Laura bingung harus berkata apa.
"Kamu pikir kita akan melakukan hubungan suami istri?"
Laura menganggukkan kepalanya. "Apalagi tuan? Bukannya itu caraku untuk membayar hutang padamu ?" Tanya Laura.
"Hehh.." Edward tersenyum smirk. "Untuk saat ini, ya kita hanya tidur. Tapi tidak tau untuk malam-malam berikutnya, mungkin bisa sepeti yang kamu pikirkan".
Edward merebahkan badannya, dan menarik selimut hingga pinggang. "Good night, Ara".
Glek... Laura menelan ludahnya kasar.
"Good night too, tuan". Laura pun ikut merebahkan badannya dan menarik selimut hingga menutupi lehernya.
****
Waktu menujukan pukul 1 dini hari, tapi Laura masih belum bisa memejamkan matanya. Sedangkan pria disampingnya sudah jauh berkelana ke alam mimpi.
Laura membalik tubuhnya, hendak membelakangi Edward, namun suara pria itu menghentikan tubuh Laura.
"Jangan pergi... aku mohon jangan pergi" Edward berbicara dalam tidurnya.
"Dia mengigau?" Laura bicara pelan setelah memperhatikan Edward.
"Jangan pergi... jangan tinggalkan aku.. aku mohon".
Di keremangan kamar, Laura melihat keringat membasahi dahi Edward. Dapat Laura pastikan jika pria dewasa ini sedang bermimpi buruk.
"Tuan...tuan.." Laura mengusap lembut lengan Edward. Namun pria itu tak bergeming. Bibirnya masih setia mengatakan 'jangan pergi'.
Dengan berinisiatif sendiri, Laura memeluk Edward, ia berbisik mengatakan kalau ia takkan pergi. Edward pun mulai tenang.
Hampir setengah jam memeluk pria itu. Laura berniat mengurai pelukannya. Tetapi pria itu seakan tau, dan tidak mau dilepaskan.
"Jangan pergi..aku mohon". Edward kembali bersuara pelan. Tetapi matanya masih tertutup rapat. Dengan terpaksa Laura membiarkan Edward memeluknya. Ia terus mengusap lengan pria dewasa ini.
'Apa yang terjadi denganmu tuan? Kenapa bisa mimpi buruk begini? Apa kamu pernah ditinggalkan oleh orang yang kamu cintai?'
.
.
.
To be continue
Yang mampir kesini, boleh dong sekedar meninggalkan like, ngasih komen juga boleh, gratis kok..🤗🤗
Aku baru belajar nulis, jika ada yang berkenan memberi saran dan kritik, silahkan 🤗🤗
TerimaGaji ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
wahyu widayati
bahasanya enak dibaca ini novel....keren thor....👍👍👍👍
2024-09-03
1
Ica Snow Kim
EDWARD MIMPI BURUK 😰😰😰
2023-03-19
0
Nia Yoyo
ada rahasia yg blom Ara ketahui.. semangat Thor...!!
2022-08-31
0