Tiga orang pelayan muda dirumah utama sedang berjalan ditaman sehabis membereskan pekerjaan mereka. Mereka tertawa cekikikan sambil bergosip sepanjang jalan, begitu kearah persimpangan taman mereka melihat iring iringan Flo sedang berjalan. Karena terkejut mereka pun hendak melarikan diri menghindari Flo, siapa juga yang senang berpas pas an dengan nyonya duchess disini. Semua pelayan pun tau dari yang muda hingga senior, kalau Flo sangat kejam dan senang menyiksa pelayan.
"Itu nyonya Flo! Cepat kabur!" Seorang pelayan mengintruksikan pada teman temannya yang lain.
Flo menaikkan sebelah alisnya melihat tiga pelayan itu terbirit ingin kabur karena melihat dirinya. "Altez." Panggil Flo tenang.
"Ya nyonya!"
"Kalau kamu bisa menangkap tiga orang itu sekaligus maka aku akan menaikan gaji serta memberimu 2 hari libur untuk bulan depan."
"Apa?!" Wajah Altez berseri seri, "Serahkan padaku!!" Altez tertawa lebar sambil menyingsingkan lengan kemeja pelayan yang dia kenakan lalu dia melepas sepatu pantofel hitam kulit miliknya. Bersiap membidik ketiga orang tersebut, lalu dalam hitungan singkat Altez melempar sepatunya hingga mengenai kepala salah satu pelayan muda itu.
"Aaakh!" Pelayan itu jatuh dan mengaduh kesakitan ketika sepatu berbahan kulit itu mengenai pas kepalanya dan Altez tersenyum bangga.
Flo berjalan anggun mendekati ketiga pelayan yang terduduk diatas rumput dengan takut. Flo menatap mereka satu persatu dengan senyumnya yang menakutkan. "Kalian berani sekali menghindari aku."
"Ka.. kami tidak nyonya!" Mereka terbata menjawab Flo.
Flo menyeringai menatap mereka namun melihat wajah seorang pelayan yang terlihat polos namun cantik menyurutkan senyumnya. "Hey kamu berdiri dan kemari!"
"Sa.. saya?" Pelayan baru itu sangat takut ketika ditunjuk oleh Flo, dia baru saja bergabung dengan Luckingham 1bulan yang lalu namun semua gosip dan isu dikerajaan ini sudah dia dengar semua terlebih gosip Flo mencambuk pelayan senior tanpa belas kasih.
"Telingamu tidak tuli kan? Berdiri dan kemari!" Wajah Flo memerintah begitu menyeramkan dimata pelayan muda itu.
"Na.. nama saya Orin." Pelayan itu berdiri dengan gemetar dihadapan Flo.
Flo memegang dagu pelayan itu, menelisik dengan seksama wajah gadis muda itu.
Wajahnya polos tanpa riasan namun bisa dibilang cantik, bisa saja dengan wajah polos itu menarik perhatian Winter!
"Kamu baru bergabung kan? Ada hal yang harus kamu perhatikan saat tinggal dan berkerja disini agar bisa bertahan hidup." Flo menyeringai.
"Yang pertama kamu harus berhati hati. Kedua kamu juga harus berhati hati. Kamu harus berhati hati dalam setiap perbuatan, tingkah laku dan pikiranmu supaya bisa lolos dari amarah. Paham?"
"I.. iya nyonya duchess Flo. Saya akan mengingat itu." Pelayan itu sangat ketakutan karena cengkraman jemari Flo pada wajahnya semakin mengerat.
Flo terdiam menatap tajam gadis muda itu, namun sebelum Flo melepaskan tangannya dia menampar kencang wanita itu.
'Plaaaakk!!'
"Yah ampun!!" Teman teman pelayan lainnya memapah gadis muda itu. "Kamu gak apa apa? Bagaimana ini kamu mimisan!"
Pelayan muda itu hanya bisa nangis tersedu sedu membuat keempat pelayan Flo menatapnya sedikit iba sambil menggelengkan kepala.
"Ayo!" Flo kembali melanjutkan perjalannya menuju kediaman tante Leana.
"Nyonya Flo, apa nyonya yakin mau ketempat nyonya Leana?" Gloria sedikit ragu karena dia khawatir Flo akan direndahkan lagi.
"Apa yang kamu kahwatitkan??" Dengus Flo.
"Bagaimana kalau nyonya disuruh untuk berlutut lagi??" Nora menimpali kekhawatiran Gloria.
"Benar." Gemma pun memasang wajah murung.
Flo berbalik menatap keempat pelayannya dibelakang, "Tenang saja. Hal itu tidak akan terjadi." Flo tersenyum sangat cantik.
****
"Nyonya duchess!"
Flo berdiri dihadapan kepala pelayan kediaman Leana. "Tolong beritahu pada tante, bahwa aku datang untuk memberi salam." Ketus Flo dingin.
"Maafkan saya nyonya duchess, namun saat ini nyonya Leana sedang dalam keadaan yang kurang sehat. Beliau memberi perintah untuk tidak diganggu oleh siapapun." Kepala pelayan itu membungkukkan badannya meminta maaf pada Flo.
"Pfft.. Benarkah?" Flo merasa lucu. "Justru saat seperti ini sudah seharusnya aku menunjukkan rasa perhatianku pada tante. Jadi biarkan aku masuk, mana bisa aku berpura pura tidak tahu saat tetua dalam keluarga Ferkalon mengalami sakit."
"Maafkan saya nyonya duchess, namun perinta nyonya Leanna jelas bahwa dia tidak ingin diganggu." Pelayan itu bersikukuh.
"Kamu mendengarkan perintah tante Leana namun berani mengabaikan perintahku?!!!!" Flo berteriak marah.
"Aku tidak berani nyonya!" Pelayan itu semakin membungkuk pada Flo. "Na.. namun aku.."
"Lancang sekali kamu menghalangi jalanku?!" Pandangan Flo semakin menajam.
"A.. aku tidak berani nyonya, tapi sungguh beliau telah memberi perintah bahwa beliau tidak ingin diganggu, jika ada yang melanggar maka aku yang akan terkena imbasnya..." kepala pelayan itu mulai gemetar ketakutan.
"Sekali lagi aku bertanya, kamu lancang mengabaikan perintahku?!!!"
"Bu.. bukan begi.."
'Braaak!!'
"Berisik sekali!! Ada apa ini?!" Leanna membuka pintu dengan keras untuk melihat keributan diluar kediamannya sedari tadi.
"Nyo.. nyonya Leana, itu.." kepala pelayan itu terbata berusaha menjelaskan.
"Tante Leana, aku datang memberi salam." Flo tersenyum manis dihadapan Leana.
Leana mengernyit melihat Flo, "Apa kamu lagi menakut nakuti pelayanku?!"
"Aku dengar tante sakit." Flo mengabaikan pertanyaan Leana, "Tapi sepertinya tante masih punya kekuatan untuk meluapkan amarah yah? Hihi." Flo sedikit tertawa.
Leana seakan kehabisan kata untuk menghadapi Flo, dia menghela nafas. "Bukannya kamu yang setelah membuat keributan di Luckingham kini terlihat baik baik saja?"
"Aku cukup beristirahat beberapa hari kini sudah segar kembali." Flo tersenyum dengan ceria dihadapan Leana. "Ah dari pada kabar saya yang tidak penting ini, saya lebih gembira mendengar kabar bagus tentang tante."
Leanna menatap bingung Flo. "Aku dengar keponakan tante yang sangat anda sayangi itu mendapat jajaran posisi pejabat penting dalam pemerintahan." Flo tersenyum miring. "Saya juga dengar kemarin dia baru saja diangkat menjadi mentri urusan dalam negri."
Wajah Leana memucat, "Flower, bagaimana bisa.." wanita paruh baya itu terkejut bukan main.
"Hoho..! Mana mungkin aku tidak tahu.." Flo tertawa riang. "Inilah bukti aku sangat berbakti pada tante Leana hingga memperhatikan hal hal kecil."
"Kamu berniat mengancamku dengan itu?!!!" Leana meledak emosi. Paman Osbert yang merupakan kerabat jauh mendiang ibu Winter saja harus dengan susah payah memasuki jajaran kedudukan penting dalam pemerintahan, namun keponakan Leana yang bukan siapa siapa mengapa dengan mudah masuk jabatan mentri dalam pemerintahan.
Flo mendekat dan berbisik ditelinga Leana. "Sst jangan bersuara terlalu besar, yah ampun. Aku khawatir kalau ada yang dengar bahwa tante menjadi dalang dibalik pengangkatan jabatan keponakan yang sangat tante sayangi itu."
Lalu Flo tersenyum mengejek. "Tapi bagaimana yah kalau saya memberitahu ini pada ayah yang sangat tegas dan menentang nepotisme dalam jabatan pemerintahan."
"Kau?!!"
"Haha tenang saja, mana mungkin aku begitu. Dia kan keponakan yang paling tante Leana sayangi." Flo menyeringai senang.
"Dasar wanita s*alan!! Aku akan melaporkan semua perbuatan busukmu pada Winter!!!" Leana berteriak marah. "Aku sudah tidak tahan lagi!!"
"Silahkan saja." Flo menatap Leana lekat lekat. "Semua ulah busuk dan sifat burukku pun Winter lebih tahu dari siapapun di dunia ini, tapi... apa Winter pernah membayangkan sikap tercela tante Leana yang memohon mohon untuk posisi dalam pemerintahan?!" Flo menggelengkan kepalanya. "Winter pasti akan sangat malu. Kalau begitu, aku pamit undur diri. Aku akan rajin rajin kemari dan memberi salam." Flo menunduk memberi hormat.
"Flower!!!! Dsar wanita s*alan!!!!!" Leanna berteriak marah melihat Flo yang berlalu tanpa beban. "Kepala pelayan!! Yah ampun!!" Leanna merasa lemas dan memegang tengkuknya yang terasa kaku.
"Nyonya Leana!" Pelayan pelayan dikediaman Leana menjadi panik.
Altez menoleh kebelakang beberapa kali. "Nyonya Flo, nyonya Leana pingsan."
Flo tersenyum tipis, "Itu salahnya sendiri, mengapa punya tempramen buruk yang mempengaruhi kesehatannya." Lalu Flo menatap lekat keempat pelayannya. "Begitulah caranya agar tidak diremehkan lagi." Flo tersenyum puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
IrisBlue
Yah udah abis aja..
Lanjut terus kak..
ceritanya menarik ditambah karakter dari si Flo yang sulit ditebak..
pokoknya semangat terus 💪
2022-02-04
1
Nunu Pertiwi
wahhhh sangat keren floo🤣
2022-02-02
0