Flo bisa merasakan tatapan tajam dari Winter seakan tidak mau berunding, dia akan benar benar diseret ke penjara jika tidak berbuat apapun saat ini. Flo menarik nafas sedikit terengah dan yang terpikir dalam otaknya hanyalah cara ini.
"Kyaaa nyonya Flo!! Nyonya Flo!!" Salah satu pelayan itu terkejut melihat Flo ambruk dengan mata tertutup.
"Tolong sadarkan diri anda nyonya!" Pelayan itu mencoba membangunkan Flo dan menatap Winter. "Tu.. tuan Winter ini..."
Winter terperangah melihat Flo dan menghampiri wanita itu, badan Flo terkulai lemas lalu Winter mengangkat dagu Flo untuk melihat wajah wanita itu. "Buka matamu!!" Bentak Winter. "Kubilang buka matamu!!!" Tangan Winter mengepal erat karena terlalu kesal.
"Dasar!!! Aku bilang buka matamu sekarang juga!!" Winter mengguncang tubuh Flo, "kalau kamu mendengar perkataanku aku tidak akan mengurungmu dipenjara. Kamu boleh kembali ke kediamanmu asalkan mau mendapat pengobatan dari dokter kevan!"
Flo masih tidak bergeming namun sedetik kemudian, "Kamu gak akan bohong kan??" Flo masih bertahan dengan posisi yang sama dan mata terpejam. Tak lama kemudian Flo membuka matanya dan memerintakan pelayan itu untuk melepaskan tangannya.
Winter bedecak kesal, dia mengenal Flo sedari kecil. Iblis kejam penuh dengan tipu muslihat, mana mungkin semudah itu dia pingsan. "Kalau kamu tidak dipenjara apa kamu mau kembali ke kediaman dan mendapat perawatan dengan tenang??"
"Baiklah."
Winer mencubit pangkal hidungnya, dia merasa sangat lelah menghadapi seorang Flo saja. "Kenapa sampai harus seperti ini baru bisa mendengarkan perkataan orang." Desis Winter tajam.
"Cepat antar dia kembali!!" Tegas Winter pada pelayan pelayannya.
"Bagainana dengan pelayanku?!" Flo masih berharap Altez dan yang lainnya akan dikeluarkan.
"Sudah aku bilang, aku tidak akan melepaskan pelayanmu!! Bawa pelayan dari rumah utama!!" Kesabaran Winter hampir habis.
Flo mengerut kesal, dan langsung berbalik untuk pergi lalu dengan angkuh menjawab winter. "Aku tidak butuh!!"
Sepeninggalan Flo, Winter langsung menghela nafas panjang.
Menyebalkan! Licik!! Bahkan melihat wajahnya saja aku muak!!
****
Setelah Kevan selesai memeriksa Flo, tinggallah beberapa pelayan yang diutus Winter untuk melayani dan merawat Flo. Namun sebagaimana pelayan itu berusaha membantu Flo, hanya perlakuan kasar yang mereka terima.
"Pergilah!! Aku sudah berkata pada kalian sedari tadi untuk pergi!!!" Flo melempar cangkir teh diatas meja dan hampir mengenai salah satu pelayan.
"Nyonya Flo, kami mohon. Kami harus merawat nyonya dengan baik. Jika tidak kami akan dipenjarakan oleh tuan Winter." Salah satu pelayan mencoba menenangkan Flo. Meski enggan berdekatan dengan Flo namun ini adalah perintah yang tidak bisa mereka tolak.
"Aku kan sudah bilang tidak usah!!!! Kalian tuli yah?!!!" Flo berteriak kesal.
"Nyonya tolong beri kami kesempatan." Pelayan lainnya juga memohon pada Flo.
Dengan kesal Flo bangkit berdiri dan menampar pelayan itu dengan kencang.
'Plaaaakk!!'
"Aku sudah melakukan ini! Apa kalian masih tidak mau pergi?!!!!"
Meski kesakitan namun mereka masih berusaha untuk sabar. "Nyo.. nyonya Flo, mohon redakan amarah anda."
Flo mengeratkan tangannya kesal dan menampar lagi pelayan itu.
'Plaaaakk!!'
"Pergi!!! Kalian pergi dari kediamanku!!" Flo menjerit. "Tidak boleh ada satu orangpun yang tinggal disini!!! Jika aku melihat kalian pasti aku akan mencambuk kalian sampai mati!!!"
Semua pelayan itu mendengus kesal, mereka juga tidak sudi merawat Flo. Merawat orang gila pemarah, egosi dan kejam di Luckingham. Jika bukan tugas yang diperintahkan langsung oleh Winter sang majikan utama mereka, mereka juga benar benar enggan terlibat dengan Flo. Tanpa menjawab keempat pelayan itu berjalan dan keluar dari kediaman Flo.
Sedetik begitu pintu tertutup Flo langsung terhuyung dan hampir menjatuhkan dirinya ke lantai, dengan susah payah Flo meraih kursi dan duduk disana. Nafasnya tersengal seakan paru parunya tidak sanggup menampung oksigen dengan cukup untuk tubuhnya, keringat dingin bercucuran dikeningnya dan tubuhnya menggigil dengan hebat.
Altez.. Altez.. aku butuh dirimu..
Aku tidak boleh ketahuan! Tidak boleh sama sekali! Aku tidak boleh tertidur sedetikpun!!!
Sekuat tenaga Flo menahan rasa sakit yang menyerang dirinya.
Sementara itu, waktu sudah menunjukkan tengah malam. Pukul 1 dini hari Winter terbangun dari tidurnya, dia merasa sangat tidak nyaman entah apa yang dia mimpikan namun dia tau itu bukanlah mimpi yang bagus.
"Pengawal!!!" Winter bangun dari atas kasurnya.
Beberapa pengawal masuk kedalam kamar Winter, memang setiap harinya ada beberapa pengawal yang akan selalu berjaga disamping Winter baik siang maupun malam. Baik saat Winter bekerja maupun saat Winter tidur, dan secara bergantian mereka akan terus berjaga dikediaman Winter.
"Bersiaplah! Aku akan ke kediaman Flo!!"
Setelah berganti pakaian Winter langsung berjalan menuju sisi barat Luckingham, istana bunga yang sebut orang orang tempat dimana Flo tinggal. "Apa Flo sudah tertidur?? Bagaimana pemeriksaan dokter tadi??"
Agustin yang menjadi kepala pelayan utama mengikuti Winter dan memberi laporan terkait masalah Flo. "Nyonya sudah diperiksa oleh dokter Kevan, dan itu hanya penyakit kelelahan saja. Namun.. saya tidak tahu sisanya. Karena semua pelayan yang diutus oleh tuan diusir oleh nyonya Flo."
Winter terkejut mendengar laporan Agustin, "Jadi maksudmu sekarang dia seorang diri?!"
Perasaanku sangat tidak enak! Sial!
"Cepat kita ke tempat Flo sekarang juga!!"
Begitu Winter tiba disana dia melihat 4 pelayan yang dia utus berada diluar kediaman Flo. "Kenapa kalian berdiri disini???!!" Marah Winter.
"Maa. Maafkan kami tuan Winter. Nyonya Flo tidak mengijinkan kami sedikitpun berada didalam. Jika tidak dia menakuti kami dengan ancaman melukai dirinya sendiri." Keempat pelayan itu gemetar ketakutan.
"Benar benar!!!" Kesal Winter. Tanpa menunggu lama dia segera masuk kedalam kediaman Flo dan mencari wanita itu. Namun sedikitpun bayangan Flo tidak ada disana.
"Dimana dia?!!! Cari disemua tempat!!" Winter memerintahkan pengawalnya.
"Apa kalian buta tidak melihat sedikitpun dia meninggalkan kediamannya??!!" Winter memaki keempat pelayan yang gemetar ketakutan itu.
"Sebenarnya apa yang kalian lakukan sampai satu orangpun tidak melihat dia keluar?!"
"Am.. ampuni kami tuan Winter! Kami sudah lalai!!"
"Lalai!! Kalian memang tidak becus semua!!! Cepat cari dia sekarang juga!!!" Winter terengah karena sangat marah dan dia duduk dibangku ruang tamu.
Dari dulu sampai sekarang keahliannya membuatku marah memang luar biasa!! Mengesalkan!! Pikirannya, keputusannya selalu berkebalikan denganku tapi kenapa aku selalu saja cemas!!
Tak lama pintu terbuka dan Flo masuk, Winter langsung bangkit berdiri menghampiri wanita itu. "Kemana saja kamu??? Kenapa akhir akhir ini kamu sering membuat masalah?! Apa kamu sudah bosan tinggal disini? Aku bisa mengusirmu jika kamu mau dari pada terus menerus membuat onar!!!" Emosi Winter meluap luap dan dia langsung memaki Flo.
Flo hanya diam tidak membalas Winter, jelas sekali dia terlihat sangat pucat dan kelelahan. Melihat keadaan Flo yang demikian membuat Winter menghela nafas panjang. "Apa kamu menghampiri pelayanmu yang dikurung dipenjara bawah tanah??"
"Tidak.. aku hanya belum mengantuk saja." Flo menjawab sekenanya.
"Belum mengantuk bagaimana??!" Winter kembali marah. "Jangan membuat alasan yang tidak rasional! Jika ingin berbohong pandailah sedikit. Sekarang cepat masuk kekamarmu dan tidur!!!"
"Saya tidak bisa tidur... Winter." Flo tetap menjawab dengan dingin.
Winter langsung memegang dagu Flo dan menatap wanita itu, pria itu terdiam melihat mata Flo yang sayu.
Mata ini... bukanlah mata yang dipenuhi ambisi dan ketidakpuasan yang selalu aku lihat, aku baru pertama melihat matanya seperti ini.
"Tidurlah.." Suara Winter melunak.
"Jika Winter mau keluar dari sini, aku akan tidur." Jawab Flo pada akhirnya.
"Aku akan pergi." Tanpa menjawab apapun lagi Winter segera pergi dari kediaman Flo.
Begitu Winter sudah berlalu Flo langsung terjatuh dilantai.
"Syukurlah Flo.. syukurlah. Hampir saja terjadi sesuatu jika aku tertidur."
Mimpi buruk yang selalu datang jika tubuhku lemah dan kelelahan, mimpi buruk yang membawaku pada ilusi sendirian..
Disaat seperti itu biasanya aku hanya menangis dan terus menangis pada Altez dan sambil terus melakukan tindakan kekerasan.
Aku tidak bisa memperlihatkan sisi burukku pada Winter..
Flo mengusap sudut matanya yang berair. "Apa aku sudah gila? Kalau semua orang tau bahwa grand duchess mempunyai penyakit mental yang tidak bisa membedakan antara ilusi dan kenyataan.. mungkin saja aku bisa kehilangan gelarku dan bahkan diusir dari sini. Aku hanya tidak boleh tertidur."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
momy ida
flow😭😭😭
2022-07-24
0
Kadek Pinkponk
flow 😢😢😢
2022-05-09
0
Nunu Pertiwi
aaaa kasian flower😞
2022-01-27
2