Abandoned Flower
Flo terdiam menatap dirinya dari cermin meja rias, melihat bayangan dirinya dengan riasan yang sangat sempurna dibalik gaun pengantin yang dia kenakan. Indah saja tidak akan pernah cukup untuk menggambarkan betapa cantiknya seorang Flower Amber Dulcan. Kulitnya seputih salju, halus bagai porselen tidak bernoda, bola matanya berwarna coklat madu dengan bulu mata yang lentik. Bibirnya ranum berwarna merah, indranya disana dengan proposisi sempurna pada wajah cantik itu.
Flo memegang halus veil yang menutupi wajahnya, harusnya hari ini pernikahan yang paling bahagia dan yang paling dia nantikan. Mungkin benar dia sudah lama menantikan menikah dengan pria yang dia cintai sepenuh hati. Namun apa dia bisa berbahagia dengan kenyataan dimana pria itu tidak pernah sedikitpun mencintainya.
Sudut mata Flo sedikit basah namun dengan segera dia mengarahkan pandangannya keatas karena tidak ingin sedikitpun merusak riasan sempurna pada wajahnya.
Setidaknya dia harus selalu melihat kecantikan diriku.
Batin Flo.
'Cklek!'
Pintu kamar terbuka dan yang pertama muncul adalah senyum mengembang bahagia dari Gloria dibalik pintu.
"Nona Flo! Astaga!!" Gloria mengepalkan kedua tangannya terlihat gemas menatap Flo,
"Ah tidak!! Lancang sekali pelayan ini!" Gloria menepuk keningnya sendiri. "Aku harusnya memanggil nona menjadi nyonya Winter!!" Gloria masuk dan berjingkrak riang.
Flo hanya menyunggingkan senyumnya tipis, sesamar itu mungkin hanya dia dan Tuhan yang tau.
"Jangan bersikap kurang ajar Gloria!" Hardik Flo.
"Mulai saat ini aku akan naik status menjadi Gran Duchess, nyonya besar Ferkalon, begitu juga dengan status kalian semua! Kalian akan menjadi pelayan pribadi nyonya besar jadi jaga perilaku kekanakkan yang selalu kalian lakukan!!"
Gloria mengulum bibirnya menahan senyum dan menunduk. "Saya mengerti nyonya Flo."
Tak lama Altez, Nora dan Gemma yang juga merupakan pelayan pribadi Flo masuk kedalam kamar Flo.
"Nona Flo sudah siap??"
Wajah ketiga wanita itu sebenarnya tak kalah berbinar dengan Gloria saat masuk ke dalam kamar Flo namun mereka bertiga cukup bisa membaca situasi melihat Gloria yang menunduk mungkin Flo lagi lagi baru saja memarahi Gloria.
"Kita harus segera keluar, acara pemberkatan sudah akan berlangsung." Altez membantu Flo membenahi veil dan juga gaun panjang yang Flo kenakan.
"Nona sangat cantik, aku yakin tuan Winter akan langsung terpana begitu melihat nona." Gemma memegang jemari lentik Flo juga membantu Flo untuk berdiri.
"Mari kita keluar dan menyambut kebahagiaan untuk nona Flower Amber Dulcan yang akan menjadi Nyonya Flower Amber Ferkalon!" Gloria kembali memasang senyum lebarnya dan membuka pintu kamar.
Flo berjalan keluar diiringi oleh 4 pelayan pribadinya, meski semua orang selalu memandang Flo sebagai sosok pemarah dan bersikap angkuh namun; Gloria, Altez, Nora dan Gemma mengetahui sejarah panjang keluarga Ferkalon dan apa yang sudah dilalui oleh Flower dalam keluarga ini. Mereka berlima sangat saling mengasihi dan membutuhkan seperti keluarga sendiri.
****
Kediaman keluarga Ferkalon sangat besar, seluruh masyarakat menyebutnya istana Luckingham. Rumah raksasa yang lebih pantas disebut dengan istana, terdiri dari beberapa bagian rumah terpisah dengan taman yang sangat luas.
Acara pernikahan Winter dan Flo sudah ditentukan dan dirancang sejak lama, pernikahan politik dengan darah bangsawan merupakan titah mutlak yang tidak akan bisa ditolak kedua belah pihak.
Maka disilah Winter Leonhard Ferkalon, yang merupakan keturunan pertama keluarga Grand duke Michael Ferkalon harus menikahi Flower Amber Dulcan yang menjadi satu satunya pewaris keluarga Dulcan. Agar bisa sepenuhnya menjadi pewaris utama seluruh kekayaan dan kekuasaan keluarga Ferkalon.
Flo melanglahkan kakinya diatas karpet merah berhias kelopak bunga berwarna putih yang membentang sepanjang taman hingga menuju gazebo diujung taman. Iringan musik juga hamparan bunga yang berterbangan menambahkan kesan romantisme namun pria yang berada diujung sana menanti Flo dengan wajah dinginnya seakan ingin cepat cepat menyelesaikan ritual yang sangat merepotkan ini.
Flo tetap menyematkan senyum terbaiknya untuk paman Michael, ayah Winter. Pria paruh baya itu mungkin orang yang paling menanti nantikan hari pernikahan ini.
Michael menyerahkan tangan Flo pada Winter,
"Bahagiakan Flo, nak!" Kalimat pria tua itu bukanlah sekedar pesan untuk Winter namun terselip makna perintah yang tidak akan permah bisa Winter bantah terkecuali pria itu ingin melepaskan semua kekayaan dan kekuasaannya sebagai penerus grand duke.
Namun mendengar kalimat itu, Winter hanya menipiskan bibirnya, menggandeng tangan Flo berjalan menuju altar untuk melakukan pemberkatan pernikahan.
Untuk sekelas keluarga Ferkalon, pernikahan yang seharusnya menjadi Royal Wedding terbesar abad ini namun diadakan secara sederhana di istana Luckingham dan dihadiri keluarga dan kerabat terdekat. Ini merupakan pertahanan terakhir Winter dalam menolak pernikahan ini, baginya tidak ada yang perlu dispesialkan jika menikah dengan orang yang tidak pernah dia cintai setitikpun.
Upacara pemberkatan berlangsung begitu khusyuk dan lama. Akhirnya ucapan pastur mengakhiri upacara sakral ini, "Dengan kekuasaan yang diberikan padaku, saya nyatakan kalian sebagai suami dan istri, tuan Winter silahkan mencium istri anda."
Senyum Flo mengembang begitu tangan Winter menyibak veil yang dia kenakan, irish abu gelap milik Winter yang selalu membuatnya terlena menatap tajam Flo dengan dingin. Tanpa ada kelembutan, sentuhan hangat maupun senyuman, Winter hanya mengecup singkat kening Flo dan langsung memalingkan wajahnya dingin.
Meski sakit itu merayapi perlahan hati Flo, namun dia tersenyum tipis.
Aku masih mempunyai banyak waktu. Kamu pasti akan mencintaiku sebentar lagi saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
IndraAsya
👣👣👣 Jejak 💪💪💪😘😘😘
2022-07-30
1
Fatma Kodja
cerita menarik, tetap semangat dalam berkarya 💪💪💪💪👍👍👍👍
2022-03-10
0
Indah Nihayati
aku udah mampir thor
2022-02-26
0