Winter merupakan pemimpin yang cukup kompeten, kemampuannya dalam bekerja pun tidak main main. Dia juga memiliki beberapa keahlian sekaligus selain dalam bidang intelektual, kemampuan bela diri, seni berpedang bahkan untuk urusan musik dan melukispun Winter cukup unggul dibidangnya.
Namun seiring berjalannya waktu sebagai pemimpin utama keluarga Ferkalon, yang Winter lakukan hanya berbisnis saja. Dia sudah sejak lama melupakan hobi dan keinginan hatinya, kini dia hanya bekerja dan memperluas kerajaan bisnis Ferkalon.
Untuk memperluas pasar bisnis Winter sendiripun sering kali turun tangan secara langsung seperti saat ini. Dia akan menyamar sebagai rakyat biasa dan turun ke pasar pasar untuk meriset keadaan dan permintaan masyarakat. Dan hari itupun tiba, Winter memakai baju biasa lengkap dengan topi untuk menyamarkan wajahnya, tanpa pengawalan dan kendaraan mewah, berjalan jalan dipasar seorang diri.
Pria itu cukup menikmati waktu seperti ini, dimana dia bebas dari kekangan segala bentuk tata krama dan kewajibannya. Namun bagaimanapun Winter mencoba menyamar, wajahnya yang terlalu kentara berbeda dengan masyarakat kelas menengah maupun bawah tetap saja menarik perhatian banyak orang.
"Astaga! Apa dia golongan bangsawan??"
"Tampan sekali!!"
"Andai aku punya menantu laki laki seperti itu!!"
Winter menipiskan bibirnya mendengar bisik bisik yang terlalu jelas terdengar itu dari orang sekitar. Namun dia akan tetap mengabaikannya, karena tujuannya jelas untuk melihat langsung keadaan masyarakat, riset demi kepentingan bisnisnya.
..
Sementara itu pagi hari yang cukup damai juga terjadi dikediaman Flo. Altez melangkahkan kakinya ringan dan bersenandung, dia menyapa dengan riang ketika berpas pasan dengan Gemma.
"Apa nyonya Flo sudah bangun??"
"Belum. Masih tidak ada suara. Mungkin nyonya ingin bangun siang. Lagipula tuan Winter tidak ada di Luckingham."
Altez mengganguk anggukkan kepalanya setuju dengan Gemma. "Benar, jarang jarang nyonya bangun siang. Malah biasanya dia tidak cukup tidur dengan baik." Altez menghela nafasnya.
"Baiklah aku akan mengintip nyonya sebentar habis itu baru mengambil sarapan untuk nyonya Flo."
Altez membuka pintu kamar Flo perlahan, suasana remang dikamar dan selimut yang berantakan. Altez jelas berpikir Flo masih tertidur, saat Altez hendak membetulkan letak selimut dia terkejut dan berteriak. "Aaaaaaakkhhh!!!"
Gemma, Gloria dan Nora berlari kedalam kamar Flo dengan tergesa karena terkejut mendengar suara Altez. "Ada apaaaa??!" Tanya mereka bertiga bersamaan.
"Nyo.. nyonya Flo hilang!!!!!" Altez memasang wajah shock menunjuk ranjang Flo yang sudah kosong.
****
Flo melanglahkan kakinya dan tetap menjaga jarak aman. Dengan memakai terusan dan menutupi wajahnya dengan topi lebar, Flo mengikuti Winter. Wanita itu sudah merencanakan ini sejak lama, dia mengetahui jadwal Winter untuk meriset pasar, lagipula Flo sudah lama sekali tidak keluar Luckingham dan dia juga merindukan Winter. Jadi Flo memutuskan untuk mengikuti Winter.
"Permisi, ini dijual berapa yah?" Winter menuju satu toko yang menjual buku buku seni.
"Ah ini? Buku yang ini 5 pound, yang bagian sini hanya 3 pound saja."
"Ah baik. Aku mau buku yang ini." Winter menunjuk beberapa buku. "Hmm tuan, apa toko akhir akhir ini ramai pembeli? Bagaimana dengan ekonomi saat ini?"
Penjual buku itu membungkus beberapa buku pilihan Winter, "Akhir akhir ini pasar sedikit sepi namun perekonomian masih cukup baik, mungkin karena saat ini banyak warga yang terserang flu endemik. Ini totalnya 15 pound."
Winter menyerahkan uangnya dan mengambil barang yang dia beli. "Memangnya warga tidak ke dokter untuk berobat??"
"Haha meski banyak masyarakat yang terjangkit namun karena ini endemik maka dari itu mereka hanya beristirahat dirumah. Terimakasih."
Winter menganggukkan kepalanya dan kembali berjalan, namun dia menyadari sesuatu. Pandangan orang orang kini beralih dengan sesuatu dibelakangnya. Winter menoleh kebelakang, secepat itu juga Flo bersembunyi namun orang bodoh mana yang tidak menyadari.
Terusan yang Flo kenakan, juga topi itu agak mencolok mata.
Winter menghela nafasnya kasar, "Flo?? Apa yang dia lakukan disini??" Desis Winter kesal.
Lalu Winter tetap berjalan dan melangkahkan kakinya agak cepat, Flo terus membuntuti Winter hingga mereka semakin menuju ke tempat sepi.
Saat dirasa sudah tidak ada orang Winter berbalik.
"Keluarlah!!"
Flo terkejut, dan berjalan perlahan menunjukkan dirinya dihadapan Winter.
"Kenapa mengikutiku??"
"A.. aku.." Flo diam dia tidak biaa menjawab, sebenarnya dia sangat penasaran semua barang barang yang Winter beli. Buku seni itu, bahan kain dan beberapa tali pita. Untuk siapakah Winter membelinya?
"Apa alasanmu kali ini??!" Winter menatap tajam Flo. "Setelah kemarin membuat malu keluarga Ferkalon dengan bertindak anarkis, kini kamu juga dengan lancang keluar Luckingham seorang diri??"
Flo cemberut, dia sangat kesal. "Ini semua gara gara Winter." Dengus wanita itu.
"Apa maksudmu?! Aku yang menjadi alasan atas semua perbuatanmu yang tidak masuk akal itu?!" Winter terlihat emosi namun dia tidak ingin mengundang masyarakat kesini jika membuat keributan lagi. "Kembalilah ke Luckingham, dan tunggu hukumanmu disana!!!" Winter membetulkan topinya dan pergi meninggalkan Flo.
Setelah selesai berkeliling, Winter berhenti disatu kedai minuman. Ronan dan Dylan sudah disana juga untuk menemani Winter. Mereka akan segera kembali ke Luckingham, namun Winter sengaja menikmati makan siang terlebih dahulu sebelum kembali.
Winter sedikit melirik ke arah bawah dari lantai dua tempat dia duduk dikedai itu,
Dasar keras kepala!! Aku menyuruhnya pulang ke Luckingham tapi dia masih disini!!
Flo duduk dengan cemberut dimeja kedai bagian bawah, dia bisa jelas melihat Winter yang acuh padanya bahkan tidak menoleh sedikitpun.
Winter tidak memperdulikan Flo, namun keadaan kedai yang tadinya berisik kini sedikit sunyi. Winter menoleh kearah bawah dan melihat semua pria dikedai itu memandangi Flo dengan mata keranjang mereka.
"Tuan Winter??!" Ronan sudah bersiap berdiri.
"Diam!" Tegas Winter.
"Ta.. tapi jika tidak, nyonya Flo akan.." Ronan terkejut.
"Tutup mulutmu!" Ucap Winter dingin.
Flo terlalu kontras dengan keadaan kedai dalam pasar, kulitnya putih dan pakaiannya juga bagus. Belum lagi wajahnya yang sangat cantik. Semua pria jelas tertarik dengan penampilan luar Flo.
"Halo cantik!!! Apa kamu datang sendiri?? Mie di kedai ini sangat enak, dan paling enak kalau makan sambil ditemani oleh aku!!" Seorang pria dengan tidak senonoh langsung merangkul pundak Flo dari belakang.
Flo yang terkejut langsung bangkit berdiri,
Lelaki br*ngsek ini berani beraninya menyentuhku di depan Winter?!!
"Lepaskan tangan anda!!!"
"Aku mencoba membantumu memilih makanan, kenapa kamu marah cantik??" Pria itu terkekeh dan memegang dagu Flo.
Dengan kerasnya Flo langsung menampar pria itu.
'Pplaaaakkkk!!'
"Lancang sekali apa kau tidak tahu aku siapa???!"
"Wanita j*lang ini! Aku sudah bersikap baik tapi kamu yang seperti ini semakin membuatku mabuk kepayang!!!" Pria itu langsung memeluk Flo dari belakang dan menahan tubuh Flo.
Flo ketakutan, air matanya tidak bisa tertahan. Ini tempat asing, dia tidak membawa pengawal dan seorang diri.
Winter?!! Winter tolong aku!!!
Saat Flo sekuat tenaga bertahan dari para pria hidung belang yang berusaha menggerayangi dan melecehkannya dia melihat Winter bangkit berdiri dan pergi meninggalkan kedai seolah tidak terjadi apapun disana.
Flo terisak ketakutan namun hatinya bagikan sudah mati saat melihat Winter berlalu begitu saja tanpa memperdulikan keselamatannya.
Sekalipun kamu membenciku.. sekalipun seperti itu. Bagaimana bisa kamu bersikap seperti ini padaku.. Winter..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Andriyati
berhentilah flow,, dia bukan kebahagiaan mu,, 😭
2024-08-01
0
NitaNS
gk tega sama flo
2022-01-21
0
Nunu Pertiwi
saya menunggu cinta flo buat winter hilang... dan penyesalan winter tentunya
2022-01-21
0