Kemarin Winter kedatangan tamu dari negara tetangga, seorang pedagang bangsawan sukses bergelar Marquis. Marquis Rainhard Grace, maksud kedatangan tuan Rainhard tentu saja untuk menjalin kerjasama bisnis dengan Ferkalon dan juga maksud terselubung lainnya yaitu mendekatkan Winter dengan putri tunggalnya Summer.
Dengan dalih yang rapi dan elegan akhirnya diputuskan Summer bisa tinggal di Luckingham untuk belajar dan memantau kerjasama bisnis dengan Winter. Dan pagi pagi sekali Maequis Rainhard sudah pulang ke negaranya meninggalkan Summer untuk menjalankan misi mereka.
Bukannya Marquis Rainhard ataupun Summer tidak mengetahui jika Winter sudah memiliki istri, namun ibarat tembok saja bertelinga. Bagaimana kabar burung yang terpecaya sudah tersebar luas bahwa Gran duke Winter tidak mencintai istrinya dan ini membuat celah bagi para bangsawan lainnya yang ingin menjalin kerabat dengan keluarga Ferkalon.
Dunia para bangsawan sangat lumrah jika dia ingin memiliki dua atau 3 orang selir selain istri, maka Rainhard mengincar celah itu, agar Winter bisa menjadikan Summer sebagi salah satu istrinya dan memperluas jalur perdagangan negaranya.
Kemarin saat Winter pertama kali bertemu Summer, dia merasakan bagaiman wanita itu tersenyum hangat padanya dan jantung Winter sedikit berdesir. Maka Winter juga menyambut baik Summer dikediamannya dan malam harinya Winter pergi menemui Summer.
"Permisi nona Summer, tuan Winter menunggu nona diruang tamu kamar untuk berbicara." Seorang pelayan yang diutus untuk melayani summer selama di Luckingham memberikan informasi pada Summer.
Tuan Winter datang sendiri menemuiku?!
Summer tidak bisa menyembunyikan wajah bahagianya, tentu saja dia jatuh cinta pada Winter dihari mereka pertama bertemu. Mungkin sejujurnya Summer tidak terlalu menyetujui ide ayahnya, namun semua ketekatan hatinya berubah ketika melihat sosok Winter. Pria yang sangat mempersona dengan tubuh tegapnya yang tinggi.
"Aku akan segera keluar, cepat siapkan teh untuk tuan Winter."
Begitu pelayannya undur diri, Summer segera menata rambutnya, memakai kembali make up tipis dan lipstik bewarna muda. Summer memang tidak secantik Flo, namun sinar hangat senyumnya selalu menjadi daya tarik wanita itu.
"Selamat malam tuan Winter, maaf membuat tuan Winter menunggu lama. Ada yang bisa saya bantu?" Summer bergabung dengan Winter duduk dan mengucap terimakasih pada pelayan yang menyajikan teh untuk mereka.
Sebelum berbicara Winter menatap pelayan yang berada disana, seakan paham dengan maksud tuan mereka. Para pelayan segera undur diri dan meninggalkan Winter berdua dengan Summer.
Senyum Summer mengembang tipis, karena dia gugup sekaligus bahagia berdua saja dengan Winter.
"Maafkan aku kemari malam malam tanpa membuat janji terlebih dahulu." Winter tersenyum pada Summer membuat jantung wanita itu berdegup lebih keras. "Aku hanya ingin memastikan kamu nyaman untuk tinggal disini, apa ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman?"
"Terimakasih atas perhatian tuan Winter padaku, aku sangat nyaman dan semua pelayan melakukan tugasnya dengan baik."
"Baiklah kalau begitu, kita akan mulai melakukan kerjasama besok. Dan ruang untuk kamu bekerja akan ditunjukkam oleh pelayan besok pagi. Kalau begitu aku permisi dulu." Winter bangkit berdiri, pembicaraan singkat yang sedikit mengecewakan Summer tapi dia tidak punya alasan lain untuk menahan Winter dan bisa bisa itu juga menjatuhkan harga dirinya.
"Baik tuan Winter, biarkan aku mengantar sampai pintu depan." Summer bangkit berdiri.
"Ah satu lagi." Winter berbalik dengan tiba tiba hingga Summer hampir saja menabrak dada bidang Winter.
"Maafkan aku, tiba tiba tuan Win.." Pipi Summer merona merah karena dijarak sedekat ini dia bisa mencium aroma maskulin parfum Winter dan membayangkan betapa nyamannya bahu Winter jika berada dalam pelukan pria itu.
"Maafkan aku, aku yang tiba tiba berbalik." Winter memundurkan badannya dua langkah menjaga jaraknya dengan Summer.
"Aku hanya ingin memberitahumu, kamu harus berhati hati. Di Luckingham ada seorang iblis yang tinggal disini, jangan terlibat dengannya dan berhati hatilah padanya. Kalau begitu aku permisi. Selamat malam nona Summer."
"Selamat malam tuan Winter." Rasa gugup Summer masih saja membekas bahkan ketika Winter sudah pergi dari kamarnya.
"Aku baru pertama kali bertemu pria yang mempesona seperti itu, bahkan dengan tidak melakukan apapun pesonya merebak sangat kuat." Summer memegang dadanya yang berdegup sangat kencang.
****
Sementara itu dikediaman Leana terdengar suara bisik bisik dan tawa ejeka dibelakang dari para pelayan rumah utama, tentu saja semua ini disebabkan oleh pemandangan yang mereka bisa lihat sekali seumur hidup. Yaitu Flo duduk berlutut didepan pintu kediaman Leana.
Meskipun Flo merupakan istri Winter yang juga merupakan grand duchess kediaman Ferkalon namun seluruh urusan dan keuangan rumah tangga dipegang oleh Leana atas perintah Winter. Maka dengan kata lain seluruh tugas grand duchess dijalankan penuh oleh Leana mengakibatkan Flo kehilangan wajah diantara para pelayan rumah utama. Belum lagi para pelayan yang juga banyak membenci Flo.
"Yah ampun, aku sampai terkejut. Aku tidak menyangka kalau nyonya Flo bisa berlutut tapi tetap terlihat sangat anggun." Olivia baru saja keluar dari kediaman ibunya dan mengejek Flo yang berlutut disana.
"Maafkan ibuku dia sedikit sibuk, dia akan segera menemuimu. Aku pamit dulu, aku ada rapat penting dengan tuan Winter." Olivia menampilkan wajah mengejek dan segera berlalu dari sana.
Tangan Flo mengepal kuat, tubuhnya sedikit bergetar dan lemas. Dia sudah hampir dua jam seperti ini.
Ingatlah aku tidak merasa terhina dengan perlakuan mereka, Winter.
Karena hanya orang yang tahu malu yang bisa merasakan perasaan terhina.
Apa yang aku miliki semua untukmu, bukankah kamu menyebutku tidak tahu malu?!
..
Winter mengernyitkan alisnya mendengar laporan Dylan bahwa sudah hampir 3 jam Flo masih berlutut di depan kediaman Leana.
"Tck! Trik apa lagi yang dia gunakan?" Decak pria itu.
"Apa aku harus melakukan sesuatu tuan Winter?"
"Biarkan saja! Wanita itu sangat licik, aku tidak pernah bisa menerka apa yang ada di otak dan pikirannya!!" Winter seakan tidak perduli dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
Siang hari saat jam makan siang selesai, Winter berjalan menuju taman untuk berkeliling sebentar. Namun Ronan dan Dylan kembali melaporkan bahwa Flo masih bertahan dikediaman Leanna dan ini sudah 4 jam lebih berlalu.
"Apa yang wanita licik itu rencanakan?!!" Winter berjalan menuju kediaman Leana.
Winter sedikit terperangah melihat Flo, wanita itu tidak berlutut tapi tersungkur dan bertumpu pada kedua tangannya dilantai.
"Kenapa posisi tubuhnya seperti itu?" Telisik Winter.
"Kabarnya nyonya sedang tidak enak badan, beliau sudah pingsan 2 kali." Dylan memberi info.
"Apa aku harus memanggil dokter Kevan?"
"Trik murahan apa yang dia lakukan?" Winter berdecih. "Tidak perlu, aku sudah tahu bagaimana liciknya wanita itu. Ayo pergi!!"
"Nyonya Flo!!" Gemma menahan tubuh Flo yang lagi lagi hampir pingsan.
"Ancaman apa yang sedang kamu lakukan??!! Apa kamu sedang memainkan trik licikmu?!!!" Winter dengan marah menghampiri Flo.
Pria itu cukup tersentak melihat wajah Flo yang pucat pasi meskipun wajahnya menahan amarah, kening yang penuh peluh keringat, lutut yang sedikit memar akibat berlutut dengan hanya memakai terusan midi.
"Bantu aku berdiri, jangan sampai jatuh." Flo berkata rendah pada Gemma.
Dengan tubuh yang sedikit gemetar karena lemas Flo menatap Winter, hatinya sangat sakit atas perlakuan pria itu.
"Perlukah aku memanggil dokter Kevan??" Ronan sekali lagi bertanya pada Winter.
Pria itu menatap Flo dingin, "Biarkan saja!!" Winter langsung berbalik dan pergi meninggalkan Flo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Sulati Cus
tega bgt nyebut flo iblis mn ada iblis secantik flo mungkin emang perlu periksa mata si win2
2022-12-10
0
Kadek Pinkponk
jahat sekali kamu winter
2022-05-09
0
komang Budiasa
ingin menjaga diri dari orang yng jahat ..
memang kadang berbalik untuk di lihat
2022-01-12
0