Pagi hari nya, Amel terbangun dan bersiap memulai hari nya dengan senyuman yang selalu menghiasi wajah cantik nya, apalagi saat mengingat senyuman kedua orang tua nya, itulah sumber kekuatan nya.
Mau bagaimana pun pekerjaan disini, sekeras apapun cobaan yang akan datang, dia akan siap dan ini demi kedua orang tua nya. Yang sudah memperjuangkan hidup nya selama ini.
Gegas Amel merapikan tempat tidur, mandi dan segera berangkat ke kantor menggunakan angkutan umum. Dia sudah terbiasa menaiki transportasi umum seperti ini, ya meski harus berdesakan tapi mau bagaimana lagi.
"Pak, kantor ALX Company bisa?" Tanya Amel.
"Bisa Non," Jawab sang supir, Amel pun masuk dan duduk di bangku penumpang.
Selang setengah jam, akhirnya Amel sampai di depan kantor ALX Company, perusahaan periklanan terbesar di kota ini.
"Kerja disini dek?" Tanya seorang ibu-ibu yang masih terlihat muda, dia juga turun di sana juga.
"Iya kak.." Jawab Amel.
"Di bagian apa?"
"OG kak, ini baru mau training." Jawab Amelia dengan senyuman manis nya.
"Cantik-cantik kok jadi OG, gak gengsi?" Tanya nya.
"Kenapa harus gengsi kak, selama itu pekerjaan yang halal, lagi pun kalo saya gengsi saya gak bakal makan, soalnya saya ngerantau kesini."
"Bersyukur di terima di perusahaan ini juga." Jawab Amelia lagi.
"Kamu yang saya cari.." Batin wanita itu.
"Baiklah ayo masuk, saya juga ingin bertemu dengan seseorang di kantor ini. Nama kamu siapa?" Ajak nya, dia mengamit tangan Amel dan menarik nya lembut untuk masuk ke kantor.
"Emhh, Amelia."
Karyawan lain menatap Amel dengan tatapan heran, sedangkan Amel gadis itu tak mengerti apapun dan memilih menundukan kepala nya.
"Tegakkan kepala mu Nona cantik." Ucap nya, ibu itu terlihat sangat mendominasi.
"Kenapa menatap gadis ini seperti itu?" Tanya nya.
"Amel saya lupa, nama saya Roseanne. Panggil saja tante Ros."
"I-iya tante Ros, saya permisi mau mengisi absensi dulu." Pamit Amel, Ros mengangguk dan membiarkan gadis itu pergi.
Amelia masuk ke dalam ruangan khusus karyawan training, dan ternyata hanya baru beberapa karyawan saja yang datang.
"Amelia, kamu bertugas membersihkan ruangan direktur utama ya.." Ucap Bu Risa, dia yang bertugas memberi arahan pada karyawan training.
"S-saya bu?"
"Yang nama nya Amelia kan cuma kamu doang disini." Jawab Bu Risa.
"Iya juga ya, tapi saya gak tau dimana ruangan nya Bu."
"Di lantai 24, lantai teratas itu ruangan CEO atau direktur utama. Sana pergi kerjakan tugas kamu, sebelum Tuan Jeon datang." Amelia mengangguk dan segera membawa alat tempur nya menuju lift yang akan membawa nya ke ruangan direktur utama.
Ting..
Bunyi lift yang menandakan dia sudah sampai di ruangan yang dia tuju. Amelia menatap pintu dengan ukiran yang khas setinggi dua meter dengan name tag dari kayu berwarna coklat mengkilat 'Direktur utama Smith Alexander', ragu-ragu dia membuka pintu itu dengan perlahan.
"Ayoo Amel semangat, kamu pasti bisa." Amel menyemangati dirinya sendiri.
Amel memulai tugas nya dengan baik, dia membersihkan ruangan luas itu dengan teliti. Awalnya dia terkejut, luas ruangan ini mungkin sebesar rumah nya di kampung. Belum lagi barang-barang mewah yang menghiasi setiap inchi ruangan direktur itu.
Di lantai ini, hanya ada dua ruangan. Yang satu ruangan Direktur Utama, dan satu nya lagi khusus untuk asisten pribadi nya. Sejujur nya, Amelia belum tau bagaimana wajah pemilik perusahaan ini.
Tak ada satu pun poto yang di pajang, atau di bingkai di meja kerja. Hanya ada berkas yang menumpuk dan map-map yang mungkin saja penting.
Tepat pukul 8, Amel menyelesaikan tugas nya dan segera keluar dari ruangan itu setelah memastikan sekali lagi bahwa tak ada yang terlewat, secara ini ruangan direktur utama. Amel juga menaruh beberapa pengharum ruangan, agar lebih wangi.
Saat keluar, Amel melihat Rena yang juga baru keluar dari ruangan sebelah nya.
"Heii kamu disini juga?" Tanya Amelia.
"Iya Mel, aku di tugasin buat bersihin ruangan asisten nya Tuan Jeon. Kamu bersihin ruangan direktur ya?"
"Iya Ren, ternyata ruangan direktur utama itu sangat luas." ucap Amelia.
"Sama, ruangan ini juga luas banget. Udah yuk, keburu Ibu Risa marah."
Mereka berdua pun masuk kembali ke dalam lift khusus pegawai, yang kebetulan sedang kosong.
Sampai di bawah, ternyata semua karyawan sedang berbaris seperti sedang menyambut keadatangan seseorang. Tak lama dua orang berpakaian formal setelan jas hitam rapi datang dengan langkah tegap dan berwibawa nya.
Rena membungkuk hormat saat kedua pria itu melewati nya, tapi tidak dengan Amelia dia tidak tau seberapa besar pengaruh dua pria yang baru saja melewati mereka dengan wajah datar nya.
"Itu kan Roy?" Gumam Amel pelan, tapi masih bisa terdengar oleh telinga Rena.
"Iya itu Asisten nya direktur utama. Roy Aditia."
"Aku tau Roy, kemaren kan dia yang nganterin aku ke ruangan interview. Tapi aku gak tau yang satu nya lagi," Ucap Amelia, dia tidak tau karena wajah nya tertutupi masker hitam.
"Ya ampun Amelia Putri, dia kan sama Roy ya berarti itu direktur utama dong, Tuan Smith Alexander."
"Sayang nya wajah nya ketutup masker, jadi aku gak tau wajah nya gimana." Ucap Amelia. Rena meletakan punggung tangan nya di dahi Amelia, seperti seorang ibu yang tengah memeriksa suhu tubuh anak nya.
"Apaan sih Ren, aku gak demam." Rena menggelengkan kepalanya heran.
"Kamu kan baru aja bersihin ruangan nya, masa gak liat foto nya sih?"
"Gak ada foto apapun di ruangan nya, Ren. Beneran deh." Jawab Amelia.
"Nanti deh aku tunjukin, aku punya foto nya dari sosial media. Yok kita kerja dulu, nanti kena omel kalo ketahuan lagi nge ghibah." Ajak Rena, Amel hanya menganggukan kepala nya, dia kembali mengangkat ember dengan alat pel nya.
....
Amelia dan Rena sedang di kantin makan siang sekaligus istirahat sebentar dari pekerjaan.
"Ren, mana foto nya CEO penasaran aku pengen liat."
"Nanti, makan dulu yang kenyang keburu waktu makan siang nya abis." Jawab Rena di sela suapan besar nya, maklum lah Rena tife cewek barbar yang tak peduli dengan tatapan karyawan lain saat melihat selera makan nya yang tinggi.
Setelah selesai dengan makan nya, barulah Rena menunjukan foto seorang pria yang katanya adalah direktur utama di perusahaan ini.
"Ini Ren?" Tanya Amel.
"Iya ,ini Tuan Smith. Kenapa? Kok kaget gitu, apa karena ganteng ya?"
"Ya ampunn.." Amel menepuk-nepuk dahi nya, pria ini kan dia tabrak kemarin karena dia ceroboh dan tak memperhatikan jalan.
"Kenapa sih Mel? Ada apa?"
"Sebenarnya...."
🌻
Amel, rasa nya nabrak CEO gimana sih?🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Nadav effendy
mending gak usah di kasih visual aja gak sih kalo gak sesuai ekspektasi.. bikin selera baca anjlok drastis. visual yg keren itu karakter2 bule, KLO visual nya Korea kurang greget feel nya, bahkan aku sendiri gak dapet, gak suka visual Korea, letoy
2024-12-23
0
BunDa TuTi 0910
kenapa ga mas Seok Jin aja...
2024-05-15
1
Erlin Sylviana
kalo CEO nya si klinci kerja jadi enteng
2023-10-28
2