"Sebenernya apa sih Mel?" Tanya Rena lagi.
"Pas aku kesini buat ngelamar kerja, aku ceroboh banget, gak liat jalan terus nabrak cowok, dan kamu tau siapa yang aku tabrak? Tuan Smith."
"Waw, terus gimana?" Tanya Rena, mode kepo nya mulai on.
"Ya, gak gimana-gimana sih. Cuma aku mantul terus dia nahan pake tangan nya gitu,"
"Wah kamu pernah di pegang Tuan Smith dong." Celoteh Rena.
"Aku gak tau kalau dia CEO di kantor ini Ren, asli. Itu alesan nya kenapa aku di anter pak Roy ke ruangan interview." Jelas Amelia.
"Sekarang kan udah tau, terus mau gimana?"
"Aku harap gak ketemu dia dalam waktu dekat sih, aku malu. Malu nya sampe ke ubun-ubun." Ucap Amelia, wajah nya memerah saat mengingat kejadian waktu itu.
"Tengsin ya Mel? Udah ah, yuk kerja lagi." Ajak Rena, lalu menarik tangan Amelia dari kantin.
Mereka berdua sampai di ruangan khusus OG, disana sudah ada Bu Risa yang terlihat panik, mundar mandir gak jelas kayak setrikaan.
"Dari mana saja kamu Amel? Saya nungguin kamu dari tadi." Tegas nya, dengan sorot mata tajam nya.
"Saya habis dari kantin untuk makan siang Bu, ada apa?"
"Saya tanya, kamu buat kesalahan apa di ruangan direktur? Mecahin apa, atau ada yang ketinggalan gak kamu bersihin?" Tanya Ibu Risa tegas. Amel terlihat seperti mengingat-ingat, tapi nihil. Dia merasa tak merusak barang apapun.
"Saya gak mecahin barang apapun Bu, nyentuh aja saya gak berani takut dan saya yakin gak ada yang terlewat, soalnya saya cek dua kali sebelum keluar ruangan direktur Bu." Jawab Amelia.
"Terus kenapa Tuan Smith nanyain kamu? Ayo sekarang ikut saya, ke ruangan direktur." Ajak Bu Risa. Amelia menundukan kepala nya dan mengekor di belakang Bu Risa menuju lantai 24, tempat yang tadi pagi dia bersihkan.
Tingg...
Bu Risa keluar bersama Amelia yang masih menunduk dalam, dia takut. Apakah karir sebagai OG nya akan berakhir hari ini, karena direktur tak menyukai hasil kerjanya?
"Ya tuhan, tolong lah hamba mu ini. Jangan biarkan Tuan Smith memecat saya," Batin Amel.
Saat Bu Risa membuka pintu ruangan besar itu, Amelia merasakan kegugupan luar biasa, aura dingin sangat terasa mendominasi di dalam nya, padahal tadi tak seperti ini. Suasana nya sama seperti ruangan lain nya.
"Permisi Tuan Smith, ini OG yang tadi pagi bertugas membersihkan ruangan ini." Ucap Bu Risa pelan, sangat jauh dengan tadi saat dia memarahi Amel tanpa sebab yang jelas.
"Perkenalkan nama mu, dan tegakan kepala mu." Suara bariton tegas yang sangat menakutkan bagi Amelia saat ini.
Amel menegakkan kepala nya, dan saat itu pula Smith membulatkan mata nya.
"Nama saya Amelia tuan." Ucap Amel, dengan suara yang bergetar.
"Kamu gadis ceroboh yang menabrak saya kemarin kan?" Tanya nya.
Deg..
Ternyata Smith tak melupakan kejadian kemarin. Bu Risa melotot saat mendengar ucapan pak direktur itu.
"Maafkan saya Tuan, saya tak sengaja kemarin."
"Kinerja mu bagus, aku suka wangi ruangan ini. Kau yang mengganti wangi nya kan?" tanya Smith.
"I-iya tuan, maaf jika saya lancang, mengganti tanpa di minta."
"Tak masalah,"
"Risa, mulai saat ini saya ingin Amelia yang membersihkan ruangan saya setiap pagi." Ucap Smith tegas, tak dapat di bantah.
"Baik tuan.." Jawab Bu Risa.
"Sudah selesai, kalian bisa keluar dari ruangan saya." Usir Smith, tanpa melihat ke arah kedua wanita itu.
Amelia dan Bu Risa pun keluar dari ruangan direktur dengan perasaan lega.
"Selamat ya Amel, tanda nya tuan Smith menyukai pekerjaan mu. Maafin saya tadi marah-marah sama kamu ya."
"Tak apa Bu, saya mengerti." Jawab Amelia dengan senyum manis nya.
Di dalam ruangan, Smith tengah senyam senyum sendiri membayangkan betapa lugu nya gadis yang kemarin menabrak nya di lobi kantor.
"Amelia, nama yang cantik secantik orang nya." Gumam Smith.
Smith pun kembali berkutat dengan pekerjaan nya, hingga suara pintu terbuka membuat nya mengalihkan perhatian nya.
Smith menatap orang yang masuk itu dengan tatapan datar, dia sudah tau apa maksud tujuan nya datang kemari.
"Haii Lex, kau merindukan aku?" Tanya nya, dia Marissa. Kekasih Smith Alexander yang belakangan ini bekerja sebagai model.
"Mau apa kau kesini?" Tanya Smith to the point, entahlah perasaan nya semakin hambar sekarang. Apalagi semenjak Marissa bekerja jadi model yang mengharuskan nya terbang kesana kemari karena tuntutan pekerjaan, membuat Marissa tak punya waktu untuk bersama Smith.
Tapi Marissa tetaplah Marissa, gadis tak tau diri dan tak tau malu. Dia tife wanita egois, yang mau nya menang sendiri.
"Heii, kenapa bertanya. Aku kesini tentu saja untuk bertemu dengan kekasihku yang tampan ini."
"Kau masih menganggapku kekasih Marissa? Lalu dimana kau saat aku membutuhkan mu, perhatian mu hmm? Kau selalu sibuk dengan dunia mu, dan tak punya waktu sedikit pun untuk mu." Ucap Smith sinis.
"Ayolah sayang, aku bekerja."
"Aku tak meminta mu bekerja, aku mampu menghidupi mu dengan segala kemewahan, aku mampu memberikan mu segala nya. Kau hanya egois dan tak mau mengalah," Ucap Smith tegas.
"Itu duniaku sayang, jangan terlalu serius dengan masalah tak penting ini." Marissa masih santai duduk di kursi yang ada di depan Smith.
"Tak penting? Menurut mu ini tak penting? Marissa aku juga manusia yang punya hati dan perasaan! Aku tak bisa terus di abaikan, ingat ini. Jika kau terus begini, tak berubah, lebih baik kita akhiri saja semua nya."
"Pergilah dengan dunia mu dan jangan pernah muncul lagi di depan ku, aku muak."
"Kau tak bisa memutuskan aku semau mu, Alex. Kita sudah lama menjalin hubungan, dan kau ingin mengakhiri nya hanya karena masalah sepele begini?" Tanya Marissa dengan nada tinggi.
"Sejak kapan kau berani meninggikan suara mu di depan ku, Marissa?" Marissa bungkam seribu bahasa, mana Marissa yang selalu lemah lembut itu? Sayang, kini tak ada lagi. Marissa menjadi arrogan, dan itu membuat Smith tak nyaman.
"Maafkan aku Lex, tapi aku benar-benar masih mencintai mu, kamu juga kan? Mustahil jika kau tak mencintai ku lagi."
"Cinta bisa hilang seiring berjalan nya waktu, Marissa." Jawab Smith datar.
"Kamu tak bisa begini padaku Alex."
"Kenapa tak bisa? Kau bisa egois dengan dunia mu sendiri, lalu kenapa aku tidak?" Tanya Smith lagi.
"Tapi Lex.."
"Pergilah, aku tak mau berdebat dengan mu tentang apapun. Pekerjaan ku menumpuk, dan aku harus menyelesaikan nya hari ini juga." Ucap Smith, tanpa melihat perubahan ekspresi dari gadis di depan nya.
Marissa mengepalkan kedua tangan nya geram dengan sikap Smith yang menolak dirinya, memang salahnya sendiri mengapa dia bersikeras ingin menjadi model, padahal dia sudah menyandang status sebagai Nyonya Alexander?
Setelah Marissa pergi, Smith marah besar dan mengubrak-abrik isi ruangan nya, hingga membuat ruangan yang tadi nya rapih menjadi berantakan seperti kapal pecah.
"Sialan wanita itu, aku sudah tau semua kelakuan mu dan dia masih berani muncul di hadapan ku?" Teriak nya emosi.
🌻
Sabar ya pak Smith😁🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Yusnimar Cotto Iyus
thor mau nanya kok kebanyakan dari cerita yg saya baca kok ceo pacarnya tak jauh dari model ya maaf bukannya protes 🙏🏼🙏🏼
2022-09-13
2
sandi
cape2 dbersihin🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2022-05-15
0
M Ikral Ikral
lebih baik di panggil Alex dri pda smith
2022-03-15
1