Saat makan siang, Amelia dan Rena sama-sama pergi ke kantin untuk makan siang bersama. Sudah beberapa hari ini mereka tak bertemu karena Amelia yang tak masuk kerja, tau lah alasan nya apa.
"Aku mau soto daging, kamu apa?" Tanya Rena.
"Samain aja, jangan lupa minta jeruk limau nya ya Ren." Ucap Amelia, dia memang menyukai makanan yang sedikit asam.
Rena hanya memberi isyarat tangan 'OK' pada Amelia, dia pun pergi memesan makanan nya.
Tapi baru saja Rena meninggalkan Amelia sendiri, datanglah Asisten Roy mendekati Amelia.
"Maaf Nona, tapi anda di tunggu di ruangan tuan Smith sekarang."
"Ada apa lagi pak?" Tanya Amelia heran, ada saja alasan Smith agar dia masuk ke ruangan nya. Lelaki itu seperti punya seribu cara agar Amelia menemui nya, cerdik memang.
"Saya kurang tahu, saya hanya di suruh untuk menyampaikan itu saja pada Nona."
"Baiklah, saya kesana sekarang. Oh iya, saya sudah pesan makanan di teman saya, tolong di makan dan temani dia ya pak, saya permisi dulu." Ucap Amelia, dia pergi dari hadapan Roy yang masih mematung dengan tangan yang menggaruk tengkuk nya.
"Ada-ada saja Nona Amel ini, masa aku harus menemani teman nya makan? Kan aneh." Gumam nya.
Tak lama, Rena datang dengan dua mangkuk berisi soto daging dengan kuah kuning yang masih mengepul.
"Lho, Amelia nya kemana?"
"Nona Amelia di panggil oleh pak Direktur, dan saya di suruh Nona Amel untuk menemani anda makan.
"Oalah, si Amel kenapa lagi? Yasudah, silahkan di makan soto nya pak."
"Nona? Kenapa pak Roy menyebut Amelia dengan panggilan Nona?" Batin Rena.
Akhirnya mereka pun makan bersama, beruntung nya Rena adalah gadis yang mudah akrab dengan semua orang, tak terkecuali Roy.
....
Amelia masuk ke dalam ruangan Smith, membuka pintu nya secara perlahan.
"Ohh, kamu sudah datang? Ayo kita makan siang bersama." Ucap Smith antusias.
"Jadi tuan memanggil saya kemari hanya untuk mengajak saya makan siang bersama?"
"Iya, lalu kenapa? Kau terganggu dengan keinginan ku, Amelia putri?" Tanya Smith dengan suara berat nya, membuat Amelia merinding.
"T-tidak tuan, saya hanya terkejut tadi saat Pak Roy memanggil saya dan menyuruh ke ruangan anda."
"Kemarilah, duduk disini bersama ku." Ajak Smith, dia menepuk sofa di samping nya. Di meja, berbagai makanan tersaji terlihat sangat menggugah selera.
"Suapi aku dengan itu." Pinta Smith datar.
Huh, inilah alasan nya kenapa Smith meminta Amelia datang ke ruangan nya.
"Selalu saja begini, padahal dia juga kan punya tangan." Batin Amelia menggerutu.
"Jangan malah menggerutu sayang, ayolah.."
Smith memberikan satu bungkusan makanan dan meminta nya menyuapi nya. Amelia menyuapi dengan terpaksa, sesekali dia juga makan di sela menyuapi pria yang manja nya seperti anak-anak.
Smith makan dengan di suapi oleh Amelia langsung dengan tangan nya, tanpa sendok. Sedangkan pria itu nampak sibuk dengan pekerjaan nya di dalam laptop.
Tiba-tiba saja pintu ruangan Smith dibuka dengan kasar hingga menimbulkan suara nyaring. Amelia menoleh, dan seketika itu juga kedua mata nya melotot saat mendapati Marissa tengah berjalan cepat ke arah nya.
Tapi aneh nya, Smith sama sekali tak menyadari kedatangan biang masalah itu dan terus mengerjakan pekerjaan nya.
"Kenapa kau disini dan duduk di samping tunangan ku hah? Kau OG yang waktu itu menabrak ku kan?" Teriak Marissa dengan emosi, Amelia berdiri dan menundukan kepala nya. Dia takut dengan wanita arrogan ini, meski dia tau pasti Smith akan membela nya. Ups! Apa itu mungkin? entahlah, lihat saja nanti.
Smith menoleh dan menatap Marissa dengan tatapan tajam nya. Dia sangat tak suka moment kebersamaan nya dengan gadis nya terganggu.
"Heh, keluar kau! OG murahan, kau mencoba mengganggu tunangan ku kan?" Ucap Marissa, dia di butakan oleh amarah yang akan mempersulit nya nanti.
Tangan Marissa gatal, ia ingin sekali menjambak rambut OG yang sudah beberapa kali dia lihat selalu ada di ruangan Smith, apa ada sesuatu antara mereka berdua?
Kemarahan Marissa bertambah saat melihat piring makanan yang belum habis dan tangan Amelia yang terlihat kotor.
"Kau menyuapi kekasih ku hah? Berani sekali kau!" Marissa mendekat, dengan secepat kilat dia meraih rambut Amelia dan menarik nya, hingga membuat Amelia meringis kesakitan.
"Tolong lepaskan Nona, sakitt.."
"Sakit kau bilang? Ini akibat nya jika berani menggoda kekasihku, wanita rendahan." Teriak Marissa, dia terus menarik rambut Amelia.
Hingga tangan nya di tarik kuat oleh tangan kekar yang sedari tadi sudah sangat gatal ingin membalas perbuatan wanita itu pada gadis nya.
Plakk...
Smith menampar Marissa hingga membuat ujung bibir nya mengeluarkan darah segar.
Marissa meraba pipi kanan nya yang terasa sangat panas dan perih, lalu dia menatap Smith yang ternyata sedang menatap nya juga dengan tatapan kebencian.
"Kau menampar ku Smith?"
"Apa? Kau fikir aku tak berani hah? kau sudah menyakiti karyawan kepercayaan ku, lagi pun kesalahan apa yang dia buat hingga membuat mu marah besar?" Tanya Smith, sedangkan Amelia sudah terduduk di lantai karena dorongan dari Marissa tadi.
"Kau itu tunangan ku Smith, aku berhak atas dirimu dan satu lagi, kau tak pantas memasukan seorang wanita ke ruangan mu, apalagi kalian makan bersama, tolong pikirkan perasaan ku Alex."
"Tolong pikirkan perasaan mu? Apa kau juga pernah memikirkan perasaan ku hmm? Tidak kan? Lalu untuk apa aku peduli, lagi pun aku tak menganggap mu tunangan ku, kau hanya wanita halu yang bermimpi memiliki ku. Tapi sayang, mimpi mu terlalu tinggi." Ucap Smithbpedas.
"Kau membela wanita ini Lex? Kau lebih membela nya dari pada aku yang berstatus tunangan mu sendiri hah? Sebenarnya ada hubungan apa kau dengan OG ini?"
"Jangan berteriak di depanku Marissa Indria, hubungan kita sudah aku anggap kandas saat kau lebih memilih menghabiskan waktu mu dengan dunia mu itu." Smith berkata dengan datar.
"Jadi cukup, jangan mengganggu ku apalagi menyakiti orang lain hanya karena kesalahan mu. Aku takkan iba, aku malah muak. Kelakuan mu ini sangat tak mencerminkan bahwa kau adalah wanita baik-baik, seperti apa yang di katakan ayah ku."
"Kamu bisa keluar Amelia, temui Roy dan pergilah." Masih sempat-sempatnya Smith memberi perhatian pada Amelia di depan Marissa, membuat wanita itu semakin marah.
"Smith, apa-apaan kau ini hah? Yang kekasih mu itu aku, bukan wanita jalangg ini."
"Cukup, kali ini kau sudah sangat keterlaluan Marissa. Dia bukan wanita jallang, dia wanita baik-baik. Sebaiknya berkaca lah dulu sebelum mengatai perempuan lain, apa kelakuan mu itu benar?" Sindir Smith.
"Pergilah, jangan membuat aku semakin marah. Aku tak ingin menyakiti siapa pun."
"Tapi nyata nya kau sudah menyakiti aku, Lex" Ucap Marissa lirih.
"Itu tak sebanding dengan semua rasa sakit yang telah kau beri untuk ku, aku hanya membalas nya sedikit."
Tak lama, Roy datang dengan wajah panik nya. Tadi dia makan siang dengan Rena di kantin, eh malah lupa waktu karena Rena orang nya enak di ajak ngobrol.
"Maaf tuan, saya terlambat."
"Bawa Amelia pergi, aku masih ada urusan dengan Marissa." Roy melihat ke arah Amelia yang terlihat berantakan, rambut nya rontok karena jambakan dari Marissa tadi.
Roy membantu Amelia berdiri dan merangkul pundak nya, lalu membawa nya keluar dari ruangan Smith yang terasa sangat panas.
"Awas saja kau Roy, aku akan memotong gaji mh 50% karena sudah berani menyentuh gadis ku!" Batin Smith.
Ya ampun bang Smith, masih sempet posesif padahal disana kan ada tunangan nya. Mungkin lebih tepatnya tunangan yang tak di anggap kali ya, kasian sekali dirimu Marissa.
....
🌻🌻🌻
jangan lupa tinggalkan like, komen, vote, hadiah, tap favorit juga. Happy reading❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
mask gorden
dia sehat atau giman sih ajaib banngget
2023-12-21
1
reni
smit kan CEO masak sulit sih ngbongkar si ulet kadut,cari detektif Conan sana smit biar cpet trungkap
2023-06-13
1
Rahmawaty❣️
Msih sempet² nya cemburu😂
2023-05-10
1