FOMC 7

Setelah membayar mainan yang dia beli untuk putra dan putri tersayang dan tercintanya. Amel dan yang lainnya pun berjalan keluar menghampiri taksi online dan masuk ke dalamnya.

"Maaf Pak. Nunggu lama, ya?" tanya Amel lembut.

"Tidak apa-apa kok, Neng," ucap Bapak itu tersenyum.

Taksi itu pun berjalan perlahan dan berlalu meninggalkan Toko mainan yang mereka singgahi.

Beberapa menit kemudian. Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Bapak taksi tersebut memakirkan mobilnya di parkiran Restoran, setelah penumpangnya turun dan membayar dia pun berlalu pergi menjauh.

Amel mengandeng tangan putri cantiknya di kedua sisi tangannya. Ayu juga melakukan hal yang sama mengandeng kedua putra mungil kakaknya untuk masuk ke dalam Restoran.

Saat berada di dalam Restoran, mereka menjadi pusat perhatian pengunjung Restoran.

"Hei, lihat anak-anak kecil itu! Lucu,imut dan mengemaskan. Jadi pengen juga punya anak kembar." tunjuk salah satu pengunjung Restoran dengan mata berbinar.

"Iya. Mereka semua lucu sekali!" sahut pengunjung yang lain merasa gemas.

Amel yang mendengar pujian itu hanya bisa tersenyum. Dalam hatinya mengucap syukur, hari-harinya lebih berwarna karena kehadiran empat bocah kecilnya yang bagaikan malaikat.

Mereka sudah duduk di tempat yang telah disediakan. Tak lama kemudian pelayan Restoran pun datang menghampiri mereka.

"Mau pesan apa ya, Bu?" tanya pelayan Restoran ramah.

"Sebentar ya, Mbak ..." ucap Amel tersenyum pada pelayan Restoran,dan berbalik menghadap Ayu untuk bertanya.

"Yu. Kamu mau pesan, apa?" tanya Amel.

"Aku ikut Kakak saja," ucap Ayu tersenyum.

"Kalo gitu saya pesan pasta yang ukuran mininya 4,nasi goreng spesialnya 2, sama es capuccinonya 2 dengan air mineralnya juga ya, Mbak!" ucap Amel tersenyum pada pelayan itu.

"Iya Bu. Tunggu sebentar ya!" ucap pelayan Restoran tersenyum. Setelah selesai mencatat pesanan Amel, pelayan itu pun berlalu pergi.

Kini makanan sudah tersedia di atas meja. Bara yang melihat makanan sontak langsung ingin memakannya. Amel yang melihat itu pun tersenyum, saat sendok Bara sudah hampir sampai ke mulut.

"Bara ... kalau makan harus ber ...?" tegur Amel lembut menatap Bara.

Bara yang mendengar teguran dari ibunya segera meletakkan kembali sendoknya di piring.

"Doa!" sahut Raka,Rasti dan Bunga serempak. Mereka tersenyum membalas penuturan dari sang ibu yang tak kunjung juga dibalas oleh Bara.

Amel yang mendengarnya pun ikut tersenyum melihat empat malaikat mengemaskannya itu bertingkah. Ayu kagum dengan didikan Amel kepada anaknya dan bertekad kelak jika mempunyai anak nanti, akan mendidiknya seperti cara didikkan dari kakaknya.

Bara nampaknya masih cemberut saat ditegur oleh ibunya. Amel yang melihatnya pun mengelus pelan kepala Bara.

"Ayo kita berdoa dulu. Sebelum makanannya dingin!" seru Amel terkekeh tidak mau melihat anak gendutnya itu cemberut.

Selesai berdoa mereka pun menikmati makanan di atas meja. Amel yang ingin menyuapi Raka segera ditolak oleh Raka. Katanya dia sudah besar bisa makan sendiri. Melihat penolakkan dari kakaknya sontak adik-adiknya pun mengikuti.

Amel yang melihat tingkah lucu anak mengemaskannya itu, hanya mengeleng-gelengkan kepalanya. Entah sifat mereka menurun dari siapa baru umur 2 tahun saja sudah sepintar anak berumur 5 tahun.

Makanan mereka kini telah habis. Amel berlalu pergi membayar tagihan pesanan mereka di kasir. Tapi, sebelum Amel pergi, Amel menitipkan anak-anaknya kepada Ayu.

"Yu, Kakak titip anak-anak, ya? Setelah Kakak bayar tagihannya, Kakak juga mau ke toilet dulu sebentar!" pintah Amel tersenyum pada Ayu.

"Iya Kak. Jangan lama-lama, ya?" ucap Ayu mengiyakan.

"Iya."

Saat Amel dan Ayu sedang berbincang. Bara yang cemberut karena dicuekkin oleh kakak dan adiknya yang senang bermain bersama dan tidak mengajaknya, memutuskan untuk bermain sendiri. Bara yang asyik dengan mainan barunya, berjalan keluar entah kemana.

Amel berjalan munuju kasir, tidak memperhatikan Bara yang telah berlalu pergi keluar Restoran. Ayu pun demikian tidak memperhatikan Bara, ia malah sibuk memperhatikan tiga bocah yang tengah asyik bermain bersama. Setelah sadar dari keteledorannya.

"Astaga, Bara kemana?!" ucapnya panik.

"Raka. Jagain adikmu yang lain, ya? Sampai Mama Amel datang. Tente cari Bara dulu! Ingat jangan kemana-mana!" ucapnya khawatir, memberi peringatan. Raka yang mengerti pun mengangguk.

Ayu mencari keseluruh ruangan Restoran, tapi Bara belum juga ditemukan. ia pun berjalan keluar menuju tempat parkir mencari Bara di sana.

...----------------...

Azka dan Arya sedang menuju Restoran untuk meeting bersama klien. Setibanya di tempat parkir Restoran mereka belum sempat turun dari mobil.

Tiba-tiba, terlihat anak kecil sedang berjalan menghampiri mobil lamborghini putih miliknya. Anak kecil itu senang bermain dengan mainan mobil-mobilan yang berada di tangannya dengan gembira. Tidak lupa membawa sebuah batu yang sedikit besar di tangannya.

Azka dan Arya terus memperhatikan anak gendut itu. Setelah sampai di depan mobilnya, anak gendut itu lalu mengarahkan batu di tangannya dan mulai mengukir jejak mengikuti arah mainan mobil-mobilan di sebelah tangannya. Ia mengukir jejak di mobil lamborghini putih milik Azka dengan girang.

"Ngeng ... ngeng ... ngeng ... atu epat aik obil," ucap anak gendut itu, memainkan mainan mobilnya seakan-akan batu di tangan sebelah kirinya berlari menaiki mobilnya. Anak gendut itu melakukan permainnya di bagian depan mobil Azka secara berulang-ulang, hingga mobil Azka tergores.

"Biar saya turun dan mengurus anak itu,Tuan!" ucap Arya bergegas turun dari mobil, tetapi Azka menahannya.

"Jangan! Biarkan saja anak itu menggambar sesuka hatinya!" ucap Azka santai.

Ternyata Azka juga masih punya hati, batin Arya memuji tuan Mudanya.

"Dalam hal ini, anaknya tidak bersalah. Orang tuanyalah yang bersalah, tidak menjaganya dengan benar," tegas Azka dingin.

Azka memberi isyarat tangan agar Arya membuka pintu mobil untuknya. Arya pun keluar menuruti perintah tuannya setelah itu Azka keluar dari mobil.

"Ingat setelah anak itu selesai bermain. Mintalah ganti rugi pada orang tuanya," ucap Azka datar dan berlalu pergi menuju lift, yang tidak begitu jauh dari tempat parkir.

"Baik Tuan," ucap Arya patuh.

Aku tarik kembali kata-kataku tadi, batin Arya lagi.

Lift yang Azka naik khusus untuk tamu terhormat menuju ruangan VIP Restoran. Setelah kepergian Azka.

Ayu yang sudah berada di tempat parkir mencari Bara dari mobil ke mobil. Ayu membelalakkan matanya, karena melihat Bara yang sedang asyik bermain dengan girangnya di mobil lamborghini putih, yang terbilang cukup mahal itu. Ia juga melihat seorang pria sedang berdiri di samping mobil memperhatikan Bara. Ayu berjalan menghampiri Bara.

"Bara ... apa yang kamu lakukan di sini, Nak?" tanya Ayu dengan panik, tidak menghiraukan orang yang berdiri di samping mobil lamborghini itu. Pertanyaan Ayu tidak digubris oleh Bara.

"Maaf Nona. Apakah anak ini adalah anak Anda?" tanya Arya tanpa ekspresi.

"Sebaiknya aku mengakuinya saja," batin Ayu.

"Iya betul," ucap Ayu tegas.

"Begini Bu. Anak anda telah merusak mobil Tuan saya. Tuan berpesan bahwa Anda harus menganti kerugian untuk perbaikan mobil ini," jelas Arya tegas tetap tanpa ekspresi.

"Tersenyum dikit kek. Sadar nggak, muka loe itu seperti Es Batu," gerutu Ayu pelan.

"Apa yang barusan Anda katakan?" tanya Arya datar.

Arya melihat Ayu berjalan memeriksa mobil lamborghini putih milik Tuannya, dan tidak mengubris pertanyaannya.

Berani sekali kau mengabaikanku. Kau pikir aku patung apa? batin Arya sedikit kesal.

"Bagian mananya yang rusak ya, Om? Kok saya tidak melihat ada kerusakan serius pada mobil ini, ya?" ucap Ayu menghampiri Arya dan tidak mempedulikan pertanyaan Arya.

"Kamu lihat goresan itu, kan?" tunjuk Arya.

"Iya Om. Tapi, goresannya cuman sedikit doang, tidak ada yang parah."

"Mobil ini walau Anda menjual tubuh Anda juga tidak akan sanggup menggantinya. Dan lagi, Anda jangan sembarangan memanggil saya dengan sebutan Om!"

"Cih, tampang kek loe ya, harusnya gue memanggil dengan sebutan Kakek. Sebutan Om juga masih terlalu bagus untuk loe." Ayu bergumam sambil mengumpat pelan. Gumaman Ayu masih terdengar jelas oleh Arya.

"Saya mendengarnya dengan jelas."

"Emang berapa biaya ganti ruginya?" tanya Ayu to the point.

"Ketik nomor Anda di sini. Jika tuan saya sudah memberikan info tentang ganti rugi. Saya akan kabari Anda secepatnya," terang Arya memberikan handphonenya pada Ayu. Ayu mengambilnya dan mulai mengetik sesuatu di sana.

"Nih," ucap Ayu memberikan kembali handphone Arya.

Gimana ini. Ya ampun Bara, kenapa kamu melakukan hal ini, batin Ayu.

Semuanya telah beres, Arya begegas menyusul Azka yang sudah masuk ke dalam Restoran terlebih dahulu, mengunakan lift khusus dari beberapa menit yang lalu. Sedangkan, Ayu mengendong Bara kembali ke dalam Restoran, tempat di mana ia meninggalkan anak-anak yang lain.

"Kamu dari mana saja, Yu? Kenapa malah meninggalkan anak-anak di sini sendirian?" tanya Amel panik bercampur khawatir.

"Ceritanya panjang Kak. Nanti ketika sampai di rumah, baru Ayu ceritain semuanya," terang Ayu agar tidak membuat Amel terlalu khawatir.

Bersambung❣

Terpopuler

Comments

Sris Wahyuni

Sris Wahyuni

duuh anak amel nakal, ga masuk akal

2022-11-28

0

Raynafsir Nafsir

Raynafsir Nafsir

bosan banget dengan cerita nya. lembab.

2022-10-04

1

Joey Joey

Joey Joey

🤣 🤣 🤣 🤣 Darah tinggi sudah tu ayahmu bara

2022-07-16

0

lihat semua
Episodes
1 Pengumuman!
2 Visual Tokoh
3 FOMC 1
4 FOMC 2
5 FOMC 3
6 FOMC 4
7 FOMC 5
8 FOMC 6
9 FOMC 7
10 FOMC 8
11 FOMC 9
12 FOMC 10
13 FOMC 11
14 FOMC 12
15 FOMC 13
16 FOMC 14
17 FOMC 15
18 FOMC 16
19 FOMC 17
20 FOMC 18
21 FOMC part 19
22 FOMC part 20
23 FOMC part 21
24 FOMC part 22
25 FOMC part 23
26 FOMC part 24
27 FOMC part 25
28 FOMC part 26
29 FOMC part 27
30 FOMC part 28
31 FOMC part 29
32 FOMC part 30
33 FOMC part 31
34 FOMC part 32
35 FOMC part 33
36 FOMC part 34
37 FOMC part 35
38 FOMC part 36
39 FOMC 37
40 FOMC 38
41 FOMC 39
42 FOMC 40
43 FOMC 41
44 FOMC 42
45 FOMC 43
46 FOMC 44
47 FOMC 45
48 POV AUTHOR
49 FOMC 46
50 FOMC 47
51 FOMC 48
52 FOMC 49
53 FOMC 50
54 FOMC 51
55 FOMC 52
56 FOMC 53
57 POV AUTHOR
58 FOMC 54
59 FOMC 55
60 FOMC 56
61 FOMC 57
62 FOMC 58
63 FOMC 59
64 FOMC 60
65 FOMC 61
66 FOMC 62
67 FOMC 63
68 FOMC 64
69 FOMC 65
70 FOMC 66
71 FOMC 67
72 FOMC 68
73 FOMC 69
74 POV AUTHOR
75 FOMC 70
76 FOMC 71
77 FOMC 72
78 FOMC 73
79 FOMC 74
80 FOMC 75
81 FOMC 76
82 FOMC 77
83 FOMC 78
84 FOMC 79
85 FOMC 80
86 FOMC 81
87 FOMC 82
88 FOMC 83
89 FOMC 84
90 FOMC 85
91 FOMC 86
92 FOMC 87
93 FOMC 88
94 FOMC 89
95 FOMC 90
96 FOMC 91
97 FOMC 92
98 FOMC 93
99 FOMC 94
100 POV AUTHOR
101 FOMC 95
102 FOMC 96
103 FOMC 97
104 FOMC 98
105 FOMC 99
106 FOMC 100
107 FOMC 101
108 FOMC 102
109 FOMC 103
110 FOMC 104
111 FOMC 105
112 FOMC 106
113 FOMC 107
114 FOMC 108
115 FOMC 109
116 FOMC 110
117 FOMC 111
118 Promosi ( Jangan di Skip)
119 FOMC 112
120 FOMC 113
121 FOMC 114
122 FOMC 115
123 FOMC 116
124 FOMC 117
125 FOMC 118
126 FOMC 119
127 FOMC 120
128 FOMC 121
129 FOMC 122
130 FOMC 123
131 FOMC 124
132 FOMC 125
133 FOMC 126
134 FOMC 127
135 FOMC 128
136 FOMC 129
137 FOMC 130
138 131. Rumah Sakit.
139 FOMC 132
140 FOMC 133
141 FOMC 134
142 FOMC 135
143 FOMC 136
144 FOMC 137
145 FOMC 138
146 FOMC 139
147 FOMC 140
148 FOMC 141
149 FOMC 142
150 FOMC 143
151 FOMC 144
152 FOMC 145
153 FOMC 146
154 FOMC 147
155 FOMC 148
156 FOMC 149
157 FOMC 150
158 FOMC 151
159 FOMC 152
160 Epilog
161 Author Menyapa!
162 Novel terbaru Author!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Pengumuman!
2
Visual Tokoh
3
FOMC 1
4
FOMC 2
5
FOMC 3
6
FOMC 4
7
FOMC 5
8
FOMC 6
9
FOMC 7
10
FOMC 8
11
FOMC 9
12
FOMC 10
13
FOMC 11
14
FOMC 12
15
FOMC 13
16
FOMC 14
17
FOMC 15
18
FOMC 16
19
FOMC 17
20
FOMC 18
21
FOMC part 19
22
FOMC part 20
23
FOMC part 21
24
FOMC part 22
25
FOMC part 23
26
FOMC part 24
27
FOMC part 25
28
FOMC part 26
29
FOMC part 27
30
FOMC part 28
31
FOMC part 29
32
FOMC part 30
33
FOMC part 31
34
FOMC part 32
35
FOMC part 33
36
FOMC part 34
37
FOMC part 35
38
FOMC part 36
39
FOMC 37
40
FOMC 38
41
FOMC 39
42
FOMC 40
43
FOMC 41
44
FOMC 42
45
FOMC 43
46
FOMC 44
47
FOMC 45
48
POV AUTHOR
49
FOMC 46
50
FOMC 47
51
FOMC 48
52
FOMC 49
53
FOMC 50
54
FOMC 51
55
FOMC 52
56
FOMC 53
57
POV AUTHOR
58
FOMC 54
59
FOMC 55
60
FOMC 56
61
FOMC 57
62
FOMC 58
63
FOMC 59
64
FOMC 60
65
FOMC 61
66
FOMC 62
67
FOMC 63
68
FOMC 64
69
FOMC 65
70
FOMC 66
71
FOMC 67
72
FOMC 68
73
FOMC 69
74
POV AUTHOR
75
FOMC 70
76
FOMC 71
77
FOMC 72
78
FOMC 73
79
FOMC 74
80
FOMC 75
81
FOMC 76
82
FOMC 77
83
FOMC 78
84
FOMC 79
85
FOMC 80
86
FOMC 81
87
FOMC 82
88
FOMC 83
89
FOMC 84
90
FOMC 85
91
FOMC 86
92
FOMC 87
93
FOMC 88
94
FOMC 89
95
FOMC 90
96
FOMC 91
97
FOMC 92
98
FOMC 93
99
FOMC 94
100
POV AUTHOR
101
FOMC 95
102
FOMC 96
103
FOMC 97
104
FOMC 98
105
FOMC 99
106
FOMC 100
107
FOMC 101
108
FOMC 102
109
FOMC 103
110
FOMC 104
111
FOMC 105
112
FOMC 106
113
FOMC 107
114
FOMC 108
115
FOMC 109
116
FOMC 110
117
FOMC 111
118
Promosi ( Jangan di Skip)
119
FOMC 112
120
FOMC 113
121
FOMC 114
122
FOMC 115
123
FOMC 116
124
FOMC 117
125
FOMC 118
126
FOMC 119
127
FOMC 120
128
FOMC 121
129
FOMC 122
130
FOMC 123
131
FOMC 124
132
FOMC 125
133
FOMC 126
134
FOMC 127
135
FOMC 128
136
FOMC 129
137
FOMC 130
138
131. Rumah Sakit.
139
FOMC 132
140
FOMC 133
141
FOMC 134
142
FOMC 135
143
FOMC 136
144
FOMC 137
145
FOMC 138
146
FOMC 139
147
FOMC 140
148
FOMC 141
149
FOMC 142
150
FOMC 143
151
FOMC 144
152
FOMC 145
153
FOMC 146
154
FOMC 147
155
FOMC 148
156
FOMC 149
157
FOMC 150
158
FOMC 151
159
FOMC 152
160
Epilog
161
Author Menyapa!
162
Novel terbaru Author!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!