FOMC 4

Meski setiap hari harus mendengar hinaan dan cacian dari teman-teman kuliahnya. Amel tetap menjalani kehidupan perkuliahannya seperti biasa.

Dia sudah biasa mendengar cacian dan hinaan. Sehingga saat orang-orang menghina dan mencacinya, Amel sudah tidak terlalu mempedulikannya lagi.

Selama kehamilan dan melahirkan Ayulah yang menjaga dan merawat Amel dengan tulus. Bagi Ayu, Amel sudah dianggap sebagai kakak kandungnya sendiri.

Saat Ayu pulang dari Club pada malam itu. Ayu tidak bisa tidur memikirkan Amel, pasalnya dia tahu bahwa Amel sedang ada masalah dan memilih untuk memendamnya sendiri tanpa melibatkan orang lain.

☉Keesokan harinya.

Tepatnya masih pagi buta, Ayu telah berada di depan Club malam, tempat semalam ia menurunkan Amel. Setelah menunggu cukup lama, ia pun tak sengaja melihat Amel keluar dari Club, berjalan pelan menahan sakit. Setelah itu Ayu pun menghampiri Amel.

"Amel!" teriak Ayu berlari menghampiri Amel. Amel melirik Ayu sekilas dan berhenti.

"Apa yang terjadi sama loe? Kenapa muka loe kek gitu, pucat amat? Jalan loe juga agak aneh, baju loe juga acak-acakkan, begitu? Kemarin, loe 'kan sudah janji, habis minum langsung pulang, gue berharap loe udah pulang, jadi gue mampir ke sini memastiin. Tapi apa yang gue lihat? Jangan bilang kalau lo--" ucap Ayu membeberkan banyak pertanyaan.

"Antar gue pulang Yu. Gue capek! Nanti di kosan baru gue ceritain semuanya," lirih Amel menyergah pembicaraan Ayu.

Setelah menghampiri Amel dan berdebat sedikit. Mereka pun memilih pergi ke tempat kostnya Amel. Karena akhir dari perdebatan mereka Amel memutuskan untuk menceritakan semua yang dialaminya pada Ayu, setelah sampai di kostnya.

Saat mendengar penuturan Amel, Ayu pun merasa geram dengan kedua orang yang mengkhianati Amel. Sekaligus merasa iba dengan masalah yang menimpah Amel. Ia memegang kedua tangan Amel dengan kedua tangannya,menyalurkan sedikit kekuatan agar Amel merasa lebih tenang.

"Sudahlah, loe jangan sedih lagi. Percayalah, sekarang loe itu nggak sendiri. Masih ada Ayu-mu yang selalu siap menemani loe di manapun loe berada, kecuali di toilet," Ayu berusaha menenangkan dan menghibur Amel.

Mendengar itu Amel tersenyum tipis menanggapi candaan Ayu. Amel bersyukur masih ada orang yang mau mendengar curhatannya terlepas dari penghianatan sahabat dan mantan pacarnya.

"Nah, gitu dong senyum, 'kan cantik." Hibur Ayu. "Kalo loe butuh sesuatu, hubungi saja gue," ucapnya lagi, lalu mengambil ponsel milik Amel dan mengetik sesuatu di sana.

"Iya bawel. Makasih ya Yu, loe udah mau nemenin gue, saat gue dalam keadaan terpuruk kek gini. Padahal loe dan gue juga, kenalnya baru kemarin," ucap Amel sendu.

"Iya sama-sama Mel. Halah ... percuma juga kalo dah temenan lama, tapi malah nyakitin. Walaupun loe baru kenal ama gue, gue bisa menjamin bahwa gue, tidak akan menyakiti loe."

"Iya. Apa yang loe katakan barusan itu benar juga."

"Sudahlah, nggak usah dipikirkan, mereka memang nggak layak mendapat kepercayaan dari loe. Loe harusnya bersyukur, sudah dijauhkan dari orang yang picik dan munafik seperti mereka. Maaf kalo gue terlalu banyak omong Mel."

"Loe nggak perlu minta maaf Yu. Apa yang loe katakan itu memang benar. Terima kasih, atas nasehat loe."

"Iya, sama-sama. Kalau gitu gue pamit ya, Mel. Mau lanjut kerja soalnya," pamit Ayu.

"Oke," ucap Amel. Ayu berdiri melangkah keluar kosan.

"Hati-hati di jalan! Dan terimakasih untuk waktunya hari ini!" ucap Amel tulus.

"Yaelah, mau sampai kapan loe berterima kasih sama gue? Hais ... lupakanlah, jangan lupa telepon gue saat butuh bantuan atau sekedar menjadi teman curhat!" ucap Ayu mengingatkan Amel, jika dia sekarang tidak sendiri. Amel pun mengangguk tanda setuju.

Terlihat Ayu mengendarai motornya pergi menjauh meninggalkan kost. Setelah Ayu sudah tidak terlihat lagi, Amel masuk ke dalam kost dan melakukan aktivitasnya.

Sejak hari itu, Amel dan Ayu menjadi begitu akrab. Setelah lulus kuliah Amel pindah ke kota H,untuk memulai hidup barunya bersama anak-anak mungilnya, dan memutuskan untuk mencari pekerjaan tetap, demi memenuhi kebetuhan mereka sehari-hari.

Sedangkan Ayu juga ikut pindah ke kota H bersama Amel. Karena insiden satu tahun yang lalu yang merenggut nyawa Ibunya. Ayu hanya tinggal berdua bersama Ibu tersayangnya, sedangkan Ayahnya sudah meninggal saat dia masih kecil. Saat Ibunya meninggal, Ayu memutuskan untuk pindah juga bersama Amel.

Amel sudah memberi surat lamaran ke semua perusahaan yang ada di kota H dari 3 hari yang lalu. Namun sampai detik ini pun belum ada juga yang meneleponnya untuk memberi kabar bahwa dia sudah diterima untuk bekerja.

Drttt! Drrttt! Drrttt!

Bunyi getaran ponsel milik Amel.

Melihat ada panggilan masuk, Amel pun segera menjawab telepon. Setelah sudah tersambung, tidak berapa lama terdengar suara.

"Hallo, selamat siang." Sapa tegas seorang lelaki di seberang telepon.

"Iya. Siang Pak," ucap Amel ramah.

"Apa benar ini dengan Nona Amelia Andini Wijaya?" tanya Si penelpon.

"Ya, benar dengan saya sendiri. Ada apa ya, Pak?" ucap Amel balik bertanya.

"Saya dari perusahaan Abraham Group Agency. Menerima lamaran kerja anda, besok anda sudah boleh datang untuk menandatangani kontrak kerja," jelas orang dibalik telepon.

Mendengar kabar baik itu Amel sangat senang bukan kepalang. "Baik Pak. Terima ka--" Perkataan Amel terhenti saat sambungan teleponnya terputus.

"Baru kali ini ada orang yang meneleponku dengan nada serius, tegas dan juga belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, dia sudah memutuskan sambungan telepon secara sepihak," lirih Amel.

Amel Merasa ada sesuatu yang aneh. Tetapi, dia tidak menghiraukannya karena bagi dia sudah mendapat pekerjaan itulah yang terpenting.

Akhirnya. Aku sudah diterima kerja dan aku tidak perlu khawatir lagi dengan keperluan sehari-hari, batin Amel senang.

......................

Sementara di tempat lain, khususnya di perusahaan Abraham Group Agency. Nampak seorang pria yang baru saja memutuskan sambungan teleponnya dari seseorang.

Ruangan Ceo.

"Sudah Tuan. Saya telah menyelesaikan tugas yang Tuan perintahkan," ucap lelaki itu, pada seseorang yang disebut Tuan, yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

"Bagus," ucap pria yang disebut Tuan, penuh arti dan sedikit menyunggingkan senyuman di bibirnya.

Apa tadi aku tidak salah lihat? Ini baru pertama kalinya, aku melihat dia tersenyum, batin pria tadi, yang menelepon Amel.

Beberapa menit yang lalu.

Tok! Tok! Tok!

Bunyi ketukkan di luar pintu ruangan Azka.

"Masuk!" ucap Azka datar dibalik pintu, yang masih fokus dengan pekerjaannya.

"Selamat pagi Tuan. Maaf Tuan! Saya menganggu waktu anda sebentar. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa, lamaran pekerja yang sudah terpilih akan bekerja di sini sudah ada dan berka--" Belum sempat Asisten pribadi Azka berucap,Azka sudah memotong pembicaraannya.

"Terus," sergah Azka, acuh tak acuh dengan perkataan Asistennya. Bahkan posisi duduknya masih tetap sama.

"Di dalam salah satu berkas lamaran pekerja ada seorang wanita, yang mirip dengan wanita yang Tuan cari selama ini," jelas Asisten pribadi Azka lantang dengan satu tarikkan nafas.

Azka belum bergeming dari tempat duduknya, dan masih tetap fokus mengerjakan pekerjaannya, berkutat dengan laptop pribadi miliknya. Dia kemudian mencernah kembali, apa yang disampaikan oleh asisten pribadinya dan kemudian ...

"Apa itu benar?!" tanya Azka sedikit berteriak, dan berhenti dari pekerjaannya.

"Silahkan Tuan periksa dulu berkas yang ada di tangan saya! Ini Tuan berkasnya!" ucap Asisten pribadi Azka, lalu menyodorkan berkas yang ada di tangannya.

"Sekarang juga kamu hubungi dia! Dan katakan bahwa, dia sudah diterima kerja di sini dan besok dia sudah harus menandatangani kontrak kerjanya!" ucap Azka memberi perintah, karena tidak sabar bertemu dengan wanita yang ditemuinya tiga tahun lalu.

...~Flasback Off~...

Sesampainya di perusahaan Abraham Group Agency. Amel menatap perusahaan besar itu dilihatnya gedung bertingkat menjulang tinggi ke atas langit.

"Wah, perusahaan ini tinggi banget," lirih Amel.

Amel melangkahkan kakinya, memasuki perusahaan besar tersebut. Saat berada di lobby dia melihat sekeliling ruangan besar dengan tatapan kagum. Ketika Amel sedang asyik mengagumi ruangan besar yang ada di depannya, dia dikagetkan dengan suara deheman seseorang.

"Ehem," deheman Arya.

Yah, namanya Arya Putra, asisten pribadi Azka. Dia ditugaskan oleh Azka, untuk menjemput Amel.

"Selamat pagi Nona. Tuan sudah menunggu di ruangannya. Mari saya antar!" ucap Asisten Azka tanpa tersenyum.

"Ba--Baik Pak," ucap Amel gugup.

Itu muka apa kulkas masa tersenyum dikit aja pelit. Pasti kemarin dia yang meneleponku. Nada bicaranya juga sama, tebak Amel dalam hati.

Amel mengekori Arya dari belakang, sampai masuk ke dalam lift. Lift yang dinaiki oleh Amel dan Arya adalah lift pribadi milik Azka. Hanya orang tertentu saja yang bisa masuk dalam lift tersebut. Setelah kepergian Amel dan Arya, Para karyawati yang ada di sana mulai bergosip.

"Kalian lihat 'kan tadi? Kira-kira siapa ya, wanita cantik itu?" tanya salah satu karyawati yang melihat Amel dan Arya masuk dalam lift.

"Iya lihat. Aku juga tidak tahu, mungkin dia orang penting kali," timpal yang lain.

Bersambung❣

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Amel ju bego ngapain ju prgi club

2022-10-07

0

vheindie19

vheindie19

bestie yang sangat baik sekali ayu

2022-07-04

1

Tatikkim

Tatikkim

orang penting lah,kan ibu dari anak-anaknya

2022-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Pengumuman!
2 Visual Tokoh
3 FOMC 1
4 FOMC 2
5 FOMC 3
6 FOMC 4
7 FOMC 5
8 FOMC 6
9 FOMC 7
10 FOMC 8
11 FOMC 9
12 FOMC 10
13 FOMC 11
14 FOMC 12
15 FOMC 13
16 FOMC 14
17 FOMC 15
18 FOMC 16
19 FOMC 17
20 FOMC 18
21 FOMC part 19
22 FOMC part 20
23 FOMC part 21
24 FOMC part 22
25 FOMC part 23
26 FOMC part 24
27 FOMC part 25
28 FOMC part 26
29 FOMC part 27
30 FOMC part 28
31 FOMC part 29
32 FOMC part 30
33 FOMC part 31
34 FOMC part 32
35 FOMC part 33
36 FOMC part 34
37 FOMC part 35
38 FOMC part 36
39 FOMC 37
40 FOMC 38
41 FOMC 39
42 FOMC 40
43 FOMC 41
44 FOMC 42
45 FOMC 43
46 FOMC 44
47 FOMC 45
48 POV AUTHOR
49 FOMC 46
50 FOMC 47
51 FOMC 48
52 FOMC 49
53 FOMC 50
54 FOMC 51
55 FOMC 52
56 FOMC 53
57 POV AUTHOR
58 FOMC 54
59 FOMC 55
60 FOMC 56
61 FOMC 57
62 FOMC 58
63 FOMC 59
64 FOMC 60
65 FOMC 61
66 FOMC 62
67 FOMC 63
68 FOMC 64
69 FOMC 65
70 FOMC 66
71 FOMC 67
72 FOMC 68
73 FOMC 69
74 POV AUTHOR
75 FOMC 70
76 FOMC 71
77 FOMC 72
78 FOMC 73
79 FOMC 74
80 FOMC 75
81 FOMC 76
82 FOMC 77
83 FOMC 78
84 FOMC 79
85 FOMC 80
86 FOMC 81
87 FOMC 82
88 FOMC 83
89 FOMC 84
90 FOMC 85
91 FOMC 86
92 FOMC 87
93 FOMC 88
94 FOMC 89
95 FOMC 90
96 FOMC 91
97 FOMC 92
98 FOMC 93
99 FOMC 94
100 POV AUTHOR
101 FOMC 95
102 FOMC 96
103 FOMC 97
104 FOMC 98
105 FOMC 99
106 FOMC 100
107 FOMC 101
108 FOMC 102
109 FOMC 103
110 FOMC 104
111 FOMC 105
112 FOMC 106
113 FOMC 107
114 FOMC 108
115 FOMC 109
116 FOMC 110
117 FOMC 111
118 Promosi ( Jangan di Skip)
119 FOMC 112
120 FOMC 113
121 FOMC 114
122 FOMC 115
123 FOMC 116
124 FOMC 117
125 FOMC 118
126 FOMC 119
127 FOMC 120
128 FOMC 121
129 FOMC 122
130 FOMC 123
131 FOMC 124
132 FOMC 125
133 FOMC 126
134 FOMC 127
135 FOMC 128
136 FOMC 129
137 FOMC 130
138 131. Rumah Sakit.
139 FOMC 132
140 FOMC 133
141 FOMC 134
142 FOMC 135
143 FOMC 136
144 FOMC 137
145 FOMC 138
146 FOMC 139
147 FOMC 140
148 FOMC 141
149 FOMC 142
150 FOMC 143
151 FOMC 144
152 FOMC 145
153 FOMC 146
154 FOMC 147
155 FOMC 148
156 FOMC 149
157 FOMC 150
158 FOMC 151
159 FOMC 152
160 Epilog
161 Author Menyapa!
162 Novel terbaru Author!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Pengumuman!
2
Visual Tokoh
3
FOMC 1
4
FOMC 2
5
FOMC 3
6
FOMC 4
7
FOMC 5
8
FOMC 6
9
FOMC 7
10
FOMC 8
11
FOMC 9
12
FOMC 10
13
FOMC 11
14
FOMC 12
15
FOMC 13
16
FOMC 14
17
FOMC 15
18
FOMC 16
19
FOMC 17
20
FOMC 18
21
FOMC part 19
22
FOMC part 20
23
FOMC part 21
24
FOMC part 22
25
FOMC part 23
26
FOMC part 24
27
FOMC part 25
28
FOMC part 26
29
FOMC part 27
30
FOMC part 28
31
FOMC part 29
32
FOMC part 30
33
FOMC part 31
34
FOMC part 32
35
FOMC part 33
36
FOMC part 34
37
FOMC part 35
38
FOMC part 36
39
FOMC 37
40
FOMC 38
41
FOMC 39
42
FOMC 40
43
FOMC 41
44
FOMC 42
45
FOMC 43
46
FOMC 44
47
FOMC 45
48
POV AUTHOR
49
FOMC 46
50
FOMC 47
51
FOMC 48
52
FOMC 49
53
FOMC 50
54
FOMC 51
55
FOMC 52
56
FOMC 53
57
POV AUTHOR
58
FOMC 54
59
FOMC 55
60
FOMC 56
61
FOMC 57
62
FOMC 58
63
FOMC 59
64
FOMC 60
65
FOMC 61
66
FOMC 62
67
FOMC 63
68
FOMC 64
69
FOMC 65
70
FOMC 66
71
FOMC 67
72
FOMC 68
73
FOMC 69
74
POV AUTHOR
75
FOMC 70
76
FOMC 71
77
FOMC 72
78
FOMC 73
79
FOMC 74
80
FOMC 75
81
FOMC 76
82
FOMC 77
83
FOMC 78
84
FOMC 79
85
FOMC 80
86
FOMC 81
87
FOMC 82
88
FOMC 83
89
FOMC 84
90
FOMC 85
91
FOMC 86
92
FOMC 87
93
FOMC 88
94
FOMC 89
95
FOMC 90
96
FOMC 91
97
FOMC 92
98
FOMC 93
99
FOMC 94
100
POV AUTHOR
101
FOMC 95
102
FOMC 96
103
FOMC 97
104
FOMC 98
105
FOMC 99
106
FOMC 100
107
FOMC 101
108
FOMC 102
109
FOMC 103
110
FOMC 104
111
FOMC 105
112
FOMC 106
113
FOMC 107
114
FOMC 108
115
FOMC 109
116
FOMC 110
117
FOMC 111
118
Promosi ( Jangan di Skip)
119
FOMC 112
120
FOMC 113
121
FOMC 114
122
FOMC 115
123
FOMC 116
124
FOMC 117
125
FOMC 118
126
FOMC 119
127
FOMC 120
128
FOMC 121
129
FOMC 122
130
FOMC 123
131
FOMC 124
132
FOMC 125
133
FOMC 126
134
FOMC 127
135
FOMC 128
136
FOMC 129
137
FOMC 130
138
131. Rumah Sakit.
139
FOMC 132
140
FOMC 133
141
FOMC 134
142
FOMC 135
143
FOMC 136
144
FOMC 137
145
FOMC 138
146
FOMC 139
147
FOMC 140
148
FOMC 141
149
FOMC 142
150
FOMC 143
151
FOMC 144
152
FOMC 145
153
FOMC 146
154
FOMC 147
155
FOMC 148
156
FOMC 149
157
FOMC 150
158
FOMC 151
159
FOMC 152
160
Epilog
161
Author Menyapa!
162
Novel terbaru Author!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!