"Yu. Loe tahu nggak, Club malam dekat sini?" ucap Amel membuka pembicaraannya lagi.
"Iya. Gue tahu! Emang kenapa? Eh, loe jangan macam-macam deh!" ucap Ayu tidak yakin dengan apa yang akan Amel lakukan di tempat mengerikkan seperti itu.
"Nggaklah. Gue cuman mau minum dikit. Bentar juga gue pulang kok," Amel tersenyum kikuk. "Buruan! Loe antar gue ke sana sekarang!" sambungnya lagi.
"Iya-iya. Tapi ingat ya, minum dikit langsung pulang," ucap Ayu mengingatkan.
"Iya. Bawel loe. Kek Mak-Mak aja," canda Amel membalas peringatan Ayu.
"Seharusnya loe harus bersyukur masih ada orang yang ngingatin loe," ucap Ayu sedikit kesal.
"Iya deh iya. Makasih ya," ucap Amel tulus.
"Iya," ucap Ayu singkat.
Setelah perjalanan selama 20 menit. Akhirnya mereka pun sampai juga di Club malam kota M. Amel turun dari motor dan membuka helm di kepalanya.
"Ambil helmnya dulu!" Amel memberikan helm pada Ayu. Ayu menerima helm itu, Amel pun mengambil uang dalam tasnya.
"Nih, tip buat loe," ucap Amel menyondorkan selembar uang seratus ribuan pada Ayu.
"Uangnya kebanyakkan Mel. Tadi pagi juga, gue belum mengembalikkan sisanya. Eh loe malah ngasih lagi, nggak enak gue!" ucap Ayu tidak enak hati dan menolak tip pemberian Amel.
"Sudahlah, nggak papa Yu. Terima aja. Anggap saja itu rezeki buat loe, karena sudah rela nungguin gue tadi," ucap Amel tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya.
"Tapi, Mel--" Ayu belum sempat berbicara Amel sudah menyergah pembicarannya.
"Yaelah, kalo dapat rezeki itu disyukuri, bukan malah ditolak," sergah Amel cepat. "Nih, ambilah!" sambungnya lagi.
"Yaudah deh. Gue ambil nih," ucap Ayu mengalah dan mengambil uang yang diberikan oleh Amel.
"Nah, gitu dong. Gue ke dalam dulu ya? Bye-bye," ucap Amel dan melangkah pergi sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Oke. Sekali lagi makasih ya, benang kusut!" teriak Ayu membalas lambaian tangan Amel.
...~Flasback Off~...
Aku harus menemukan seorang pria sewaan, batin Amel penuh keyakinan.
Tak lama kemudian dengan mata yang agak berat. Amel melihat seorang pria tampan sedang berjalan terhuyung-huyung kebinggungan sedang mencari sesuatu.
Pria itu lumayan, fikirnya.
Dia pun memberanikan diri menghampiri pria itu. Setelah berhadapan dengan pria tersebut, Amel mengangkat kedua tangan dan memenganggi pipi pria itu dengan kedua tangannya.
Setelah beberapa detik ia memperhatikan wajah tampan yang terkesan dingin di depannya. Mendadak otak Amel kembali memutar kejadian siang tadi.
Akhirnya tanpa banyak basa basi lagi, Amel langsung menyambar bibir pria itu dengan rakus. Walau masih terkesan kaku, sebab itu adalah ciuman pertamanya.
Cup!
Pria itu nampak kaget dan melototkan matanya.
Berani-beraninya gadis kecil ini, membangkitkan jiwa harimauku. Tapi, ada apa dengan tubuhku? Aku tidak dapat menolak permainannya, seakan ada magnet yang menarikku, agar lebih dalam lagi mengikuti permainannya. Kelinci kecil, kamu tidak akanku biarkan lolos begitu saja, ucap pria itu membatin dan terus mengikuti permainan Amel.
Pria itu juga rupanya sedang tidak baik-baik saja. Walau sudah dikuasai obat perangsang. Tetapi, kesadaran pria itu masih jelas, dia dapat mengenali wajah wanita cantik yang berada di depan matanya.
Ciuman dadakkan yang diberikan Amel secara tiba-tiba, membuat gairah dalam pria asing itu mendidih. Apalagi mencium wangi bunga lavender dari tubuh Amel, membuat hatinya tenang dan rileks. Bahkan menginginkan lebih dari sekedar ciuman.
Mereka berdua kini sudah berada di dalam kamar yang sama. Pria asing itu pun sudah tidak dapat menahan hasratnya lagi. Dia terus menciumi bibir Amel tanpa henti.
Untuk sementara waktu pagutan mereka dilepas. Karena merasa gerah membuat pria itu perlahan melepaskan pakaiannya satu persatu, lalu membuangnya kesembarangan arah. Sontak Amel yang melihatnya pun tidak mau kalah, ia juga lantas mengikuti apa yang dilakukan oleh pria asing tersebut. Hingga kini di tubuh mereka sudah tidak memakai sehelai benang pun (polos).
Kemudian, pria asing itu mendorong pelan tubuh Amel ke atas ranjang dan langsung memulai aksinya dengan menindih tubuh Amel. Sesekali pria tersebut melu*** habis bibir tipis milik Amel, agar lebih memperdalam ciumannya, lalu turun perlahan menciumi leher jenjang milik Amel, hingga meninggalkan tanda kepemilikkannya di sana.
Ciuman itu tidak berhenti dan turun ke bawah, menjelajah setiap inci tubuh Amel tanpa terlewat sedikit pun. Dada Amel kembang kempis dibuatnya, menimbulkan suara-suara aneh yang terus mengema seisi ruangan dihiasi lampu temaram.
Pria tersebut terus mencumbui Amel tanpa henti. Hingga Amel mengeluarkan suaranya yang berat diikuti rintihan-rintihan kecil dari bibirnya begitu mengoda. Membuat pria asing itu tidak dapat lagi menahan gairah dalam dirinya. Suara-suara aneh yang keluar dari bibir Amel begitu merdu seakan memekik gendang telinga pria asing tersebut.
Pria itu lantas mempersiapkan cakar dan taringnya untuk segera menerkam mangsa yang berada di bawah kendalinya. Amel sudah tidak tahan lagi merasakan terkaman dari pria asing tersebut. Sakit! Sungguh sakit! Membuat tubuhnya seakan ditindih beban berat.
Hingga terkaman yang diterimanya membuat gelagar aneh yang sedang menjalari tubuh bagian bawahnya. Pria asing itu berhasil menerkamnya dan meninggalkan jejak berupa benih-benih kehidupan pada rahimnya.
Pria itu pun mengulangi apa yang dia lakukan. Menerkam dan terus menerkam, menyalurkan benih-benih kehidupan ke dalam tubuh bagian bawah Amel. Hampir tiga jam pria asing itu menerkamnya membuatnya lemah, lelah tak berdaya.
Sebuah penghianatan yang diterimanya harus membuatnya melewatkan malam pertamanya, bersama seorang pria asing yang dianggapnya sebagai seorang gigolo.
Mau menolak pun sudah terlambat. Sakit hatinya lebih besar dari akal sehatnya. Hingga Amel harus terus menikmati dan merasakan terkaman yang tiada tara dari syurga dunia yang diberikan oleh seorang pria asing.
Sampai mencapai puncak akhir dari terkaman pria asing tersebut, membuat Amel terkulas lemas tak sadarkan diri. Sedangkan pria asing itu lebih memilih untuk tidur.
☉Keesokan harinya.
Dengan malu Amel mengingat kembali kejadian semalam dengan jelas, yang mana dia juga menikmati setiap permainan pria asing tersebut. Jujur tubuhnya tidak dapat menolak saat pria asing itu terus mencumbuinya.
Bau khas maskulin dari parfum mint milik pria asing itu, membuat dirinya tenang dan menikmati tiap sentuhan yang diberikan oleh pria itu untuknya.
Tampan,dingin,namun tetap berwibawa, kesan pertama Amel dalam hati.
Dengan susah payah Amel mengumpulkan pakaiannya yang berantakan di lantai. Sesudah memakai pakaian, ia membuka dompet lalu meninggalkan tiga lembar uang seratus ribuan di atas nakas dan pergi dari tempat itu begitu saja.
...----------------...
Tiga tahun kemudian.
Pagi hari yang cerah khususnya di rumah sederhana, terdengar suara teriakkan balita memanggil-manggil ibunya.
"Mama!"
"Mama!"
"Mama!"
"Mama!"
Teriak keempat bocah mungil itu kepada Amel.
"Iya. Sayangnya Mama yang manis-manis," ucap Amel mencium gemes pipi keempat bocah itu.
Setelah selesai sarapan dengan anak-anak. Kini Amel berpamitan untuk berangkat menandatangani kontrak kerja di perusahaan Abraham Group Agency.
"Mama pergi keluar sebentar dulu, ya? Kalian di rumah sama Tante Ayu," pamit Amel.
"Iya Mama," ucap keempat bocah itu hampir bersamaan dengan tingkah lucu mereka.
"Anak pintar," ucap Amel. Mengelus kepala anak-anaknya satu persatu.
"Yu, Kakak titip anak-anak ya!" pinta Amel pada Ayu yang sedang berbinar melihat keempat bocah mengemaskan itu, yang sudah tumbuh besar.
"Iya Kak. Dengan senang hati!" girang Ayu menimpali ucapan Amel.
"Ingat jangan nakal di rumah dan patuh sama Tante!" ucap Amel lagi memberi peringatan pada anak-anak mungilnya. Keempat bocah itu mengangguk bersamaan dan sibuk dengan mainannya masing-masing.
...~Flasback On~...
Setelah Kejadian 3 tahun lalu, malah membuat Amel hamil muda. Amel berencana mengugurkan kandungannya, karena mengingat ia masih kuliah. Tetapi, Amel tak tega membunuh janin tak berdosa yang ada dalam rahimnya. Apalagi setelah diperiksa, dokter berkata anak yang berada dalam kandungannya kembar empat. Amel yang mendengar penuturan dari sang dokter sontak membuatnya kaget.
Hampir saja dia membunuh keempat nyawa tak berdosa itu dengan tangannya sendiri. Amel tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya kelak jika sudah ada keempat anaknya, pasti hidupnya lebih cerah dan penuh warna. Dari pemikiran itulah Amel memutuskan untuk merawat anak-anaknya hingga mereka dewasa nanti.
Bersambung❣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
ayaacntk🌷
murahh amayyyyyy😭
2024-10-24
0
ayaacntk🌷
astaghfirullah amelllll😭
2024-10-24
0
gah ara
🤣🤣🤣🤣
2022-10-17
0