FOMC 3

"Yu. Loe tahu nggak, Club malam dekat sini?" ucap Amel membuka pembicaraannya lagi.

"Iya. Gue tahu! Emang kenapa? Eh, loe jangan macam-macam deh!" ucap Ayu tidak yakin dengan apa yang akan Amel lakukan di tempat mengerikkan seperti itu.

"Nggaklah. Gue cuman mau minum dikit. Bentar juga gue pulang kok," Amel tersenyum kikuk. "Buruan! Loe antar gue ke sana sekarang!" sambungnya lagi.

"Iya-iya. Tapi ingat ya, minum dikit langsung pulang," ucap Ayu mengingatkan.

"Iya. Bawel loe. Kek Mak-Mak aja," canda Amel membalas peringatan Ayu.

"Seharusnya loe harus bersyukur masih ada orang yang ngingatin loe," ucap Ayu sedikit kesal.

"Iya deh iya. Makasih ya," ucap Amel tulus.

"Iya," ucap Ayu singkat.

Setelah perjalanan selama 20 menit. Akhirnya mereka pun sampai juga di Club malam kota M. Amel turun dari motor dan membuka helm di kepalanya.

"Ambil helmnya dulu!" Amel memberikan helm pada Ayu. Ayu menerima helm itu, Amel pun mengambil uang dalam tasnya.

"Nih, tip buat loe," ucap Amel menyondorkan selembar uang seratus ribuan pada Ayu.

"Uangnya kebanyakkan Mel. Tadi pagi juga, gue belum mengembalikkan sisanya. Eh loe malah ngasih lagi, nggak enak gue!" ucap Ayu tidak enak hati dan menolak tip pemberian Amel.

"Sudahlah, nggak papa Yu. Terima aja. Anggap saja itu rezeki buat loe, karena sudah rela nungguin gue tadi," ucap Amel tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya.

"Tapi, Mel--" Ayu belum sempat berbicara Amel sudah menyergah pembicarannya.

"Yaelah, kalo dapat rezeki itu disyukuri, bukan malah ditolak," sergah Amel cepat. "Nih, ambilah!" sambungnya lagi.

"Yaudah deh. Gue ambil nih," ucap Ayu mengalah dan mengambil uang yang diberikan oleh Amel.

"Nah, gitu dong. Gue ke dalam dulu ya? Bye-bye," ucap Amel dan melangkah pergi sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Oke. Sekali lagi makasih ya, benang kusut!" teriak Ayu membalas lambaian tangan Amel.

...~Flasback Off~...

Aku harus menemukan seorang pria sewaan, batin Amel penuh keyakinan.

Tak lama kemudian dengan mata yang agak berat. Amel melihat seorang pria tampan sedang berjalan terhuyung-huyung kebinggungan sedang mencari sesuatu.

Pria itu lumayan, fikirnya.

Dia pun memberanikan diri menghampiri pria itu. Setelah berhadapan dengan pria tersebut, Amel mengangkat kedua tangan dan memenganggi pipi pria itu dengan kedua tangannya.

Setelah beberapa detik ia memperhatikan wajah tampan yang terkesan dingin di depannya. Mendadak otak Amel kembali memutar kejadian siang tadi.

Akhirnya tanpa banyak basa basi lagi, Amel langsung menyambar bibir pria itu dengan rakus. Walau masih terkesan kaku, sebab itu adalah ciuman pertamanya.

Cup!

Pria itu nampak kaget dan melototkan matanya.

Berani-beraninya gadis kecil ini, membangkitkan jiwa harimauku. Tapi, ada apa dengan tubuhku? Aku tidak dapat menolak permainannya, seakan ada magnet yang menarikku, agar lebih dalam lagi mengikuti permainannya. Kelinci kecil, kamu tidak akanku biarkan lolos begitu saja, ucap pria itu membatin dan terus mengikuti permainan Amel.

Pria itu juga rupanya sedang tidak baik-baik saja. Walau sudah dikuasai obat perangsang. Tetapi, kesadaran pria itu masih jelas, dia dapat mengenali wajah wanita cantik yang berada di depan matanya.

Ciuman dadakkan yang diberikan Amel secara tiba-tiba, membuat gairah dalam pria asing itu mendidih. Apalagi mencium wangi bunga lavender dari tubuh Amel, membuat hatinya tenang dan rileks. Bahkan menginginkan lebih dari sekedar ciuman.

Mereka berdua kini sudah berada di dalam kamar yang sama. Pria asing itu pun sudah tidak dapat menahan hasratnya lagi. Dia terus menciumi bibir Amel tanpa henti.

Untuk sementara waktu pagutan mereka dilepas. Karena merasa gerah membuat pria itu perlahan melepaskan pakaiannya satu persatu, lalu membuangnya kesembarangan arah. Sontak Amel yang melihatnya pun tidak mau kalah, ia juga lantas mengikuti apa yang dilakukan oleh pria asing tersebut. Hingga kini di tubuh mereka sudah tidak memakai sehelai benang pun (polos).

Kemudian, pria asing itu mendorong pelan tubuh Amel ke atas ranjang dan langsung memulai aksinya dengan menindih tubuh Amel. Sesekali pria tersebut melu*** habis bibir tipis milik Amel, agar lebih memperdalam ciumannya, lalu turun perlahan menciumi leher jenjang milik Amel, hingga meninggalkan tanda kepemilikkannya di sana.

Ciuman itu tidak berhenti dan turun ke bawah, menjelajah setiap inci tubuh Amel tanpa terlewat sedikit pun. Dada Amel kembang kempis dibuatnya, menimbulkan suara-suara aneh yang terus mengema seisi ruangan dihiasi lampu temaram.

Pria tersebut terus mencumbui Amel tanpa henti. Hingga Amel mengeluarkan suaranya yang berat diikuti rintihan-rintihan kecil dari bibirnya begitu mengoda. Membuat pria asing itu tidak dapat lagi menahan gairah dalam dirinya. Suara-suara aneh yang keluar dari bibir Amel begitu merdu seakan memekik gendang telinga pria asing tersebut.

Pria itu lantas mempersiapkan cakar dan taringnya untuk segera menerkam mangsa yang berada di bawah kendalinya. Amel sudah tidak tahan lagi merasakan terkaman dari pria asing tersebut. Sakit! Sungguh sakit! Membuat tubuhnya seakan ditindih beban berat.

Hingga terkaman yang diterimanya membuat gelagar aneh yang sedang menjalari tubuh bagian bawahnya. Pria asing itu berhasil menerkamnya dan meninggalkan jejak berupa benih-benih kehidupan pada rahimnya.

Pria itu pun mengulangi apa yang dia lakukan. Menerkam dan terus menerkam, menyalurkan benih-benih kehidupan ke dalam tubuh bagian bawah Amel. Hampir tiga jam pria asing itu menerkamnya membuatnya lemah, lelah tak berdaya.

Sebuah penghianatan yang diterimanya harus membuatnya melewatkan malam pertamanya, bersama seorang pria asing yang dianggapnya sebagai seorang gigolo.

Mau menolak pun sudah terlambat. Sakit hatinya lebih besar dari akal sehatnya. Hingga Amel harus terus menikmati dan merasakan terkaman yang tiada tara dari syurga dunia yang diberikan oleh seorang pria asing.

Sampai mencapai puncak akhir dari terkaman pria asing tersebut, membuat Amel terkulas lemas tak sadarkan diri. Sedangkan pria asing itu lebih memilih untuk tidur.

☉Keesokan harinya.

Dengan malu Amel mengingat kembali kejadian semalam dengan jelas, yang mana dia juga menikmati setiap permainan pria asing tersebut. Jujur tubuhnya tidak dapat menolak saat pria asing itu terus mencumbuinya.

Bau khas maskulin dari parfum mint milik pria asing itu, membuat dirinya tenang dan menikmati tiap sentuhan yang diberikan oleh pria itu untuknya.

Tampan,dingin,namun tetap berwibawa, kesan pertama Amel dalam hati.

Dengan susah payah Amel mengumpulkan pakaiannya yang berantakan di lantai. Sesudah memakai pakaian, ia membuka dompet lalu meninggalkan tiga lembar uang seratus ribuan di atas nakas dan pergi dari tempat itu begitu saja.

...----------------...

Tiga tahun kemudian.

Pagi hari yang cerah khususnya di rumah sederhana, terdengar suara teriakkan balita memanggil-manggil ibunya.

"Mama!"

"Mama!"

"Mama!"

"Mama!"

Teriak keempat bocah mungil itu kepada Amel.

"Iya. Sayangnya Mama yang manis-manis," ucap Amel mencium gemes pipi keempat bocah itu.

Setelah selesai sarapan dengan anak-anak. Kini Amel berpamitan untuk berangkat menandatangani kontrak kerja di perusahaan Abraham Group Agency.

"Mama pergi keluar sebentar dulu, ya? Kalian di rumah sama Tante Ayu," pamit Amel.

"Iya Mama," ucap keempat bocah itu hampir bersamaan dengan tingkah lucu mereka.

"Anak pintar," ucap Amel. Mengelus kepala anak-anaknya satu persatu.

"Yu, Kakak titip anak-anak ya!" pinta Amel pada Ayu yang sedang berbinar melihat keempat bocah mengemaskan itu, yang sudah tumbuh besar.

"Iya Kak. Dengan senang hati!" girang Ayu menimpali ucapan Amel.

"Ingat jangan nakal di rumah dan patuh sama Tante!" ucap Amel lagi memberi peringatan pada anak-anak mungilnya. Keempat bocah itu mengangguk bersamaan dan sibuk dengan mainannya masing-masing.

...~Flasback On~...

Setelah Kejadian 3 tahun lalu, malah membuat Amel hamil muda. Amel berencana mengugurkan kandungannya, karena mengingat ia masih kuliah. Tetapi, Amel tak tega membunuh janin tak berdosa yang ada dalam rahimnya. Apalagi setelah diperiksa, dokter berkata anak yang berada dalam kandungannya kembar empat. Amel yang mendengar penuturan dari sang dokter sontak membuatnya kaget.

Hampir saja dia membunuh keempat nyawa tak berdosa itu dengan tangannya sendiri. Amel tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya kelak jika sudah ada keempat anaknya, pasti hidupnya lebih cerah dan penuh warna. Dari pemikiran itulah Amel memutuskan untuk merawat anak-anaknya hingga mereka dewasa nanti.

Bersambung❣

Terpopuler

Comments

ayaacntk🌷

ayaacntk🌷

murahh amayyyyyy😭

2024-10-24

0

ayaacntk🌷

ayaacntk🌷

astaghfirullah amelllll😭

2024-10-24

0

gah ara

gah ara

🤣🤣🤣🤣

2022-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 Pengumuman!
2 Visual Tokoh
3 FOMC 1
4 FOMC 2
5 FOMC 3
6 FOMC 4
7 FOMC 5
8 FOMC 6
9 FOMC 7
10 FOMC 8
11 FOMC 9
12 FOMC 10
13 FOMC 11
14 FOMC 12
15 FOMC 13
16 FOMC 14
17 FOMC 15
18 FOMC 16
19 FOMC 17
20 FOMC 18
21 FOMC part 19
22 FOMC part 20
23 FOMC part 21
24 FOMC part 22
25 FOMC part 23
26 FOMC part 24
27 FOMC part 25
28 FOMC part 26
29 FOMC part 27
30 FOMC part 28
31 FOMC part 29
32 FOMC part 30
33 FOMC part 31
34 FOMC part 32
35 FOMC part 33
36 FOMC part 34
37 FOMC part 35
38 FOMC part 36
39 FOMC 37
40 FOMC 38
41 FOMC 39
42 FOMC 40
43 FOMC 41
44 FOMC 42
45 FOMC 43
46 FOMC 44
47 FOMC 45
48 POV AUTHOR
49 FOMC 46
50 FOMC 47
51 FOMC 48
52 FOMC 49
53 FOMC 50
54 FOMC 51
55 FOMC 52
56 FOMC 53
57 POV AUTHOR
58 FOMC 54
59 FOMC 55
60 FOMC 56
61 FOMC 57
62 FOMC 58
63 FOMC 59
64 FOMC 60
65 FOMC 61
66 FOMC 62
67 FOMC 63
68 FOMC 64
69 FOMC 65
70 FOMC 66
71 FOMC 67
72 FOMC 68
73 FOMC 69
74 POV AUTHOR
75 FOMC 70
76 FOMC 71
77 FOMC 72
78 FOMC 73
79 FOMC 74
80 FOMC 75
81 FOMC 76
82 FOMC 77
83 FOMC 78
84 FOMC 79
85 FOMC 80
86 FOMC 81
87 FOMC 82
88 FOMC 83
89 FOMC 84
90 FOMC 85
91 FOMC 86
92 FOMC 87
93 FOMC 88
94 FOMC 89
95 FOMC 90
96 FOMC 91
97 FOMC 92
98 FOMC 93
99 FOMC 94
100 POV AUTHOR
101 FOMC 95
102 FOMC 96
103 FOMC 97
104 FOMC 98
105 FOMC 99
106 FOMC 100
107 FOMC 101
108 FOMC 102
109 FOMC 103
110 FOMC 104
111 FOMC 105
112 FOMC 106
113 FOMC 107
114 FOMC 108
115 FOMC 109
116 FOMC 110
117 FOMC 111
118 Promosi ( Jangan di Skip)
119 FOMC 112
120 FOMC 113
121 FOMC 114
122 FOMC 115
123 FOMC 116
124 FOMC 117
125 FOMC 118
126 FOMC 119
127 FOMC 120
128 FOMC 121
129 FOMC 122
130 FOMC 123
131 FOMC 124
132 FOMC 125
133 FOMC 126
134 FOMC 127
135 FOMC 128
136 FOMC 129
137 FOMC 130
138 131. Rumah Sakit.
139 FOMC 132
140 FOMC 133
141 FOMC 134
142 FOMC 135
143 FOMC 136
144 FOMC 137
145 FOMC 138
146 FOMC 139
147 FOMC 140
148 FOMC 141
149 FOMC 142
150 FOMC 143
151 FOMC 144
152 FOMC 145
153 FOMC 146
154 FOMC 147
155 FOMC 148
156 FOMC 149
157 FOMC 150
158 FOMC 151
159 FOMC 152
160 Epilog
161 Author Menyapa!
162 Novel terbaru Author!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Pengumuman!
2
Visual Tokoh
3
FOMC 1
4
FOMC 2
5
FOMC 3
6
FOMC 4
7
FOMC 5
8
FOMC 6
9
FOMC 7
10
FOMC 8
11
FOMC 9
12
FOMC 10
13
FOMC 11
14
FOMC 12
15
FOMC 13
16
FOMC 14
17
FOMC 15
18
FOMC 16
19
FOMC 17
20
FOMC 18
21
FOMC part 19
22
FOMC part 20
23
FOMC part 21
24
FOMC part 22
25
FOMC part 23
26
FOMC part 24
27
FOMC part 25
28
FOMC part 26
29
FOMC part 27
30
FOMC part 28
31
FOMC part 29
32
FOMC part 30
33
FOMC part 31
34
FOMC part 32
35
FOMC part 33
36
FOMC part 34
37
FOMC part 35
38
FOMC part 36
39
FOMC 37
40
FOMC 38
41
FOMC 39
42
FOMC 40
43
FOMC 41
44
FOMC 42
45
FOMC 43
46
FOMC 44
47
FOMC 45
48
POV AUTHOR
49
FOMC 46
50
FOMC 47
51
FOMC 48
52
FOMC 49
53
FOMC 50
54
FOMC 51
55
FOMC 52
56
FOMC 53
57
POV AUTHOR
58
FOMC 54
59
FOMC 55
60
FOMC 56
61
FOMC 57
62
FOMC 58
63
FOMC 59
64
FOMC 60
65
FOMC 61
66
FOMC 62
67
FOMC 63
68
FOMC 64
69
FOMC 65
70
FOMC 66
71
FOMC 67
72
FOMC 68
73
FOMC 69
74
POV AUTHOR
75
FOMC 70
76
FOMC 71
77
FOMC 72
78
FOMC 73
79
FOMC 74
80
FOMC 75
81
FOMC 76
82
FOMC 77
83
FOMC 78
84
FOMC 79
85
FOMC 80
86
FOMC 81
87
FOMC 82
88
FOMC 83
89
FOMC 84
90
FOMC 85
91
FOMC 86
92
FOMC 87
93
FOMC 88
94
FOMC 89
95
FOMC 90
96
FOMC 91
97
FOMC 92
98
FOMC 93
99
FOMC 94
100
POV AUTHOR
101
FOMC 95
102
FOMC 96
103
FOMC 97
104
FOMC 98
105
FOMC 99
106
FOMC 100
107
FOMC 101
108
FOMC 102
109
FOMC 103
110
FOMC 104
111
FOMC 105
112
FOMC 106
113
FOMC 107
114
FOMC 108
115
FOMC 109
116
FOMC 110
117
FOMC 111
118
Promosi ( Jangan di Skip)
119
FOMC 112
120
FOMC 113
121
FOMC 114
122
FOMC 115
123
FOMC 116
124
FOMC 117
125
FOMC 118
126
FOMC 119
127
FOMC 120
128
FOMC 121
129
FOMC 122
130
FOMC 123
131
FOMC 124
132
FOMC 125
133
FOMC 126
134
FOMC 127
135
FOMC 128
136
FOMC 129
137
FOMC 130
138
131. Rumah Sakit.
139
FOMC 132
140
FOMC 133
141
FOMC 134
142
FOMC 135
143
FOMC 136
144
FOMC 137
145
FOMC 138
146
FOMC 139
147
FOMC 140
148
FOMC 141
149
FOMC 142
150
FOMC 143
151
FOMC 144
152
FOMC 145
153
FOMC 146
154
FOMC 147
155
FOMC 148
156
FOMC 149
157
FOMC 150
158
FOMC 151
159
FOMC 152
160
Epilog
161
Author Menyapa!
162
Novel terbaru Author!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!