FOMC 9

Selesai melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu lantai dan mengepel lantai. Amel bergegas ke dapur untuk memasak sarapan pagi. Saat sedang memasak tiba-tiba Ayu datang menghampirinya.

Hoam ...

"Kenapa Kakak nggak bangunin aku?" tanya Ayu mengamati Amel yang sedang memasak.

"Kakak nggak mau gangguin mimpi indah kamu," canda Amel.

"Ih Kakak bisa aja. Terus Kakak sedang masak apa?" tanya Ayu.

"Hanya masak telur orak-arik. Kebetulan nasinya juga sudah matang," ucap Amel terkekeh.

"Yu. Kamu beneran mau narik ojek online lagi?" tanya Amel memastikan ucapan Ayu yang semalam.

"Iya. Aku serius mau narik lagi Kak. Aku balik ke kamar dulu ya? Soalnya mau mandi juga," ucap Ayu.

"Pantesan!"

"Pantesan apa, Kak?"

"Pantesan Kakak mencium aroma-aroma tidak sedap. Ternyata asalnya dari kamu, ya?" canda Amel.

"Iiih! Kakak apaan sih! Kakak sendiri juga belum mandi. Jadi, kita sama dong. Haha," ucap Ayu tertawa dan berlalu pergi ke kamarnya.

"Haha. Malah kabur, Awas kamu ya!" tawa Amel.

Amel segera menyajikan sarapan pagi di atas meja dan berlalu pergi ke kamar. Sesampainya di kamar Amel bergegas mengambil handuk kimononya, berjalan masuk ke kamar mandi. Amel menghidupkan sofwer menikmati tubuhnya diguyur oleh air yang mengalir sampai keujung kaki.

"Semoga hari ini berjalan dengan lancar, tanpa ada kendala apapun," gumamnya pelan.

Acara mandinya pun telah selesai, setelah berpakaian lengkap, Amel berjalan ke jendela dan membuka jendela, dilihatnya sinar sang mentari pagi yang menebus sampai ke kamar mereka.

"Selamat pagi mentari," ucapnya menyambut matahari pagi.

Amel segera membangunkan keempat malaikatnya yang masih tertidur pulas di atas ranjang besar.

"Raka! Rasti! Bara! Bunga! Bangun sayang, sudah pagi, Nak!" ucapnya lembut mengelus puncak kepala anak-anaknya, yang masih tertidur pulas.

Mendapat sentuhan lembut dari Amel, mereka pun mulai terjaga perlahan-lahan membuka mata.

"Selamat pagi sayang," ucap Amel tersenyum lebar.

"Agi Mama," ucap mereka serempak.

"Sini Mama cium dulu. Setelah itu Mama mandiin kalian. Biar tambah ganteng dan cantik," pinta Amel tersenyum lembut, lalu mencium lembut pipi dan pucuk kepala anaknya satu-persatu.

Cup!

Cup!

Cup!

Cup!

Ayu yang sudah berpakain langsung masuk ke kamar menghampiri Amel.

"Widih, Tante juga mau dong cium kalian begitu," ucap Ayu tiba-tiba.

"Idak, Laka idak au. Kit-kit uga idak au," ucap Raka jutek, dan melipat tangannya di dada.

"Kenapa Raka nggak mau dicium sama, Tante?" ucap Ayu tersenyum mengoda.

"Abitna Ante lau tium ilangnya anya cetali, natanya anyak cetali," celoteh Raka.

"Hehe, iya deh kalau Raka nggak mau," kekeh Ayu mengalah.

Amel yang mendengar percakapan mereka pun menanggapinya dengan tawa kecil.

"Aku bantuin mandiin mereka ya, Kak? Biar Kakak tidak terlambat kerja nanti," ucap Ayu.

"Oke, kalau gitu kamu mandiin dua tuan putri. Nanti Kakak mandiin dua pangeran. Gimana?" ucap Amel memberi saran.

"Siap Kak. Laksanakan," ucap Ayu memberi hormat seperti seorang tentara.

Selesai memandikan anak-anak dan berganti pakaian, kini mereka telah duduk di meja makan untuk sarapan pagi.

Amel berlalu ke dapur yang tidak jauh dari meja makan. Amel segera membuatkan susu untuk anak-anak mengemaskannya. Mereka sudah selesai sarapan.

Seperti biasa jika Amel bepergian, Amel harus mencium anak-anaknya dulu. Amel pamit untuk bekerja, tidak lupa mencium anak-anaknya. Amel yang berada di depan pintunya pun memanggil Ayu untuk keluar sebentar.

Setelah Ayu keluar. "Yu. Kakak pinjam motor kamu dulu, ya? Takutnya kalau nunggu lagi Kakak bisa terlambat ke kantor. Jadi hari ini kamu jangan pergi ke mana-mana dulu!" terang Amel.

"Pakai aja Kak. Tiap hari juga boleh. Tapi, kalau aku sudah menemukan pengasuh. Aku akan memakai motor itu lagi," ucap Ayu tersenyum.

"Iya deh Iya."

"Tunggu! Ayu ambilkan kuncinya dulu," ucap Ayu dan berlari kecil masuk kamar.

Setelah Ayu keluar. "Nih, kuncinya Kak. Jangan lupa pakai helmnya, biar aman saat berkendara!" ucap Ayu memberi peringatan,memberikan kunci motornya pada Amel.

Amel mengambil kunci. "Iya bawel. Kakak pamit dulu ya? Bye-bye," ucap Amel berjalan perlahan.

"Bye-bye Kak. Hati-hati di jalan!"

"Iya," balas Amel singkat.

"Da-da ... Mama," ucap Rasti menyebulkan kepalanya di pintu.

"Da-da ... juga sayang," balas Amel berlalu pergi ke garasi kecil.

Sesampainya di perusahaan Abraham Group Agency. Amel memakirkan motornya di parkiran karyawan kantor. Amel turun dari motor dan mulai merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Matanya tidak sengaja menangkap mobil lamborghini putih yang bersebelahan dengan mobil lamborghini hitam.

Amel tertarik untuk ke sana, entah mengapa kakinya melangkah maju mendekati mobil putih itu. Dia tidak tahu kalau di sebelah tempat parkir karyawan adalah tempat parkir Presdir Abraham Group Agency. Sesampainya di depan mobil.

"Apa mobil ini yang dirusak oleh Bara?" gumamnya pelan. Amel melihat ada goresan-goresan kecil di bagian depan mobil.

Kayaknya sih iya mobil ini. Kenapa mobilnya ada di sini? Jangan bilang kalau mobil ini, milik karyawan perusahaan yang ada di sini. Tebaknya membatin.

"Pantesan ganti ruginya mahal. Debu saja tidak ada sedikit pun yang menempel. Pasti orangnya gila akan kebersihan," gumam Amel pelan menyentuh mobil itu.

Ini goresan juga bukan perkara besar. Kenapa harus ganti rugi sih! Sudah bisa ke baca, pemiliknya mungkin orang yang sangat pelit, batin Amel mengerutu.

Amel mencoba memegangi goresan itu. "Lecetnya juga, hanya sedikit," lirih Amel.

Azka dan Arya yang berada di dalam mobil lamborghini hitam itu sudah melihat tingkah Amel, saat Amel mendekati mobil putih di sebelah mobil hitam milik mereka. Mereka lebih memilih diam untuk menyaksikan apa yang akan Amel lakukan pada mobil putih itu.

Azka tidak menyangka bahwa Amel peduli dengan goresan kecil yang terukir acak di mobil putih miliknya. Akan tetapi dia tidak mendengar apa yang Amel gumamkan dengan jelas. Saat Arya ingin turun berniat membuka pintu untuk Azka. Azka memberi isyarat untuk tidak melakukannya. Azka memilih turun sendiri tanpa suara.

Amel yang merasa area disekitarnya dingin membuat bulu kuduknya pun ikut berdiri.

"Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Azka datar. Membuat Amel terkejut menoleh cepat padanya.

"Ti--Tidak ada Pak," ucap Amel gugup tersenyum kikuk.

Aku harus bagaimana? Si Bongkahan Es ini melihatku segala lagi, batin Amel.

"Kenapa kamu berdiri di depan mobil saya?" ucap Azka datar membuat Amel kaget.

"Ja--Jadi. Mobil ini punya Bapak?" tanya Amel gugup.

Syukurlah bukan Raka yang menggoresnya. Jika tidak, rahasiaku pasti terbongkar, batin Amel.

"Ya. Mobil ini milik saya dan saya lihat kamu mencoba menyentuh goresan kecil itu," ucap Azka datar menunjuk goresan di mobilnya.

OMG! Ternyata orang yang gila akan kebersihan dan juga pelit adalah dia. Ayah dari anak-anakku, batin Amel.

"Oh. I--Itu. S--Saya heran saja Pak. Masa mobil sebagus dan sekeren ini mempunyai goresan, acak pula lagi! Hehe," kilah Amel terkekeh.

"Kenapa kamu begitu peduli dengan mobil saya.Hah?" tanya Azka lagi. Sedikit membentak Amel.

"Siapa yang peduli," ketus Amel.

"Ya sudah. Masuk sana! Berdebat sama kamu membuang-buang waktu saya saja," ucapnya datar berlalu pergi bersama Arya yang sudah turun dari mobil.

"Siapa juga yang mau berdebat sama Bongkahan Es seperti kamu. Bikin udara dingin kek flim horor saja," gerutu Amel pelan. Berjalan pelan mengikuti Azka dan Arya dari belakang.

Saat memasuki ruangan. Para karyawan dan karyawati memberi hormat pada Azka.

"Selamat pagi Pak Azka!" Mereka sedikit membungkuk dan memberi salam.

Azka tidak membalas dan terus berjalan menuju lift pribadi miliknya. Melihat lift yang pernah dinaikinya mau tertutup, Amel bergegas menahannya dan masuk ke dalam lift bersama Azka dan Arya.

"Huff. Hampir saja ketinggalan," dengusnya pelan.

"Kenapa kamu naik lift pribadi milik saya?" tanya Azka datar.

"M--Maaf Pak. Saya tidak tahu. Kemarin juga saya naik lift ini kok," jawab Amel mengingat.

"Pintar sekali kamu menjawab."

Arya hanya diam mematung tidak lama kemudian Arya angkat bicara. "Nona, besok atau seterusnya Nona tidak perlu naik lift ini lagi. Silahkan Nona naik lift karyawan yang ada di sebelahnya!"

"Ya. Baiklah. Saya mengerti Pak." Amel tersenyum menghadap Arya.

Azka yang mendengar itu pun langsung menyelah. "Tidak, biarkan dia naik lift ini saja."

"Eh. T--Tidak apa-apa Pak. Besok saya naik lift karyawan saja," tolak Amel.

"Jangan membantah!" tegas Azka datar.

Hais ... Si Bongkahan Es ini sebenarnya maunya apa sih? Bikin kesal saja. Amel mengumpat Azka dalam hati.

"Baik Pak. Terserah anda saja," ucap Amel tidak mau berdebat.

Bersambung❣

Terpopuler

Comments

Teetie Suhaeti

Teetie Suhaeti

karyawan biasa pasti dah kena pecat hari ini jg

2022-10-30

0

gah ara

gah ara

ahahahaa.. aku sampe.ngulang berkali2 untuk memahami 😁😁🤭🤭

2022-10-17

0

💖syakilah💖

💖syakilah💖

makin seru ni crita nya,aq makin suka thorrr...👍👍👍👍

2022-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 Pengumuman!
2 Visual Tokoh
3 FOMC 1
4 FOMC 2
5 FOMC 3
6 FOMC 4
7 FOMC 5
8 FOMC 6
9 FOMC 7
10 FOMC 8
11 FOMC 9
12 FOMC 10
13 FOMC 11
14 FOMC 12
15 FOMC 13
16 FOMC 14
17 FOMC 15
18 FOMC 16
19 FOMC 17
20 FOMC 18
21 FOMC part 19
22 FOMC part 20
23 FOMC part 21
24 FOMC part 22
25 FOMC part 23
26 FOMC part 24
27 FOMC part 25
28 FOMC part 26
29 FOMC part 27
30 FOMC part 28
31 FOMC part 29
32 FOMC part 30
33 FOMC part 31
34 FOMC part 32
35 FOMC part 33
36 FOMC part 34
37 FOMC part 35
38 FOMC part 36
39 FOMC 37
40 FOMC 38
41 FOMC 39
42 FOMC 40
43 FOMC 41
44 FOMC 42
45 FOMC 43
46 FOMC 44
47 FOMC 45
48 POV AUTHOR
49 FOMC 46
50 FOMC 47
51 FOMC 48
52 FOMC 49
53 FOMC 50
54 FOMC 51
55 FOMC 52
56 FOMC 53
57 POV AUTHOR
58 FOMC 54
59 FOMC 55
60 FOMC 56
61 FOMC 57
62 FOMC 58
63 FOMC 59
64 FOMC 60
65 FOMC 61
66 FOMC 62
67 FOMC 63
68 FOMC 64
69 FOMC 65
70 FOMC 66
71 FOMC 67
72 FOMC 68
73 FOMC 69
74 POV AUTHOR
75 FOMC 70
76 FOMC 71
77 FOMC 72
78 FOMC 73
79 FOMC 74
80 FOMC 75
81 FOMC 76
82 FOMC 77
83 FOMC 78
84 FOMC 79
85 FOMC 80
86 FOMC 81
87 FOMC 82
88 FOMC 83
89 FOMC 84
90 FOMC 85
91 FOMC 86
92 FOMC 87
93 FOMC 88
94 FOMC 89
95 FOMC 90
96 FOMC 91
97 FOMC 92
98 FOMC 93
99 FOMC 94
100 POV AUTHOR
101 FOMC 95
102 FOMC 96
103 FOMC 97
104 FOMC 98
105 FOMC 99
106 FOMC 100
107 FOMC 101
108 FOMC 102
109 FOMC 103
110 FOMC 104
111 FOMC 105
112 FOMC 106
113 FOMC 107
114 FOMC 108
115 FOMC 109
116 FOMC 110
117 FOMC 111
118 Promosi ( Jangan di Skip)
119 FOMC 112
120 FOMC 113
121 FOMC 114
122 FOMC 115
123 FOMC 116
124 FOMC 117
125 FOMC 118
126 FOMC 119
127 FOMC 120
128 FOMC 121
129 FOMC 122
130 FOMC 123
131 FOMC 124
132 FOMC 125
133 FOMC 126
134 FOMC 127
135 FOMC 128
136 FOMC 129
137 FOMC 130
138 131. Rumah Sakit.
139 FOMC 132
140 FOMC 133
141 FOMC 134
142 FOMC 135
143 FOMC 136
144 FOMC 137
145 FOMC 138
146 FOMC 139
147 FOMC 140
148 FOMC 141
149 FOMC 142
150 FOMC 143
151 FOMC 144
152 FOMC 145
153 FOMC 146
154 FOMC 147
155 FOMC 148
156 FOMC 149
157 FOMC 150
158 FOMC 151
159 FOMC 152
160 Epilog
161 Author Menyapa!
162 Novel terbaru Author!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Pengumuman!
2
Visual Tokoh
3
FOMC 1
4
FOMC 2
5
FOMC 3
6
FOMC 4
7
FOMC 5
8
FOMC 6
9
FOMC 7
10
FOMC 8
11
FOMC 9
12
FOMC 10
13
FOMC 11
14
FOMC 12
15
FOMC 13
16
FOMC 14
17
FOMC 15
18
FOMC 16
19
FOMC 17
20
FOMC 18
21
FOMC part 19
22
FOMC part 20
23
FOMC part 21
24
FOMC part 22
25
FOMC part 23
26
FOMC part 24
27
FOMC part 25
28
FOMC part 26
29
FOMC part 27
30
FOMC part 28
31
FOMC part 29
32
FOMC part 30
33
FOMC part 31
34
FOMC part 32
35
FOMC part 33
36
FOMC part 34
37
FOMC part 35
38
FOMC part 36
39
FOMC 37
40
FOMC 38
41
FOMC 39
42
FOMC 40
43
FOMC 41
44
FOMC 42
45
FOMC 43
46
FOMC 44
47
FOMC 45
48
POV AUTHOR
49
FOMC 46
50
FOMC 47
51
FOMC 48
52
FOMC 49
53
FOMC 50
54
FOMC 51
55
FOMC 52
56
FOMC 53
57
POV AUTHOR
58
FOMC 54
59
FOMC 55
60
FOMC 56
61
FOMC 57
62
FOMC 58
63
FOMC 59
64
FOMC 60
65
FOMC 61
66
FOMC 62
67
FOMC 63
68
FOMC 64
69
FOMC 65
70
FOMC 66
71
FOMC 67
72
FOMC 68
73
FOMC 69
74
POV AUTHOR
75
FOMC 70
76
FOMC 71
77
FOMC 72
78
FOMC 73
79
FOMC 74
80
FOMC 75
81
FOMC 76
82
FOMC 77
83
FOMC 78
84
FOMC 79
85
FOMC 80
86
FOMC 81
87
FOMC 82
88
FOMC 83
89
FOMC 84
90
FOMC 85
91
FOMC 86
92
FOMC 87
93
FOMC 88
94
FOMC 89
95
FOMC 90
96
FOMC 91
97
FOMC 92
98
FOMC 93
99
FOMC 94
100
POV AUTHOR
101
FOMC 95
102
FOMC 96
103
FOMC 97
104
FOMC 98
105
FOMC 99
106
FOMC 100
107
FOMC 101
108
FOMC 102
109
FOMC 103
110
FOMC 104
111
FOMC 105
112
FOMC 106
113
FOMC 107
114
FOMC 108
115
FOMC 109
116
FOMC 110
117
FOMC 111
118
Promosi ( Jangan di Skip)
119
FOMC 112
120
FOMC 113
121
FOMC 114
122
FOMC 115
123
FOMC 116
124
FOMC 117
125
FOMC 118
126
FOMC 119
127
FOMC 120
128
FOMC 121
129
FOMC 122
130
FOMC 123
131
FOMC 124
132
FOMC 125
133
FOMC 126
134
FOMC 127
135
FOMC 128
136
FOMC 129
137
FOMC 130
138
131. Rumah Sakit.
139
FOMC 132
140
FOMC 133
141
FOMC 134
142
FOMC 135
143
FOMC 136
144
FOMC 137
145
FOMC 138
146
FOMC 139
147
FOMC 140
148
FOMC 141
149
FOMC 142
150
FOMC 143
151
FOMC 144
152
FOMC 145
153
FOMC 146
154
FOMC 147
155
FOMC 148
156
FOMC 149
157
FOMC 150
158
FOMC 151
159
FOMC 152
160
Epilog
161
Author Menyapa!
162
Novel terbaru Author!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!