FOMC 14

Azka memilih bergutat dengan pekerjaannya. Arya yang saat itu telah mengantar Amel tidak berani menganggu Azka yang sedang bekerja. Arya berlalu pergi ke ruang pribadi miliknya, yang berada di depan ruangan Azka. Arya sudah mengetahui bahwa Azka tidak suka diganggu saat sedang bekerja. Azka yang saat itu sedang fokus bekerja.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara ketukkan pintu dari luar.

Siapa yang berani mengangguku. Keberanianmu besar juga rupanya, batin Azka sedikit terusik dengan ketukan pintu.

"Masuk!" ucap Azka dingin.

Krieet ...

Pintu ruangannya terbuka.

Azka tidak menghiraukan siapa yang datang menganggunya. Azka masih tetap fokus mengerjakan pekerjaannya. Sampai suara Amel terdengar indah di indera pendengarannya.

"Selamat pagi Pak," sapa Amel lembut.

Untung saja kamu yang datang. Kalau orang lain aku pastikan tidak membiarkannya keluar tanpa cacat sedikit pun, batin Azka kejam.

"Apa yang membuat kamu ke ruangan saya?" tanya Azka datar, tidak menoleh fokus menatap laptop di depannya.

"An--Anu Pak. Ini, saya buatkan kopi untuk Bapak," ucap Amel gugup dan meletakkan kopi, di meja kerja milik Azka.

Jadi ... dia membuatkan kopi untukku, batin Azka senang.

Azka melirik sekilas. "Kamu mencoba mencari perhatian saya, kan?" Azka kembali melihat ke layar laptop.

"Siapa yang mencari perhatian, kamu jangan ge'er deh! Bagaimana mungkin aku mencari perhatian pada Bongkahan Es seperti kamu. Ups!" ucap Amel spontan. Amel segera menutup mulutnya dengan tangan.

"Apa dia bilang? Bongkahan Es? Asal kau tahu, banyak gadis yang mengantri mencari perhatianku," batin Azka dengan bangganya.

Azka melirik Amel yang sedang menutup mulutnya. Entah apa yang difikirkan oleh Amel.

Kenapa dia suka sekali mengumpatku, batin Azka.

Azka menghentikan pekerjaannya. Menopang dagunya dengan sepuluh jari tangannya yang sudah disatukan, lalu menatap ke arah Amel.

"Apa yang kamu katakan?" hardik Azka datar.

"Hehe. Saya bilang Bapak itu baik, tampan dan atas kebaikkan Bapak telah mempekerjakan saya di sini, maka saya buatkan kopi ini khusus untuk Bapak," kilah Amel tertawa kecil memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Lucu juga tingkah kelinci kecil ini. Jelas sekali tadi dia menyebutku dengan sebutan Bongkahan Es. Pas ditanya dia malah mengelak. Awas saja kamu! batin Azka.

Azka yang tidak tahu harus membalas segera memerintah Amel. "Dekatkan kopinya ke sini!" perintah Azka datar.

Amel menuruti apa yang diperintahkan Azka. Azka lalu mengambil secangkir kopi itu, mencium aromanya, menyesapnya dan meneguknya secara perlahan.

Hm Enak! Wangi juga kopi buatan kelinci kecil ini. Sangat pas di lidah. Cocok dengan seleraku, batin Azka memuji.

"Gimana Pak? Enak tidak?" tanya Amel penasaran.

"Lumayan." Azka sedikit berbohong. Lalu menyesap kembali kopinya. Saat Azka sedang menikmati kopi buatan Amel, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka.

Krieet ...

Arya yang lupa memberitahu Amel bahwa Azka tidak bisa diganggu saat bekerja itu pun buru-buru membuka pintu dengan panik.

"Maaf Tuan. Saya tidak melarang Nona Amel untuk masuk memberikan kopi buat Tuan." Arya meminta maaf atas keteledorannya. Arya melihat gelas di tangan Azka, dia sedang menikmati kopi buatan Amel.

"Tidak apa-apa. Kopinya tidak terlalu buruk," ucap Azka santai dengan wajah datarnya itu.

Tumben banget, Azka tidak marah pada seseorang, karena telah lancang menganggunya saat dia lagi kerja. Sungguh matahari sudah terbit dari arah barat, batin Arya seakan tidak percaya.

Sejak ada Amel sikap Azka mulai sedikit berubah. Tidak biasanya dia mau minum kopi sembarangan. Apalagi sampai masuk ke dalam ruangannya sembarangan, batin Arya lagi.

"Ya sudah. Kalau tidak ada keperluan lagi. Kalian berdua boleh pergi," pinta Azka.

"Saya ada berita penting, Tuan," ucap Arya serius.

"Saya undur diri Pak," pamit Amel berlalu pergi keluar dari ruangan Azka.

Melihat Amel sudah keluar dari ruangan. Azka dan Arya berbincang tentang Kirana yang akan datang diacara ulang tahun perusahaan.

...~Flasblack Off~...

Amel yang sudah berada di ruangannya lebih memilih mengerjakan pekerjaannya.

"Kata Si Bongkahan Es, pekerjaanku di sini hanya menemaninya rapat dan menulis jadwal sehari-harinya," lirih Amel.

Apa tugas sekretaris di perusahaan Abraham Group Agency semudah itu, ya? batin Amel.

Amel melamun menopang dagunya dengan sebelah tangan.

"Oh iya. Kalau tidak salah ada rapat pagi ini jam 10 deh." Amel tersadar dari lamunannya.

Apa aku harus keruangannya lagi? Tapi, atsmosfer di sana sangat mengerikkan? Hais ... membayangkannya saja aku sudah ngeri. Tidak Amel tidak! Ini demi pekerjaan. Amel berdebat dengan fikirannya.

Untuk yang kesekian kalinya, Amel bergegas ke ruangan Azka lagi.

Tok! Tok! Tok!

Setelah terdengar suara seruan dari dalam, barulah Amel masuk ke dalam. Amel menghampiri Azka dan Arya yang sedang duduk di sofa.

"Ada perlu apa kamu kembali lagi ke sini?" tanya Azka datar.

"Begini Pak. Sebentar jam 10 Bapak harus menghadiri rapat," jelas Amel.

"Saya sudah mengetahuinya," ucap Azka datar.

Sebenarnya tugasku di sini masih berguna atau tidak sih! Pasti Asisten Kulkasnya ini, yang sudah memberitahukannya sebelum diriku. Percuma dong aku kesini memberitahukannya, batin Amel kesal.

"Kenapa ekspresi wajahmu seperti itu?" tanya Azka datar.

Amel secepatnya merubah mimik wajahnya. "Eh. Ti--Tidak kok Pak. Wajahku memang sudah begini sejak tadi. Hehe," ucap Amel tersenyum yang dibuat-buat.

Azka meilirik arloji hitam yang bertengker di pergelangan tangan kirinya. Sudah menunjukkan pukul 09:50 pagi.

"Persiapkan dirimu. 10 menit lagi kita ke ruang rapat," tegas Azka.

"Ba--Baik Pak," ucap Amel.

Amel yang merasa bahwa dia sudah siap menghadiri rapat, tidak bergeming dari tempatnya. Dan masih berdiri diam mematung di depan Azka dan Arya.

"Kenapa masih tetap di situ? Segera bersiaplah! Waktumu tidak banyak lagi."

"Saya sudah siap kok, Pak."

Bukankah wanita selalu memperhatikan penampilan wajahnya? Kenapa dia tidak, batin Azka sedikit heran dengan tingkah Amel.

"Arya kamu sudah boleh pergi! Dan ingat cari tahu terus keberadaan orang itu. Karena dialah satu-satunya saksi yang bisa kita selidiki," tegas Azka.

"Baik Tuan. Saya permisi." Arya pamit dan berlalu pergi keluar dari ruangan Azka.

Amel yang memerhatikan raut wajah Azka pun heran.

Kenapa di wajahnya ada raut kesedihan, dan ... dan ada amarah yang terpendam? batin Amel memperhatikan wajah Azka.

"Apa belum puas melihat wajah tampan saya?" tanya Azka datar.

"Ma--Maaf Pak," ucap Amel salah tingkah. Amel tersenyum kikuk menangapi pertanyaan Azka.

"Ya sudah. Ayo kita pergi ke ruang rapat!" Azka berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Sedangkan Amel hanya mengikuti Azka dari belakang.

Mereka memasuki ruangan rapat. Di sana sudah ada para ketua-ketua bidang perusahaan yang sudah duduk rapi di kursi masing-masing.

Melihat Azka masuk, para ketua-ketua bidang perusahaan Abraham Group Agency langsung berdiri untuk menyambut kedatangannya.

Azka berjalan menuju ke arah kursi yang khusus diperuntukkan untuk CEO sekaligus Presdir perusahaan Abraham Group Agency. Amel yang baru pertama kali mengikuti rapat hanya mengekori Azka dari belakang. Amel hanya berdiri di samping Azka.

Azka duduk di kursi kebesarannya. "Silahkan duduk!" ucap Azka datar. Mempersilahkan peserta rapat untuk duduk.

Setelah mereka duduk dengan tenang. Barulah Azka memulai pembicaraan. Sedangkan Amel masih terpaku berdiri di sampingnya. Ketua-ketua bidang tidak heran lagi dengan Amel yang sekarang menjadi sekretaris CEO. Mereka sudah mengetahui bahwa sekretaris sebelumnya sudah dipecat secara tidak terhormat.

"Pagi semua! Langsung saja pada intinya. Saya mengadakan rapat pada pagi hari ini. Guna membahas tentang persiapan yang akan dilangsungkan empat hari ke depan untuk merayakan acara ulang tahun perusahaan kita."

"Acaranya hampir sama dengan tahun lalu. Akan tetapi, kali ini ada sedikit perbedaan. Perusahaan kita akan mengundang model dan juga artis ternama. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk itu pilihlah artis dan model yang lagi tren di tahun ini. Agar acaranya lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana pendapat kalian?" tanya Azka. Azka menatap bawahannya satu persatu meminta kepastian.

Para ketua-ketua bidang saling pandang dan menganggukkan kepala.

"Setuju!" ucap mereka serempak.

"Baiklah kalau kalian semua setuju. Saya tunggu perkembangannya dalam tiga hari ke depan," ucap Azka datar.

"Dan kamu!" Tunjuk Azka pada ketua perusahaan di bidang Entertainment Agency.

"Dalam tiga hari ke depan, serahkan daftar nama model dan artis yang akan kita undang."

"Baik Pak."

"Sekarang kalian sudah boleh keluar!"

Bersambung❣

Terpopuler

Comments

Mamahsyifa

Mamahsyifa

ko cerita banyak yang di ulang sih

2022-10-07

0

Diana Hayani

Diana Hayani

knp aku jd kesal ya membacanya, apa othor sdh kehabisan ide makanya mengulang ulang ceritanya ???
cabut ah....👋

2022-10-06

2

Issey Miyake

Issey Miyake

maaf..bosan baca nya..di ulang2 aja..gue keluarin dri fvret...

2022-07-13

3

lihat semua
Episodes
1 Pengumuman!
2 Visual Tokoh
3 FOMC 1
4 FOMC 2
5 FOMC 3
6 FOMC 4
7 FOMC 5
8 FOMC 6
9 FOMC 7
10 FOMC 8
11 FOMC 9
12 FOMC 10
13 FOMC 11
14 FOMC 12
15 FOMC 13
16 FOMC 14
17 FOMC 15
18 FOMC 16
19 FOMC 17
20 FOMC 18
21 FOMC part 19
22 FOMC part 20
23 FOMC part 21
24 FOMC part 22
25 FOMC part 23
26 FOMC part 24
27 FOMC part 25
28 FOMC part 26
29 FOMC part 27
30 FOMC part 28
31 FOMC part 29
32 FOMC part 30
33 FOMC part 31
34 FOMC part 32
35 FOMC part 33
36 FOMC part 34
37 FOMC part 35
38 FOMC part 36
39 FOMC 37
40 FOMC 38
41 FOMC 39
42 FOMC 40
43 FOMC 41
44 FOMC 42
45 FOMC 43
46 FOMC 44
47 FOMC 45
48 POV AUTHOR
49 FOMC 46
50 FOMC 47
51 FOMC 48
52 FOMC 49
53 FOMC 50
54 FOMC 51
55 FOMC 52
56 FOMC 53
57 POV AUTHOR
58 FOMC 54
59 FOMC 55
60 FOMC 56
61 FOMC 57
62 FOMC 58
63 FOMC 59
64 FOMC 60
65 FOMC 61
66 FOMC 62
67 FOMC 63
68 FOMC 64
69 FOMC 65
70 FOMC 66
71 FOMC 67
72 FOMC 68
73 FOMC 69
74 POV AUTHOR
75 FOMC 70
76 FOMC 71
77 FOMC 72
78 FOMC 73
79 FOMC 74
80 FOMC 75
81 FOMC 76
82 FOMC 77
83 FOMC 78
84 FOMC 79
85 FOMC 80
86 FOMC 81
87 FOMC 82
88 FOMC 83
89 FOMC 84
90 FOMC 85
91 FOMC 86
92 FOMC 87
93 FOMC 88
94 FOMC 89
95 FOMC 90
96 FOMC 91
97 FOMC 92
98 FOMC 93
99 FOMC 94
100 POV AUTHOR
101 FOMC 95
102 FOMC 96
103 FOMC 97
104 FOMC 98
105 FOMC 99
106 FOMC 100
107 FOMC 101
108 FOMC 102
109 FOMC 103
110 FOMC 104
111 FOMC 105
112 FOMC 106
113 FOMC 107
114 FOMC 108
115 FOMC 109
116 FOMC 110
117 FOMC 111
118 Promosi ( Jangan di Skip)
119 FOMC 112
120 FOMC 113
121 FOMC 114
122 FOMC 115
123 FOMC 116
124 FOMC 117
125 FOMC 118
126 FOMC 119
127 FOMC 120
128 FOMC 121
129 FOMC 122
130 FOMC 123
131 FOMC 124
132 FOMC 125
133 FOMC 126
134 FOMC 127
135 FOMC 128
136 FOMC 129
137 FOMC 130
138 131. Rumah Sakit.
139 FOMC 132
140 FOMC 133
141 FOMC 134
142 FOMC 135
143 FOMC 136
144 FOMC 137
145 FOMC 138
146 FOMC 139
147 FOMC 140
148 FOMC 141
149 FOMC 142
150 FOMC 143
151 FOMC 144
152 FOMC 145
153 FOMC 146
154 FOMC 147
155 FOMC 148
156 FOMC 149
157 FOMC 150
158 FOMC 151
159 FOMC 152
160 Epilog
161 Author Menyapa!
162 Novel terbaru Author!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Pengumuman!
2
Visual Tokoh
3
FOMC 1
4
FOMC 2
5
FOMC 3
6
FOMC 4
7
FOMC 5
8
FOMC 6
9
FOMC 7
10
FOMC 8
11
FOMC 9
12
FOMC 10
13
FOMC 11
14
FOMC 12
15
FOMC 13
16
FOMC 14
17
FOMC 15
18
FOMC 16
19
FOMC 17
20
FOMC 18
21
FOMC part 19
22
FOMC part 20
23
FOMC part 21
24
FOMC part 22
25
FOMC part 23
26
FOMC part 24
27
FOMC part 25
28
FOMC part 26
29
FOMC part 27
30
FOMC part 28
31
FOMC part 29
32
FOMC part 30
33
FOMC part 31
34
FOMC part 32
35
FOMC part 33
36
FOMC part 34
37
FOMC part 35
38
FOMC part 36
39
FOMC 37
40
FOMC 38
41
FOMC 39
42
FOMC 40
43
FOMC 41
44
FOMC 42
45
FOMC 43
46
FOMC 44
47
FOMC 45
48
POV AUTHOR
49
FOMC 46
50
FOMC 47
51
FOMC 48
52
FOMC 49
53
FOMC 50
54
FOMC 51
55
FOMC 52
56
FOMC 53
57
POV AUTHOR
58
FOMC 54
59
FOMC 55
60
FOMC 56
61
FOMC 57
62
FOMC 58
63
FOMC 59
64
FOMC 60
65
FOMC 61
66
FOMC 62
67
FOMC 63
68
FOMC 64
69
FOMC 65
70
FOMC 66
71
FOMC 67
72
FOMC 68
73
FOMC 69
74
POV AUTHOR
75
FOMC 70
76
FOMC 71
77
FOMC 72
78
FOMC 73
79
FOMC 74
80
FOMC 75
81
FOMC 76
82
FOMC 77
83
FOMC 78
84
FOMC 79
85
FOMC 80
86
FOMC 81
87
FOMC 82
88
FOMC 83
89
FOMC 84
90
FOMC 85
91
FOMC 86
92
FOMC 87
93
FOMC 88
94
FOMC 89
95
FOMC 90
96
FOMC 91
97
FOMC 92
98
FOMC 93
99
FOMC 94
100
POV AUTHOR
101
FOMC 95
102
FOMC 96
103
FOMC 97
104
FOMC 98
105
FOMC 99
106
FOMC 100
107
FOMC 101
108
FOMC 102
109
FOMC 103
110
FOMC 104
111
FOMC 105
112
FOMC 106
113
FOMC 107
114
FOMC 108
115
FOMC 109
116
FOMC 110
117
FOMC 111
118
Promosi ( Jangan di Skip)
119
FOMC 112
120
FOMC 113
121
FOMC 114
122
FOMC 115
123
FOMC 116
124
FOMC 117
125
FOMC 118
126
FOMC 119
127
FOMC 120
128
FOMC 121
129
FOMC 122
130
FOMC 123
131
FOMC 124
132
FOMC 125
133
FOMC 126
134
FOMC 127
135
FOMC 128
136
FOMC 129
137
FOMC 130
138
131. Rumah Sakit.
139
FOMC 132
140
FOMC 133
141
FOMC 134
142
FOMC 135
143
FOMC 136
144
FOMC 137
145
FOMC 138
146
FOMC 139
147
FOMC 140
148
FOMC 141
149
FOMC 142
150
FOMC 143
151
FOMC 144
152
FOMC 145
153
FOMC 146
154
FOMC 147
155
FOMC 148
156
FOMC 149
157
FOMC 150
158
FOMC 151
159
FOMC 152
160
Epilog
161
Author Menyapa!
162
Novel terbaru Author!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!