FOMC 8

Sesampainya mereka di rumah. Ayu mulai menceritakan semuanya dari awal. Amel yang mendengar penuturan dari Ayu, sontak membuatnya kaget dan memikirkan bagaimana caranya agar menganti kerugian yang dilakukan oleh Bara.

Walaupun dia sudah mendapat pekerjaan, tetapi masih tetap tidak cukup untuk biaya ganti rugi mobil itu, karena gajinya hanya cukup untuk keperluan sehari-hari.

Bara tidak seceria saat bermain tadi, ia lebih memilih diam dan kemudian menangis karena telah menyadari sedang melakukan kesalahan. Amel yang melihat itu tidak tega melihat Bara bersedih, Amel lalu mengelus puncak kepala Bara untuk menenangkannya.

"Mama, tidak marah Bara kok sayang. Tapi, lain kali Bara tidak boleh nakal lagi ya sayang?" ucap Amel lembut, memeluk dan mencium puncak kepala Bara.

"Iya Ma. Ala anji," lirih Bara terisak.

Bara yang mendapat kehangatan dari ibunya itu, tidak tinggal diam ia lalu mengeratkan pelukkannya di pinggang Amel, membenamkan kepala di dada Amel.

"Maap Ma," lirih Bara sendu.

"Iya sayang. Mama sudah memaaafkan Bara. Sekarang Bara tidak boleh sedih lagi. Nanti gantengnya hilang loh." Goda Amel mencubit pelan hidung Bara.

Melihat Bara dan Amel sedang berpelukkan,ketiga bocah mungil yang lainnya tidak mau kalah. Mereka menghampiri dan ikut menghamburkan pelukkan mereka kepada Amel. Ayu yang melihat adegan itu sempat terharu.

Kak Amel luar biasa. Walaupun banyak rintangan yang ia lewati, ia tetap menjalaninya dengan ikhlas dan sabar. Aku salut padanya. Puji Ayu dalam hati.

🌛Malam harinya.

Setelah anak-anak telah tidur. Amel dan Ayu sedang duduk berbincang-bincang di sofa ruang tamu.

"Kak. Gimana kalau Ayu bantuin Kakak kerja saja?" saran Ayu, di tengah pembicaraan mereka.

"Kalau kamu kerja. Siapa yang akan menjaga anak-anak nanti?" tanya Amel.

"Kalau gitu kita cari pengasuh saja, Kak. Gimana?" timpal Ayu memberi saran lagi.

"Kakak takut mempekerjakan orang asing, Yu. Gimana juga harus membayar pengasuh? Kita juga lagi kesusahan begini," lirih Amel sendu.

"Iya. Aku mengerti Kak. Tapi ... dengan keadaan kita saat ini. Apa yang harus kita lakukan? Masalah membayar pengasuh Kakak tenang saja. Biar aku yang mengurusnya." lirih Ayu berusaha menyakinkan Amel.

"Nanti Kakak pikir-pikir dulu."

"Oke, Kak."

Drrtt! Drrtt! Drrtt!

Terdengar getaran ponsel milik Ayu.

"Lihat dulu Yu. Siapa yang malam-malam meneleponmu, barangkali itu penting," pinta Amel.

"Iya. Tapi ini dari nomor tidak di kenal, Kak."

"Sudah, angkat saja. Mungkin dari pemilik mobil itu."

"Oke Kak. Ayu angkat teleponnya dulu, ya?" Amel mengangguk.

Ayu mengeser tombol hijau pada ponselnya pertanda bahwa dia telah mengangkat telepon dari nomor tak dikenal. Terdengar suara dingin dalam benda pipih miliknya.

"Halo. Selamat malam Bu!" sapa Arya dingin.

"Malam," ucap Ayu singkat, karena sudah mengenali suara ini persis dengan seseorang yang siang tadi ia temui.

Ayu lalu menlostspeaker handphonenya agar Amel juga bisa mendengar pembicaraan yang akan disampaikan oleh orang di seberang telepon.

"Begini Bu. Biaya perbaikan mobil sebesar 50 juta ribu rupiah," jelas Arya dingin.

Amel dan Ayu dibuat mengangga, tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.

"B--Brapa?" tanya Ayu sedikit gugup, tak percaya.

"50 juta," tegas Arya.

"What?! Es Batu. Eh, maksudku Om. Apakah masih bisa mencicilnya?" ucap Ayu keceblosan, sedikit memohon meminta keringanan.

Arya terdiam sejenak dan melanjutkan ucapannya.

"Bisa."

"Oke Om. Terima kasih."

Selesai Ayu berterimakasih ia tidak mendengar balasan dari Arya lagi. Arya sudah memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Amel yang sudah pernah mendengar suara itu tidak menghiraukannya, karena kecemasannya memikirkan biaya ganti rugi.

"Ih! Dasar Es Batu!" umpat Ayu.

"Terus gimana dong, Kak?" tanya Ayu cemas.

"Kakak juga binggung Yu. Dari mana kita dapatkan uang sebanyak itu," lirih Amel sendu.

"Gimana kalau Ayu bantuin Kakak kerja? Ayu bakal narik ojek lagi. Lumayan ojek bututku masih bagus untuk dipakai Kak." Saran Ayu girang membayangkan dia bisa narik ojek bututnya lagi.

Dulu waktu Ayu memutuskan ikut pindah bersama Amel. Dia tidak diizinkan Amel untuk narik ojek lagi. Kata Amel narik ojek tidak cocok untuk perempuan.

Ayu dengan gigih membujuk Amel untuk menyetujuinya, alhasil Amel mengancam kalau dia tetap narik ojek lagi, maka dia tidak boleh ikut pindah bersamanya. Dengan berat hati akhirnya Ayu menyetujuinya.

Sekarang Ayu tidak mau kehilangan kesempatan ini lagi. Amel terlihat sedang berpikir dengan apa yang barusan diucapkan oleh Ayu.

Gimana nih, aku nggak bisa terus-terusan menyusahkannya. Tapi ... dengan keadaanku sekarang ... aku juga tidak dapat berbuat apa-apa, batin Amel dilema.

"Yu. Kakak nggak mau kamu narik ojek lagi," terang Amel.

"Kakak nggak usah khawatir. Ayu beneran nggak papa kok Kak. Malahan nih ya, aku senang kok bantuin Kakak. Lagian Ayu udah kangen Kak, pengen narik motor sambil menikmati pemandangan gitu. Hehe," ucap Ayu terkekeh, menyakinkan Amel.

"Maafin Kakak Yu.Kakak selalu merepotkanmu," lirih Amel.

"Kakak,Kakak. Ini tidak merepotkan sama sekali kok Kak. Ayu sekarang sudah anggap Kakak sebagai Kakak kandung Ayu sendiri. Masa tidak boleh sih! Seorang adik membantu Kakaknya? " ucap Ayu cemberut melipat kedua tangan di dadanya, lalu menghadap ke arah lain.

"Tapi Yu--" Belum sempat Amel berucap Ayu sudah menyergah ucapannya.

"Pokoknya nggak ada tapi-tapian Kak. Please ya Kak. Ya,ya,ya?" ucap Ayu menghadap Amel sambil memohon. Mendengar tidak ada respon. Ayu berucap lagi.

"Ayolah Kak. Ya-ya please Kakakku yang cuantik bagaikan bidadari, baik hati, tidak sombong pokoknya imut sejagat raya deh. Boleh ya, boleh ya?" Matanya berkedip-kedip.

"Hais ... anak ini. Iya deh, Kakak izinin. Tapi, kamu harus hati-hati kalau lagi narik ojek," ucap Amel mengiyakan. Karena tidak tahan melihat tingkah lucu yang dibuat oleh Ayu.

"Yee horeee ... akhirnya aku bisa narik ojek lagi!" teriak Ayu. Saking senangnya, Ayu menciumi pipi kanan dan kiri Amel secara bergantian.

"Sstt! Jangan berisik! Nanti anak-anak bisa bangun mendengar suara cemprengmu itu!" tegur Amel pelan.

"Eh. Hehe. Iya Kak. Habisnya Ayu terlalu senang. Tapi Kak, terima kasih, ya!" ucap Ayu tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Iya. Sama-sama adikku," ucap Amel tersenyum lebar menangapi ucapan Ayu barusan.

"Ah, Kakak." ucap Ayu tersenyum senang, memeluk Amel. Amel pun membalas pelukkan Ayu.

"Kita tidur yuk! Besok Kakak mau kerja juga, takut terlambat. Biasalah Bosnya galak, bisa mati berdiri nanti, kalau sampai Kakak datang terlambat," ucap Amel mengingat Bosnya itu.

"Oke Kak, besok aku juga berencana mencarikan pengasuh baru, buat para malaikat kecilmu itu," ucap Ayu serius.

"Iya terserah kamu saja, yang penting kamu senang,"

"Oke Kak."

Amel berlalu pergi ke kamar yang di tempati oleh keempat bocah mungilnya. Dari kecil sampai sekarang mereka berlima memang tidur bersama. Saat masuk kamar yang terbilang cukup sederhana, dengan nuasa dinding putih polos.

Amel melihat tingkah lucu yang dilakukan anaknya ketika sedang tidur, yang di mana Bara Si gendut kakinya telah berada di atas wajah Raka. Bunga dan Rasti yang tidur sedang berpelukkan. Amel segera menghampiri Bara dan mengangkatnya untuk memperbaiki posisi tidurnya.

Amel sengaja mengunakan kasur berukuran super king size, yang hanya di bawahnya beralaskan karpet, agar anak-anak munggilnya saat terjatuh tidak terlalu tinggi dari lantai.

Amel membaringkan tubuhnya di bagian tengah tempat tidur agar dia lebih leluasa menjangkau dan memeluk mereka. Terlihat mereka tertidur pulas sambil berpelukkan.

Bila malam tiba suasana di ruangan itu tanpa AC sekalipun tetap saja dingin. Tapi, dengan keadaan tidur yang berhimpit-himpitan, membuat kenyamanan tersendiri bagi mereka semua.

Amel terbangun pukul 05:07 subuh. Dia kemudian ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya. Setelah keluar dari kamar mandi Amel bergegas keluar dari kamarnya dan melakukan aktivitas sehari-harinya.

Bersambung❣

Terpopuler

Comments

Sris Wahyuni

Sris Wahyuni

aku masih bingung baca ceritanya,,

2022-11-28

0

Sris Wahyuni

Sris Wahyuni

aku masih bingung baca ceritanya,,

2022-11-28

0

Fajar Sari

Fajar Sari

kenapa 50jt pake ribu lagi🧐🧐

2022-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 Pengumuman!
2 Visual Tokoh
3 FOMC 1
4 FOMC 2
5 FOMC 3
6 FOMC 4
7 FOMC 5
8 FOMC 6
9 FOMC 7
10 FOMC 8
11 FOMC 9
12 FOMC 10
13 FOMC 11
14 FOMC 12
15 FOMC 13
16 FOMC 14
17 FOMC 15
18 FOMC 16
19 FOMC 17
20 FOMC 18
21 FOMC part 19
22 FOMC part 20
23 FOMC part 21
24 FOMC part 22
25 FOMC part 23
26 FOMC part 24
27 FOMC part 25
28 FOMC part 26
29 FOMC part 27
30 FOMC part 28
31 FOMC part 29
32 FOMC part 30
33 FOMC part 31
34 FOMC part 32
35 FOMC part 33
36 FOMC part 34
37 FOMC part 35
38 FOMC part 36
39 FOMC 37
40 FOMC 38
41 FOMC 39
42 FOMC 40
43 FOMC 41
44 FOMC 42
45 FOMC 43
46 FOMC 44
47 FOMC 45
48 POV AUTHOR
49 FOMC 46
50 FOMC 47
51 FOMC 48
52 FOMC 49
53 FOMC 50
54 FOMC 51
55 FOMC 52
56 FOMC 53
57 POV AUTHOR
58 FOMC 54
59 FOMC 55
60 FOMC 56
61 FOMC 57
62 FOMC 58
63 FOMC 59
64 FOMC 60
65 FOMC 61
66 FOMC 62
67 FOMC 63
68 FOMC 64
69 FOMC 65
70 FOMC 66
71 FOMC 67
72 FOMC 68
73 FOMC 69
74 POV AUTHOR
75 FOMC 70
76 FOMC 71
77 FOMC 72
78 FOMC 73
79 FOMC 74
80 FOMC 75
81 FOMC 76
82 FOMC 77
83 FOMC 78
84 FOMC 79
85 FOMC 80
86 FOMC 81
87 FOMC 82
88 FOMC 83
89 FOMC 84
90 FOMC 85
91 FOMC 86
92 FOMC 87
93 FOMC 88
94 FOMC 89
95 FOMC 90
96 FOMC 91
97 FOMC 92
98 FOMC 93
99 FOMC 94
100 POV AUTHOR
101 FOMC 95
102 FOMC 96
103 FOMC 97
104 FOMC 98
105 FOMC 99
106 FOMC 100
107 FOMC 101
108 FOMC 102
109 FOMC 103
110 FOMC 104
111 FOMC 105
112 FOMC 106
113 FOMC 107
114 FOMC 108
115 FOMC 109
116 FOMC 110
117 FOMC 111
118 Promosi ( Jangan di Skip)
119 FOMC 112
120 FOMC 113
121 FOMC 114
122 FOMC 115
123 FOMC 116
124 FOMC 117
125 FOMC 118
126 FOMC 119
127 FOMC 120
128 FOMC 121
129 FOMC 122
130 FOMC 123
131 FOMC 124
132 FOMC 125
133 FOMC 126
134 FOMC 127
135 FOMC 128
136 FOMC 129
137 FOMC 130
138 131. Rumah Sakit.
139 FOMC 132
140 FOMC 133
141 FOMC 134
142 FOMC 135
143 FOMC 136
144 FOMC 137
145 FOMC 138
146 FOMC 139
147 FOMC 140
148 FOMC 141
149 FOMC 142
150 FOMC 143
151 FOMC 144
152 FOMC 145
153 FOMC 146
154 FOMC 147
155 FOMC 148
156 FOMC 149
157 FOMC 150
158 FOMC 151
159 FOMC 152
160 Epilog
161 Author Menyapa!
162 Novel terbaru Author!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Pengumuman!
2
Visual Tokoh
3
FOMC 1
4
FOMC 2
5
FOMC 3
6
FOMC 4
7
FOMC 5
8
FOMC 6
9
FOMC 7
10
FOMC 8
11
FOMC 9
12
FOMC 10
13
FOMC 11
14
FOMC 12
15
FOMC 13
16
FOMC 14
17
FOMC 15
18
FOMC 16
19
FOMC 17
20
FOMC 18
21
FOMC part 19
22
FOMC part 20
23
FOMC part 21
24
FOMC part 22
25
FOMC part 23
26
FOMC part 24
27
FOMC part 25
28
FOMC part 26
29
FOMC part 27
30
FOMC part 28
31
FOMC part 29
32
FOMC part 30
33
FOMC part 31
34
FOMC part 32
35
FOMC part 33
36
FOMC part 34
37
FOMC part 35
38
FOMC part 36
39
FOMC 37
40
FOMC 38
41
FOMC 39
42
FOMC 40
43
FOMC 41
44
FOMC 42
45
FOMC 43
46
FOMC 44
47
FOMC 45
48
POV AUTHOR
49
FOMC 46
50
FOMC 47
51
FOMC 48
52
FOMC 49
53
FOMC 50
54
FOMC 51
55
FOMC 52
56
FOMC 53
57
POV AUTHOR
58
FOMC 54
59
FOMC 55
60
FOMC 56
61
FOMC 57
62
FOMC 58
63
FOMC 59
64
FOMC 60
65
FOMC 61
66
FOMC 62
67
FOMC 63
68
FOMC 64
69
FOMC 65
70
FOMC 66
71
FOMC 67
72
FOMC 68
73
FOMC 69
74
POV AUTHOR
75
FOMC 70
76
FOMC 71
77
FOMC 72
78
FOMC 73
79
FOMC 74
80
FOMC 75
81
FOMC 76
82
FOMC 77
83
FOMC 78
84
FOMC 79
85
FOMC 80
86
FOMC 81
87
FOMC 82
88
FOMC 83
89
FOMC 84
90
FOMC 85
91
FOMC 86
92
FOMC 87
93
FOMC 88
94
FOMC 89
95
FOMC 90
96
FOMC 91
97
FOMC 92
98
FOMC 93
99
FOMC 94
100
POV AUTHOR
101
FOMC 95
102
FOMC 96
103
FOMC 97
104
FOMC 98
105
FOMC 99
106
FOMC 100
107
FOMC 101
108
FOMC 102
109
FOMC 103
110
FOMC 104
111
FOMC 105
112
FOMC 106
113
FOMC 107
114
FOMC 108
115
FOMC 109
116
FOMC 110
117
FOMC 111
118
Promosi ( Jangan di Skip)
119
FOMC 112
120
FOMC 113
121
FOMC 114
122
FOMC 115
123
FOMC 116
124
FOMC 117
125
FOMC 118
126
FOMC 119
127
FOMC 120
128
FOMC 121
129
FOMC 122
130
FOMC 123
131
FOMC 124
132
FOMC 125
133
FOMC 126
134
FOMC 127
135
FOMC 128
136
FOMC 129
137
FOMC 130
138
131. Rumah Sakit.
139
FOMC 132
140
FOMC 133
141
FOMC 134
142
FOMC 135
143
FOMC 136
144
FOMC 137
145
FOMC 138
146
FOMC 139
147
FOMC 140
148
FOMC 141
149
FOMC 142
150
FOMC 143
151
FOMC 144
152
FOMC 145
153
FOMC 146
154
FOMC 147
155
FOMC 148
156
FOMC 149
157
FOMC 150
158
FOMC 151
159
FOMC 152
160
Epilog
161
Author Menyapa!
162
Novel terbaru Author!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!