FOMC 6

Setelah turun dari lift. Karyawati yang berada di sana terus memperhatikannya. Amel sedikit risih dengan hal itu dan hanya menanggapi mereka dengan tersenyum ramah.

Kenapa mereka pada melihatku begini sih! Emang ada yang salah ya, sama penampilanku?batin Amel, berjalan keluar menuju pintu.

Sesampainya di luar Amel kembali melihat penampilannya.

"Sopan kok, nggak terlalu mencolok," ucap Amel pelan dan memperhatikan dirinya.

"Ah sudahlah. Mending aku cepat-cepat pulang dan menemui para malaikat kecilku," ucap Amel tersenyum.

Tidak butuh waktu lama Amel telah sampai di depan pintu rumah sederhananya.

Tok! Tok! Tok!

"Ayu. Kakak pulang!" ucap Amel dari luar pintu.

"Tunggu sebentar, Kak!" terdengar sahutan Ayu dari dalam rumah.

Cek-lek!

Tak lama kemudian Ayu pun membukakan pintu untuk Amel.

"Ye, ye, ye, mama ulang," teriak girang malaikat kecil yang bertubuh sedikit gemuk itu.

"Yeah," sahut yang lainnya bersamaan.

Para malaikat kecil itu pun berbaris rapi, menunggu untuk mencium ibunya. Mereka berbaris di mulai dari anak yang pertama lahir. Di antara mereka Raka-lah yang berada diurutan paling depan, sedangkan di belakangnya ada Rasti, Bara, dan Bunga.

Amel melahirkan mereka dengan operasi sesar. Raka dan Rasti lahir kembar pada waktu yang sama. Setelah Raka lahir beberapa menit kemudian barulah Rasti menyusulnya. Sedangkan Bara dan Bunga lahirnya juga pada waktu yang sama. Tetapi, beda jam dengan kelahiran Raka dan Rasti.

Kini Raka,Rasti,Bara dan Bunga bergantian mencium pipi tembem milik Amel. Amel pun mengelus kepala malaikat kecilnya secara bergantian. Tidak lupa membalas ciuman dari semua anaknya dengan gemes.

Di antara mereka Bara-lah yang agak gendutan, yang menjadikan kesan imut tersendiri dalam dirinya. Sebab memiliki pipi tembem yang mirip sekali dengan ibunya.

Amel tidak henti-hentinya mencium mereka secara bergantian dan membuat orang yang sedari tadi memperhatikan mereka cemberut. Siapa lagi kalau bukan si Ayu.

"Kak. Aku mau juga dong cium pipi mereka kek gitu," ucap Ayu memanyunkan bibirnya.

"Kalau mau cium, cium aja. Kenapa harus ngomong dulu sama Kakak," ucap Amel enteng, sambil terkekeh geli melihat tingkah Ayu yang kek anak kecil.

"Iih, Kakak gimana sih! Tadinya pas Kakak keluar kerja aku main sama anak-anak--" Belum sempat berucap Amel memotong.

"Terus?"

"Terus, aku mau cium mereka. Tapi, dilarang oleh Raka. Katanya harus izin dulu sama mamanya. Padahalkan, waktu mereka kecil aku sering tu cium mereka," ucap Ayu sendu.

Gimana nggak larang kamu. Kamu aja kalo nyium mereka, bilangnya hanya sekali padahal nyiumnya berkali-kali, kekeh amel membatin.

"Omongan anak kecil aja kamu dengerin. Kalau mau cium yah tinggal cium aja," ucap Amel asal.

"Oke Kak. Dengan senang hati," ucap Ayu mengedipkan sebelah matanya, dan memberi kode tangan berbentuk O pada Amel.

"Nah, sekarang Tante sudah dapat izin dari mama kalian. Jadi sekarang Tante boleh dong, cium kalian secara bergantian?" ucap Ayu bertanya kepada keempat bocah mungil itu.

"Iya," ucap Raka singkat. "Api, Ante Ayu dangan tium telalu anyak yah!" sambung Raka lagi dengan suara cadelnya.

Ayu yang mengerti dengan apa yang bocah kecil itu ucapkan pun menyetujuinya. "Iya deh. Tante janji." Ayu mengacungkan tangan sebelah kanannya,membentuk huruf V pada Raka.

Sedangkan adiknya yang lain selalu mengikuti apa yang dilakukan oleh kakaknya. Ayu yang mendapat kartu hijau dari Raka langsung menyambar habis pipi mereka secara bergantian.

Kini bukan Ayu yang cemberut tetapi Raka, pasalnya Tantenya ini tidak menempati janjinya. Amel yang melihat itu hanya terus tersenyum.

Kalau dipikir-pikir Raka ini, sifatnya pasti menurun dari Ayahnya, batin Amel mengingat kembali kejadian di kantor Abraham Group Agency.

Ah, sudahlah untuk apa aku memikirkan itu, yang terpenting sekarang aku harus menutupi rahasia ini rapat-rapat, agar Si Bongkahan Es itu tidak mengetahui tentang keempat bocah ini. Hais ... jalani saja dulu, jika sudah hampir ketahuan, baru deh cari alasan agar bisa mengelabuinya, batin Amel.

"Eh, iya Yu. Kalian sudah makan belum?" tanya Amel. Mendengar namanya disebut Ayu pun menghentikan aksi ciumannya.

"Belum Kak. Aku belum sempat masak tadi," ucap Ayu merasa bersalah.

"Sudah nggak papa. Gimana kalo hari ini kita makan di luar?" ucap Amel memberi saran.

"Boleh juga tu Kak. Sudah lama juga kita berenam tidak keluar bersama. Tapi, tumben Kakak ngajakin makan di luar, emang ada rangka apaan, Kak? Hehe," tanya Ayu tersenyum.

"Tak ada rangka apapun. Anggap aja ini perayaan untuk Kakak. Karena sudah mendapatkan pekerjaan tetap," ucap Amel tersenyum kikuk.

"Hehe. Oke, ya sudah kalo gitu Kak," ucap Ayu tersenyum lebar.

"Gimana anak-anak? Mau nggak kita makan bersama di luar?" tanya Amel kepada keempat malaikatnya itu.

"Au!"

"Au!"

"Au!"

"Au!"

Mereka berteriak senang dengan ajakan ibunya.

Amel memilih untuk memesan taksi online. Sambil menunggu taksi onlinenya datang, Amel menyuruh Ayu untuk segera bersiap-siap.

Sedangkan Raka, Rasti, Bara dan Bunga, sudah rapi karena sebelumnya Ayu sudah memandikan mereka saat Amel pergi bekerja. Mereka berempat kini tengah bercanda ria bersama Amel, tak lama kemudian Ayu pun keluar dari kamar dan menghampiri mereka.

"Kak, aku sudah siap nih. Ayo kita berangkat yuk!" Ajak Ayu tersenyum.

"Ayo!" ucap Amel dan berjalan keluar diikuti oleh keempat bocah itu.

Ketika sudah sampai di luar rumah sederhana mereka. Amel menerima pesan, ternyata taksi online yang di pesan oleh Amel sudah datang dan telah terparkir di depan gang perumahan mereka. Mereka pun menghampiri taksi online dan menaikinya menuju Restoran.

Taksi online terus melaju pelan atas perintah dari Amel,karena mengkhawatirkan keselamatan putra dan putrinya. Taksi berjalan melewati gedung-gedung besar di kota H. Keempat bocah kecil itu melihatnya dengan tatapan kagum dan berbinar-binar.

Kini mereka melewati Toko mainan anak dan itu sontak membuat anak kembar Amel rewel mau dibeli mainan baru.

"Ma, engen inan tu," tunjuk Bunga ke Toko mainan yang hampir mereka lewati.

Permintaan Bunga membuat semua kakaknya melihat ke arah yang ditunjuknya dan itu membuat semua juga mau dibelikan mainan. Mau tidak mau ya tetap Amel harus turun membelikan mainan untuk anaknya.

"Iya. Nanti Mama beliin tapi harus janji. Masing-masing dari kalian harus milih satu mainan saja, ya?" ucap Amel tersenyum lembut.

"Holee! ... holeee! Unya inan balu," serempak bocah-bocah kecil itu kegirangan.

"Pak tolong berhenti sebentar! Saya mau beliin anak-anak mainan dulu!" terang Amel lembut kepada Supir taksi online itu.

"Iya Neng," ucap Bapak itu dan memberhentikan mobilnya di tempat yang tidak dilarang parkir.

"Yu. Kamu pegang Raka sama Bara ya! Nanti Kakak sama Rasti dan Bunga," ucap Amel tersenyum pada Ayu.

"Iya Kak. Ayu selalu siap siaga," ucap Ayu tersenyum membalas penuturan Amel.

Setelah turun dari mobil. Ayu melakukan apa yang Amel ucapkan. Kini Amel memegang Rasti dan Bunga di kedua tangannya, sedangkan Ayu sama Raka dan juga Bara. Mereka berlalu meninggalkan taksi itu dan masuk ke dalam Toko mainan. Saat sudah berada di dalam Toko, Bunga yang melihat boneka beruang segera menghampiri Amel.

"Ma, unga engen yan tu," jari telunjuk kecilnya mengarah pada boneka beruang kecil yang lucu. Amel langsung mengambil boneka beruang itu dan memberikannya kepada Bunga.

"Ini sayang." Amel menyodorkan boneka beruang yang ada di tangannya pada Bunga.

"Maasih Mama."

"Sama-sama, sayang."

Rasti menyukai warna kuning jadi ia memilih boneka minion sebagai mainan barunya. Bara terkesima dengan mainan mobil-mobilan, dan pada akhirnya Amel mengambil mainan itu dan memberikan padanya.

Raka dengan santainya tidak mau dibelikan apa-apa, padahal hatinya pengen sekali membeli mainan pesawat yang dia lirik sedari tadi.

Amel yang melihat tingkah lucu Raka tahu betul dengan keinginan putranya. Amel lalu mengambil mainan pesawat itu menuju kasir untuk membayarnya, sekalian membayar mainan anak-anaknya yang lain.

Bersambung❣

Terpopuler

Comments

Sris Wahyuni

Sris Wahyuni

amel boros anak2 ga minta mainan mlh beli mainan, alasan mau makan di luar,trus amel punya uang banyak dari mana kan baru mau kerja, trus kbar pacarnya dan temenya gemana tu..
trus ngapain anak2 kenapa musti di sembunyiin dari bapaknya sii..

2022-11-28

1

💖syakilah💖

💖syakilah💖

lanjuttt....

2022-10-14

0

che

che

duitnya dari mana ya,,, kan amel baru mau kerja

2022-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 Pengumuman!
2 Visual Tokoh
3 FOMC 1
4 FOMC 2
5 FOMC 3
6 FOMC 4
7 FOMC 5
8 FOMC 6
9 FOMC 7
10 FOMC 8
11 FOMC 9
12 FOMC 10
13 FOMC 11
14 FOMC 12
15 FOMC 13
16 FOMC 14
17 FOMC 15
18 FOMC 16
19 FOMC 17
20 FOMC 18
21 FOMC part 19
22 FOMC part 20
23 FOMC part 21
24 FOMC part 22
25 FOMC part 23
26 FOMC part 24
27 FOMC part 25
28 FOMC part 26
29 FOMC part 27
30 FOMC part 28
31 FOMC part 29
32 FOMC part 30
33 FOMC part 31
34 FOMC part 32
35 FOMC part 33
36 FOMC part 34
37 FOMC part 35
38 FOMC part 36
39 FOMC 37
40 FOMC 38
41 FOMC 39
42 FOMC 40
43 FOMC 41
44 FOMC 42
45 FOMC 43
46 FOMC 44
47 FOMC 45
48 POV AUTHOR
49 FOMC 46
50 FOMC 47
51 FOMC 48
52 FOMC 49
53 FOMC 50
54 FOMC 51
55 FOMC 52
56 FOMC 53
57 POV AUTHOR
58 FOMC 54
59 FOMC 55
60 FOMC 56
61 FOMC 57
62 FOMC 58
63 FOMC 59
64 FOMC 60
65 FOMC 61
66 FOMC 62
67 FOMC 63
68 FOMC 64
69 FOMC 65
70 FOMC 66
71 FOMC 67
72 FOMC 68
73 FOMC 69
74 POV AUTHOR
75 FOMC 70
76 FOMC 71
77 FOMC 72
78 FOMC 73
79 FOMC 74
80 FOMC 75
81 FOMC 76
82 FOMC 77
83 FOMC 78
84 FOMC 79
85 FOMC 80
86 FOMC 81
87 FOMC 82
88 FOMC 83
89 FOMC 84
90 FOMC 85
91 FOMC 86
92 FOMC 87
93 FOMC 88
94 FOMC 89
95 FOMC 90
96 FOMC 91
97 FOMC 92
98 FOMC 93
99 FOMC 94
100 POV AUTHOR
101 FOMC 95
102 FOMC 96
103 FOMC 97
104 FOMC 98
105 FOMC 99
106 FOMC 100
107 FOMC 101
108 FOMC 102
109 FOMC 103
110 FOMC 104
111 FOMC 105
112 FOMC 106
113 FOMC 107
114 FOMC 108
115 FOMC 109
116 FOMC 110
117 FOMC 111
118 Promosi ( Jangan di Skip)
119 FOMC 112
120 FOMC 113
121 FOMC 114
122 FOMC 115
123 FOMC 116
124 FOMC 117
125 FOMC 118
126 FOMC 119
127 FOMC 120
128 FOMC 121
129 FOMC 122
130 FOMC 123
131 FOMC 124
132 FOMC 125
133 FOMC 126
134 FOMC 127
135 FOMC 128
136 FOMC 129
137 FOMC 130
138 131. Rumah Sakit.
139 FOMC 132
140 FOMC 133
141 FOMC 134
142 FOMC 135
143 FOMC 136
144 FOMC 137
145 FOMC 138
146 FOMC 139
147 FOMC 140
148 FOMC 141
149 FOMC 142
150 FOMC 143
151 FOMC 144
152 FOMC 145
153 FOMC 146
154 FOMC 147
155 FOMC 148
156 FOMC 149
157 FOMC 150
158 FOMC 151
159 FOMC 152
160 Epilog
161 Author Menyapa!
162 Novel terbaru Author!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Pengumuman!
2
Visual Tokoh
3
FOMC 1
4
FOMC 2
5
FOMC 3
6
FOMC 4
7
FOMC 5
8
FOMC 6
9
FOMC 7
10
FOMC 8
11
FOMC 9
12
FOMC 10
13
FOMC 11
14
FOMC 12
15
FOMC 13
16
FOMC 14
17
FOMC 15
18
FOMC 16
19
FOMC 17
20
FOMC 18
21
FOMC part 19
22
FOMC part 20
23
FOMC part 21
24
FOMC part 22
25
FOMC part 23
26
FOMC part 24
27
FOMC part 25
28
FOMC part 26
29
FOMC part 27
30
FOMC part 28
31
FOMC part 29
32
FOMC part 30
33
FOMC part 31
34
FOMC part 32
35
FOMC part 33
36
FOMC part 34
37
FOMC part 35
38
FOMC part 36
39
FOMC 37
40
FOMC 38
41
FOMC 39
42
FOMC 40
43
FOMC 41
44
FOMC 42
45
FOMC 43
46
FOMC 44
47
FOMC 45
48
POV AUTHOR
49
FOMC 46
50
FOMC 47
51
FOMC 48
52
FOMC 49
53
FOMC 50
54
FOMC 51
55
FOMC 52
56
FOMC 53
57
POV AUTHOR
58
FOMC 54
59
FOMC 55
60
FOMC 56
61
FOMC 57
62
FOMC 58
63
FOMC 59
64
FOMC 60
65
FOMC 61
66
FOMC 62
67
FOMC 63
68
FOMC 64
69
FOMC 65
70
FOMC 66
71
FOMC 67
72
FOMC 68
73
FOMC 69
74
POV AUTHOR
75
FOMC 70
76
FOMC 71
77
FOMC 72
78
FOMC 73
79
FOMC 74
80
FOMC 75
81
FOMC 76
82
FOMC 77
83
FOMC 78
84
FOMC 79
85
FOMC 80
86
FOMC 81
87
FOMC 82
88
FOMC 83
89
FOMC 84
90
FOMC 85
91
FOMC 86
92
FOMC 87
93
FOMC 88
94
FOMC 89
95
FOMC 90
96
FOMC 91
97
FOMC 92
98
FOMC 93
99
FOMC 94
100
POV AUTHOR
101
FOMC 95
102
FOMC 96
103
FOMC 97
104
FOMC 98
105
FOMC 99
106
FOMC 100
107
FOMC 101
108
FOMC 102
109
FOMC 103
110
FOMC 104
111
FOMC 105
112
FOMC 106
113
FOMC 107
114
FOMC 108
115
FOMC 109
116
FOMC 110
117
FOMC 111
118
Promosi ( Jangan di Skip)
119
FOMC 112
120
FOMC 113
121
FOMC 114
122
FOMC 115
123
FOMC 116
124
FOMC 117
125
FOMC 118
126
FOMC 119
127
FOMC 120
128
FOMC 121
129
FOMC 122
130
FOMC 123
131
FOMC 124
132
FOMC 125
133
FOMC 126
134
FOMC 127
135
FOMC 128
136
FOMC 129
137
FOMC 130
138
131. Rumah Sakit.
139
FOMC 132
140
FOMC 133
141
FOMC 134
142
FOMC 135
143
FOMC 136
144
FOMC 137
145
FOMC 138
146
FOMC 139
147
FOMC 140
148
FOMC 141
149
FOMC 142
150
FOMC 143
151
FOMC 144
152
FOMC 145
153
FOMC 146
154
FOMC 147
155
FOMC 148
156
FOMC 149
157
FOMC 150
158
FOMC 151
159
FOMC 152
160
Epilog
161
Author Menyapa!
162
Novel terbaru Author!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!