Setelah turun dari lift. Karyawati yang berada di sana terus memperhatikannya. Amel sedikit risih dengan hal itu dan hanya menanggapi mereka dengan tersenyum ramah.
Kenapa mereka pada melihatku begini sih! Emang ada yang salah ya, sama penampilanku?batin Amel, berjalan keluar menuju pintu.
Sesampainya di luar Amel kembali melihat penampilannya.
"Sopan kok, nggak terlalu mencolok," ucap Amel pelan dan memperhatikan dirinya.
"Ah sudahlah. Mending aku cepat-cepat pulang dan menemui para malaikat kecilku," ucap Amel tersenyum.
Tidak butuh waktu lama Amel telah sampai di depan pintu rumah sederhananya.
Tok! Tok! Tok!
"Ayu. Kakak pulang!" ucap Amel dari luar pintu.
"Tunggu sebentar, Kak!" terdengar sahutan Ayu dari dalam rumah.
Cek-lek!
Tak lama kemudian Ayu pun membukakan pintu untuk Amel.
"Ye, ye, ye, mama ulang," teriak girang malaikat kecil yang bertubuh sedikit gemuk itu.
"Yeah," sahut yang lainnya bersamaan.
Para malaikat kecil itu pun berbaris rapi, menunggu untuk mencium ibunya. Mereka berbaris di mulai dari anak yang pertama lahir. Di antara mereka Raka-lah yang berada diurutan paling depan, sedangkan di belakangnya ada Rasti, Bara, dan Bunga.
Amel melahirkan mereka dengan operasi sesar. Raka dan Rasti lahir kembar pada waktu yang sama. Setelah Raka lahir beberapa menit kemudian barulah Rasti menyusulnya. Sedangkan Bara dan Bunga lahirnya juga pada waktu yang sama. Tetapi, beda jam dengan kelahiran Raka dan Rasti.
Kini Raka,Rasti,Bara dan Bunga bergantian mencium pipi tembem milik Amel. Amel pun mengelus kepala malaikat kecilnya secara bergantian. Tidak lupa membalas ciuman dari semua anaknya dengan gemes.
Di antara mereka Bara-lah yang agak gendutan, yang menjadikan kesan imut tersendiri dalam dirinya. Sebab memiliki pipi tembem yang mirip sekali dengan ibunya.
Amel tidak henti-hentinya mencium mereka secara bergantian dan membuat orang yang sedari tadi memperhatikan mereka cemberut. Siapa lagi kalau bukan si Ayu.
"Kak. Aku mau juga dong cium pipi mereka kek gitu," ucap Ayu memanyunkan bibirnya.
"Kalau mau cium, cium aja. Kenapa harus ngomong dulu sama Kakak," ucap Amel enteng, sambil terkekeh geli melihat tingkah Ayu yang kek anak kecil.
"Iih, Kakak gimana sih! Tadinya pas Kakak keluar kerja aku main sama anak-anak--" Belum sempat berucap Amel memotong.
"Terus?"
"Terus, aku mau cium mereka. Tapi, dilarang oleh Raka. Katanya harus izin dulu sama mamanya. Padahalkan, waktu mereka kecil aku sering tu cium mereka," ucap Ayu sendu.
Gimana nggak larang kamu. Kamu aja kalo nyium mereka, bilangnya hanya sekali padahal nyiumnya berkali-kali, kekeh amel membatin.
"Omongan anak kecil aja kamu dengerin. Kalau mau cium yah tinggal cium aja," ucap Amel asal.
"Oke Kak. Dengan senang hati," ucap Ayu mengedipkan sebelah matanya, dan memberi kode tangan berbentuk O pada Amel.
"Nah, sekarang Tante sudah dapat izin dari mama kalian. Jadi sekarang Tante boleh dong, cium kalian secara bergantian?" ucap Ayu bertanya kepada keempat bocah mungil itu.
"Iya," ucap Raka singkat. "Api, Ante Ayu dangan tium telalu anyak yah!" sambung Raka lagi dengan suara cadelnya.
Ayu yang mengerti dengan apa yang bocah kecil itu ucapkan pun menyetujuinya. "Iya deh. Tante janji." Ayu mengacungkan tangan sebelah kanannya,membentuk huruf V pada Raka.
Sedangkan adiknya yang lain selalu mengikuti apa yang dilakukan oleh kakaknya. Ayu yang mendapat kartu hijau dari Raka langsung menyambar habis pipi mereka secara bergantian.
Kini bukan Ayu yang cemberut tetapi Raka, pasalnya Tantenya ini tidak menempati janjinya. Amel yang melihat itu hanya terus tersenyum.
Kalau dipikir-pikir Raka ini, sifatnya pasti menurun dari Ayahnya, batin Amel mengingat kembali kejadian di kantor Abraham Group Agency.
Ah, sudahlah untuk apa aku memikirkan itu, yang terpenting sekarang aku harus menutupi rahasia ini rapat-rapat, agar Si Bongkahan Es itu tidak mengetahui tentang keempat bocah ini. Hais ... jalani saja dulu, jika sudah hampir ketahuan, baru deh cari alasan agar bisa mengelabuinya, batin Amel.
"Eh, iya Yu. Kalian sudah makan belum?" tanya Amel. Mendengar namanya disebut Ayu pun menghentikan aksi ciumannya.
"Belum Kak. Aku belum sempat masak tadi," ucap Ayu merasa bersalah.
"Sudah nggak papa. Gimana kalo hari ini kita makan di luar?" ucap Amel memberi saran.
"Boleh juga tu Kak. Sudah lama juga kita berenam tidak keluar bersama. Tapi, tumben Kakak ngajakin makan di luar, emang ada rangka apaan, Kak? Hehe," tanya Ayu tersenyum.
"Tak ada rangka apapun. Anggap aja ini perayaan untuk Kakak. Karena sudah mendapatkan pekerjaan tetap," ucap Amel tersenyum kikuk.
"Hehe. Oke, ya sudah kalo gitu Kak," ucap Ayu tersenyum lebar.
"Gimana anak-anak? Mau nggak kita makan bersama di luar?" tanya Amel kepada keempat malaikatnya itu.
"Au!"
"Au!"
"Au!"
"Au!"
Mereka berteriak senang dengan ajakan ibunya.
Amel memilih untuk memesan taksi online. Sambil menunggu taksi onlinenya datang, Amel menyuruh Ayu untuk segera bersiap-siap.
Sedangkan Raka, Rasti, Bara dan Bunga, sudah rapi karena sebelumnya Ayu sudah memandikan mereka saat Amel pergi bekerja. Mereka berempat kini tengah bercanda ria bersama Amel, tak lama kemudian Ayu pun keluar dari kamar dan menghampiri mereka.
"Kak, aku sudah siap nih. Ayo kita berangkat yuk!" Ajak Ayu tersenyum.
"Ayo!" ucap Amel dan berjalan keluar diikuti oleh keempat bocah itu.
Ketika sudah sampai di luar rumah sederhana mereka. Amel menerima pesan, ternyata taksi online yang di pesan oleh Amel sudah datang dan telah terparkir di depan gang perumahan mereka. Mereka pun menghampiri taksi online dan menaikinya menuju Restoran.
Taksi online terus melaju pelan atas perintah dari Amel,karena mengkhawatirkan keselamatan putra dan putrinya. Taksi berjalan melewati gedung-gedung besar di kota H. Keempat bocah kecil itu melihatnya dengan tatapan kagum dan berbinar-binar.
Kini mereka melewati Toko mainan anak dan itu sontak membuat anak kembar Amel rewel mau dibeli mainan baru.
"Ma, engen inan tu," tunjuk Bunga ke Toko mainan yang hampir mereka lewati.
Permintaan Bunga membuat semua kakaknya melihat ke arah yang ditunjuknya dan itu membuat semua juga mau dibelikan mainan. Mau tidak mau ya tetap Amel harus turun membelikan mainan untuk anaknya.
"Iya. Nanti Mama beliin tapi harus janji. Masing-masing dari kalian harus milih satu mainan saja, ya?" ucap Amel tersenyum lembut.
"Holee! ... holeee! Unya inan balu," serempak bocah-bocah kecil itu kegirangan.
"Pak tolong berhenti sebentar! Saya mau beliin anak-anak mainan dulu!" terang Amel lembut kepada Supir taksi online itu.
"Iya Neng," ucap Bapak itu dan memberhentikan mobilnya di tempat yang tidak dilarang parkir.
"Yu. Kamu pegang Raka sama Bara ya! Nanti Kakak sama Rasti dan Bunga," ucap Amel tersenyum pada Ayu.
"Iya Kak. Ayu selalu siap siaga," ucap Ayu tersenyum membalas penuturan Amel.
Setelah turun dari mobil. Ayu melakukan apa yang Amel ucapkan. Kini Amel memegang Rasti dan Bunga di kedua tangannya, sedangkan Ayu sama Raka dan juga Bara. Mereka berlalu meninggalkan taksi itu dan masuk ke dalam Toko mainan. Saat sudah berada di dalam Toko, Bunga yang melihat boneka beruang segera menghampiri Amel.
"Ma, unga engen yan tu," jari telunjuk kecilnya mengarah pada boneka beruang kecil yang lucu. Amel langsung mengambil boneka beruang itu dan memberikannya kepada Bunga.
"Ini sayang." Amel menyodorkan boneka beruang yang ada di tangannya pada Bunga.
"Maasih Mama."
"Sama-sama, sayang."
Rasti menyukai warna kuning jadi ia memilih boneka minion sebagai mainan barunya. Bara terkesima dengan mainan mobil-mobilan, dan pada akhirnya Amel mengambil mainan itu dan memberikan padanya.
Raka dengan santainya tidak mau dibelikan apa-apa, padahal hatinya pengen sekali membeli mainan pesawat yang dia lirik sedari tadi.
Amel yang melihat tingkah lucu Raka tahu betul dengan keinginan putranya. Amel lalu mengambil mainan pesawat itu menuju kasir untuk membayarnya, sekalian membayar mainan anak-anaknya yang lain.
Bersambung❣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Sris Wahyuni
amel boros anak2 ga minta mainan mlh beli mainan, alasan mau makan di luar,trus amel punya uang banyak dari mana kan baru mau kerja, trus kbar pacarnya dan temenya gemana tu..
trus ngapain anak2 kenapa musti di sembunyiin dari bapaknya sii..
2022-11-28
1
💖syakilah💖
lanjuttt....
2022-10-14
0
che
duitnya dari mana ya,,, kan amel baru mau kerja
2022-10-11
0