FOMC 12

"Terus," sergah Azka, acuh tak acuh dengan perkataan Asistennya. Bahkan posisi duduknya masih tetap sama.

"Di dalam salah satu berkas lamaran pekerja ada seorang wanita, yang mirip dengan wanita yang Tuan cari selama ini," jelas Asisten pribadi Azka lantang dengan satu tarikkan nafas.

Azka belum bergeming dari tempat duduknya, dan masih tetap fokus mengerjakan pekerjaannya, berkutat dengan laptop pribadi miliknya. Dia kemudian mencernah kembali, apa yang di sampaikan oleh asisten pribadinya tadi dan kemudian ...

"Apa itu benar?!" tanya Azka sedikit berteriak, dan berhenti dari pekerjaannya.

"Silahkan Tuan periksa dulu berkas yang ada di tangan saya! Ini Tuan berkasnya!" ucap Asisten pribadi Azka, lalu menyodorkan berkas yang ada di tangannya.

"Sekarang juga kamu hubungi dia! Dan katakan bahwa, dia sudah diterima kerja di sini dan besok dia sudah harus menandatangani kontrak kerjanya!" ucap Azka memberi perintah, karena tidak sabar bertemu dengan wanita yang ditemuinya tiga tahun lalu.

Arya tak banyak bicara lagi dan langsung menghubunggi Amel.

Tut ... tut ... tut ...

Bunyi panggilan keluar dari handphone Arya, tidak lama kemudian teleponnya diangkat. Arya membuka pembicaraan.

"Hallo, selamat siang." Tegas Arya.

"Iya. Siang Pak," ucap wanita, dibalik telepon dengan ramah.

"Apa benar ini dengan Nona Amelia Andini Wijaya?" tanya Arya memastikan.

"Ya, benar dengan saya sendiri. Ada apa ya, Pak?" tanya wanita di seberang telepon.

"Saya dari perusahaan Abraham Group Agency. Menerima lamaran kerja anda, besok anda sudah boleh datang untuk menandatangani kontrak kerja,"jelas Arya.

"Baik Pak. Terima ka--" Azka segera memberi isyarat agar menutup teleponnya.

Melihat itu Arya langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuannya. Tapi, Arya sudah sempat mendengar wanita di seberang telepon mengucapkan terima kasih sebelum akhirnya teleponnya terputus.

"Bagaimana?" tanya Azka datar.

"Sudah Tuan. Saya telah menyelesaikan tugas yang Tuan perintahkan," ucap Arya kepada Azka, orang yang memberi perintah padanya.

"Bagus," ucap Azka penuh arti, dan sedikit menyunggingkan senyuman di bibirnya.

Apa tadi aku tidak salah lihat? Ini baru pertama kalinya, aku melihat dia tersenyum, batin Arya heran dengan tingkah Azka.

...----------------...

☉Keesokan harinya.

Azka mengetahui bahwa sekretaris pribadinya bekerja sama dengan seseorang, untuk menghancurkan perusahaan yang di kelolahnya. Azka bahkan tidak mendapatkan petunjuk apapun mengenai pengkhianatan yang dilakukan oleh sekretaris pribadinya.

Sudah lama sekretarisnya itu bermain gelap, Azka baru mengetahui saat sekretarisnya teledor hingga membuatnya ketahuan. Azka sangat yakin bahwa sekretarisnya adalah tameng dari dalang di balik semuanya.

Pasti ada pendukung besar yang mendukungnya. Jika tidak bagaimana mungkin dia berani mengkhianatiku, batin Azka.

"Arya. Segera pergi dan bawahlah Amel ke ruangan saya. Tidak lupa panggil Bayu juga untuk menghadap saya di sini," ucap Azka memberi perintah.

"Baik Tuan. Saya permisi," patuh Arya berjalan keluar ruangan.

Beberapa menit kemudian setelah Arya berlalu.

Tok ... tok ... tok ...

Terdengar ketukkan pintu dari luar ruangan.

"Masuk!" ucap Azka dingin.

Bayu setelah mendapatkan panggilan dari Azka bergegas pergi keruangan Azka.

"Berani-beraninya Anda mengkhianati saya!" ucap Azka tersulut emosi membuang berkas ke wajah Bayu.

"Am--Ampun T--Tuan. Sa--Saya juga ... juga ter--terpaksa!" jelas Bayu gugup. Mulutnya bergetar ketakutan memohon pengampunan dari Azka.

Azka paling benci dengan orang yang tidak setia, dia tidak akan sungkan lagi untuk melakukan hal yang kejam pada orang yang berani mengkhianatinya.

Kriet ...

Bruukk!

Bunyi pintu terbuka dan tendangan Azka hampir bersamaan.

Azka melihat Amel yang terkejut sedang menatap orang yang baru saja dia tendang. Azka langsung memberi isyarat pada Arya untuk segera menyeret pengkhianat itu. Azka terus memperhatikan Amel yang masih mematung.

"Ehem," Azka berdehem agar Amel sadar dari lamunannya. Tetap saja Amel masih menundukkan kepalanya.

Apa dia takut dengan yang apa yang telah aku lakukan? tebak Azka dalam hati.

"Ada keperluan apa sampai kamu datang ke ruangan saya?" tanya Azka datar, pura-pura tidak tahu.

Kenapa dia diam? batin Azka.

"Kok diam?" tanya Azka datar.

"Ma--Maaf Pak," jawab Amel gugup.

"Terus?"

"Sa--Saya ke sini untuk menandatangani kontrak pekerjaan Pak,"ucap Amel lagi, masih saja menunduk.

Padahal aku ingin sekali melihat wajahnya, batin Azka geram.

"Kalau bicara itu yang sopan," ucap Azka dingin.

Akhirnya Amel mendongak melihatnya dan menatapnya cukup lama.

Deg!!!

Jantung Azka berdetak kencang. Ternyata benar Amel adalah wanita asing tiga tahun yang lalu. Kecantikan wajahnya masih dapat Azka bayangkan dalam ingatan masa lalunya.

Azka pun mulai berjalan mendekati Amel yang masih menatapnya dalam diam.

"Apakah wajah saya setampan itu? Sampai kamu tidak bisa berpaling dari wajah saya?"ucap Azka melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Amel.

"Apa yang sedang kamu fikirkan? Apakah kita pernah bertemu?"tanya Azka datar mengintimidasi.

"T--Tidak Pak. Ini kali pertama kita bertemu." ucap Amel sedikit gugup dan canggung. Amel mencoba untuk tetap tenang dan tersenyum membalas tatapan intimidasi Azka.

Cih, rupanya pura-pura tidak ingat padaku, batin Azka mendecih.

"Kalau begitu kemarilah dan tandatangani kontrak," ucap Azka berjalan menuju meja kerja, mengambil dokumen yang harus Amel tandatangani.

Setelah Amel menadatangani kontrak. Azka tidak sadar bahwa dia sedang menyungingkan sedikit senyumannya.

"Kapan saya sudah mulai bekerja, Pak?" tanya Amel mulai berani.

Mendengar Amel berbicara Azka secepatnya merubah raut wajahnya.

"Hari ini juga boleh. Besok juga boleh," ucap Azka asal. Tanpa ekspresi di wajahnya.

Dia tidak melihatku tersenyum, kan? batin Azka bertanya pada dirinya sendiri.

"Kamu, mulai sekarang bekerja sebagai sekretaris pribadi saya," sambungnya lagi.

"Baik Pak."

"Tugasmu menuliskan jadwal sehari-hari saya dan menemani saya saat sedang rapat," jelas datar Azka.

"Baik Pak."

Hei, kelinci kecil. Apa cuma kata itu yang dapat kamu katakan padaku? batin Azka jengkel.

"Hari ini kamu sudah bisa pulang. Besoknya datang dan mulai bekerja. Ingat saya paling tidak suka dengan orang yang tidak tepat waktu," tegas Azka lagi.

Dia diam. Apa yang sedang dia fikirkan? batin Azka.

Azka terus menatap Amel. "Kenapa kamu diam? Atau kamu sedang mengumpat saya?" tanya Azka datar, asal menebak.

"Eh. Ti-Tidak kok Pak," ucap Amel tersenyum paksa, melambaikan tangannya berulang-ulang.

Masih mau menyangkal rupanya, batin Azka kesal.

"Jika sudah tidak ada yang perlu dibahas lagi. Saya permisi undur diri, Pak." Amel pamit pada Azka.

"Kali ini aku membiarkanmu pergi. Ke depannya tidak akan lagi," batin Azka.

Hais ... secepat itukah kamu mau melarikan diri dariku, batin Azka melihat Amel yang sudah keluar dari ruangannya.

Setelah Amel keluar, beberapa menit kemudian Arya masuk ke dalam ruangan Azka.

"Apakah dia sudah pergi?"

"Baru saja pergi Tuan. Tapi, itu an--anu Tuan ..." ucap Arya tidak meneruskan perkataannya.

"Katakanlah!" tegas Azka.

"Begini Tuan. Waktu saya sedang berdiri di luar ruangan. Tiba-tiba nona Amel keluar tergesa-gesa dari ruangan Tuan dan tidak menyadari keberadaan saya di sana. Lalu, saya mendengar Nona sedang mengumpat Tuan," jelas Arya panjang lebar.

"Apa yang dia umpatkan?" tanya Azka penasaran.

"Itu an--anu Tuan ..." Arya tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi takut menyinggung Azka.

"Tidak apa-apa. Katakan saja apa yang kamu dengar," ucap Azka menyakinkan Arya.

"Nona Amel membuang nafasnya dengan kasar. Lalu ... lalu mengatakan. 'Hampir saja aku mati kehabisan nafas, dadaku serasa sesak, badanku panas dingin, dibuatnya. Untunglah aku dapat menahan diri saat berada di dalam ruangan itu. Kalau tidak, mungkin aku sudah membeku, udah gitu wajahnya itu menyebalkan, kejam pula lagi'," ucap Arya meniru apa yang Amel katakan waktu itu.

Puftt ... hampir saja Azka tertawa lepas.

"Tuan tidak apa-apa?" tanya Arya sedikit khawatir.

Azka yang hampir tertawa itu merubah ekpresinya dengan cepat, agar Arya tidak mengetahuinya.

"Saya baik-baik saja," ucap Azka tanpa ekspresi.

Kelinci kecil ini licik juga. Di depanku sok penakut, nyatanya di belakangku malah mengumpatku diam-diam. Awas saja kamu, batin Azka menahan senyum.

"Lalu, apalagi yang kamu dengar?" tanya Azka lagi pengen mendengar kelanjutannya.

"Tidak ada lagi. Hanya saja setelah itu saya mengagetkannya Tuan dan dia langsung pamit buru-buru pergi," terang Arya. Azka memilih menganti topik pembicaraan.

Haha. Mungkin dia takut. Kelinci kecilku semakin lucu saja," batin Azka tertawa.

"Apakah siang ini ada jadwal buat saya?" tanya Azka.

"Pukul 12:00 siang, Tuan harus menghadiri meeting bersama klien di Restoran xx," jawab Arya.

"Baiklah. Kamu sudah boleh pergi sekarang," ucap Azka mengakhiri pembicaraan mereka.

Bersambung❣

Terpopuler

Comments

Sris Wahyuni

Sris Wahyuni

autoor kenapa ceritanya di ulang2 lagi... itu cerita sdah dari awal kok knapa di up lgi..

2022-11-29

0

sitwien

sitwien

flsback itu shrsnya samapi yg belum diceritakan sj thor
yg sdh diceritakan g ush di flsh bck lagi
itu saranq ya thor,biar gak bosenin
krn crita othor ini bgus,sayang khan klo hrs di skip

2022-10-15

0

Serli Ati

Serli Ati

untung ini cuma ada dalam novel, klu di alam nyata begitu, mengumpat atau menggerutu kan bos pastilah dipecat apa lagi karyawan baru

2022-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pengumuman!
2 Visual Tokoh
3 FOMC 1
4 FOMC 2
5 FOMC 3
6 FOMC 4
7 FOMC 5
8 FOMC 6
9 FOMC 7
10 FOMC 8
11 FOMC 9
12 FOMC 10
13 FOMC 11
14 FOMC 12
15 FOMC 13
16 FOMC 14
17 FOMC 15
18 FOMC 16
19 FOMC 17
20 FOMC 18
21 FOMC part 19
22 FOMC part 20
23 FOMC part 21
24 FOMC part 22
25 FOMC part 23
26 FOMC part 24
27 FOMC part 25
28 FOMC part 26
29 FOMC part 27
30 FOMC part 28
31 FOMC part 29
32 FOMC part 30
33 FOMC part 31
34 FOMC part 32
35 FOMC part 33
36 FOMC part 34
37 FOMC part 35
38 FOMC part 36
39 FOMC 37
40 FOMC 38
41 FOMC 39
42 FOMC 40
43 FOMC 41
44 FOMC 42
45 FOMC 43
46 FOMC 44
47 FOMC 45
48 POV AUTHOR
49 FOMC 46
50 FOMC 47
51 FOMC 48
52 FOMC 49
53 FOMC 50
54 FOMC 51
55 FOMC 52
56 FOMC 53
57 POV AUTHOR
58 FOMC 54
59 FOMC 55
60 FOMC 56
61 FOMC 57
62 FOMC 58
63 FOMC 59
64 FOMC 60
65 FOMC 61
66 FOMC 62
67 FOMC 63
68 FOMC 64
69 FOMC 65
70 FOMC 66
71 FOMC 67
72 FOMC 68
73 FOMC 69
74 POV AUTHOR
75 FOMC 70
76 FOMC 71
77 FOMC 72
78 FOMC 73
79 FOMC 74
80 FOMC 75
81 FOMC 76
82 FOMC 77
83 FOMC 78
84 FOMC 79
85 FOMC 80
86 FOMC 81
87 FOMC 82
88 FOMC 83
89 FOMC 84
90 FOMC 85
91 FOMC 86
92 FOMC 87
93 FOMC 88
94 FOMC 89
95 FOMC 90
96 FOMC 91
97 FOMC 92
98 FOMC 93
99 FOMC 94
100 POV AUTHOR
101 FOMC 95
102 FOMC 96
103 FOMC 97
104 FOMC 98
105 FOMC 99
106 FOMC 100
107 FOMC 101
108 FOMC 102
109 FOMC 103
110 FOMC 104
111 FOMC 105
112 FOMC 106
113 FOMC 107
114 FOMC 108
115 FOMC 109
116 FOMC 110
117 FOMC 111
118 Promosi ( Jangan di Skip)
119 FOMC 112
120 FOMC 113
121 FOMC 114
122 FOMC 115
123 FOMC 116
124 FOMC 117
125 FOMC 118
126 FOMC 119
127 FOMC 120
128 FOMC 121
129 FOMC 122
130 FOMC 123
131 FOMC 124
132 FOMC 125
133 FOMC 126
134 FOMC 127
135 FOMC 128
136 FOMC 129
137 FOMC 130
138 131. Rumah Sakit.
139 FOMC 132
140 FOMC 133
141 FOMC 134
142 FOMC 135
143 FOMC 136
144 FOMC 137
145 FOMC 138
146 FOMC 139
147 FOMC 140
148 FOMC 141
149 FOMC 142
150 FOMC 143
151 FOMC 144
152 FOMC 145
153 FOMC 146
154 FOMC 147
155 FOMC 148
156 FOMC 149
157 FOMC 150
158 FOMC 151
159 FOMC 152
160 Epilog
161 Author Menyapa!
162 Novel terbaru Author!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Pengumuman!
2
Visual Tokoh
3
FOMC 1
4
FOMC 2
5
FOMC 3
6
FOMC 4
7
FOMC 5
8
FOMC 6
9
FOMC 7
10
FOMC 8
11
FOMC 9
12
FOMC 10
13
FOMC 11
14
FOMC 12
15
FOMC 13
16
FOMC 14
17
FOMC 15
18
FOMC 16
19
FOMC 17
20
FOMC 18
21
FOMC part 19
22
FOMC part 20
23
FOMC part 21
24
FOMC part 22
25
FOMC part 23
26
FOMC part 24
27
FOMC part 25
28
FOMC part 26
29
FOMC part 27
30
FOMC part 28
31
FOMC part 29
32
FOMC part 30
33
FOMC part 31
34
FOMC part 32
35
FOMC part 33
36
FOMC part 34
37
FOMC part 35
38
FOMC part 36
39
FOMC 37
40
FOMC 38
41
FOMC 39
42
FOMC 40
43
FOMC 41
44
FOMC 42
45
FOMC 43
46
FOMC 44
47
FOMC 45
48
POV AUTHOR
49
FOMC 46
50
FOMC 47
51
FOMC 48
52
FOMC 49
53
FOMC 50
54
FOMC 51
55
FOMC 52
56
FOMC 53
57
POV AUTHOR
58
FOMC 54
59
FOMC 55
60
FOMC 56
61
FOMC 57
62
FOMC 58
63
FOMC 59
64
FOMC 60
65
FOMC 61
66
FOMC 62
67
FOMC 63
68
FOMC 64
69
FOMC 65
70
FOMC 66
71
FOMC 67
72
FOMC 68
73
FOMC 69
74
POV AUTHOR
75
FOMC 70
76
FOMC 71
77
FOMC 72
78
FOMC 73
79
FOMC 74
80
FOMC 75
81
FOMC 76
82
FOMC 77
83
FOMC 78
84
FOMC 79
85
FOMC 80
86
FOMC 81
87
FOMC 82
88
FOMC 83
89
FOMC 84
90
FOMC 85
91
FOMC 86
92
FOMC 87
93
FOMC 88
94
FOMC 89
95
FOMC 90
96
FOMC 91
97
FOMC 92
98
FOMC 93
99
FOMC 94
100
POV AUTHOR
101
FOMC 95
102
FOMC 96
103
FOMC 97
104
FOMC 98
105
FOMC 99
106
FOMC 100
107
FOMC 101
108
FOMC 102
109
FOMC 103
110
FOMC 104
111
FOMC 105
112
FOMC 106
113
FOMC 107
114
FOMC 108
115
FOMC 109
116
FOMC 110
117
FOMC 111
118
Promosi ( Jangan di Skip)
119
FOMC 112
120
FOMC 113
121
FOMC 114
122
FOMC 115
123
FOMC 116
124
FOMC 117
125
FOMC 118
126
FOMC 119
127
FOMC 120
128
FOMC 121
129
FOMC 122
130
FOMC 123
131
FOMC 124
132
FOMC 125
133
FOMC 126
134
FOMC 127
135
FOMC 128
136
FOMC 129
137
FOMC 130
138
131. Rumah Sakit.
139
FOMC 132
140
FOMC 133
141
FOMC 134
142
FOMC 135
143
FOMC 136
144
FOMC 137
145
FOMC 138
146
FOMC 139
147
FOMC 140
148
FOMC 141
149
FOMC 142
150
FOMC 143
151
FOMC 144
152
FOMC 145
153
FOMC 146
154
FOMC 147
155
FOMC 148
156
FOMC 149
157
FOMC 150
158
FOMC 151
159
FOMC 152
160
Epilog
161
Author Menyapa!
162
Novel terbaru Author!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!