Anak Baru

Keesokan harinya, seperti biasa Akira pergi berangkat sekolah pagi-pagi sekali. Sekolahnya, SMA Pasundan 1, jaraknya cukup dekat dari rumahnya, sehingga ia berangkat sekolah cukup dengan berjalan kaki.

Sambil menikmati udara pagi yang segar, Akira berjalan sambil sedikit bersenandung.

Jauh di depan jalan Akira, ada seorang gadis yang sedang memetik bunga. Ketika Akira semakin mendekatinya, Akira baru menyadari sesuatu.

"Ghina....?", Akira terhenyak. Gadis itu mirip sekali dengan Ghina. Tapi, tidak mungkin kalau itu Ghina. Tapi, wajahnya, postur tubuhnya, gerakannya, mirip sekali. Terlalu mirip, bila bisa dibilang identik. Setengah berlari Akira menghapirinya. "Ghina...?", panggilnya ketika ia sudah berada di dekat gadis itu. Gadis itu menoleh pada Akira, "Ghina? Maaf anda salah orang", ujarnya. Akira bingung. Bahkan suaranya pun sama persis. Jadi Akira hanya diam disitu memperhatikan si gadis. Sadar dirinya sedang diperhatikan, gadis itu pun bertanya, "maaf, apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Tapi, saya tidak mengenal anda".

Akira tersadar, dengan sedikit gagap ia menjawab, "Ah.. Eh.. Ya, emm.. mumungkin saya memang salah orang". Tapi, Akira masih tak habis pikir dengan gadis di depannya. Apakah ia kembaran Ghina yang terpisah atau bagaimana. Tapi tak lama kemudian gadis itu selesai memetik bunga dan berlalu begitu saja dari hadapan Akira. Si gadis kemudian masuk gang yang ada di depan situ. Akira tanpa sadar mengikuti gadis itu. Ketika gadis itu berbelok, Akira mencoba mengejarnya, tapi dia menghilang! Akira terkejut. Ia mencoba menggunakan deteksi sihirnya, tapi ia tidak merasakan apapun. "Pergi kemana dia? Masa hilang begitu saja. Bahkan teleportasi pun akan meninggalkan jejak, tapi ini bagaikan hilang samasekali, seolah tak pernah ada", pikirnya. "Apa aku tadi hanya berhalusinasi?", gumam Akira.

Tiba-tiba Akira tersadar. "Gawat, aku terlalu lama disini", saat ia melihat jam, sudah pukul 06.55 , tinggal 5 menit lagi sebelum gerbang sekolahnya ditutup.

Dengan secepat kilat Akira berlari menuju sekolahnya. Tapi sepertinya tidak akan keburu, karena ketika hampir tiba di sekolah, pa Wanto, satpam sekolahnya sudah mulai menutup gerbang.

Tidak ada jalan lain, Akira menggunakan kekuatan sihirnya untuk mempercepat dirinya. "Time lapse!", seketika waktu berjalan lebih pelan, sehingga Akira bisa melewati gerbang sebelum ditutup. Tapi, tidak sampai disitu, ia bergegas masuk ke kelasnya karena khawatir pelajaran akan segera di mulai.

Masih dengan menggunakan time lapse, Akira sampai di kelasnya. Ia segera duduk di kursinya dan menggentikan sihirnya. Untunglah teman-teman sekelasnya sedang sibuk ngerumpi dengan gengnya masing-masing sehingga tidak ada yang menyadari kalau Akira tiba-tiba sudah duduk di kursinya. Jika ada yang melihat, tentu akan kaget. Sebagian besar mereka masih membicarakan tentang serangan awal ufo beberapa hari yang lalu yang menewaskan beberapa teman mereka sepulang sekolah.

Tapi teman-teman sekelasnya tidak ada yang menyadari tentang perang alien dan monster raksasa alien yang terjadi kemarin apalagi soal Akira yang ikut bertarung melawan alien. Hal ini karena saat terjadi perang, seluruh penduduk kota sudah dievakuasi oleh ayah Akira. Jadi yang tahu identitas Akira sebagai penyihir hanyalah orang-orang tertentu saja, yaitu teman-teman terdekatnya seperti Bofu dan orang-orang di komplek perumahannya. Toh mereka juga tidak akan menyebarkan perihal ini ke orang-orang karena sudah terikat janji.

"Eh, Akira. Sejak kapan kau ada disini? Tadi belum ada?", Vino yang pertama kali menyadari kehadiran Akira menyapanya. "Sudah sejak tadi kok", jawab Akira. "ibu guru dataaangg....", seketika seluruh murid di kelas berhamburan menuju kursinya masing-masing. Sebelum guru itu masuk kelas, para murid sudah duduk manis.

"Selamat Pagi, semuanya", sapa Ibu Guru Jeselyn. "Pagiii... Bu....", jawab murid-murid secara serentak. "Pagi ini, kalian mendapat teman baru", kata ibu guru. "Kemarilah Lindy, perkenalkan dirimu".

Seorang murid perempuan memasuki ruangan kelas. Dia yang bernama Lindy itu memiliki rambut berwarna biru muda mengkilap, kulit putih, dan warna mata biru, cantik sekali. Seperti orang dari luar negeri. Murid laki-laki mulai sedikit riuh sementara murid perempuan mulai berbisik-bisik. "Perkenalkan teman-teman, namaku Lindy Dewi. Aku berasal dari Ruined Village", kata Lindy.

"Dimana itu Ruined Village? Hancur donk desanya?", celetuk salah seorang murid yang disambut gelak tawa seluruh kelas. Lindy hanya tersenyum, "Suatu desa di negara yang agak jauh dari sini", katanya.

"Baiklah, kalian bisa berkenalan dengan Lindy nanti. Sekarang kita mulai pelajarannya", kata Bu Jeselyn.

Sementara ibu guru menerangkan pelajaran, pikiran Akira sedang terbang entah kemana. Banyak hal yang ia pikirkan sehingga ia tidak fokus dengan pelajaran. Tiba-tiba, "Akira. Apa jawaban soal nomor 2?", kata Ibu Guru Jeselyn. Akira terkejut dan tersadar dari lamunannya. "Oh.. eh.. apa.. gimana", Akira bingung karena ia tidak menyimak pelajaran sedari tadi.

Kemudian Lindy menangkat tangannya, "Ya Lindy?", kata ibu guru. "Jawabannya x\=2, y\=3, dan z\=5, Bu", kata Lindy. "Ya benar. Sepertinya kamu mendapat saingan, Akira", kata ibu guru Jeselyn. Akira hanya tersenyum kikuk. Semua orang tahu ia langgangan juara umum di sekolah ini, tapi baru kali ini ia tidak bisa menjawab soal, dan malah si anak baru yang menjawabnya.

Pelajaran kedua adalah olahraga. Pelajaran ini merupakan kelemahan Akira. Ia tidak begitu suka olahraga. Tapi, Lindy terlihat begitu menonjol. Ia memiliki ketangkasan di atas rata-rata. "Apa dia atlet?", bisik salah seorang murid perempuan sambil berdecak kagum.

Saat jam istirahat. "Akira, kau tidak ke kantin?", tanya Bofu sambil menghampiri meja Akira. "Nanti saja, aku tidak lapar", jawab Akira. "Tidak lapar atau.... malas karena dikalahkan murid pindahan?", goda Bofu sambil terkekeh. Akira hanya mendelik, "daripada itu aku lebih memikirkan tentang penyerangan ke planet alien", kata Akira. "Haha.. Santailah boi.. Jangan serius terus seperti itu", kata Bofu.

Tak terasa bel pulang sekolah pun berbunyi. Akira segera membereskan buku dan alat tulisnya, lalu berjalan pulang, disusul oleh Bofu. Di depan gerbang sekolah Meylin sudah menunggu mereka. Akira dan Bofu memang sekelas, tapi dengan Meylin beda kelas. "Bagaimana hari pertama sekolah lagi?", tanya Meylin. "Di kelasku terasa sepi. Sepertinya anak-anak masih berkabung", kata Meylin. "Ada anak baru di kelas kami. Kehadirannya membuat rasa berkabung teralihkan. Ia begitu menonjol. Aku saja sampai lupa", kata Bofu.

"Hey, kalau pulang, ajak-ajak dong", seru Elvin yang tiba-tiba ikut nimbrung dengan mereka. Mereka berempat kemudian berjalan bersama-sama.

Tiba-tiba di tengah perjalanan, Akira kembali melihat gadis yang mirip Ghina di seberang jalan. "Teman-teman, kalian lihat gadis itu? Ia mirip sekali dengan Ghina", kata Akira. Tapi teman-temannya sedang asyik mengobrol satu sama lain sehingga tidak mendengar ucapan Akira.

Akira melihat gadis itu akan berbelok ke gang lagi. Karena penasaran, Akira langsung mengejar gadis itu dan meninggalkan teman-temannya.

Untunglah gadis itu masih ada ketika Akira mengejarnya, tidak menghilang seperti kemarin.

"Mbak.. Mbak..", panggil Akira. Gadis itu menoleh. "Ya, ada apa?", tanyanya.

Sambil sedikit ngos-ngosan Akira berhenti di depan gadis itu. "Maaf mbak.. mbak miriip sekali dengan teman saya. Kalau boleh tahu, nama mbak siapa ya?", tanya Akira to the point. "Oalah mas. Bilang aja mau kenalan. Nama saya Jane", kata gadis itu. "Ooh.. Jane.. Salam kenal ya. Nama saya Akira", jawab Akira. "Ngomong-ngomong, apa mbak Jane tinggal di sekitar sini?", tanya Akira. "Iya mas. Saya tinggal berdua dengan nenek saya", jawab Jane. Jane kemudian melihat arlojinya. "Wah maaf ya mas, saya tidak bisa lama-lama. Saya harus segera ke nenek saya", kata Jane. Lalu ia berlalu dari hadapan Akira. Akira hendak mengikutinya, tapi tiba-tiba Jane sudah tidak terlihat lagi. Akira menjadi bingung dibuatnya.

Akira menggelengkan kepalanya bingung, kemudian berlari kembali menyusul teman-temannya.

Sementara itu, tanpa diketahui siapapun, Lindy ternyata sedari tadi memperhatikan Akira dan Jane diam-diam dari kejauhan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!