Uranus

Sementara itu di tempat Ghina, "Rubah, aku butuh bantuanmu", kata Ghina. Siege pun muncul. Siege dan Ghina menyerang Silvia dengan serangan gabungan, Silvia mulai terdesak. Silvia menatap tajam, Ghina menyadarinya, ia bergerak menjauh, tapi Silvia tetap melancarkan seranganya. Ia memposisikan sapunya di depannya kemudian "Emptyness Exploison!", energi yang sangat kuat menyapu ke area sekeliling Silvia dan mengarah ke Ghina. Ghina mengarahkan cincinnya ke serangan Silvia. "Tsunamii!!", teriak Ghina. Air bah yang sangat banyak keluar dari cincin Ghina. Kalau air biasa, pasti akan kalah melawan serangan Silvia. Tapi, air dari cincin Ghina bukanlah air biasa. Air itu mengandung energi sihir Ghina dan para pendahulunya yang berada di cincin tersebut. Benturan 2 energi itu pun meledak menimbulkan getaran ke sekelilingnya. Ghina dan Silvia saling bertatapan, dan bersiap untuk melakukan serangan berikutnya, tapi "Kraaaaakkk.... Blaaaaaaarrrrrr...!!!!!" , tiba-tiba gedung senjata pusaka di alun-alun itu hancur, kemudian monster raksasa keluar dari dalam tanah yang hancur itu. Rupanya, itulah monster yang selama ini disegel oleh Clasifian dan Simon.

Akira pun terbang ke tempat Ghina, sedangkan Forgana yang berhasil lepas dari lingkaran sihir Akira akibat kemunculan monster raksasa itu juga pergi ke tempat Silvia.

"Kau tidak apa-apa, Ghina?", kata Akira sedikit khawatir. "Aku tidak apa-apa", kata Ghina.

"Itukah ayah, bu?", tanya Silvia pada Forgana. "Benar anakku! Orang-orang bumi lah yang bersalah karena telah mengutuk ayahmu menjadi seperti itu!", kata Forgana. Terlihat kesedihan dan kemarahan dari raut wajahnya. Akira yang melihat hal tersebut mengerenyitkan dahi. Sepertinya memang ada kesalahpahaman disini.

"Kini, karena ayah sudah bangkit, kalian tidak akan mengalahkan Kami!", kata Forgana sambil menatap tajam ke arah Akira.

Ghina yang merupakan keturunan Simon pun bisa melihat garis tipis energi dari monster itu ke piring terbang dan satu garis lainnya ke balik awan.

Sementara itu, Bofu dan Meylin yang sedang menghadapi minotaur terganggu dengan getaran dari kemunculan monster raksasa. "Monster itu akhirnya bangkit, bisakah mereka berdua menhadapinya?", kata Meylin. "Entahlah, mungkin kita harus segera membereskan minotaur-minotaur ini kemudian menyusul mereka", kata Bofu. Meylin melihat ke minotaur yang masih tersisa, jumlahnya masih puluhan. "Aku ada cara, tapi, sebisa mungkin minotaur itu berkumpul dalam jarak yang dekat", kata Bofu. Meylin melihat ke arah Bofu, kemudian ia sepertinya paham apa yang Bofu maksud. "Jadi kau akan pakai cara itu. Baiklah, aku akan menggunakan ilusi agar mereka berkumpul", kata Meylin. "Tapi dengan jumlah sebanyak itu, apa kau tak apa-apa?", kata Bofu khawatir. "Tenang saja. Lakukan dengan cepat", kata Meylin. Lalu ia melompat ke atas para minotaur itu. "Jurus Ilusi! Leaves storm!", ujar Meylin. Disekeliling minotaur muncul ribuan daun-daun pohon yang beterbangan ke segala arah. Para minotaur itu terlihat kebingungan, kemudian mulai bergerak berkumpul ke tengah. Saat itulah Bofu memposisikan tangan kanannya ke depan. "Bofu Canon! Fire!!!", tangan kanan Bofu terlepas dan meluncur seperti rudal ke arah kumpulan minotaur. "Buuuummmmmmmm....", tangan itu benar-benar meledak dan menghancurkan kumpulan minotaur itu. Meylin mendarat di sebelah Bofu dengan terengah-engah. "Kau tak apa?", tanya Bofu. "Ya, aku hanya sedikit kelelahan, karena jurus itu benar-benar menguras energiku", kata Meylin. "Seharusnya kamu tidak perlu memaksakan diri", kata Bofu lagi.

Tapi, tiba-tiba muncul satu minotaur yang lebih besar di belakang Bofu. "Bofu! Awas!", teriak Meylin panik. Minotaur itu sudah mengayunkan pedangnya ke arah Bofu. Traaangggg..... beruntung minotaur lain melindungi Bofu. Bofu yang melihat kejadian itu hanya bisa menghela nafas lega, karena ia samasekali tidak siap untuk menghindar.

"Hati-hati donk, Bofu, masa minotaur sebesar itu kau tidak menyadarinya.. ahhahaha", kata ayah Bofu yang sudah menyusul ke tempat mereka. Rupanya minotaur yang menolong Bofu adalah minotaur yang dibawa oleh ayahnya Bofu. "Sudah biar mino ini ayah yang urus. Kalian pergilah ke tempat Kira", kata ayah Bofu lagi. "Baiklah, terimakasih, ayah", kata Bofu. Lalu ia dan Meylin bergegas pergi menuju tempat Akira dan Ghina.

Sementara itu armada kapal tempur mulai kewalahan menghadapi pasukan piring terbang. Semenjak monster raksasa bangkit, pasukan piring terbang mendapat tambahan energi sehingga menjadi lebih kuat. "Ini benar-benar berat", kata ayah Akira yang mengomandoi armada kapal tempur dari kapal induk. Sepertinya aku harus menggunakan kekuatan itu. "Semuanya, bersiap meluncurkan Uranus", kata ayah Akira. "Siap komandan!", kata para kru kapal induk.

Uranus adalah senjata pamungkas armada ayah Akira. Senjata ini baru dikeluarkan kalau keadaan sudah benar-benar gawat. "Gunakan Uranus untuk menyerang monster raksasa itu. Firasatku monster itu ada hubungannya dengan meningkatnya kekuatan para piring terbang itu", kata ayah Akira.

Sementara itu, Bofu dan Meylin sudah menyusul ke tempat Akira berada. Mereka melihat Ghina dan Akira sudah mulai bertarung lagi dengan 2 alien wanita. Pertarungan mereka terlihat seimbang. Sementara di ujung sebelah sana, monster raksasa yang sudah bangkit itu mulai mengamuk dan menghancurkan kota.

Bofu melihat-lihat ke sekitar, mencari apa yang kira-kira bisa ia lakukan. Tiba-tiba matanya melihat keanehan di atas awan. Mata Bofu sudah disisipkan implan oleh ayahnya, sehingga bisa melakukan sensor visual. Dia mengganti-ganti sensor dan melakukan zoom ke arah awan itu, sampai akhirnya menyadari ada kapal induk alien di atas sana.

Bofu pun memberitahu Meylin tentang kapal induk tersebut. "Wah, kalau begitu, bagaimana kalau kapal itu kita hancurkan? Rudalmu pasti cukup untuk menghancurkan 1 kapal induk kan?", tanya Meylin. "Sepertinya tidak bisa. Pertahanan kapal induk itu cukup kuat. Satu-satunya kesempatan kita hanya menyusup diam-diam dan menghancurkannya dari dalam", kata Bofu. "Kalau begitu, bagaimana cara kita kesana?", tanya Meylin bingung. Ia dan Bofu tidak bisa terbang. Yang bisa terbang hanya Akira dan Ghina dengan bantuan sihir, tapi mereka berdua sedang sibuk menghadapi duo wanita alien. "Sebenarnya, aku bisa terbang", kata Bofu. "Tas yang aku gendong sedari tadi sebenarnya bisa berubah menjadi jetpack", kata Bofu lagi. Tas itu tadinya berisi tangan Bofu yang sudah di upgrade oleh ayah Bofu, karena tangan Bofu yang sebelumnya sudah digunakan sebagai rudal, maka tangan yang ada di tas tersebut sudah dipasang ke tangan Bofu. "Hanya saja, untuk ke atas sana tanpa ketahuan, aku butuh penghalang. Sihir cuaca Akira pasti bisa membantu, hanya saja, bagaimana cara memberitahunya?", kata Bofu. "Aku bisa memberitahu Akira", kata Meylin. "Tapi, jangan sampai pergerakan kita diketahui oleh duo alien itu", kata Bofu khawatir rencana mereka untuk menyusup ketahuan. "Tenang saja, aku punya cara", kata Meylin sambil tersenyum.

Meylin ternyata menggunakan jurus ilusinya. Ilusi itu ia tujukan pada Akira agar Akira menerima informasi yang akan ia sampaikan.

Akira yang sedang serius bertarung dengan Forgana tiba-tiba melihat bayangan Meylin di sampingnya dan membisikan rencana mereka. Akira mengerti. Ia bergerak menjaga jarak dengan Forgana.

"Hail storm (badai hujan es)", kata Akira. Langit pun berubah gelap, awan-awan hitam berkumpul di atas sana, suhu udara turun, dan hujan es pun mulai berjatuhan. "Dan... tornado!", seru Akira sambil mengarahkan tangannya ke Forgana. Hujan es batu yang Akira buat adalah hujan dengan ukuran es berkisar seberat 1kg.

(FYI Hujan es terburuk yang pernah terjadi di dunia sampai saat ini adalah di Bangladesh, kota Gopalganj pada 14 April 1986. Setiap es yang turun beratnya mencapai 1,02 kg. Fenomena alam mengerikan ini menewaskan 92 orang).

Ditambah dengan tornado yang membawa es-es berat itu menuju Forgana. Forgana terkejut dan tidak sempat menghidari sihir berskala besar tersebut. Ia hanya bisa membuat perisai pelindung. "Terkutuk kauu keturunan Clasifiaaaan!!!!", erangnya. Tornado es batu mengelilinginya.

Bofu dan Meylin yang melihat apa yang dilakukan Akira berdecak kagum. Dengan keadaan cuaca sekacau itu, membuat kondisi yang memungkinkan mereka untuk menyusup ke kapal induk alien karena kapal induk itu juga pasti terkena dampak cuaca seperti itu dan akan berfokus untuk menstabilkan posisinya di atas sana.

"Ayo kita bergegas!", kata Bofu. Ia sudah menyiapkan jetpacknya. "Ayo", kata Meylin. Bofu menggendong Meylin di depan. "Jurus Kamuflase!", seru Meylin. Dengan teknik ini, ia dan Bofu menjadi tidak terlihat. Merekapun segera terbang menuju kapal induk.

Jetpack itu dapat meluncur sangat cepat, bahkan meski membawa 2 orang yaitu Bofu dan Meylin. Dalam sekejap mereka sudah dekat dengan kapal induk. Ternyata dari dekat, kapal induk itu mirip seperti kapal induk armada di bumi pada umumnya. Merekapun mulai berkeliling mencari jalan untuk masuk dan menyusup tanpa ketahuan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!