"Bofu! Disitu!", kata Meylin. Ia melihat pintu palka bulat kecil yang biasanya digunakan sebagai tempat keluar masuk teknisi jika ada kerusakan di luar kapal. Dengan sensor matanya, Bofu dapat memastikan pintu itu tidak ada penjaganya. Dengan cakarnya, ia perlahan membuka pintu itu. Pintu pun terbuka dengan mudah dan mereka segera masuk ke dalamnya. Di dalam kapal induk itu benar-benar bernuansa alien. Dimana-mana terdapat lampu yang menyala redup terang dan banyak lorong-lorong seperti gua. "Untuk menghancurkan kapal ini, kemungkinan kita harus meledakkan mesinnya", kata Bofu. "Ya. Benar juga, ayo kita cari", kata Meylin. Ia mulai mencari barangkali disekitar mereka ada petunjuk atau peta menuju ruang mesin. Sementara itu, Bofu menggunakan sensor matanya untuk mencari lokasi ruangan mesin.
"Disana!", kata Bofu. "Ayo, kita jangan membuang-buang waktu", kata Bofu lagi kepada Meylin. Mereka pun bergegas ke ruang mesin. Lorong demi lorong mereka lalui, tapi mereka tidak menemukan satu alien pun disitu. Kapal itu seperti kosong. Akhirnya mereka pun sampai di ruang mesin. Ternyata kapal itu menggunakan tenaga nuklir untuk menjalankannya. Inti nuklir yang sedang dibakar ada di hadapan mereka. "Bagaimana Bofu, apa kita ledakkan saja inti nuklir itu?", tanya Meylin. "Meledakkannya sih mudah, tapi lalu cara kita menyelamatkan diri bagaimana?", kata Bofu. Bofu tampak berpikir sejenak. "Hei, ini kan pintu ruangan kontrol, kenapa ada disini?", Bofu melihat pintu yang ada di sebelahnya. "Meylin, coba kita masuk kesini dulu", kata Bofu. Lalu ia membuka pintu itu.
Di dalamnya banyak panel-panel dan monitor kecil, sepertinya digunakan untuk memantau kapal induk tersebut. Bofu mulai mencoba mengakses data kapal tersebut melalui papan ketik dan tombol-tombol yang jumlahnya banyak sekali, tapi dengan instingnya sepertinya dia sudah bisa menebak sedikit banyak fungsi dari tombol-tombol tersebut. Dan tak lama Bofu menemukan file yang tersembunyi dan diamankan dengan sangat kuat. "Sepertinya ini file yang sangat penting, aku jadi penasaran untuk membukanya", pikir Bofu. Ia pun mengerahkan semua kemampuannya untuk meretas password kunci dari file tersebut. Akhirnya, dengan kemampuannya file itu terbuka. Ternyata isinya adalah beberapa video. Bofu membuka salah satu video, dan rekaman video tersebut muncul di layar di depan mereka.
Terlihat di layar itu ada Rove sang pangeran alien, seorang alien yang berpakaian megah seperti raja dan beberapa alien lain yang sepertinya penasehat-penasehat kerajaan alien. Mereka semua sedang duduk melingkar mengelilingi meja bundar yang juga megah.
"Apa maksud kalian? Kenapa harus menyerang bumi?!", tanya Rove seperti kesal. "Tenanglah anakku. Bukankah kita memang sudah sering menyerang planet lain?", tanya sang raja. "Tapi ayah, maksudku yang mulia, kita sudah banyak menyerang planet-planet dan menjadikan mereka jajahan kita, apa masih kurang sampai harus menyerang bumi yang begitu jauh dari sini?", kata Rove lagi. "Sepertinya aku tahu alasan kenapa Rove begitu melindungi bumi, yang mulia. Dia telah berteman dengan manusia di sana!", kata salah satu jenderal alien. "Aku benar kan, pangeran Rove?", katanya lagi sambil tersenyum sinis. "Ya! Mereka adalah teman-temanku. Manusia itu ramah padaku. Aku tidak mau menyerang mereka!", kata Rove tegas. "Pikirkanlah Rove. Kalau kita bisa menguasai bumi, planet indah itu akan jadi milik kita. Apalagi bumi belum memiliki teknologi seperti kita, menaklukannya tentu akan mudah", kata raja alien. "Pokoknya aku tidak mau!", Rove kemudian pergi meninggalkan rapat itu. "Sepertinya ia sudah dipengaruhi oleh para manusia itu. Yang mulia, apa kau akan tetap melaksanakan rencana itu?", tanya sang jenderal. "Ya. Lakukan saja. Anak yang membangkang itu, meski dia anak laki-lakiku satu-satunya, tapi ia hanya anak selir. Aku tidak butuh anak seperti itu", kata sang raja. "Baiklah yang mulia. Aku sendiri yang akan menjalankan rencana itu", kata sang jenderal lagi sambil tersenyum licik. Video itu berhenti sampai disitu.
"Sepertinya di planet alien sedang terjadi konflik internal", kata Bofu. Lalu ia membuka file yang lainnya.
Terlihat pesawat Rove di layar. "Ayah benar-benar gila! Hidup ratusan tahun sepertinya membuatnya jadi haus kekuasaan. Ia benar-benar akan menyerang bumi. Aku harus memperingatkan Clasifian!", kata Rove. Kapal Rove sudah memasuki atmosfer bumi. Tiba-tiba blaaaaarrrrrrrr!!!! Mesin kapal Rove meledak, dan kapal itu pun jatuh seperti meteor. Tapi begitu menyentuh bumi, sosok Rove yang berada di dalam kapal perlahan berubah menjadi monster raksasa. Terlihat sang jenderal ada di balik semua itu. Dialah yang meledakkan kapal Rove sekaligus mengutuk Rove menjadi monster raksasa. "Dengan begini kau bisa lebih berguna, pangeran bodoh!", umpatnya sambil tertawa. "Sekarang akan kukirimkan pasukan piring terbang untuk menyerang bumi". Rekaman berhenti.
"Jadi begitu ceritanya. Jadi, monster itu Rove. Kasihan sekali", kata Meylin. Ia ikut kesal melihat rekaman video itu. "Coba kita buka file terakhir", kata Bofu. Rekaman kembali muncul di layar.
Terlihat raja sedang memarahi jenderalnya. "Clasifian kurang hajar! Rencana kita gagal total. Seharusnya anak itu mati, dan kekuatan warisan leluhur kembali lagi padaku sebagai keturunan terakhir. Tapi karena si pangeran itu masih hidup dan hanya disegel, kekuatan warisan masih melekat padanya! Kekuatan itu jadi sia-sia karena ikut tersegel! Aaarrrggghhhh! Dasar kau jenderal tidak becus!!!", sang raja memarahi jenderalnya habis-habisan. "Maafkan aku yang mulia. Aku pun tidak menyangka mereka bisa menyegel monster itu. Rencanaku kan begitu bumi porak poranda, aku sendiri yang akan menghabisi anak itu. Tapi, penyegelan itu benar-benar di luar rencana", kata sang jenderal takut-takut. "Hahhh!! Terpaksa kita menunggu 300 tahun sampai segel itu terlepas. Bagaimapun, hanya dengan kekuatan warisan luluhur kita bisa menaklukkan banyak planet selama ini", kata sang raja. Rekaman berakhir.
"Ternyata ayah Rove hanyalah alien kejam yang haus akan kekuasaan", kata Bofu sambil geleng-geleng kepala.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki di belakang mereka. Meylin dan Bofu pun langsung waspada. "Hebat… Hebat sekali kalian bisa menyusup kesini tanpa diketahui", kata alien itu sambil menyeringai. "Siapa kau!", kata Meylin. "Hoo,, kau berani sekali gadis muda. Baiklah aku perkenalkan diri dulu. Namaku adalah Goyle. Aku adalah jenderal perang kerajaan Dominia", kata alien itu, Goyle. "Sepertinya kalian sudah lancang melihat-lihat arsip kerajaan ini. Kalian sudah siap mati rupanya", kata Goyle lagi sambil tersenyum jahat. Meylin dan Bofu semakin waspada pada alien yang satu ini. Setelah dilihat lebih jelas, dialah jenderal jahat yang ada di rekaman video tadi.
Meylin dan Bofu mencoba melancarkan serangan pada Goyle. Tapi semunya bisa ditangkis oleh Goyle dengan mudah.
Meylin dan Bofu benar-benar terdesak. Goyle ternyata begitu kuat. Pengalaman bertarung jenderal alien berusia ratusan tahun itu tentu begitu banyak. Mereka sampai terdesak ke ruangan nuklir.
"Kalian benar-benar manusia yang menarik. Baru kali ini ada yang sanggup bertarung melawanku selama ini. Apa lebih baik kalian kukutuk jadi monster saja yah, biar menjadi seperti pangeran bodoh itu? Hahahaha", kata Goyle sambil tertawa lebar.
"Benarkah itu Goyle? Jadi selama ini….", kata Forgana tertahan. Goyle menoleh ke belakang. Forgana dan Silvia sudah berdiri di belakangnya dan mendengar semua ucapannya tadi.
"Wah.. wah.. ada yang menguping pembicaraanku rupanya", kata Goyle.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments