Bab 16

Resmi hari ini, Bara mulai menjadi mahasiswa di kampus Melo dan tentu saja Zahra. Berita gembira ini tentu saja di sambut Zahra dengan penuh suka cita. Kini dia bisa setiap hari bertemu dengan Bara.

Tapi Zahra ternyata gadis yang sangat manja dan banyak mau nya. Sebulan setelah resmi menjadi mahasiswa, Zahra selalu meminta Bara untuk bolos dengan nya. Pilihan yang sangat sulit bagi Bara. Dia ingin menyenangkan hati Zahra dengan memberikan apa pun yang gadis itu minta, tapi dia juga tidak bisa menyia-nyiakan nya kesempatan yang sudah di berikan nenek Christin.

"Sorry Ra, aku ga bisa bolos. Ini mata kuliah penting. Aku ga mau nanti nilai ku di kasi E, bakal ngulang tahun depan" ucap Bara memberi pengertian pada Zahra.

"Kamu udah ga sayang lagi sama aku ya?" senjata Zahra tiap kali punya permainan tapi di tolak Bara. Seperti waktu itu, Zahra merengek ingin bertemu, tapi Bara menolak dengan alasan sudah terlalu malam. Zahra pun mengeluarkan jurus ampuh nya hingga Bara memenuhi keinginannya. Pria itu terpaksa berbohong pada Christin saat pamit keluar, dengan alasan ingin membeli keperluan buat tugas kampus nya.

"Jangan gitu dong Ra, kamu tahu aku sangat menyayangi mu, tapi aku ga bisa bolos. Kamu tahu kan aku bisa kuliah karena kebaikan nenek Christin. Aku ga mungkin mengecewakan nya"

"Bodo! aku benci pada mu" salak Zahra dan berlalu meninggalkan Bara di depan fakultas nya.

Bara hanya bisa memandangi kepergian wanita yang dicintainya itu, sesaat sebelum melangkah naik ke jurusannya.

Kuliah di tempat yang sama, tapi ketiga nya berada di jurusan yang berbeda. Zahra mengambil jurusan sosial politik, Melo di jurusan bahasa Inggris dan Bara di memilih ekonomi bisnis.

Fakultas Bara dan Melo posisinya saling berhadapan jadi tidak jarang mereka bisa saling bertemu tanpa sengaja. Belum lagi kantin mereka juga satu, hingga sering bertemu saat jam makan siang. Untuk bulanan Bara, Christin tiap bulan mentransfer sejumlah uang selain gaji bulanannya. Sebenarnya bagi Christin, status Bara sebagai supir hanya formalitas agar pria itu mau tetap di sisi Christin. Bagi wanita tua itu Bara adalah cucunya, yang dia sekolahkan sepenuh hati.

"Udah lama Meo?"

"Baru aja" jawab Melo tak lagi protes seperti awal Bara memanggilnya dengan sebutan itu. Meo!

"Yuk.." Melo mengikuti langkah Bara menuju parkiran.

Kalau bagi Zahra atau pun Bara, diangkat sebagai cucu oleh Christin adalah anugerah, tidak bagi keluarga Pillar, terlebih Satria yang memang memiliki dendam khusus pada Bara.

Saat pulang dari kampus, Bara di kejutkan oleh kehadiran Satria. Bagiamana pun melihat pria ini, Bara merasa bersalah karena sudah pacaran dengan Zahra diam-diam. Kalau di pikir Bara seolah pria yang tidak punya harga diri. Mau menjadi selingkuhan Zahra hanya karena sangat menyukai gadis itu. Kalau lah Bara berani meminta Zahra untuk memutuskan hubungannya dengan Satria, pasti Bara tidak akan jadi pengecut seperti ini.

"Ngapain lo di sini?" hardik Satria dengan wajah berubah merah.

"Aku..aku tinggal di sini pak"

"Pak..pak..kapan gue kawin sama nyokap lo. Gue tanya kenapa lo bisa tinggal di rumah ini? dasar ga punya malu, ngemis sama nenek gue lo?" maki satria bangkit dari duduk nya dan berjalan mendekati Bara, bahkan pria itu meludahi sepatu Bara.

Melo sudah pergi dalam diam, meninggalkan keduanya untuk segera mencari bala bantuan. "Kenapa kau terburu-buru? seperti baru melihat hantu saja" ucap Christin yang melihat Melo berlari ke arahnya

"Itu..itu nek..Kak Satria marahi Bara. Takut nya nanti mereka saling adu jotos nek" Christin yang mendengar langsung melangkah menuju tempat di mana kedua pemuda itu berdiri. Satria bahkan sudah memberikan pukulannya pada perut Bara yang dipegangi oleh kedua anak buahnya.

"Hentikan..apa yang kau lakukan Satria?" salak Christin berang. "Lepas kan dia!"

"Untuk apa gembel sekaligus pengkhianat ini di sini? nenek tahu apa yang sudah dia lakukan pada ku nek? dia sudah berani merayu tunangan ku bahkan mencium Zahra!" geram nya menatap Bara yang tertunduk malu.

Sudah dua kali Satria di biarkan memukul Bara tanpa di lawan pria itu. Bara merasa pantas mendapatkan nya. Dia memang pria brengsek seorang pengkhianat. Kalau bapak nya di kampung tahu kelakuan nya ini, pasti akan menyesal sudah membesarkan dirinya.

"Apa pun kesalahan yang sudah dia lakukan, kau tidak boleh main hakim sendiri, terlebih melukai nya di rumah ini" bentak Christin.

"Nenek, dia orang lain, kenapa lebih membela nya di bandingkan aku, cucu kandung nenek?" Satria semakin geram karena nenek nya masih tetap membela Bara walau Satria sudah membeberkan kesalahannya.

"Nenek bukan membelanya. Kalau memang yang kau katakan itu benar, nenek pasti akan menghukumnya, tapi nenek tidak membenarkan kau main hakim sendiri. Dan soal status nya, kini kalian sama, karena nenek sudah mengangkat nya jadi cucu nenek. Adik mu"

"Apa nenek sudah pikun atau gimana? mengapa mengangkat nya jadi anggota keluarga ini sementara dia bukan siapa-siapa!"

"Itu keputusan ku, kau tidak berhak menentangnya" sambar Christin kesal akan sikap Satria yang tidak sopan padanya.

"Kami tidak setuju Bu" suara Nina yang mendekat membuat semua menoleh ke arah suara itu. Burhan dan Nina bergabung bersama mereka membawakan rasa jengkel dan tidak suka pada Bara. Kini semua anggota keluarga Pillar sudah berkumpul, tentu saja Nina berani menentang keputusan ibu nya.

"Kau pun ikut menentang ku?"

"Ibu aku mohon, jangan menjadi gila hanya karena putra mu meninggal" ucap Nina yang tidak perduli apa kah sudah sangat menyakiti hati ibu nya.

"Ya...kau benar, aku memang sudah gila. Karena kau menganggap ku seperti itu, maka percaya saja apa yang kau pikirkan. Kegilaan ku akan membuat hidup kalian menderita!"

"Apa maksud ibu?" tantang Nina. Burhan sudah memberi tanda pada Nina, agar menahan emosi nya melalu colekan pada lengan istrinya, tapi tampak nya emosi Nina sudah memuncak kala mendengar ibunya sudah mengangkat Bara menjadi bagian dari keluarga ini.

"Jangan menguji kesabaran ku. Keputusan ku sudah bulat, jangan pikir aku tidak tahu niat buruk kalian terhadap ku. Ingat lah, jika aku dan ayah mu telah tiada, maka anak ini, anak yang kalian benci nya akan ku pertimbangkan sebagai ahli waris ku" ujar Christin dengan tegas sebelum menarik tangan Bara ikut bersamanya ke atas.

"Apa maksud nenek Bu? aku tidak akan terima kalau gembel itu jadi anggota keluarga ini, terlebih jadi ahli waris Cayapata" sambar Satria menggelar. Bagaimana tidak, kalau sampai hal itu terjadi, kedudukan Bara akan lebih tinggi dari nya, dan semua perusahaan anak kembali ke tangannya. Satria tidak akan menerima hal itu.

"Kamu tenang saja nak, hal itu tidak akan pernah terjadi" ucap Burhan dengan yakin.

Terpopuler

Comments

Sarah Harona

Sarah Harona

Bara jgn mngecawakn orang yg sdh membantumu hanya gara2 perempuan jdi kesel mbacanya

2023-04-24

0

@Heni khan 😚❤️🇵🇸

@Heni khan 😚❤️🇵🇸

jangan buat mc nya lembek dong thor

2022-11-13

0

Fano Jawakonora

Fano Jawakonora

jgn lama thor ungkap lks ltr blkang bara lbh cpt lbh bgs

2022-10-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!