Bab 5

Bara terpukau melihat ruangan mewah itu. Di seberang meja kerja itu, seorang pria yang mungkin lima tahun di atasnya tampak duduk dengan gagah, sembari memeriksa berkas. Sementara sang asisten berdiri di samping nya menunggu file yang sedang di tandatangani pria yang akan menjadi bos baru nya.

"Ini.." ucap nya menyerahkan berkas itu pada sang asisten.

"Siapa dia? mengapa kau membawa nya kemari,Ton? dan anda pak Sugito kan? lama tidak bertemu. Apa yang membawa anda kemari?"

"Maaf mengganggu waktu anda tua. Ini.."

"Dia ini supir baru anda bos. Atas rekomendasi pak Sugito" sambar Toni menerbangkan.

"Oh. Dia siapa nya bapak?" Di mata Bara, Satria sangat berwibawa. Dia begitu mengagumi cara bicara dan penampilan pria itu. Sungguh sangat berkelas.

"Dia kenalan saya pak. Dari nyonya besar, saya mendapat informasi kalau tuan butuh supir, makanya saya bawa anak ini"

"Toni, kau urus semua nya. Berikan dia pakaian yang layak. Dan kau, aku tidak ingin penampilan mu besok kayak gembel seperti ini" ujar Satria bangkit dari duduknya.

"Baik bos." ucap Bara tegas.

Besok nya Bara sudah tiba di apartemen Satria. Kemarin sore selepas menghadap Satria, Tini banyak memberikan pelatihan dan info yang harus dia ketahui seputar tugasnya dan karakter Satria agar saat bekerja tidak membuat Satria kesal.

Semua di hafal Bara dalam satu malam. Hingga pagi ini dia bisa datang dengan percaya diri. Supir Satria di wajibkan memakai stelan jas. Dan dengan tubuh proporsional nya, Bara justru terlihat tampan bak CEO muda, ketimbang menjadi supir.

Lita bahkan tidak bisa mengedipkan matanya sangkin takjub melihat penampilan baru Bara. Rambut nya sudah di pangkas rapi. Dan stelan jas hitam itu menambah aura tampan dan berkelas pada dirinya.

Pak Sugito hanya mengantar Bara sampai di depan apartemen. Menunggu Satria turun, Bara hanya berbincang dengan sekuriti apartemen.

Melihat kedatangan Satria, Bara buru-buru bangkit dan menyongsong kedatangan pria itu. Dan semenjak hari itu Bara setia membawa Satria kemana pun. Pulang kerja, Satria akan pergi ke bar minum bersama teman-temannya dan Bara akan setia menunggu di parkiran dalam mobil.

Ini lah resiko pekerjaannya. Dia mungkin tidak mengeluarkan keringat, tapi waktu nya harus tersita untuk menunggu sang tuan muda. Bahkan saat pria itu bersenang senang di hotel dengan seorang wanita, Bara akan menunggu dengan setia di lobby hotel.

Tidak mengapa, sebanding dengan gaji yang dia terima. Selain pakaian, Bara juga disediakan kontrakan yang tidak jauh dari apartemen Satri agar memudahkan dirinya untuk tiba di depan sang bos kapan pun mendapat panggilan.

Bara pamit pada baik-baik pada keluarga Sugito, terlebih pada Bu Ima yang selama ini begitu baik mengurusnya seperti anak sendiri.

Tapi Bara berjanji setiap ada libur, Bara akan datang berkunjung.

***

Dua bulan sudah Bara mengikut Satria. Pria itu memang seorang CEO sukses dengan perusahaannya raksasa yang patut di perhitungkan. Tidak banyak yang Bara tahu informasi tentang Satri. Dimana Keluarga nya, apa dia sudah menikah, Bara sama sekali tidak tahu. Dan dia juga tidak berusaha ingin tahu. Yang dia lakukan hanya melakukan pekerjaan.

Sampai suatu hari, Bara di tugaskan untuk menjemput seorang gadis di bandara. Tentu saja Bara tidak bertanya perihal gadis itu siapa. Tapi dari Toni yang memberikannya mandat, gadis itu adalah tunangan tuan Satria.

"Kamu jemput non Zahra ke bandara. Tuan Satria tidak bisa ikut, karena harus meeting dengan PT Carvindo" perintah Toni mengirimkan photo seorang gadis cantik ke ponsel Bara.

Dahi Bara mengernyit tampak memikirkan sesuatu. Kalau itu tunangan Satria, lantas gadis yang kerap di bawa pria itu ke hotel siapa? Bara bukan lah pria bodoh yang tidak mengerti apa yang di lakukan sepasang anak manusia dalam hotel dari malam hingga subuh. Saat itu lah Bara sadar. Ternyata Satria bukan pria yang patut di jadikan contoh. Gaya hidup orang kaya memang sungguh berbeda.

Setelah menunggu setengah jam, Gadis yang sesuai dengan photo yang di berikan Toni muncul. Segera Bara menghampiri wanita itu yang tampak terkejut karena yang datang menjemputnya bukan kekasihnya.

"Maaf non. Saya Bara, di tugaskan tuan Satria menjemput nona" ucap Bara memperkenalkan diri.

Zahra, dibalik kaca matanya menatap Bara tajam. Entah apa yang berbeda. Dia sudah bertemu banyak pria tampan, bahkan mungkin yang lebih tampan dari Bara di luar negeri, tapi yang satu ini bagi nya sangat berbeda. Hatinya begitu saja tertarik untuk terus menatap wajah pria itu.

Sadar Ara, di itu cuma supir tunangan kamu!

"Oh. Satria mana? kenapa ga ikut jemput?" tanya nya lembut.

Bara menjelaskan seperti yang sudah di terangkan Toni padanya tadi. Sepanjang perjalanan tidak hentinya Zahra menatap Bara lewat kaca spion depan mobil.

Semakin di amati semakin ingin terus melihat. Bara begitu tampan pesona nya tentu saja cepat mencuri perhatian Zahra. Tapi lagi-lagi dia mengingatkan posisinya.

Zahra meminta Bara mengantarnya ke rumahnya mewah yang merupakan Hartawan, papanya yang juga seorang pengusaha besar.

"Ini koper nya non. Kalau begitu saya pamit dulu" ucap Bara sopan.

"Bara.."

"Iya non?" Bara memutar kembali tubuhnya menghadap Zahra saat panggilan gadis itu dia dengar.

"Terimakasih"

Sebenarnya bukan itu yang ingin di katakan Zahra, tapi justru itu yang keluar dari mulutnya. Seandainya Bara bukan supir, mungkin Zahra akan meminta nomor telpon Bara, tapi status mereka yang berbeda membuat Zahra mengurungkan niatnya.

"Sama-sama non. Saya permisi"

Hingga punggung tinggi dan tegap itu menghilang masuk kedalam mobil, Zahra masih terus setia mengamatinya.

Baru lah Zahra bisa memutuskan, Mata pria itu yang sudah menghipnotis hingga ingin dan ingin lagi menatap pria tampan itu. Sayang sekali dia adalah supir. Lagi-lagi hal itu di gumam kan nya dalam hati.

Bukan hanya Zahra, Bara juga merasakan hal yang sama. Terpesona pada pandangan pertama. Tapi dia ingat statusnya hingga tidak berani lebih jauh. Mencuri pandang lewat ekor mata saja sudah cukup menegangkan bagi Bara.

"Non Zahra itu bukan manusia, mungkin dia Dewi. Dia begitu cantik dan anggun" cicitnya masih membayangkan lembut dan cantik nya wajah Zahra.

"Tuan Satria memang beruntung. Sudah kaya, punya pacar secantik itu"

Bara kembali ke kantor. Di perjalanan tadi, dia sudah di hubungi Toni yang memintanya untuk segera datang, Satria mau pergi. Dengan kecepatan tinggi Bara pun membelah jalanan menuju kantor Satria.

"Kenapa lama? sudah kau antar Zahra ke rumah nya? apa dia marah karena aku tidak ikut menjemputnya?"

Rentetan pertanyaan itu di jawab Bara saat mobil sudah melaju menuju salah satu rumah yang sudah beberapa kali Bara datangi bersama Satria. Rumah selingkuhan Satria tentu saja.

Terpopuler

Comments

@Heni khan 😚❤️🇵🇸

@Heni khan 😚❤️🇵🇸

terbang ke mana Thor 😂😂

2022-11-13

0

Z3R0 :)

Z3R0 :)

day

2022-07-09

2

Z3R0 :)

Z3R0 :)

Kek kenal oh zhara MC novel 1095 the before apocalypse

2022-07-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!