Tujuh

Cahaya mengerjapkan matanya. Bayangan tadi siang saat di taman berputar diingatan. Kebersamaan dengan Raja, Kim yang harus pergi karena urusan yang tidak diketahuinya, dengan tatapan seolah tidak rela dia bersama Raja, membayang jelas. Bolehkah dia berharap kalau itu tatapan kecemburuan?

Andai saja Alya belum pernah mengungkapkan kalau dia tertarik pada Kim, mungkin Cahaya akan lebih leluasa mengekspresikan perasaan yang diam-diam hadir dan bertumbuh di hatinya. Tapi tidak, Cahaya tidak akan membuat persahabatannya dengan Alya ternoda karena seorang pria.

Raja. Pria blasteran Pakistan Indonesia itu dengan penuh percaya diri menunjukkan bahwa dia menyukai dan mencintai Cahaya. sekilas tampak mustahil, dalam hitungan jam Raja jatuh cinta padanya. Dan tiga hari, waktu yang diberikan Raja menunggu jawaban cinta darinya.

Cahaya tidak menyukai Raja?

Bukan. Dan siapa yang tidak tertarik saat melihat fisik Raja? Wajah yang rupawan, postur tubuh tinggi tegap, kulit putih, hidung mancung, mata besar dengan tatapan yang lembut, dan jangan lupakan bibir tebal seksinya. Dan Cahaya suka. Tapi belum pada tahap rasa berlebih seperti kepada Kim.

Kim yang di mata Cahaya terlihat penuh kharisma, dengan logat bicara bahasa Indonesia yang terdengar lucu saat berbicara, wajah yang sangat khas Korea, apalagi saat tertawa. Ah, Cahaya suka. Bukan. Bukan... Tapi cinta lebih tepatnya.

Ya, dua minggu, hanya dalam waktu dua minggu, dan dia yakin kalau rasanya untuk Kim adalah cinta. Tapi mungkin harus segera dia hempas karena seorang Alya yang dengan mengatakan padanya, bahwa Alya menyukai Kim.

Lalu, ada Raja yang menunggu kepastian. Tak ada yang salah bukan kalau dia menerimanya?

Drrrttt!

Getaran ponsel yang disimpan di samping bantal membuyarkan lamunan. Dengan sedikit mengernyit melihat nama yang tertera di sana.

Lovely Calling.

Cahaya yakin, dia tidak memiliki kontak dengan nama tersebut. Secara dua bulan ini, status jomblo disandangnya setelah kisah cintanya dengan Yusuf kandas. Lalu siapa Lovely?

Panggilan terhenti dengan Cahaya yang masih berpikir.

Drrrttt.

Lagi. Kontak itu memanggil.

"Hallo?" penasaran. Cahaya pun menerima panggilan teraebut.

"Ah, akhirnya... Apa aku mengganggu?"

Suara seorang pria terdengar.

"Siapa ya?!"

"Sudah lupa dengan suaraku?"

"Maaf? Sebaiknya jangan berbelit. Siapa ini?"

"Bukankah sudah jelas kalau yang menelepon Lovely? Padahal, baru tadi siang kita bersama, secepat itu kau lupakan aku, Cinta?"

Tadi siang?

"Pak Raja?"

"Aa, Sayang. Bukan Bapak. Masa sama pacar manggil Bapak?!"

Senyum Cahaya perlahan mengembang mendengar ucapan Raja. Receh.

"Belum jadi pacar. Masih nunggu dua hari lagi."

"Jangan terlalu banyak berpikir, Nona Manis. Terima saja. Kau takkan pernah menyesal menerimaku."

Cahaya terkekeh. Tampaknya memang tidak buruk kalau dia mencoba menerima Raja dalam hidupnya.

"Apa Aa selalu menggombali gadis yang Aa temui?"

"Boleh aku jujur?"

"Katakan!"

"Aku sendiri heran dengan diriku. Kenapa bisa seperti ini setelah bertemu denganmu? Bisa jadi kamulah jawaban do'a yang selalu aku panjatkan. Kalau kamu percaya, Aya, kamulah gadis pertama yang merebut seluruh perhatianku saat pertama sua. Aku dikenal dingin oleh wanita, terlebih saat tunanganku meninggalkan aku dengan sahabatku. Ku tutup luka hati, dengan berubah menjadi pria yang gila kerja, dingin pada wanita. Hingga, orangtuaku pun heran dengan perubahan itu. Ah, kenapa juga harus cerita soal itu. Tapi yakin lah aku serius, Aya. I love you!"

Mata Cahaya terpejam mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Raja. Hatinya berdesir.

"Aya? Kamu tidak tidurkan?"

Cahaya bangun dari berbaringnya. bersandar ke tembok di atas kasur lantai tempatnya melepaskan lelah setelah seharian kerja. Fasilitas yang diberikan perusahaan hanyalah selembar kasur lantai, dengan selimut tebal penahan dingin yang menggigit.

"Iya, A. Aya dengerin kok."

"Lalu?"

"Apanya?"

"Jawabannya?"

"Dua hari lagi, A."

"Tak bisakah kau jawab IYA sekarang? Ah, Rasanya aku sudah tak kuat menahan rasa ini."

"Lebay, deh!"

"Terserah apa katamu. Tapi inilah perasaanku padamu. Aku sungguh-sungguh mencintaimu!"

"Terimakasih untuk cinta yang Aa tawarkan padaku. Tunggulah jawabannya dua hari ke depan. Atau lupakan."

"Ah, Sayang. Kenapa tega kau gantung hatiku?!"

"Rasanya gimanaaa gitu, denger Aa manggil aku SAYANG?!"

"Emang kenapa?"

"Risih aja. Kan belum jadian."

"*Ngga pa-pa, biar kamu terbiasa dengan panggilan dari aku. Di luar sana salju turun dengan lebat, Ya. Pemanas ruangan berfungsi dengan baik kan?!"

See*?

Bahkan lewat sambungan telepon pun, perhatian Raja tidak berkurang.

Ah, kenapa kamu begitu manis, A?

"Berfungsi, A." jawab Cahaya sambil menempelkan telapak tangan ke lantai yang berlapis karpet di bawah kasur lantainya. Hangat terasa di bawah sana, cenderung panas malah, menandakan bahwa pemanas ruangan bekerja sesuai dengan fungsinya.

"Baiklah, Cinta. Sudah malam. Besok jangan sampai kesiangan, tidurlah. Jangan lupa mimpikan aku. Sleep tight, Sweatheart!"

"Iya, A. Mimpi indah juga."

"Ya sudah tutup teleponnya. Atau mau kasih sun dulu?"

"Ish, apaan sih?! Ya udah aku tutup ya?! Assalamua'laikum?"

"Wa'alaikumussalam, Sayang!"

Cahaya meraba dadanya yang kini berbunga. Ternyata tidak sulit untuk jatuh cinta pada Raja. Semua kata-kata Raja melambungkan perasaannya tinggi. Seindah itu dicintai, sebahagia itu diharapkan. Cahaya yakin dan bertekad akan menerima Raja dalam hidupnya.

Aku harap ini tidak salah. Lagi pula belum tentu Kim menyukaiku. Dan cinta Raja terlalu sombong untuk ditolak.

Ting!

Satu pesan masuk. Laras.

Aku pikir dari Raja. Ish, kenapa juga aku jadi ngarepin Raja, sih?

Dengan mengulum senyum di bibir, Cahaya membuka pesan yang dikirimkan oleh Laras sahabatnya di kampung.

Laras

[Ya, Siapa tuh yang ngetag kamu di fb? Ya, Allah, Ya. Ganteng banget. Pacar baru ya? Belagu lah, mani ngga cerita sama aku.]

Me

[Aku belum buka fb, Ras. Emang ada apaan?] Send. centang biru.

Laras

[Ya udah buka dulu fbnya. pada heboh loh teman yang komentar di sana. Aku lihat Yusuf juga nge-like photo itu.]

Me

[Photo apaan sih?] centang biru.

Laras

[Ya udah lihat aja sendiri. Udah dulu ya.]

Me

[Iya.] Send centang dua.

Penasaran dengan apa yang dikabarkan Laras, Cahaya langsung membuka aplikasi sosial medianya.

Benar ada yang menandainya dalam beberapa photo.

Rajendra Raja. Akun fb tersebut.

Bukankah ini akunnya Raja?

Dan Mata Cahaya langsung membulat, dengan mulut setengah terbuka melihat photonya dengan Raja yang di beri tulisan.

Indahnya saat bersamamu, Cahayaku. Dinginnya Korea tak terasa saat senyum indahmu menghias bibir. Semoga awal yang indah berakhir bahagia ♡♡.

Photo yang menampilkan Raja dan dirinya yang tengah tersenyum lebar ke arah kamera, dan beberapa photo yang tidak diingatnya sama sekali. Sepertinya Raja mengambil photonya secara candid camera. Di sana, dia tampak sangat cantik dengan hamparan putih salju yang indah.

Sudah ada seratus like, love, dan emotikon terkejut di sana. Belum lagi komentar yang cukup ramai.

Candramuka

Raja... lagi di Korea? Ah, senang sekali.

Cinta Kamu Selalu

A Raja jahat! Kenapa photo bareng sama cewek lain sih?

Winda Ismail

Wah, Pak Raja sama siapa tuh? Bening bener! Selamat ya, Pak. Jangan-jangan sambil Honeymoon lagi.

Andre Setiawan

Siapa tuh, Bro? Selamat deh kalau sudah move on. Hempaskan mantan. BTW punya temen ngga tuh cewek mu?

Siska Erna

Aduuuh, potek hati adek, Bang!

Gilang Firza

Yakin yang ini? Aku juga mau, Ja. Kapan balik?

Khodijah Subrata

A, siapa tuh? Cantik bener. Aku bilangin Ummi ya, biar kalau pulang langsung lamaran. Awas, jangan macam-macam di sana.

Laraswati

Woooow, Aya! Jelasin sama aku siapa dia?

Rena Anjarwati

Teh, Aya! Ganteng banget pacarnya.

Dan mata Cahaya terhenti di komentar dengan akun Yusuf Aja. Yusuf mantan kekasihnya.

Yusuf Aja

Benarkah tempatku telah terganti Cahaya?

Nampak beberapa balasan di kolom komentar Yusuf. Dan Cahaya tidak tertarik untuk membacanya.

Dan Raja tampak menulis komentar juga di sana.

Rajendra Raja

Maaf ngga bisa balas satu-satu. Do'ain aja semoga ini yang terakhir.

Ya, Allah. Kenapa Raja seakan mengumumkan pada dunia tentang dirinya?

Cahaya sudah tidak tertarik membaca komentar yang ada di photo itu.

Setelah menutup aplikasi fb-nya. Cahaya menyimpan kembali ponselnya di samping bantal. Lalu merebahkan kembali tubuhnya, menarik selimut hingga sebatas dada.

Ada senyum terukir. Raja benar-benar gila. Dan Cahaya suka dengan itu. Kantuk mulai menyapa, perlahan mata indahnya meredup dan kemudian tertutup sempurna. Membawa senyum yang masih menghias wajah cantiknya.

Jarum jam menunjuk di angka sepuluh malam. Unit apartemen yang di tempati Raja yang bersebelahan dengan unit Cahaya masih diwarnai suara penghuninya. Raja, Andri, dan Adrian sedang menikmati kopi yang mengepulkan asap, menghalau dingin udara.

Hanya saja Raja sesekali sibuk dengan benda pipih di tangannya, yang sedari tadi tak berhenti berbunyi.

Ya, Raja tengah di interogasi oleh Sang Ibu, terkait photonya yang diunggah di akun media sosialnya.

Raja semakin tidak sabar menunggu jawaban Cahaya dua hari ke depan. Melihat antusias ibunya dalam menanyakan siapa Cahaya.

TBC

Terpopuler

Comments

Retina Bocahe Klinthink

Retina Bocahe Klinthink

kasi wktu buat kim nyatain cinta nya jg....baru milih siapa

2021-02-20

0

pinnacullata pinna

pinnacullata pinna

hadeuuh raja pede gila ya mak 🙈🙈🙈

tengsin klo aku mah 🙏


btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏☺️☺️

2021-01-18

0

Rangga RifQi ChynkMamah

Rangga RifQi ChynkMamah

aku suka.... ceritanya

2020-12-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!