Tengah hari, proses pengajuan visa kerja sudah selesai di buat. Beruntung proses tidak memerlukan waktu yang lama. Dan selama itu pula Kim harus bisa menahan gejolak perasaan, saat melihat Cahaya dan Raja yang seakan tak terpisahkan. Mereka seolah mengumumkan pada dunia, kalau saat ini mereka sedang jatuh cinta. Dan Kim benar-benar merutuki kebodohannya, yang kelewat santai dalam mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya pada Cahaya.
Nasi sudah menjadi bubur, dan yang kini Kim lakukan hanya mengolah bubur itu agar lebih enak untuk dia makan. Istilah kata, apa dia harus marah atau tetap bersikap biasa saja pada Raja dan Cahaya. Walaupun Kim tahu itu tidaklah mudah. Karena Cahaya adalah gadis yang bisa merubah pandangannya tentang cinta lagi. Kepergian kekasih yang dicintanya tiga tahun lalu untuk selamanya, membuat Kim menutup hati dan meratapi hingga bertahun lamanya.
Bagaimana tidak?
Dialah yang secara tidak langsung yang membuat Sang Kekasih meninggal. Kecelakaan pesawat yang membawa pujaan hati dalam penerbangan ke Korea atas undangannya, tak pernah mendarat. Meninggalkan Kim yang menunggu di bandara, dan berakhir dengan berita kalau pesawat Kore Airlines yang ditumpangi kekasihnya mengalami kerusakan dan jatuh.
Dan kekasihnya menjadi salah satu korban yang meninggal. Kim muda hanya bisa histeris, saat pihak maskapai mengumumkan kecelakaan tragis tersebut.
Menutup hati dan menyalahkan diri sendiri, membuat Kim tak pernah lagi merasakan indahnya cinta. Hingga tiba saat dia menjemput seorang karyawan magang yang datang dari Indonesia, saat itulah Kim tak bisa mengalihkan pandangan, saat bertemu Cahaya untuk pertama kalinya.
Mata bulat dengan lesung pipi saat Cahaya tersenyum, merampas perhatian Kim. Kehangatan langsung dia rasakan saat suara merdu Cahaya terdengar pertama kali.
Memendam rasa suka tanpa Cahaya sadari, atau tepatnya dia yang terlalu banyak pertimbangan dan mencari waktu yang tepat agar dapat mengatakannya, harus terhempas dengan keagresifan seorang Raja, yang hanya dalam hitungan hari, berhasil menaklukkan hati Cahaya. Sedangkan dia harus berakhir kehilangan kesempatan mendapatkan Cahaya.
Ya, Kim telah kalah. Dan dia mengakui itu. Inilah saatnya untuk menyerah. Kim tidak mungkin hadir sebagai orang ketiga, dalam hubungan sahabatnya dengan gadis yang baru dikenalnya dua minggu. Kim tidak akan bertindak bodoh dengan mengorbankan persahabatan demi cinta, yang dia sendiri pun belum yakin kalau Cahaya akan menerima pengakuan cintanya.
Keluar dari bangunan kantor Imigrasi, Rombongan Kim menuju tempat parkir di mana mobil mini bus perusahaan berada. Setelah berbicara sebentar dengan sang supir, Kim menaiki mobil yang sudah lebih dulu dinaiki oleh Cahaya dan yang lainnya.
Posisi kembali seperti tadi seperti saat berangkat. Dan Raja harus kembali pura-pura kecewa dengan tingkah Cahaya yang seolah sengaja membuatnya kesal.
"Kenapa sih, ngga mau duduk bareng Aa, Ya?" Raja merajuk dengan mimik yang sangat lucu. Melihat itu Alya hanya memutar bola mata jengah. Sedang yang menjadi pusat masalah hanya terkekeh puas.
"Biar Aa ngga cepat bosan bareng sama aku terus, A. Jadi harus jaga jarak." jawab Cahaya enteng.
"Gimana mau bosan, Ya? Yang ada Aa lagi puas-puasin bareng kamu. Hari minggu Aa harus pulang ke Indonesia loh, kamu ngga pengen buat kenang-kenangan bareng Aa lama-lama?" Raja semakin bertingkah kekanakan. Dan anehnya Cahaya tidak merasa terganggu sekali dengan kelakuan Raja.
Padahal dulu dia sangat tidak senang saat Yusuf, mantan pacarnya bersikap kekanakan. Ah, benar-benar Raja merubah semua kriteria lelaki yang Cahaya buat untuk menjadi kekasihnya.
"Pindah sana, Ya! Geli aku lihat A Raja yang terlihat 'laki banget' berubah jadi alay!" ujar Alya yang langsung mendapat tatapan nelangsa Raja, saat mendengar dia menjadi anak alay.
"Tega banget deh, Al, bilang aku alay!"
"Ya udah, aku ralat deh, A. BUCIN!" kata Alya yang langsung disambut gelak tawa yang lain, kecuali Kim tentunya. Selain karena tidak mengerti apa itu alay dan bucin, juga karena masih belum sepenuhnya ikhlas menerima kekalahan.
"Raja, duduk yang benar, mobil sudah melaju!" peringat Kim mengurangi kecanggungan yang dirasa, karena interaksi Raja dan Cahaya.
"Oh, Ok, Kim. Sorry!" Raja yang memang tidak mengetahui perasaan Kim menurut. Dia pikir Kim melakukan hal itu semata-mata karena kepedulian seorang sahabat.
"Noh, jadinya ditegur Oppa. Lebay sih." Alya masih saja mengejek Raja, sementara Cahaya terkekeh melihat kekasihnya di tegur Kim.
Setelah menjulurkan lidah membalas Alya yang mengejeknya dan mengusap mesra kepala Cahaya, Raja pun berbalik dan duduk dengan tenang.
"Usap aja terus! Ish, mataku disuguhi adegan dewasa terus."
"Apaan sih, Al? Mulutmu itu." ujar Cahaya sambil mencubit pelan lengan Alya.
"Habis, ngga kasihan banget deh sama jomblo. Mana yang di sebelah ngga sadar lagi, kalau ada gadis cantik yang mengharapkan perhatian? Ya, Allah, bantu Alya. Ya, Allah!" Alya memelankan suaranya pada akhir kalimat dan melirik ke arah Kim yang menatap keluar jendela.
"Sabar. Kasih kode terus, Al. Atau kamu bilang aja sama Oppa, kalau kamu suka sama dia." Cahaya yang paham yang dimaksud Alya menyemangati Alya, walaupun tidak sepenuhnya.
"Ih, ogah! Aku tuh pengen kayak kamu yang dikejar sama A Raja, Ya. Ada kebanggaan saat lelaki mengejar kita. Bukan kita yang nembak duluan."
"Ya, ngga ada salahnya juga, Al. Dari pada keduluan sama orang, mending kamu gerak duluan." Cahaya masih mencoba memprofokasi Alya, agar lebih berani menunjukkan perasaan pada Kim.
"Ngga, pokoknya aku bakalan nungguin Oppa menyadari dan membalas perasaan aku, Ya. Dan aku yakin itu tidak lama lagi."
Cahaya mengangguk-anggukan kepala. Dia pun melirik ke arah Kim yang masih melihat keluar jendela.
Lihat ke sini, Oppa!
Dan Kim pun memalingkan wajahnya. Mata mereka terkunci. Menyalurkan perasaan yang tak terungkap. Cahaya kaget, saat suara hatinya seakan terdengar oleh kim.
Cahaya memutus tautan mata mereka lebih dulu. Dia tak ingin terlena dalam kelembutan Sorot mata itu. Dia sudah mengambil keputusan, dan dia harus konsisten dengan pilihannya itu.
Kim mendesah kecewa, saat Cahaya memilih memalingkan wajah dari pada mencoba memahami sinyal cinta yang diberikan olehnya lewat tatapan mata barusan.
Atau memang Cahaya tidak tertarik padanya sama sekali?
Kim bangun dari duduknya dan berpindah ke depan mendekat supir. Berbicara sebentar kemudian memilih diam.
Kepindahan Kim membuat dua orang gadis yang menyukai Kim dalam diam itu kecewa.
"Ih, malah pindah!" gerutu Alya tak terima.
"Kejar, Al!"
"Males! Ngga peka banget deh! Mending Bobo Lagi." Alya pun langsung memejamkan mata.
Drrttt... Drrtt...
Cahaya merasakan getaran ponselnya dari dalam tas. Setelah dibuka ternyata Raja yang mengirim pesan. Cahaya menggeleng kepala melihat tingkah Raja. Mereka pun asyik bercengkrama tanpa perduli dengan sekitar.
Mobil memasuki tempat parkir salah satu tempat makan siap saji. Hal itu membuat Raja yang menyadari kalau mobil berbelok melihat ke arah Kim.
"Di mana ini, Kim?" pertanyaan Raja membuat yang ada di dalam mobil melihat keluar jendela, lalu menatap Kim menunggu jawaban.
"Kita makan siang dulu, ngga masalah bukan makan di sini saja?" tanya Kim memastikan sebelum mobil berhenti.
Pertanyaan Kim dibalas gelengan tidak keberatan oleh semuanya. Kecuali Alya yang memang sudah tidur lagi.
"Ok, baguslah kalau tidak masalah."
"Tapi, Mr. Saya belum punya uang Korea?" ujar Andri yang diangguki Adrian.
"Tenang saja." jawab Kim.
"Wah, dibayarin sama, Mr, ya?" celetuk Adrian semringah.
"Tidak, pakai uang perusahaan. Ada jatahnya."
Mobil pun berhenti. Kim mendahului turun dari mobil.
Cahaya membangunkan Alya dengan menepuk lengan sahabatnya itu.
"Bangun, makan dulu!" Alya mengerjap, lalu memindai keadaan.
"Loh, di mana ini?"
"Makan dulu."
"Kirain udah nyampe."
"Ayo, turun, Ya!" ajak Raja yang masih menunggu Cahaya, sementara Andri dan Adrian sudah turun dari mobil. Alya dan Cahaya pun mengikuti Raja turun dari mobil.
Memasuki restoran siap saji yang menyediakan ayam goreng tepung itu, Raja mencari meja yang pastinya ada Kim, Andri dan Adrian, yang sudah duduk menunggu di tambah supir.
Tangan Raja yang terus menggenggam erat jemari Cahaya menjadi pemandangan tidak menyenangkan buat Kim. Sungguh Kim, sangat. Sangat terganggu melihat kemesraan yang Raja suguhkan. Dia sudah muak dengan semua drama itu.
Tapi apakah elok, kalau dia menegur Raja agar tidak melakukan hal itu?
Apa haknya melarang?
Apakah akan baik, kalau dia meminta Raja melepaskan genggaman di tangan Cahaya?
Dan jawabannya jelas, TIDAK.
"Sudah pesan, Kim?" tanya Raja setelah mendekati meja di mana Kim duduk menanti pesanan.
"Sudah. Duduklah." jawab Kim tanpa berani menatap Cahaya yang sedikit melihat ke arahnya.
Raja menarik kursi yang ada di meja kosong bersebelahan dengan meja Kim. Di mana dengan Cahaya duduk di sana, justru membuat Kim dan Cahaya jadi berhadapan langsung.
"Duduk, Sayang!" kata Raja penuh cinta pada Cahaya. Cahaya mengangguk dan duduk di kursi yang sudah Raja persiapkan, lalu memilih menundukkan wajahnya tanpa melihat Kim.
Dan Raja pun menarik kursi di depan Cahaya untuk Alya duduk, hal itu membuat Alya senang bukan main karena bisa duduk bersebelahan dengan Kim.
"Silakan, Al."
"Uh, Aa, sweet banget. Kirain aku Cahaya doang yang diperlakukan manis." Raja hanya tersenyum menanggapi perkataan Alya.
"Aku ke toilet dulu ya, Sayang?!" pamit Raja setelah kedua gadis itu duduk dengan nyaman.
Cahaya mengangguk. Raja pun berlalu mencari toilet dengan bertanya lebih dulu pada karyawan restoran. Walaupun tidak fasih berbahasa Korea, setidaknya Raja tahu kalau harus bertanya untuk pergi ke kamar kecil.
Sepeninggal Raja, Cahaya mencoba mengangkat wajahnya. Dan hal pertama yang dilihatnya adalah, tatapan terluka dari Kim yang tengah menatapnya dalam. Mengabaikan Alya, Andri, dan Adrian yang sedang fokus pada ponselnya masing-masing.
Terjebak dalam tatapan Kim yang seperti memendam kecewa, Cahaya tak bisa memungkiri kalau Kim-lah sebenarnya yang dia inginkan.
Lalu apakah dia sudah bersikap tidak adil pada diri sendiri?
Dan Kim sendiri merasakan tatapan Cahaya padanya saat ini adalah tatapan cinta yang ditujukan untuknya.
Benarkah itu?
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🧚♀️Dian 🧚♀️
ya ampun....nyesek amat yah,aku suka Raja,suka kim juga...gmn dong😑
aya kamu maunya sama siapa....?
2022-01-06
0
....
bergadang bcanya, pdhal besok apel pgi, ku abaikan thor hanya untuk bca ni novel. vi nggk salah sih kren nya kebangetan 😊
2021-07-11
0
Retina Bocahe Klinthink
siapa yg tersakiti klo sudah begini...?semuanya kan
2021-02-21
0