Sementara itu di belahan dunia lain.
Yusuf menatap layar ponselnya dengan sendu. Hatinya terbakar cemburu. Benarkah Sang Pujaan hati telah melabuhkan cinta pada hati yang lain?
Secepat itukah 'Cahaya' nya berpaling?
Dua tahun kebersamaan mereka, lebur dalam dua bulan dengan kepergian Cahaya, dan kini di halaman Facebook Cahaya, gadis itu tengah tersenyum manis bersama dengan seorang pria yang tampan. Mereka tertawa bersama, dengan latar hamparan salju yang semakin menambah romantis suasana.
Diusapnya wajah cantik dalam gambar itu. Bibir itu dulu tersenyum dengan dirinya sebagai alasan, sekarang lelaki lain jadi alasan baru kebahagiaan Sang Dara.
Raja Rajendra.
Nama pemilik akun berwarna biru itu, menandai dalam postingan yang baru dibuatnya sepuluh menit lalu. Sejak perpisahan yang dipaksakan oleh Sang Ibu, Yusuf dengan setia selalu mengikuti Facebook Sang Mantan. Cahaya tak pernah membuat postingan apapun. Tapi hari ini, seorang pria yang saat Yusuf cek profil nya, ternyata seorang manajer di salah satu perusahaan dan juga berwajah sangat rupawan, mengunggah kebersamaan dengan Cahaya, hingga membuat dadanya berdenyut nyeri.
Memejamkan matanya yang sudah terasa panas menahan sesak, Yusuf menyimpan ponselnya. Mengusap wajahnya frustasi. Bila saja bisa meminta, dia tidak ingin menjadi anak orang kaya bila hal itu membuatnya terpisah dari gadis yang dicinta.
Tok... Tok...
"Den, dipanggil Bu Haji!" suara Bi Sumi terdengar dari balik pintu kamarnya yang tertutup rapat.
"Iya, Bi! Sebentar!"
"Kata Bu Haji sekarang, Den!"
"Ck! Iya!"
Dengan malas Yusuf bangun dari rebahannya. Melihat sekilas pada ponsel yang tergeletak di dekat bantal, yang masih menunjukkan gambar Cahaya dan Raja.
Melangkah tanpa gairah, Yusuf keluar kamar memenuhi panggilan sang ibu. Sesampainya di ruang keluarga, tampak ibunya tengah memilih kartu yang belum diketahui Yusuf apa. Di sebelahnya Sang Ayah, sedang meniup gelas berisi kopi yang mengepulkan asap tipis.
Mendengar langkah kaki mendekat, Mirna --ibu Yusuf-- mengalihkan sejenak perhatiannya dari kartu yang tengah dipilihnya.
"Sini, Sayang. Coba pilih kartu yang mana paling bagus?"
Langkah Yusuf melambat saat dengan jelas melihat kartu apa yang tengah menjadi perhatian sang ibu. Kartu undangan. Dan Yusuf tahu, ibunya tidak main-main tentang perjodohannya dengan anak pemilik peternakan sapi itu.
"Sini duduk dekat Ibu!" Mirna menepuk ruang kosong di sebelahnya. Namun Yusuf abai dengan titahnya, dan memilih duduk di sofa yang ada seberang ibunya.
"Sini, Sayang!"
"Di sini saja."
"Ya udah. Mana yang bagus menurut kamu?" disebarnya kartu dengan berbagai warna dan ukuran itu di depan Yusuf. Tampak sekali binar kebahagiaan di wajahnya.
"Yusuf ngga mau nikah sama Sari, Bu." wajah bahagia Mirna perlahan mengeras. Marah, dengan penuturan putra tercinta.
"Ibu bukan mengajak diskusi. Dan kamu, tidak punya pilihan. Pilihan kamu hanya memilih kartu mana yang bagus. Itu saja!"
"Tapi Yusuf tidak mencintai Sari, Bu." ucap Yusuf mengharap pengertian sang ibu.
"Lalu siapa yang kamu harapkan? Si Aya? Sadar kamu, dia tidak sederajat dengan kita."
"Tapi Yusuf sangat mencintai Aya, Bu. Kami sudah dua tahun menjalin kasih. Dia gadis baik-baik. Walau pun bukan dari keluarga kaya tapi mereka orang baik, Bu--"
"Cukup, Yusuf! Ibu ngga mau dengar apa-apa lagi soal Cahaya. Pernikahan kamu sudah ditentukan, dua bulan dari sekarang."
"Bu... Aku mohon, pertimbangkan lagi!" bergetar suara Yusuf saat memohon pada ibunya. Mencoba mengetuk kerasnya hati Sang Ibu, agar merubah keputusan yang sangat penting dalam hidupnya.
"Apalagi yang harus dipertimbangkan? Sari lebih baik dari si Aya. Dia cantik, berpendidikan, sopan santun, dan yang paling penting setara dengan kita. Ngga kayak si Aya, yang cuman anak petani!"
"Pak, bantu aku." merasa gagal menghadapi keras pendirian ibunya, Yusuf beralih pada Pak Burhan, ayahnya.
Pak Burhan yang tengah menghisap rokok, melirik ke arah Yusuf. Wajahnya tenang tanpa beban sama sekali.
"Bapak ngikut saja. Yang terbaik buat kamu, masa depan kamu. Bapak pasti setuju--"
"Pak!" Mirna, ibu Yusuf menyela perkataan suaminya yang dirasa memihak Yusuf.
Ada angin segar saat Yusuf mendengar penuturan Burhan. Harapan muncul di hatinya.
Tangan Burhan terangkat, menghentikan niat istrinya untuk berbicara lebih lanjut.
"Diam dulu, Bu!"
"Tapi, Bapak kan udah setuju dengan perjodohan ini?"
"Kapan Bapak bilang setuju? Selama ini Bapak diam, hanya ingin tahu sampai di mana kamu tega memaksakan kehendak pada Anakmu? Buktinya aja sekarang, Ibu bawa contoh undangan ngga bilang-bilang. Udah gini aja. Kamu Yusuf, apa kamu yakin Aya masih mau sama kamu setelah ibumu menghinanya di tempat umum? Apalagi sekarang dia pergi jauh, bukan tidak mungkin dia bertemu dengan laki-laki lain, dan menjalin hubungan."
"Aku yakin Aya masih cinta sama aku, Pak."
"Ya jelas cinta lah, orang kamu ganteng, udah gitu kaya lagi. Siapapun juga pasti mau sama kamu!"
"Bu, diam!"
Mirna mencebik saat Burhan sedikit keras menegurnya. Sedang Yusuf sendiri menyangsikan apa yang dikatakannya barusan, setelah melihat apa yang ada di Facebook. Setidaknya Yusuf akan kembali berjuang agar cintanya bisa bersatu dengan Cahaya.
"Sudah, gini saja. Kamu yakinkan lagi hubungan kalian dulu. Dan kamu, Bu. Jangan ambil keputusan tanpa bicarakan dulu sama Bapak. Masih untung Pak Dirja belum tahu tentang ini. Kalau sudah bisa malu kita, kalau Yusuf ternyata menolak perjodohan ini. Bapak ngga akan memaksakan keinginan pada Yusuf. Biarkan dia menemukan apa yang membuatnya bahagia"
"Pak--"
"Sudah. Ngga ada bantahan!"
Wajah Mirna merah menahan marah, karena penolakan suaminya yang jelas-jelas mendukung Yusuf. Hatinya geram sekali pada Cahaya.
Bagaimana pun, aku tidak akan merestui Yusuf dengan Cahaya. Tidak akan pernah!
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
....
kak nyomot di mana itu nama yang berkomentar hhaha..skalian aja msukin soong joong ki, kan di korea juga 😁
2021-07-11
0
Retina Bocahe Klinthink
g msu dong ya aya? udah dihina gt? masih punya hrg diri kan? cari yg lain ....tu langsung 2 calonnya 🤪🤪🤪
2021-02-20
0
pinnacullata pinna
aku mampir thor, pengen cubit x ya si cahaya 😂
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏☺️
2021-01-17
0