“Tidak.” Gwen menggeleng pelan dengan melemparkan senyuman ramahnya.
Memang suaminya tak akan marah jika Danzel makan di apartemen sederhananya. Sanchez saja di penjara dan tak akan tahu kegiatannya selama belum selesai masa hukuman. Lagi pula dia dan Danzel tak melakukan sesuatu yang melebihi batas. Hanya sekedar memberikan ucapan terima kasih dengan cara menyajikan hidangan makan malam pada pria itu.
Danzel mengangguk lega. Dia tak akan menjadi perusak hubungan orang. Tapi ada yang membuatnya semakin ingin tahu tentang Gwen. Selama satu jam dia berada di apartemen kecil itu, tak melihat foto keluarga kecil Gwen dan tak ada batang hidung pria lain.
“Apakah kau hanya tinggal bersama anakmu?” tanya Danzel.
“Iya.”
“Lalu, suamimu berada di mana?” Lagi-lagi Danzel mengorek informasi tentang Gwen. “Maaf, aku sudah sedikit kurang ajar karena terlalu banyak bertanya denganmu. Jika kau tak ingin menjawab, tak apa,” imbuhnya.
Gwen menarik dua sudut bibirnya lagi, murah sekali senyum wanita itu. Tidak, dia bukan tergolong wanita yang murahan, tapi sosok ibu yang ramah. “Sebuah tempat tinggal tak selalu dihuni oleh istri, suami, dan anak, kan?” balasnya. Dia tak mungkin menceritakan suaminya yang berada di penjara karena kasus yang menimpa Sanchez, sama saja membeberkan aib keluarganya sendiri jika melakukan hal tersebut.
“Ya, ada benarnya juga.” Senyum Danzel merekah gembira. Jawaban Gwen membuatnya berpikir jika wanita itu sudah tak memiliki suami. ‘Berarti ada kesempatan untuk aku mendapatkan dia menjadi pendampingku di masa depan,’ gumamnya dalam hati.
“Boleh aku permisi sebentar? Aku akan mencuci piring kotor,” izin Gwen yang sudah siap membawa tumpukan alat makan.
“Oh, silahkan.”
Gwen berlalu ke dapur meninggalkan Danzel di ruang tamu kecilnya. Membiarkan pria itu terus memandangi pungunggnya yang bergerak seirama tangannya menyapu bersih noda di piring.
“Bagaimana caraku mengusirnya?” gumam Gwen. Dia tak enak jika menyuruh Danzel pergi setelah kebaikan yang diberikan oleh pria itu. Tapi jika terus di dalam apartemennya juga dia sendiri bingung ingin melakukan apa.
Setelah menelungkupkan alat makan yang bersih, Gwen kembali menghampiri Danzel. Tanpa berbicara sedikit pun. Ia merasa canggung saat sorot pria muda itu terus memandanginya tanpa berkedip.
“Ehem!” Gwen berdeham menegur Danzel. “Maaf, aku sudah mengantuk, besok harus kembali melakukan aktivitas dan di sini hanya ada dua kamar,” ujarnya secara tiba-tiba. Jika dia tak memberanikan diri untuk meminta Danzel pulang, sepertinya tak akan berakhir malam ini. Pria itu seperti tak bosan memandangi wajah cantik milik Gwen.
“Oh ... aku tidak akan menginap. Maaf sudah membuatmu harus menahan kantuk.” Danzel jutru menjadi tak enak hati karena terlalu lama di sana. Tapi mau bagaimana lagi, wanita yang dia kira janda itu terlalu menggoda imannya untuk berlama-lama di sana. Walaupun tak melakukan apa-apa.
“Tak apa, maaf belum bisa menjamu dengan baik,” balas Gwen. Ia menghantarkan Danzel untuk keluar pintu.
“Boleh aku—” Danzel hendak meminta nomor ponsel Gwen untuk memudahkannya menghubungi wanita itu. Tapi pintu sudah ditutup dari dalam.
“Janda muda, aku akan mendapatkanmu,” gumam Danzel berjanji dengan dirinya sendiri.
Gadis muda yang dikenalkan oleh Mommy Megan ternyata semuanya kalah dengan pesona seorang wanita beranak.
Danzel kembali ke dalam mobilnya, senyumnya mendadak hilang saat melihat layar ponselnya menunjukkan panggilan telepon dari mommynya. Pasti wanita yang sudah melahirkannya akan mengomel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Ney Maniez
calon janda lebih menggoda 🤭
2023-12-08
0
🍉💜
Calon janda bang soalnya masih status istri orang 🤣
2023-09-20
2
Dewi Purwati
janda semakin di depan
2022-10-08
0