Sementara itu, setelah mengantarkan Selena ke halte penjemputan tempat biasa bus sekolah putrinya berhenti, Gwen berniat untuk ke rumah Alcie Glee. Pagi ini dia harus bekerja menjadi pelayan, mengais rezeki untuk membayar uang sewa tempat tinggal mertuanya.
“Aldrich, kau mau bertemu mommymu?” tanya Gwen seraya menggendong bocah laki-laki berusia dua tahun itu.
“Mau ... mau ....” Aldrich terlihat sangat gembira, terbukti dari anggukan kepala bocah itu yang begitu bersemangat.
“Oke, ayo kita ke rumah mommymu.”
Gwen berjalan kaki menuju tempat pemberhentian kereta terdekat. Jarak rumah selingkuhan suaminya cukup jauh dari lokasi dia berada saat ini.
Lima menit saja, Gwen dan Aldrich sampai di tempat pemberhentian dekat kediaman keluarga Glee. Keduanya berjalan ke arah selatan menuju deretan rumah-rumah yang berjajar rapi dan bermodel sama.
Kaki yang terbalut sepatu berukuran empat puluh itu berhenti tepat di rumah dua lantai yang tak mewah, tapi juga tak terlalu sederhana, di depannya bertuliskan nomor sembilan puluh sembilan. Itu adalah tempat kediaman Alcie dari peninggalan keluarga Glee.
Tok ... tok ... tok ...
Gwen mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Masing-masing berirama beda. Yang pertama pelan, tapi karena tak mendapatkan sahutan, dia semakin menaikkan tenaganya agar bunyi kian keras.
Dan hal tersebut berhasil membuat wanita berwajah judes membuka pintu kayu bercat putih. Terpampang nyata tubuh molek Alcie yang terbalut lingerie.
“Apa?!” tanya Alcie dengan berseru. “Menganggu saja kau pagi-pagi!” imbuhnya seraya mengucek mata. Wajahnya terlihat masam dan tak senang ada Gwen di hadapannya.
“Mommy ....” Aldrich memanggil orang tuanya. Dia merentangkan tangan ingin meminta gendong Alcie, tapi wanita itu justru tak peduli.
“Aku tak bisa menjaga Aldrich pagi ini, aku harus bekerja,” tutur Gwen. Dia mendekatkan tubuh mungil itu ke arah Alcie, namun wanita berwajah angkuh itu justru mundur satu langkah agar semakin menjauh.
Gwen pun menurunkan Aldrich, membiarkan anak kecil itu menghambur memeluk kaki orang tua kandungnya.
“Jangan mendekat!” sentak Alcie sedikit menghentakkan kakinya agar Aldrich menjauh.
Hal itu mampu membuat bocah berumur dua tahun tersebut tersungkur dan menangis. Gwen sigap menggendongnya, memberikan tepukan pada punggung mungil itu agar tenang.
“Jangan menyakiti anakmu sendiri, kau sama saja mengajarkannya untuk menjadi arogan. Sebab anak seusia Aldrich mudah menirukan apa saja yang dia lihat,” nasihat Gwen. “Aku ke sini hanya ingin menghantarkan anakmu, aku harus bekerja. Tak bisa sambil merawat anak kecil,” imbuhnya.
“Dih, bukankah sudah ku katakan kalau aku sudah tak menganggapnya sebagai anak lagi? Sekarang dia adalah tanggung jawabmu!” tolak Alcie.
“Kau serius saat mengatakan itu kemarin?”
“Ya!”
Gwen membulatkan matanya, baru kali ini dia bertemu seorang wanita yang terlihat tak mencintai buah hati sendiri. “Ku pikir kau hanya sedang emosi karena ingin melakukan kencan,” sahutnya.
Alcie nampak menarik sebelah sudut bibirnya sinis. “Sebentar lagi aku akan menjadi istri seorang pengusaha kaya, jadi kau bawa bocah itu jauh dariku. Sudah tak level lagi memiliki keturunan dari seorang narapidana,” balasnya begitu sombong dan percaya diri.
“Jangan seperti itu, Alcie. Bagaimanapun kondisi suamiku, Aldrich adalah buah kesalahan kalian yang perlu mendapatkan kasih sayang dari orang tua kandungnya.” Gwen mencoba menasehati wanita di hadapannya. Tapi Alcie tak terpengaruh sedikit pun.
“Aku akan membantumu mengurus dokumen hak asuhnya. Dengan senang hati ku berikan dia padamu!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Ney Maniez
, 🥺🥺😡😡😡
2023-12-10
0
Bing Ruyue
ya ampun, mami macam apa itu 😤
lah, kenapa aku yang mengkesel sendiri 😅
2023-11-25
0
Tien Hea
ada ya mommy modelan gitu..
2023-01-25
1