Gwen mempersilahkan Danzel duduk di sofa alakadarnya yang dia beli second dengan harga tiga puluh euro saja. Pria itu dengan senang hati menuruti perintahnya.
“Selena, tolong jaga adikmu. Mama mau masak sebentar,” pinta Gwen pada putrinya.
“Baik, Ma.” Selena mengajak Aldrich untuk bermain di atas karpet. Ia mengeluarkan semua mainan yang dimiliki.
Sedari lahir, Aldrich memang sering dititipkan pada Gwen. Apa lagi ketika Alcie Glee, mama bocah itu hendak foya-foya atau bepergian dengan teman gaulnya. Sehingga Aldrich sudah lumayan mengenal Gwen dan Selena.
Tapi untuk hari ini, Alcie sudah sangat keterlaluan karena bukan lagi menitip anak, tapi memberikan Aldrich pada Gwen dan wanita medusa itu tak mau membesarkan Aldrich lagi, hanya demi seorang pria kaya yang ingin Alcie jadikan suami.
Padahal belum tentu juga orang tersebut mau menjadikan Alcie sebagai istri. Buktinya, pria yang akan menjadi pasangan di kencan buta justru tengah memandangi Gwen yang sedang berkutat di dapur.
Danzel terus menarik dua sudut bibir. Tak bosan dia menatap setiap pergerakan wanita beranak itu. Ia begitu kagum dengan wanita yang baru ditemui hari ini, dengan segala sifat baik yang mampu menggetarkan hatinya. Terutama sisi keibuan Gwen.
Tapi Danzel tetap sadar diri jika dia tak mungkin bisa memiliki Gwen yang menurut analisisnya sudah memiliki suami atau pasangan, jika dilihat dari bukti dua anak yang dirawat oleh wanita itu.
“Maaf, aku hanya memiliki bahan-bahan untuk membuat spaghetti.” Gwen meletakkan dua piring terakhir di atas meja. Di sana sudah tersaji empat hidangan yang sama.
“Tak apa, aku bisa makan apa pun,” balas Danzel seraya mendekatkan piring ke arahnya, mereka duduk di bawah dan menggunakan meja yang ada di ruang tamu. Sebab Gwen tak memiliki meja makan.
“Selamat makan.”
Mereka pun mulai memasukkan makanan ke dalam mulut masing-masing. Termasuk bocah kecil berumur dua tahun dan sepuluh tahun yang sudah bisa makan sendiri.
Danzel sengaja tak segera menghabiskan makanannya dengan cepat. Padahal, biasanya dia bisa menandaskan spaghetti dalam waktu lima menit. Tapi untuk kali ini sepertinya sedang istimewa.
Bahkan ketika Selena dan Aldrich sudah selesai makan pun Danzel masih belum tandas.
“Aku tidur dulu, Ma. Sudah mengantuk,” izin Selena setelah menghabiskan air mineral di gelasnya.
“Jangan lupa gosok gigi,” peringat Gwen. Dan putrinya tentu saja menurut.
“Aku menidurkan Aldrich dulu, silahkan dinikmati makanannya,” pamit Gwen. Ia menggendong anak tirinya yang sudah menguap sedari tadi. Membawa bocah itu ke dalam kamar Selena.
“Tuhan, beri aku jodoh seperti Gwen yang sabar dan cocok sekali menjadi ibu dari anak-anakku,” doa Danzel lirih. Dan dia tak melanjutkan makannya, tapi menunggu Gwen keluar baru dia akan menyantap spaghetti itu lagi.
Danzel segera meraih garpunya saat mendengar ada suara langkah kaki yang hendak keluar dari salah satu kamar. Ia memasukkan hidangan ke dalam mulutnya dan melemparkan senyum ketika Gwen duduk di hadapannya.
“Apakah kurang enak?” tanya Gwen yang mendapati spaghetti di piring Danzel baru berkurang setengah. Sembari tangannya menumpuk piring yang sudah kosong.
“Tidak, makanku memang terkadang lama,” balas Danzel. Padahal hanya alasan saja karena dia masih ingin berada di sana dan mendengarkan suara lembut Gwen.
Gwen hanya membalas dengan ulasan senyum. Dia tak menegur Danzel walaupun pria itu makan begitu lamban. Sabar menanti hingga piring yang dia tunggu sudah bersih tak bersisa.
“Terima kasih atas hidangan malamnya,” ujar Danzel seraya menelungkupkan garpunya. “Apakah suamimu tak marah jika aku menumpang makan di sini?” tanyanya kemudian. Lebih tepatnya dia sedang memastikan Gwen masih memiliki suami atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Ney Maniez
di penjara
2023-12-08
0
Bing Ruyue
astaga modus terus dari tadi 😅
2023-11-24
0
Nurie
aduh jd kepikirann ngajak denzel kerumah biar tak bikinin bakso malang biar lama mknnya wkwkkwkw
2023-05-19
0