Setelah meletakkan foto tersebut Dika pun kembali ke dalam kamar dan tak selang berapa lama kemudian Rena pun ikut masuk ke dalam kamar, Rena langsung berbaring dengan posisi yang sama seperti malam sebelumnya yaitu membelakangi Dika. Sedangkan Dika tersenyum tipis karena dia bisa memandangi tubuh Rena dari belakang dengan leluasa
"Aku memang ga tau dengan pasti alasan kamu menangis tadi, tapi yang aku tau mulai sekarang aku akan bersikap lebih baik lagi sama kamu. Dan sekarang aku yakin kamu memang masih bersih"
Dika masih tetap terjaga saat Rena sudah tertidur dan Rena pun mulai memutar posisi tubuhnya menghadap ke arah Dika, Dika langsung tersenyum karena dia sudah membayangkan akan mendapatkan pelukan dari Rena seperti malam sebelumnya. Tetapi malam itu Rena benar-benar menemukan guling yang sebenarnya
Ada sedikit perasaan kecewa di dalam hati Dika karena tak mendapatkan pelukan dari Rena, dia pun mulai menarik guling yang berada di dalam pelukan Rena secara perlahan. Dan malam itu berakhir dengan Dika yang memeluk tubuh Rena untuk pertama kalinya
"Aku akan harap tadi air mata terakhir yang kamu buang untuk aku" mencium kening Rena dengan lembut
Seperti biasa Rena sudah terjaga dari tidurnya saat masih pagi buta, saat Rena membuka matanya dia benar-benar terkejut karena wajah Dika berada tepat di hadapannya dan bahkan hampir menyentuh wajahnya
Untuk pertama kalinya Rena memandangi wajah laki-laki yang telah menjadi suaminya tersebut dengan jarak sedekat itu, Rena baru menyadari bahwa laki-laki yang sedang memeluk tubuhnya tersebut benar-benar terlihat sempurna
"Aku tau kak Dika ga mungkin suka sama aku karena cinta kakak cuma untuk kak Lia, tapi aku mohon hargai aku sedikit aja sebagai seorang istri kak. Supaya saat aku pergi dari sini aku bisa pergi dengan kepala yang lurus ke depan" dengan suara yang pelan
Rena memindahkan tangan Dika secara perlahan agar Dika tak terbangun dari tidurnya, tetapi sebenarnya Dika hanya berpura-pura tertidur dan mendengar semua ucapan Rena. Mendengar suara pintu sudah tertutup kembali Dika pun mulai membuka ke dua bola matanya
"Kita baru nikah beberapa hari kamu udah punya pikiran saat kita pisah nanti, pasti aku udah banyak kecewain kamu ya? seandainya aja surat perjanjian itu ga aku buat pasti dia sekarang udah pergi dari sini"
Setelah menyelesaikan masakan untuk sarapan Rena pun bergegas masuk ke dalam kamar untuk menyiapkan pakaian kerja Dika, tetapi saat itu dia melihat Dika sudah duduk di tepi tempat tidur dengan wajah yang kusut
"Udah bangun kak? sebentar aku siapin baju kerja kamu kak"
Sedari awal Rena masuk ke dalam kamar Dika terus memperhatikan gerak-gerik Rena, dia pun menyadari bahwa Rena selalu berusaha membuang pandangan
"Kamu mau mandi sekarang atau nanti kak?"
"Iya"
Dika pun mulai bangkit dari duduknya dan memilih pakaian dari dalam lemari
"Baju kamu udah aku siapin kak"
"Hari ini aku ga ke kantor"
"Apa kamu lagi sakit kak? mau aku beliin obat"
"Ga usah aku ga sakit, memang lagi ga ada kerjaan aja"
Dika pun segera pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri, Rena pun mengembalikan pakaian yang sudah dia pilih ke dalam lemari dengan perasaan sedikit bingung. Untuk pertama kalinya dia melihat Dika seperti sedang banyak pikiran
Selesai menyantap sarapan Dika pun mendudukkan tubuhnya di ruang tamu, sedangkan Rena segera menyelesaikan segala pekerjaan rumah. Dika yang melihat Rena tak berhenti bekerja sedari tadi langsung meminta Rena untuk duduk di dekatnya
"Apa aku buat salah kak?" menundukkan kepalanya
"Astaga aku belum ngomong apapun dia udah pucat begitu"
"Kamu ga buat salah apapun, aku cuma mau ajak kamu ngobrol aja"
Rena menatap Dika dengan perasaan bingung karena ini pertama kalinya dia mengajak Rena duduk bersama selain saat awal pernikahan mereka
"Kamu kerja jam berapa? biar nanti aku antar"
"Hari ini aku libur kak, kak Bimo minta tukar jatah libur sama aku"
"Kebetulan dong kan aku juga libur, gimana kalo kita jalan aja?"
"Jalan ke mana kak?"
"Terserah kamu mau ke mana? siapa tau ada yang mau kamu beli"
"Gimana kalo kita pergi ke pasar kak?" dengan polosnya
"Apa-apaan sih? di ajak jalan kok malah minta ke pasar"
"Kenapa ke pasar? kenapa kita ga jalan ke mall aja?" mengerutkan keningnya
"Aku kan bukan mau beli baju kak, lebih bagus kita belanja untuk di dapur"
"Jadi maksud kamu kita ke pasar buat beli sayuran?"
"Iya kak" menundukkan kepalanya
"Ga akh, kalo cuma ke pasar kamu bisa suruh orang aja"
"Maaf kak aku bukan mau perhitungan, tapi uang aku di tabungan di tambah sisa gaji aku bulan ini udah cukup buat bayar hutang ke kak Bimo sama Intan"
"Buat apa kamu pinjam uang sama mereka?" menatap tajam
"Pelunasan biaya kuliah aku kak, rencananya bulan ini aku terakhir kerja di rumah makan itu. Makanya aku mau lunasin utang aku sama mereka"
"Apa kamu bayar kuliah sendiri?"
Rena pun hanya terdiam karena bila dia menjawab pertanyaan Dika dengan jujur maka hanya akan merusak nama baik pamannya, tetapi entah mengapa Dika bisa mengerti apa yang ada di dalam benak Rena saat itu
"Tunggu dulu, maksud kamu dari kemarin kamu belanja pake uang kamu?" sedikit menaikkan volume suaranya karena panik
Dengan perasaan takut Rena pun menganggukkan kepalanya
"Memang mama ga kasih kamu kartu buat belanja?"
Rena pun menggelengkan kepalanya
"Jadi dari kemarin itu aku makan pake uang dia? aku pikir mama kasih dia uang karena dia ga minta uang untuk belanja"
Dika pun langsung bangkit dari duduknya dan mencari keberadaan ponselnya, dia pun masuk ke dalam ruang kerjanya lalu menghubungi mamanya
"Ya sayang"
"Mama ada kasih kartu atau uang ke Rena untuk belanja ga?"
"Ya ga lah, kan kamu yang suaminya masa mama yang kasih dia uang belanja"
"Mama kenapa ga bilang sama aku sih?"
"Memang ada apa sih sayang?"
"Aku kira mama udah kasih dia uang untuk belanja, soalnya dia belanja tanpa minta uang sama aku mah. Kalo begini kan aku yang malu mah, sama aja aku di kasih makan sama istri aku dong"
Dari seberang sana mamanya Dika tertawa dengan lepas
"Kok malah ketawa sih mah?"
"Sorry sayang abis kamu lucu banget sih"
"Mah" merengek
"Benar kan apa yang mama bilang sayang? dia perempuan yang baik"
"Ga tau akh"
"Gitu aja ngambek, jangan lupa akhir pekan kalian ke rumah ya. Mama juga jadi kangen sama menantu mama"
"Ya, udah dulu ya mah"
"Ok sayang"
Dika pun langsung mematikan sambungan teleponnya
"Kamu itu Andika Utama kalo kamu memang salah ya kamu harus berani akui kamu salah, jangan jadi penegecut dan ga berani keluar"
Entah mengapa Dika semakin yakin bahwa penilaian dirinya terhadap Rena selama ini salah besar, dia pun semakin bertekad untuk memperbaiki sikapnya terhadap Rena
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Ani Susiani
lanjut
2022-02-03
0
Tia Oot
malu dah🤣
2022-02-01
0
Dicho
Like
2022-01-25
1