Dika pun terus tersenyum lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Rena, sedangkan wajah Rena sudah merah menahan malu
"Kamu itu sekarang istri aku, kalo kamu mau cium aku ga perlu mencuri kok" berbisik
"Bukan gitu kak, aku tadi cuma.."
Dika tak mau memberikan Rena waktu untuk menjelaskan dia langsung mencium bibir Rena dengan lembut
"Lain kali kalo kamu mau minta cium bilang aja pasti aku kasih kok jangan mencuri lagi ya, atau kamu memang sengaja lagi rayu aku ya?" tersenyum menggoda
"Aduh malu banget" merona dan membenamkan wajahnya ke dada Dika
Dika tersenyum puas melihat tingkah Rena saat itu, dan rasa kantuk Dika pun sudah menghilang entah kemana yang ada kini hanya keinginan untuk melakukan hubungan suami istri. Karena bagaimana pun juga Dika tetap laki-laki dewasa yang normal, sedangkan Rena hanya bisa pasrah karena itu semua pun berawal dari dirinya sendiri
Setelah Dika berpakaian rapi mereka pun ke meja makan untuk sarapan dan Rena sama sekali tak berani menatap ke arah Dika, karena setiap mereka sedang bertatapan mata Dika selalu memberikan senyuman menggoda seolah sedang mengingatkan Rena tentang apa yang sudah dia lakukan tadi pagi
Selesai sarapan Dika pun bersiap untuk ke kantor dan Rena dengan setia mengantarkan Dika hingga ke pintu
"Nanti pergi naik apa? atau aku suruh supir ke sini buat antar kamu ya"
"Ga usah lah kak, aku nanti mau ngobrol dulu sama kak Bimo dan Intan. Aku kan sekarang jarang ketemu mereka"
"Ya udah pokoknya kamu harus selalu kasih kabar ya"
"Ya kak"
Saat akan beranjak pergi tiba-tiba saja Dika menjulurkan punggung tangannya meminta penghormatan istri untuk suaminya, Rena paham apa yang di inginkan oleh Dika dia pun mencium tangan suaminya. Senyuman puas langsung menghiasi bibir Dika dan tiba-tiba saja Dika memberikan sebuah ciuman di kening Rena
"Aku berangkat kerja dulu ya" tersenyum hangat
"Ya kak"
Dika pun mulai melangkahkan kakinya dengan pasti untuk berangkat bekerja sedangkan Rena terus menatap punggung Dika hingga menghilang di ujung lorong
"Boleh ga sih aku sedikit egois? aku ingin memiliki kamu seutuhnya kak bukan hanya tubuh dan perlakuan kamu sebagai seorang suami, tapi aku mau memiliki hati kamu juga sebagai seorang suami"
Setelah Dika tak lagi terlihat Rena pun mulai bersiap merapikan diri dan pergi, Rena sudah berjanji akan bertemu di sebuah cafe tak jauh dari tempat dulu dia bekerja
Rena pun mengembalikan uang yang pernah dia pinjam juga sedikit tambahan sesuai perintah suaminya, Bimo dan Intan yang sudah sangat lama bersahabat dengan Rena pun ikut merasa bahagia karena akhirnya Rena bisa menemukan kebahagiaan di dalam hidupnya. Selama ini hanya Bimo dan Intan tempat Rena untuk berkeluh kesah
Sedangkan di tempat yang berbeda begitu tiba di kantornya Dika pun langsung menghampiri meja kerja Bian
"Tugas yang saya kasih ke kamu apa sudah selesai?"
"Maaf pak tapi dari kemarin sudah saya kirimkan ke email bapak"
"Oke, makasih"
"Sama-sama pak"
Dika pun segera melangkahkan kakinya menuju ke ruangannya dan mulai membuka email yang di kirimkan oleh Bian
"Gw dari kemarin sibuk perhatiin anak kecil itu sampe ga sempat periksa email"
Dika pun mulai memeriksa data yang sudah di kirimkan oleh Bian, Bianca atau biasa di sapa Bian adalah sekretaris pribadi dari seorang Andika Utama. Walaupun Bian adalah seorang wanita tapi untuk masalah pekerjaan Dika benar-benar bisa mengandalkan Bian
Dika benar-benar terkejut dengan semua yang dia lihat, semua ucapan Rena benar adanya dan semua ucapan Lia selama ini tentang Rena hanya sebuah kebohongan belaka
"Dia kerja dari tamat SMA di rumah makan itu, keluarga Lia kan mapan kenapa tega lihat dia harus kerja sambil kuliah?" bergumam
Dan yang membuat Dika sangat terkejut adalah akan sikap keluarga Lia selama ini terhadap Rena karena mereka memperlakukan Rena tak lebih dari seseorang yang bekerja di rumah mewah tersebut, karena tugas rumah yang harus Rena emban sama dengan para pekerja di sana. Dan informasi tersebut dapat di percaya karena di dapat dari salah seorang pekerja di rumah mewah tersebut
Di data itu pun tertulis bahwa Rena belum pernah menjalin hubungan percintaan dengan laki-laki manapun, orang terdekat Rena selama ini adalah Bimo dan Intan
"Berarti aku yang pertama dong? gila ini bener-bener gila!! pasti waktu itu kamu sakit hati banget sama aku ya, tapi kenapa dia juga harus bohong waktu itu?"
Dika segera meraih ponselnya dan menghubungi Rena
"Kamu di mana?"
"Lagi di jalan kak mau ke rumah paman, kan tadi aku udah kirim pesan kok ke kamu kak"
"Ok"
Dika langsung memutuskan sambungan teleponnya, dan bangkit dari duduknya lalu mulai melangkahkan kakinya dengan pasti keluar dari ruangannya. Dia juga memberikan perintah kepada Bian untuk menunda semua jadwalnya pada hari itu
Akhirnya Rena pun tiba di rumah mewah pamannya dia pun segera menyapa sang penjaga gerbang rumah mewah tersebut
"Mang..."
"Ekh non Rena"
"Maaf mang aku mampir mau ambil barang aku di kamar" tersenyum
"Ya Non sebentar mamang bukain gerbang nya"
Sang penjaga gerbang rumah mewah tersebut membukakan pintu gerbang, Rena pun mulai melangkahkan kakinya ke rumah mewah tersebut sambil mencoba untuk tetap tersenyum
"Aku ga sangka ternyata sekarang aku bisa merasa bahagia setelah pergi dari rumah ini"
Setelah masuk ke dalam rumah mewah tersebut Rena segera menemui sang bibi yang sedang santai di ruang keluarga
"Bi"
"Masih ingat datang juga kamu? kirain karena udah jadi istri orang kaya udah ga sudi datang ke sini" dengan sinis
"Maaf bi baru sekarang aku bisa datang, aku mau ambil sesuatu di dalam kamar aku"
"Memang barang apa yang kamu punya? toh juga kamu selama ini cuma menumpang hidup dan jadi benalu di keluarga kami, kamu beruntung karena Lia pergi ga tau ke mana"
Rena hanya bisa terdiam dan terus menundukkan kepalanya, semua ucapan pahit dari sang bibi merupakan hal yang biasa bagi dirinya
"Kamu datang sendiri aja? ga di temani sama suami kamu?"
"Ya bi"
Sang bibi pun tertawa lepas
"Kenapa? atau jangan-jangan kamu udah di buang sama suami kamu yang kaya itu, jangan bilang kalo kamu mau numpang hidup lagi di sini"
"Bukan gitu bi, tapi kak Dika lagi si...."
"Aduh maaf sayang aku datang terlambat" merangkul pinggang Rena sambil tersenyum
"Kok kak Dika bisa ada di sini?"
"Lagian kamu ga sabar banget sih, kan aku udah bilang mau jemput kamu habis meeting. Sekali lagi maaf ya sayang" tersenyum hangat
"Kamu ga tau kak aku benar-benar merasa bahagia lihat kamu di sini kak"
Entah mengapa saat itu hati Rena benar-benar bahagia melihat kehadiran Dika di tempat itu, Rena melihat Dika bagaikan seorang malaikat penyelamat bagi dirinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Supi
aq kira Bian itu laki2, ee .... ternyata perempuan 🤭
2023-03-16
0
Tini Agustini
untung dima cepat datang kalau g bisa tuh si bibi ngomeli rena terus
2022-04-10
0
Duwi Hariani
salam dari terjebak cinta janda muda 🙏✌
2022-02-28
0