Harus memilih

Alden terbangun dari tidurnya, dia merasakan tangannya sangat kebas seperti di timpa sesuatu. Alden menatap makhluk mungil yang nampak tertidur pulas di dekapannya. Dia tersenyum dan mengeratkan pelukannya.

Netranya tak sengaja menangkap jam dinding yang menunjukkan pukul 01.00 pagi, dia terkejut.

"Astaga, aku janji dengan Luna akan pulang sebelum jam delapan malam," ujar Alden panik.

Dengan perlahan Alden melepaskan pelukannya kepada sang putra, kemudian dia bangkit. Dengan hati-hati dia menggendong Elbert dan membawanya ke brankar Amora.

Alden perlahan menurunkan Elbert dan menaruhnya tepat di samping Amora tidur. Tangannya terulur untuk mengelus rambut sang anak.

"Daddy pulang dulu ya sayang, besok siang daddy datang lagi untuk mengantar kalian pulang," ucap Alden.

Alden mendekatkan wajahnya ke arah kening Elbert, dia mengecup kening Elbert cukup lama. Netranya beralih menatap Amora, wajah polos istrinya saat tidur membuat gemas.

"Sayang, aku pulang dulu ya." Ujar Alden sambil mengecup pipi Amora.

Alden menegakkan tubuhnya, ia akan berbalik. Namun, ia mengingat sesuatu yang berakhir dia kembali mendekatkan dirinya ke arah Amora.

"Daddy melupakan kamu ya sayang, baik-baik di perut mommy ya ... Daddy pulang sebentar ok," ujar Alden. Tangannya terulur untuk mengusap perut Amora yang sedikit membuncit.

Alden kembali menegakkan tubuhnya, dia menatap ponsel yang berada di atas. Dengan tatapan bingung Alden mengambil ponselnya, dia melihat ada panggilan dari istri pertamanya.

"kenapa banyak sekali? dan kenapa bisa ponselku berada di atas nakas? Perasaan tadi aku menaruhnya di meja," bingung Alden.

Alden menepis kebingungannya, ia segera menaruh ponselnya di saku celana. Kakinya melangkah ke arah sofa untuk mengambil jasnya. Dia berjalan ke arah pintu dan berbalik sebentar untuk melihat keluarga kecilnya.

"Selamat malam," ucapnya.

Alden keluar dari ruangan itu, dia menutup pintu dengan sangat pelan. Tanpa Alden ketahui bahwa Amora sudah terbangun saat Alden mengecup pipinya.

"Ku harap ucapanmu benar, " ujar Amora setelah itu kembali menutup matanya dengan tangan yang memeluk putranya.

Di tempat lain seorang wanita sedang bergerak gelisah, sedari tadi dirinya tak bisa tidur karena memikirkan suaminya yang belum juga kunjung pulang.

"Mas Alden mana sih, tadi katanya jenguk temen ... Tapi kok sampe sekarang gak pulang pulang sih, bikin bete aja," gerutu wanita itu yang tak lain adalah Luna.

Luna bangkit dari ranjangnya, ia berjalan ke luar kamar. Sepertinya memikirkan Alden pulang membuatnya dirinya lapar.

Kakinya melangkah menuruni tangga, penglihatannya menangkap sosok yang baru saja menutup pintu utama.

"Mas!" sentak Luna, kakinya berjalan cepat menuruni tangga dan menghampiri Alden yang baru saja menutup pintu mansion.

Alden menatap Luna, senyum tipis ia tampakkan untuk istri pertamanya itu.

"Kok belum tidur hm?" tanya Alden dengan nada lembut.

Luna menampilkan wajah kesal, bibirnya mengerucut. Dia menatap Alden dengan sinis.

"Gimana bisa tidur, kalo suami gak pulang-pulang. Untung aja kamu malam ini pulang, kalau besok pagi baru pulang jangan harap kamu tidur di kamar!" marah Luna.

Alden menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal, bibirnya memaksakan senyum sambil berbicara dalam hati.

"Aku kan punya istri dua, kalo gak diizinin tidur disini ya gak papa ... Kan istriku masih ada satu lagi," ucap Alden dalam hati.

"Mas! Aku lagi marah loh, kok malah senyum-senyum gitu." sentak Luna sambil menepuk bahu kekar Alden.

"Udah ya, ributnya besok aja. Aku capek banget, besok juga ada meeting penting," ujar Alden. Dia segera meninggalkan Luna yang menatapnya tak percaya.

"Aku dari tadi nungguin loh, dan dia cuman bilang aku capek besok aja ya ributnya. Emang dia kira aku apa?" kesal Luna. Dia beranjak dari sana dan mengikuti Alden yang sudah lebih dulu menuju kamar mereka.

***

Amora tengah bersiap akan pulang, karena infusnya telah habis dan dokter sudah memperbolehkannya pulang.

Elbert bocah kecil itu tengah membereskan mainannya untuk di masukkan ke sebuah kantong yang sudah sang mommy siapkan.

"Mommy cudah, mainan El dah macuk cemua. Tapi, daddy lama banget cih ... Katana mau jemput, kita pulang duluan aja yuk," gerutu bocah kecil itu, dia sudah bosan dengan suasana rumah sakit.

Cklek

Atensi mereka beralih ke arah pintu, terlihat Jeslyn yang sedang menarik tangan seorang pria paru baya yang masih tampan.

"The real Sugar daddy," ucap Amora dalam hati. Dia meneguk ludahnya kasar.

Bagaimana tidak, pria itu masih tetap tampan walaupun Amora bisa menebak bahwa pria itu telah berumur sekitar 45 tahun kurang lebihnya.

Jeslyn mendekat ke arah Amora, senyuman di bibir Jeslyn tak pernah luntur sejak ia masuk.

Pria itu menatap Elbert dengan dalam, walaupun Elbert menatapnya bingung pria itu tetap menatap Elbert dengan pandangan lurus.

"Oh iya, Amora sudah boleh pulang kan? Yuk kita anter ya kan pah?" ujar Jeslyn menatap suaminya.

Amora merasa bingung, bukankah Alden akan menjemputnya? lalu mengapa mertuanya yang menjemput mereka?

"Dad! Bapak jonathan!" geram jeslyn saat melihat sang suami yang tak menyahutnya.

Jonathan tersentak, di menoleh kepada sang istri yang menatapnya garang.

"Kenapa? Mereka siapa sih? Lagian kamu kurang kerjaan banget, terus kenapa wajah ni bocah mirip si Alden?" ujar Jonathan, sambil mendekat ke arah sang istri yang berada di samping Amora.

Jeslyn mencomot mulut suaminya, dia menatap kesal jonathan yang mengusap bibirnya.

"Mulutmu itu udah kayak ibu-ibu tukang gosip tau gak! Ngerocos aja, sabar! Ini juga mau di jelasin." Sentak Jeslyn sambil menatap tajam suaminya.

Elbert mendekati Amora, dia memeluk kaki ibunya itu. Amora mengerti bahwa sang anak tengah ketakutan, untuk itu ia mengusap lembut kepala Elbert guna untuk menenangkan.

"Kamu lihat anak kecil itu, dia Elbert Leon Wesley. Dia ....,"

"APA!" teriak Jonathan.

Jeslyn merasa geram dengan suaminya yang memotong ucapannya.

"Bisa sabar gak?" tanya jeslyn yang langsung mendapat anggukan kecil dari Jonathan.

Amora dan Elbert juga ikut kaget karena sentakan Jonathan.

"Amora istri kedua putramu, dan Elbert adalah cucu kandungmu," jelas Jeslyn.

Jonathan menatap Jeslyn dengan pandangan terkejut, matanya membulat sempurna. Apa ini? Anaknya memiliki istri lebih dari satu dan juga memiliki anak yang sudah bertahun-tahun dia sembunyikan.

"Aku, aku tak tau harus berkata apa ... Tapi yang jelas, aku sudah menjadi opa kan?" ucap Jonathan dengan senyum tipis menatap sang istri.

Jeslyn tersenyum, suaminya sangat menginginkan cucu. Setelah dia melahirkan adik Alden, dia sudah tak bisa mengandung lagi. Untuk itu, jeslyn paham dengan suasana hati sang suami yang sangat berharap kembali menimang anak kecil.

"Ayo mommy antar pulang, sepertinya Alden tak bisa datang karena harus bertemu clien penting," ujar Jeslyn.

Amora mengangguk, dia memaklumi Alden yang sedang sibuk. Dia mengambil kopernya dengan satu tangan dan tangan lain menggandeng Elbert.

"Sini mommy yang bawain koper kamu," pinta Jeslyn.

Amora dengan canggung memberikannya, dia sebenarnya tidak enak terhadap Jeslyn. Namun, dia juga tak bisa membawa yang berat-berat karena dia harus menghindari hal itu untuk kebaikan kandungannya.

"Makasih mom," ujar Amora dengan senyum tipis di bibirnya.

"Biar daddy yang gendong em El-Elbert," ujar Jonathan ragu.

Elbert menatap mommynya, dia meminta izin dengan cara menatap sang mommy. Amora tersenyum menyetujui hal itu, dia ingin agar sang anak lebih dekat dengan keluarga Alden.

Setelah mendapat persetujuan sang mommy, dengan pelan Elbert berjalan menuju Jonathan yang kini tengah tersenyum lebar.

Dengan sigap Jonathan menggendong cucunya, ia mencium pipi gembil Elbert.

"Yaudah yuk sayang kita pulang," ajak jeslyn. Tangannya menggandeng menantu kesayangannya itu.

Diam-diam Jonathan tersenyum tulus, dia tak menyangka bahwa Alden mendapat wanita yang bisa meluluhkan hati Jeslyn.

Mereka pulang dengan keadaan hati yang gembira, berbeda dengan Alden yang tengah membentak seluruh karyawannya.

"KALIAN INI GIMANA SIH?! KERJA SEPERTI INI AJA KALIAN GAK BISA! KALAU KALIAN BOSEN KERJA DISINI, SILAHKAN KELUAR DARI PERUSAHAAN INI!" Marah Alden

"semuanya kembali, saya minta untuk bekerja dengan serius," pinta Alden dengan suara tak sekeras tadi.

Para karyawannya keluar dari ruang rapat. Kini, pikiran Alden sedang tidak tenang karena jeslyn berkata padanya bahwa untuk sementara Alden harus menjauhi istrinya selama dia tak bisa memilih salah satu dari keduanya.

"Arghhh, bagaimana ini ... siapa yang harus ku pilih di antara mereka." lirih Alden sambil mengacak rambutnya.

"Ikuti kata hati lu, mana yang harus di pertahankan ... dan mana yang harus di lepaskan, ujar seseorang yang baru memasuki ruang kerja Alden.

"Deon?!" sentak Alden.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

Alden berarti sering tidur ma Luna donk ih males dpet bekasssss

2025-03-04

0

aphrodite

aphrodite

auto nyanyi..senangnya dalam hati bila beristri 2🎶🎵

2025-02-01

0

flowers city

flowers city

pdhl udh dikstau jgn smp Daddy tau😃😃😃😄😄😄

2024-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Transmigrasi
2 kedatangan Alden
3 kau masih istriku
4 Pertemuan tak terduga
5 Aku juga istrimu
6 Aku harus mendapatkan hatinya
7 Pelakor?
8 Kau harus putuskan
9 Bolehkah aku egois
10 Harus memilih
11 Teka Teki
12 kemarahan Jonathan
13 Hukuman Alden
14 Siapa orang tuaku
15 Keluarga Miller
16 Rahasia Alden
17 Jangan tinggalkan El
18 Masalah Alden dan Luna
19 Gilang
20 Pertemuan kedua Luna dan Amora
21 Sadarnya Gio
22 Mereka berbeda
23 Pertengkaran Alden dan Luna
24 Memutuskan
25 Pertemuan kakak adik
26 Pertemuan kembali El dan Qila
27 Luna
28 Tentang Amora
29 Kamu selingkuh?
30 Jebakan
31 Hemofilia
32 Teman istriku
33 kakak?
34 Siapa Zidan?
35 Masa lalu Jeslyn
36 Drama keluarga
37 Rencana yang berjalan mulus
38 pertemuan Gio dengan Aqila
39 Daddy yang peka
40 Arjuna
41 Duda karatan
42 Musibah
43 Keadaan Alden
44 pertemuan kembali
45 Kau harus bertemu dengan ibumu!
46 Kekesalan Deon
47 Pertemuan Jeslyn dan Zidan
48 Sadarnya Alden
49 Dia Zidan?
50 Permen kapas
51 Perdebatan Alden dan Zidan
52 Alden mual
53 Pembinol
54 Ular
55 Sekarang keadaannya berbeda
56 Perbuatan Luna lagi?
57 Aku lagi yang salah
58 Kelakuan El
59 Penangkapan Luna
60 Kamu selingkuh?
61 Gala-gala om pembinol
62 Keputusan hakim
63 Right?
64 Kembalilah!
65 Delusi?
66 Aqila telah mengetahuinya?
67 Terulang lagi?
68 Terungkap
69 Terungkap 2
70 Vani?
71 Vani 2
72 Akhir masalah Vani
73 Tentang Aira
74 Kenapa aku salah lagi?
75 Goa
76 Jacob
77 Elbert demam
78 Keluarga Lawrance
79 Kesadaran Aurel
80 Menghalalkannya
81 Prematur
82 Perdebatan marga
83 Warna mata
84 Keturunan
85 Kepulangan si kembar
86 om manol
87 Pion?
88 Penyelesaian
89 Konferensi pers 1
90 Selesainya konferensi pers
91 Elbert kabur
92 Elbert kabur 2
93 Bali
94 Sindiran Elbert
95 End
96 Pengumuman
97 Bonus part
98 Lanjutan Transmigrasi Mommy
99 Lewat bentar
100 Love binder's baby( bayi pengikat cinta)
101 Cerita Fantasi lagi nih
102 KARYA BARU: I'M COMING DADDY
103 CINTA YANG BELUM USAI
104 KARYA BARUUU 'FIND ME DADDY!'
105 KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK (KARYA BARU)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Transmigrasi
2
kedatangan Alden
3
kau masih istriku
4
Pertemuan tak terduga
5
Aku juga istrimu
6
Aku harus mendapatkan hatinya
7
Pelakor?
8
Kau harus putuskan
9
Bolehkah aku egois
10
Harus memilih
11
Teka Teki
12
kemarahan Jonathan
13
Hukuman Alden
14
Siapa orang tuaku
15
Keluarga Miller
16
Rahasia Alden
17
Jangan tinggalkan El
18
Masalah Alden dan Luna
19
Gilang
20
Pertemuan kedua Luna dan Amora
21
Sadarnya Gio
22
Mereka berbeda
23
Pertengkaran Alden dan Luna
24
Memutuskan
25
Pertemuan kakak adik
26
Pertemuan kembali El dan Qila
27
Luna
28
Tentang Amora
29
Kamu selingkuh?
30
Jebakan
31
Hemofilia
32
Teman istriku
33
kakak?
34
Siapa Zidan?
35
Masa lalu Jeslyn
36
Drama keluarga
37
Rencana yang berjalan mulus
38
pertemuan Gio dengan Aqila
39
Daddy yang peka
40
Arjuna
41
Duda karatan
42
Musibah
43
Keadaan Alden
44
pertemuan kembali
45
Kau harus bertemu dengan ibumu!
46
Kekesalan Deon
47
Pertemuan Jeslyn dan Zidan
48
Sadarnya Alden
49
Dia Zidan?
50
Permen kapas
51
Perdebatan Alden dan Zidan
52
Alden mual
53
Pembinol
54
Ular
55
Sekarang keadaannya berbeda
56
Perbuatan Luna lagi?
57
Aku lagi yang salah
58
Kelakuan El
59
Penangkapan Luna
60
Kamu selingkuh?
61
Gala-gala om pembinol
62
Keputusan hakim
63
Right?
64
Kembalilah!
65
Delusi?
66
Aqila telah mengetahuinya?
67
Terulang lagi?
68
Terungkap
69
Terungkap 2
70
Vani?
71
Vani 2
72
Akhir masalah Vani
73
Tentang Aira
74
Kenapa aku salah lagi?
75
Goa
76
Jacob
77
Elbert demam
78
Keluarga Lawrance
79
Kesadaran Aurel
80
Menghalalkannya
81
Prematur
82
Perdebatan marga
83
Warna mata
84
Keturunan
85
Kepulangan si kembar
86
om manol
87
Pion?
88
Penyelesaian
89
Konferensi pers 1
90
Selesainya konferensi pers
91
Elbert kabur
92
Elbert kabur 2
93
Bali
94
Sindiran Elbert
95
End
96
Pengumuman
97
Bonus part
98
Lanjutan Transmigrasi Mommy
99
Lewat bentar
100
Love binder's baby( bayi pengikat cinta)
101
Cerita Fantasi lagi nih
102
KARYA BARU: I'M COMING DADDY
103
CINTA YANG BELUM USAI
104
KARYA BARUUU 'FIND ME DADDY!'
105
KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK (KARYA BARU)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!