Aku juga istrimu

"Luna, kau Sudah selesai?" Tanya Alden dengan wajah yang gugup. Bagaimana tidak, istri pertama dan keduanya berada di satu tempat yang sama.

Luna yang tadi pergi ke toko perhiasan mendadak menyusul suami dan anaknya.

"Maaf nyonya tuan, tolong jangan ribut disini karena mengganggu pengunjung lain." ucap seorang pegawai toko tersebut yang sedari tadi melihat percekcokan mereka.

"Iya mba, maafkan kami dan juga barang yang ada di troli, saya tidak jadi membelinya. Lain waktu kami akan kembali lagi karena anak saya sedang tidak sehat." ujar Amora sambil mengelus kepala Elbert.

Pegawai itu pun menggangguk patuh pada keluarga Alden dan juga Amora. Setelahnya dia pergi meninggalkan mereka.

"Mama, anak yang ada di gendongan bibi itu memanggil papa dengan sebutan daddy. Apa dia kira bahwa papa ku adalah daddynya huh?" ucap Aqila dengan nada sombongnya.

Luna yang mendengar perkataan sang anak membuatnya menatap Amora dengan tatapan seakan bertanya.

"Ehm, maaf nyonya. Suamiku sedang berada di luar kota beberapa bulan ini, dan putraku sangat merindukannya. Jadi, jika ada laki-laki yang memakai jas kantor pasti dia akan mengira itu daddynya." terang Amora berharap Luna mempercayainya.

Luna menganggukkan kepalanya dan tersenyum, tangannya menggandeng lengan Alden sambil menatap Amora.

"Mohon maaf, saya harus undur diri karena sepertinya anak saya kurang enak badan," pinta Amora.

"Baiklah, maafkan putriku juga yang sudah tidak bicara sopan padamu dan semoga suamimu pulang lebih cepat agar kerinduan anakmu terobati." ucapnya dengan tulus sambil mengusap kepala sang putri dengan tangan satunya.

Amora mengangguk dan pergi dari sana, dia masih khawatir dengan Elbert yang sedari tadi diam.

Sedangkan Alden dia masih terdiam dengan tatapan kosong.

"sayang! Kau mendengarku?" sentak luna ketika melihat sang suami yang sedari tadi diam.

"I-iya, sebaiknya kita pulang karena sebentar lagi aku akan meeting dengan client penting." ujar Alden dengan senyum tipis menata sang istri.

Aqila mengambil boneka itu dan memberikan kepada pegawai yang berada dekat dari tempatnya berdiri tadi.

"Bibi, tolong bungkuskan ini untukku," pintanya

"Baik nona." ujar pegawai tersebut sambil mengambil boneka tersebut.

Aqila kembali menghampiri orang tuanya, entah mengapa dirinya masih memikirkan Elbert.

"Papa ayo kita pulang aku sudah lelah." ujar Aqila dengan wajah suntuknya.

Alden membawa istri dan anaknya pulang dengan pikiran yang masih berada pada Amora dan juga putranya.

_____________ 

Amora Sudah sampai di mansion, dirinya masih menggendong Elbert yang sudah tertidur.

"bi ningsih." panggil Amora ketika melihat Ningsih yang mendekat ke arahnya.

"Aden kenapa nak?" tanya Ningsih yang sudah tidak memakai kata panggilan nona lagi.

Ningsih mendekat dengan sedikit tergesa-gesa, wajahnya menampilkan raut yang khawatir.

"Gak papa bi, El hanya lelah berkeliling mall tadi." ucap Amora menenangkan kepala pelayan tersebut.

"huft ... Syukurlah, bibi kira kenapa." ucap Ningsih sambil mengelus dadanya pelan.

"Yasudah bi, aku mau bawa El ke kamar dulu." pamit Amora tanpa menunggu jawaban Ningsih, dirinya langsung menaiki tangga menuju kamarnya.

Sedangkan Ningsih menatap sang nyonya dengan senyum tulusnya.

"Akhirnya, tuan kecil ku memiliki malaikat pelindung." ujarnya setelah itu dia meninggalkan tempat tersebut menuju dapur.

Amora memasuki kamarnya, dirinya sangat lelah setelah setengah hari keluar. Kakinya melangkah ke arah ranjangnya, dengan perlahan Amora merebahkan Elbert di ranjang king size itu.

Tangannya putihnya menyingkirkan rambut Elbert yang menghalangi mata anak itu.

"Kau sedih karena daddymu lebih memilih anak tiri itu ketimbang kau yang anak kandung, mommy paham perasaan mu dan itu sangat sakit." ujar Amora sambil mengelus kening Elbert yang nampak mengkerut.

"Syutt ... Tenanglah sayang, kau akan aman bersama mommy hm ....," ujar Amora ketika melihat Elbert yang gelisah dalam tidurnya sampai sampai kening kecil itu mengkerut dalam.

Bagaikan obat penenang, suara halus Amora berhasil memberikan Elbert menjadi tenang. tak lama kerutan di dahinya memudar yang menandakan dirinya telah tenang.

Amora dengan pelan membuka pakaian yang Elbert pakai dan menggantinya dengan yang baru. Kemarin dirinya memerintahkan para maid untuk membuang baju Elbert yang lama dan menggantinya yang baru. Tentu saja dengan harga yang fantastis.

Amora pergi ke kamar mandi untuk mengambil baskom dan kain yang akan di gunakan untuk membasuh badan Elbert agar tidurnya nyaman.

Tok

Tok

Tok

"Masuk!" perintah Amora, dirinya sibuk dengan mengelap badan Elbert.

Cklek

"Permisi nya, tuan meminta anda menemuinya di ruang kerja." kata maid tersebut sambil menundukkan wajahnya.

Amora mengerutkan keningnya, dia bingung mengapa pria itu berada di mansionnya? Bukankah pria itu sedang bersenang-senang bersama keluarganya?

"Baiklah, aku akan datang. Bilang padanya untuk menunggu sebentar karena aku masih mengurusi Elbert." ucap Amora sambil membalikkan tubuhnya dan melanjutkan aktifitasnya yang tertunda.

Maid tersebut mengangguk paham dan keluar dari kamar majikannya, tak lupa untuk menutup pintu.

"Hah, apa yang pria itu inginkan? Apa dia tak cukup menyakiti putraku?" gumam Amora.

Akhirnya Amora telah selesai mendandani sang anak, selanjutnya ia akan menghampiri pria itu.

"Sayang mommy tinggal sebentar ya." ucapnya sambil mengelus kening Elbert.

Amira melangkahkan kakinya ke arah pintu, dia berbalik menatap Elbert yang masih tertidur nyenyak dengan memeluk guling. Amora memutar knop pintu dan membukanya secara perlahan agar sang anak tidak terbangun.

Amora sengaja tak menutup pintunya agar jika sang anak terbangun orang yang di sekitar kamarnya akan mengetahuinya.

Dia melangkah menuju ruang kerja Alden yang memang berada tak jauh dari kamarnya.

Tok

Tok

"Masuk!" ujar Alden dari dalam.

Amora memutar knop pintu itu secara perlahan. Setelah membuka pintu itu pertama kali netranya menangkap sosok pria yang sedang memunggunginya.

"Ada apa kau memanggilku?" tanya Amora langsung.

Alden membalikkan tubuhnya dan mendekat ke arah Amora.

"Bagaimana dengan Elbert?" tanya Alden.

Dapat Amora lihat, ada kesedihan di mata pria yang berstatus sebagai suaminya.

"Setelah menyakiti hati putraku, masih pantas kah kau menanyakan keadaan dia?" tanya Amora dengan nada yang sedikit ketus.

Alden menghela nafasnya, tangan kirinya menarik Amora lebih dekat dengannya sedangkan Tangan kanannya menutup pintu dan menguncinya.

"Hei! Apa yang kau lakukan?"" sentak Amora berusaha melepaskan diri dari Alden.

"Diam!" sentak Alden yang mana hal itu membuat Amora meneguk ludahnya kasar.

"Aku memang menyakitinya, akan tetapi kejadian itu di luar perkiraan ku. Apa bisa aku mengetahui kemana kamu pergi sedangkan dirimu tidak meminta izin padaku?" terang Alden. Matanya menatap intens ke arah Amora yang kini menatapnya gugup.

"Ma-maaf aku kira itu tidak perlu." ucap Amora sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kenapa kau menghindari tatapanku? Apa wajahku seburuk itu hingga kau enggan menatapku?" tanya Alden.

Amora menatap kembali Alden, dirinya tengah berpikir. Jika di depannya ini buruk rupa, bagaimana jika sudah menjadi seorang pangeran?

"Aku ... Jika aku menatapmu terus, maka wajah tampan mu itu akan hilang dalam sekejap karena keganasan kuku cantik ku ini." ucap Amora dengan seringainya.

"Wah nona, kau menyebutku tampan? Apa kau mengakui bahwa suamimu ini tampan?" ujarnya sambil menurun naikkan alisnya.

Amora segera melepaskan dirinya dari Alden. Tangannya ia lipat di depan dada sambil menatap Alden tajam.

"kau terlalu pede, sadarlah tuan! Jangan menggombali wanita lain, ingat istri tercintamu itu!" ucap Amora.

Dengan smirknya Alden mendekatkan dirinya kepada Amora, dia menurunkan wajahnya tepat di depan wajah Amora bahkan hidung mereka saling bersentuhan.

Amora yang di perlakukan seperti itu merasa jantungnya akan segera melompat keluar.

"Apakah istri simpananku cemburu? Jika aku merayumu, itu bukanlah hal yang salah. Karena apa? Karena kau juga istriku." ucap Alden, tangan kanannya terangkat mengelus pipi Amora.

"Ya, kau benar. Aku hanya simpananmu, tapi aku juga istrimu!" sentak Amora.

Alden tak terkejut, dirinya tersenyum puas menatap wajah istrinya yang tengah memerah.

"Benar! Untuk itu mari kutunjukkan hakmu sebagai istriku." ujarnya dengan tangan yang menarik Amora kasar menuju ke sebuah ruangan yang sepertinya ruang tidur.

Alden menghempaskan Amora kasar ke tempat tidur yang berada di ruangan itu.

"Alden!" teriak Amora, dirinya merasa kesakitan saat di perlakukan seperti tadi.

"Diam! Kau bilang kau istriku bukan? Maka akan kutunjukkan hakmu sebagai istriku!" jelas Alden. Tangannya membuka setelan jas dan juga dasinya.

Amora yang melihat itu membulatkan matanya. dirinya merasa takut sekarang apalagi saat ini Alden telah membuka kemejanya.

"Alden! Apa yang ... Aaaaa .tidak

Terpopuler

Comments

aphrodite

aphrodite

Alden tolil sekali y..yg kayak gini yg bela bela in sampe durhaka sama orang tua..setidaknya ajari anak sambungmu sopan santun..dari kecil udah sombong gak ketulungan gimana gede nya

2025-02-01

0

Vera Wilda

Vera Wilda

Semoga Amora nya tidak usah tertuker lagi, agar Elbert ada yg melindungi dan menyanyagi 😊

2025-01-21

0

Fani Indriyani

Fani Indriyani

aku pernah baca tp lupa,jd kubaca ulang deh

2024-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 Transmigrasi
2 kedatangan Alden
3 kau masih istriku
4 Pertemuan tak terduga
5 Aku juga istrimu
6 Aku harus mendapatkan hatinya
7 Pelakor?
8 Kau harus putuskan
9 Bolehkah aku egois
10 Harus memilih
11 Teka Teki
12 kemarahan Jonathan
13 Hukuman Alden
14 Siapa orang tuaku
15 Keluarga Miller
16 Rahasia Alden
17 Jangan tinggalkan El
18 Masalah Alden dan Luna
19 Gilang
20 Pertemuan kedua Luna dan Amora
21 Sadarnya Gio
22 Mereka berbeda
23 Pertengkaran Alden dan Luna
24 Memutuskan
25 Pertemuan kakak adik
26 Pertemuan kembali El dan Qila
27 Luna
28 Tentang Amora
29 Kamu selingkuh?
30 Jebakan
31 Hemofilia
32 Teman istriku
33 kakak?
34 Siapa Zidan?
35 Masa lalu Jeslyn
36 Drama keluarga
37 Rencana yang berjalan mulus
38 pertemuan Gio dengan Aqila
39 Daddy yang peka
40 Arjuna
41 Duda karatan
42 Musibah
43 Keadaan Alden
44 pertemuan kembali
45 Kau harus bertemu dengan ibumu!
46 Kekesalan Deon
47 Pertemuan Jeslyn dan Zidan
48 Sadarnya Alden
49 Dia Zidan?
50 Permen kapas
51 Perdebatan Alden dan Zidan
52 Alden mual
53 Pembinol
54 Ular
55 Sekarang keadaannya berbeda
56 Perbuatan Luna lagi?
57 Aku lagi yang salah
58 Kelakuan El
59 Penangkapan Luna
60 Kamu selingkuh?
61 Gala-gala om pembinol
62 Keputusan hakim
63 Right?
64 Kembalilah!
65 Delusi?
66 Aqila telah mengetahuinya?
67 Terulang lagi?
68 Terungkap
69 Terungkap 2
70 Vani?
71 Vani 2
72 Akhir masalah Vani
73 Tentang Aira
74 Kenapa aku salah lagi?
75 Goa
76 Jacob
77 Elbert demam
78 Keluarga Lawrance
79 Kesadaran Aurel
80 Menghalalkannya
81 Prematur
82 Perdebatan marga
83 Warna mata
84 Keturunan
85 Kepulangan si kembar
86 om manol
87 Pion?
88 Penyelesaian
89 Konferensi pers 1
90 Selesainya konferensi pers
91 Elbert kabur
92 Elbert kabur 2
93 Bali
94 Sindiran Elbert
95 End
96 Pengumuman
97 Bonus part
98 Lanjutan Transmigrasi Mommy
99 Lewat bentar
100 Love binder's baby( bayi pengikat cinta)
101 Cerita Fantasi lagi nih
102 KARYA BARU: I'M COMING DADDY
103 CINTA YANG BELUM USAI
104 KARYA BARUUU 'FIND ME DADDY!'
105 KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK (KARYA BARU)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Transmigrasi
2
kedatangan Alden
3
kau masih istriku
4
Pertemuan tak terduga
5
Aku juga istrimu
6
Aku harus mendapatkan hatinya
7
Pelakor?
8
Kau harus putuskan
9
Bolehkah aku egois
10
Harus memilih
11
Teka Teki
12
kemarahan Jonathan
13
Hukuman Alden
14
Siapa orang tuaku
15
Keluarga Miller
16
Rahasia Alden
17
Jangan tinggalkan El
18
Masalah Alden dan Luna
19
Gilang
20
Pertemuan kedua Luna dan Amora
21
Sadarnya Gio
22
Mereka berbeda
23
Pertengkaran Alden dan Luna
24
Memutuskan
25
Pertemuan kakak adik
26
Pertemuan kembali El dan Qila
27
Luna
28
Tentang Amora
29
Kamu selingkuh?
30
Jebakan
31
Hemofilia
32
Teman istriku
33
kakak?
34
Siapa Zidan?
35
Masa lalu Jeslyn
36
Drama keluarga
37
Rencana yang berjalan mulus
38
pertemuan Gio dengan Aqila
39
Daddy yang peka
40
Arjuna
41
Duda karatan
42
Musibah
43
Keadaan Alden
44
pertemuan kembali
45
Kau harus bertemu dengan ibumu!
46
Kekesalan Deon
47
Pertemuan Jeslyn dan Zidan
48
Sadarnya Alden
49
Dia Zidan?
50
Permen kapas
51
Perdebatan Alden dan Zidan
52
Alden mual
53
Pembinol
54
Ular
55
Sekarang keadaannya berbeda
56
Perbuatan Luna lagi?
57
Aku lagi yang salah
58
Kelakuan El
59
Penangkapan Luna
60
Kamu selingkuh?
61
Gala-gala om pembinol
62
Keputusan hakim
63
Right?
64
Kembalilah!
65
Delusi?
66
Aqila telah mengetahuinya?
67
Terulang lagi?
68
Terungkap
69
Terungkap 2
70
Vani?
71
Vani 2
72
Akhir masalah Vani
73
Tentang Aira
74
Kenapa aku salah lagi?
75
Goa
76
Jacob
77
Elbert demam
78
Keluarga Lawrance
79
Kesadaran Aurel
80
Menghalalkannya
81
Prematur
82
Perdebatan marga
83
Warna mata
84
Keturunan
85
Kepulangan si kembar
86
om manol
87
Pion?
88
Penyelesaian
89
Konferensi pers 1
90
Selesainya konferensi pers
91
Elbert kabur
92
Elbert kabur 2
93
Bali
94
Sindiran Elbert
95
End
96
Pengumuman
97
Bonus part
98
Lanjutan Transmigrasi Mommy
99
Lewat bentar
100
Love binder's baby( bayi pengikat cinta)
101
Cerita Fantasi lagi nih
102
KARYA BARU: I'M COMING DADDY
103
CINTA YANG BELUM USAI
104
KARYA BARUUU 'FIND ME DADDY!'
105
KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK (KARYA BARU)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!