Sudah sebulan Nadia tinggal di dalam Keluarga Sean, dia pun mendapat kasih sayang dari Nawang juga Abdi bahkan Kevin sendiri dia pun baik terhadap nya walau sifat dan tingkahnya masih saja Cuek.
Setiap harinya Nadia bersama Kevin ke sekolah namun jika Kevin akan latihan Basket Nadia akan pulang sendiri karena dia tidak mau merepotkan Kevin yang harus bolak balik.
Di sekolah mereka kebersamaan mereka pun tidak ada yang tau, Nadia sengaja menutupi nya karena dia tau begitu banyak fans Kevin dan sudah pasti akan membencinya.
" Kevin,, Mama mau bicara sama kamu " Ucap Nawang yang memang sengaja menunggu di ruang tengah.
" Sayang,, sebentar ya " Lanjut Nawang menatap Nadia.
Kevin dan Nadia baru saja pulang sekolah hari ini.
" Kita bicara di kamar Mama " Ajak Nawang dan Kevin mengangguk.
Mereka kini sudah berada di kamar Nawang, Kevin terlihat duduk di sofa begitu juga dengan Nawang.
" Mama mau bicara apa "
Nawang tersenyum dan beranjak duduk di samping putranya,,
" Kita nunggu Papa pulang ya, Papa lagi di jalan"
" Ma, sebenarnya ada apa sih "
Kevin merasa penasaran, tidak pernah seperti ini sebelumnya dan selama ini dia merasa sama sekali tidak melakukan sesuatu yang membuat orang tuanya marah.
" Itu Papa sudah datang " Ucap Nawang saat melihat Abdi masuk ke dalam kamar.
" Ma,, " Ucap Abdi yang ikut duduk bersama mereka.
" Pa,, Ma,, sebenarnya ada apa sih "
" Tidak Vin,, Papa hanya ingin menceritakan sesuatu sama kamu.."
" Maksud nya ?"
" Kamu masih ingat orang yang pernah menolong Papa saat Papa mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu, ?"
Kevin mengangguk,,
Abdi pernah mengalami kecelakaan saat dirinya berada di Bogor beberapa tahun lalu, kecelakaan fatal yang membuatnya kehilangan banyak darah.
Rumah sakit kehabisan darah O saat itu padahal Abdi sendiri membutuhkan dua kantung darah.
Nawang sudah pasrah akan apa yang terjadi namun di saat bersamaan Nawang bertemu dengan Hanung dan Rekso yang berada di Rumah Sakit.
Nawang menceritakan semua yang terjadi hingga akhir nya Rekso menyumbang kan Darahnya untuk menolong Abdi hingga akhirnya Abdi sembuh dan bisa kembali sehat.
" Mereka adalah Rekso dan Hanung orang tua Nadia, karena inilah Papa dan Mama merasa berhutang Budi terhadap mereka "
" Terus apa hubungannya dengan Kevin Pa, Ma"
Nawang tersenyum ,,
" Sebenarnya Kami para orang tua tidak sengaja membicarakan masalah perjodohan Kamu dengan Nadia Vin "
" Apa Ma,, Ma, Pa, ini jaman modern sudah tidak ada lagi perjodohan lagian Kevin masih sekolah masih banyak cita cita Kevin yang belum di gapai "
" Papa Tau Vin,, Tapi lihatlah Nadia sekarang dia hanya sendiri, orang tuanya sudah meninggal,, Papa sudah menganggap nya sebagai anak sendiri dan Sebelum Papa Nadia meninggalkan mereka menitipkan Nadia kepada Papa mereka berharap jika perjodohan itu di lanjutkan karena mereka hanya percaya kepada Papa dan Mama untuk menjaga Nadia Putri mereka ."
" Tapi Pa,-
" Vin,, Mama mohon,,
Hanya ini yang bisa Mama juga Papa lakukan untuk membalas kebaikan mereka, Kamu harus ingat bagaimana jika saat itu tidak ada Papa nya Nadia mungkin saja Papa sudah,- Nawang tidak lagi menyelesaikan ucapannya dia tidak tau jika suaminya saat itu tidak tertolong.
Kevin mengusap wajahnya,,
" Papa tidak meminta kamu memberi jawaban sekarang, Kami tau ini begitu mendadak,, Kamu bisa memikirkannya tapi Papa harap kamu bisa memikirkan bagaimana kebaikan orang tua Nadia "
" Kevin ke kamar dulu "
Nawang mengangguk,,
Kevin berjalan keluar dan di saat membuka pintu terlihat Nadia yang juga akan keluar kamar.
Kevin menatap Nadia,
namun dia langsung melewati nya begitu saja membuat Nadia bingung walau memang sudah seperti biasanya namun tatapan Kevin kali ini berbeda tidak seperti biasanya.
Nadia berjalan turun dia menuju dapur untuk mengambil minum.
*****
Di dalam Kamar,,
Kevin melempar tasnya di atas ranjang dan menjatuhkan tubuhnya di sana.
Bingung apa yang harus dia lakukan menerima perjodohan itu atau menolak nya ,, jika menolak sudah Pasti orang tuanya akan kecewa apalagi keluarga nya berhutang Budi dengan keluarga Nadia, namun dia sendiri masih sangat muda banyak cita cita yang belum dia wujudkan sedangkan Nadia sendiri, dia pun tidak menyukainya selama ini dia menganggap Nadia seperti adiknya.
****,, umpat Kevin mengacak rambutnya frustasi.
dia menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Di ruang tengah Nadia Duduk sendiri dengan menonton film kartun,,
" Di sini rupanya " Ucap Nawang menghampiri Nadia
" Tante,, "
Nawang tersenyum dan sekilas melihat film kartun,,
Nadia memang dari dulu menyukai Film kartun dan Nawang tau akan itu karena Nawang selalu menceritakan nya jika mereka bertemu.
" Giman sekolah kamu Sayang, Sudah sebulan apa ada yang membuat kamu sulit di sana "
Nadia menggeleng ,,
selama ini dirinya memang biasa saja sekolah berjalan seperti di sekolahnya dulu.
" Oya Tante,, Nadia sebenarnya mau ijin kalau lusa Nadia mau ke Bogor "
" Ke Bogor Kenapa Sayang "
" Nadia kangen sama Papa Mama, Nadia mau ke makam mereka Tante "
Nawang tersenyum dan mengusap wajah Nadia,,
" Tante Ijinin apa mau Tante temani ke sana ?"
" Tidak usah Tante, Nadia bisa pakai kereta "
" Ya Sudah,, "
Nadia mengangguk,,
dia pun kembali menonton layar televisi di depannya,,
Nawang masih menatap nya, rasanya dia juga ingin memberitahu masalah perjodohan mereka namun melihat Nadia yang terlihat sedih membuatnya mundur.
" Loh Vin,, kamu mau kemana ?" Ucap Nawang saat melihat Putranya sudah berpakaian rapi.
" Kevin ke Cafe dulu Ma,, Tadi Irfan telpon "
" Hati hati,, Jangan kemalaman pulangnya "
Kevin mengangguk dan mencium punggung tangan Nawang tanpa melirik Nadia yang juga berada di sana.
Sebenarnya Kevin sengaja Ke Cafe,,
Dia ingin berpikir masalah perjodohan itu di sana ,,
Kevin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ucapan orang tuanya terus terngiang di otaknya,,
Apa yang harus gue lakukan,,
Apa gue harus menolah atau menerimanya, Bagi gue Pernikahan itu hal sakral dan sekali seumur hidup .
Kevin menggeleng dan melajukan nya.
_____
Di sini lah Kevin saat ini Sean Coffee
salah satu kursi Cafe dengan laptop di hadapan nya,,
dia terlihat menatap Laptop namun entah dimana pikirannya,,
" Bos " Ucap Irfan
" Bos, Bos Kevin " Ulang Irfan
" Ya Kenapa Fan "
" Astaga,, Kenapa ini Bos kita malah melamun mikirin apa sih Bos "
Kevin menghela napasnya,,
" Gapapa,, Kenapa Van "
" Beberapa bahan di dapur sudah mulai kosong, apa kita order sekarang ?"
" Lo stok semua barang yang hampir habis dan mending Lo sekalian saja order semuanya, untuk aneka Coffee apa masih banyak kalau sedikit sekalian Lo order "
" Oke bos,, "
Kevin mengangguk dan kembali menatap Laptopnya,, Padahal sebenarnya dia memikirkan ucapan orang tuanya.
Irfan menatapnya heran tidak biasanya bos nya ini seperti itu,,
" Bos Kevin kenapa ya, tidak bisanya dia murung seperti itu apa sedang ada masalah ". Ucap Irfan.
Irfan salah satu orang kepercayaan di Sean Coffee, selama ini Irfan lah yang membantu Kevin menjalankan bisnis Coffee nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Andri Kurniawan
visual nya Irfan mana Thor kok gak ada
2024-10-10
0
Fitria novia
semoga Kevin menerima perjodohan mereka
2022-06-09
0
Risna X Uddienk
wih visualnya chimon
2022-05-28
0