***
D.E BIGGEST COMPANY
“Aargh ssshh ...” Aldi meringis saat ia mengobati lukanya sendiri di dalam ruang kerjanya.
“Tuhan, kenapa dia kembali disaat kami sudah bahagia,” gumam Aldi lirih.
“Bahkan Lisa nggak ngejar aku tadi.” lanjutnya. Aldi menghela nafas kasar.
“Argh! Kenapa lo dateng disaat gue udah bahagia Kiki?! Kenapa nggak dari dulu lo dateng! Brengs*k!” teriak Aldi frustrasi. Saat ini pikirannya benar-benar kalut
***
Pukul 8 malam Aldi baru pulang ke rumah. Penampilannya sungguh terlihat berantakan. Entah apa yang ia lakukan seharian ini. Tidak biasanya ia pulang malam seperti ini.
“Aldi.” panggil Lisa yang sudah berada di hadapan Aldi. Ia hanya diam menatap Lisa dengan tatapan datar.
“Tumben pulang jam segini? Kamu sibuk banget ya di kantor?” Lisa mencoba bertanya pelan walau sedikit takut.
“Aku capek mau istirahat,” ucap Aldi begitu dingin.
“Kamu nakan dulu ya, aku udah masakin makanan kesukaan kamu,” ucap Lisa pelan.
“Aku nggak laper,” ucap Aldi lalu melangkah melewati Lisa.
"Tapi Al-."
“Udh aku bilang, aku nggak laper! Kamu denger kan?!” bentak Aldi
Lisa tertunduk mendengar bentakan Aldi. Matanya kini sudah mulai berkaca-kaca. Aldi benar-benar marah kali ini.
“Lagian kenapa nggak kamu kasih aja ke PACAR TERCINTA kamu itu.” sindir Aldi.
“Hiks, maaf Al …” Air mata Lisa jatuh seketika. Aldi terdiam saat mendengar isakan Lisa. Inilah kelemahan Aldi, ia akan luluh jika sudah melihat Lisa menangis. Namun, rasa kecewanya pada istrinya itu melunturkan semua rasa iba-nya.
“Hiks su-suami aku itu kamu bukan Kiki,” lirih Lisa masih terisak. Aldi berbalik, ia memejamkan matanya sejenak lalu berjalan menaiki anak tangga dan langsung masuk ke dalam kamar.
“Hiks, maafin aku Al,” gumam Lisa lirih.
“Kak.” panggil Claudia yang sempat melihat pertengkaran mereka berdua.
“Claudia.” lirih Lisa.
“Kakak kenapa? Ada masalah sama kak Aldi?” tanya Claudia lembut. Lisa kembali tertunduk dan terisak.
“Cuma masalah kecil kok,” jawab Lisa lirih. Ia mencoba mengelak karena Lisa tau ini akan menjadi masalah besar ke depannya jika Lisa masih menyakiti keduanya, yaitu Aldi dan Kiki.
“Aldi kamu mau kemana?” tanya Lisa saat melihat Aldi keluar dari kamarnya.
“Mau tidur di kamar sebelah.” jawabnya cuek, lalu masuk ke kamar tamu yang berada di samping kamar mereka.
“Aldi,” lirih Lisa meneteskan air matanya kembali.
Sesak hatinya melihat suaminya acuh kepadanya karena biasanya Aldi selalu memanjakannya setiap waktu. Lalu Lisa masuk ke dalam kamar dengan terisak.
“Maafin aku Lisa, aku terlanjur kecewa sama kamu.” batin Aldi yang bersandar di balik pintu.
***
“Hiks, kenapa kamu cuekin aku Al? Aku tau aku salah lebih membela Kiki. Tapi kamu harus tau kalo sayang dan cinta aku saat ini hanya untuk kamu hiks, hiks,” isak Lisa yang duduk di pinggir ranjang seraya mengusap perut besarnya itu.
“Malam ini kita tidur berdua ya dek. Kamu jangan nendang-nendang perut Mama, soalnya nggak ada Papa yang nenangin kamu,” ucap Lisa lirih dengan mata yang sudah berkaca-kaca, lalu Lisa membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
Miris memang, Lisa yang setiap malam tidur di pelukan Aldi, namun untuk kali ini ia hanya tidur sendiri tanpa pelukan hangat suaminya.
***
1 minggu pun berlalu.
Selama itu Aldi masih bersikap acuh pada Lisa. Ia masih tidur terpisah dengan istrinya, makan pun jarang di rumah. Padahal Lisa selalu menyiapkan makanan untuknya.
“Sampai kapan kamu terus diemin aku kayak gini Al.”' lirih Lisa menatap kosong danau di depannya.
Saat ini Lisa tengah berada di danau dekat taman komplek rumah mertuanya. Menikmati sejuknya udara minggu pagi.
“Aku kangen senyum dan pelukan hangat kamu Al.” Air mata Lisa kembali menetes.
“Lisa,” panggil seseorang dari belakang Lisa. Lisa pun langsung menoleh.
“Kiki,” lirih Lisa menatap orang yang memanggilnya ternyata adalah Kiki. Dan Kiki langsung duduk di samping Lisa.
“Kamu kenapa?” tanya Kiki lembut.
“Aldi masih marah sama aku Ki,” ucap Lisa lirih. Kiki pun langsung menggenggam tangan Lisa.
“Kembalilah padaku Lis,” lirih Kiki membuat Lisa menoleh.
“Enggak Ki. Aku nggak bisa.” Lisa mencoba melepas genggaman Kiki. Namun, Kiki malah mengeratkan genggamannya.
“Kenapa Lis?” tanya Kiki.
“Aku udah punya suami. Dan kamu lihat kan? Sebentar lagi calon anak aku dengan Aldi akan segera lahir,” ucap Lisa.
“Kamu ceraikan dia. Aku bersedia menjadi Ayah untuk anak kamu ini,” ucap Kiki. Dengan cepat Lisa menggeleng.
“Enggak Ki. Pernikahan bukan untuk main-main. Aku yakin kamu bisa dapetin perempuan lain yang lebih baik dari aku,” ucap Lisa lirih.
“Enggak! Aldi udah rebut kamu dari aku. Aku nggak terima semua ini,” ucap Kiki. Lisa langsung melepas genggaman tangan Kiki.
“Cukup Ki! Aldi nggak salah. Kamu yang salah karena udah ninggalin aku tanpa kabar!” ucap Lisa membela Aldi.
“Aku nggak pernah ninggalin kamu. Buktinya aku kembali, dan selama ini aku selalu ngabarin kamu Lisa.” Kiki mencoba untuk membela dirinya
“Iya, tapi itu 2 tahun yang lalu. Setelah itu kamu menghilang tanpa kabar! 2 tahun bukan waktu yang singkat untuk nungguin kabar kamu Ki!” ucap Lisa yang mulai meneteskan air matanya lagi. Kiki hanya bisa terdiam.
“Kamu pikir siapa yang selama ini hibur aku? siapa yang selalu buat aku tersenyum saat aku sedih mikirin keadaan kamu disana?!
Aldi Ki! Aldi yang selalu ada dan selalu buat aku tersenyum, bukan kamu. Hiks,” lanjut Lisa terdengar lirih di akhir kalimatnya. Kiki masih terdiam.
“Kemana kamu selama ini Ki? Kenapa kamu datang disaat aku sudah bahagia bersama suamiku?! Kenapa Ki? Hiks.” isak Lisa
“A-aku... Aku ...”
“Kamu nggak tau kan gimana sakitnya hati aku saat di diemin seperti ini sama suami aku sendiri?! Sakit Ki sakit banget, dia yang selalu buat aku tersenyum selama ini, hiks hiks.” Lisa memotong ucapan Kiki.
“Aku nggak ngasih kabar kamu karena aku ingin fokus sama kuliah aku Lis, biar aku secepatnya bisa menemui kamu,” lirih Kiki.
“Tapi setidaknya kamu bisa bilang sama aku. Bukannya hilang seperti itu. Aku nungguin kamu selama itu Ki, tapi kamu nggak pernah sadar akan semua itu!”
“Maafin aku,” lirih Kiki.
“Tapi semuanya sudah terlambat Ki,” lirih Lisa.
“Apanya yang terlambat? Ingat kamu itu masih pacar aku Lisa,” ucap Kiki. Lisa menggeleng.
“Enggak Ki, mulai sekarang kita udah nggak ada hubungan apa-apa lagi, maaf,” ucap Lisa berdiri dan ingin meninggalkan Kiki.
“Kamu nggak bisa mutusin aku sepihak kayak gini Lisa,” cegah Kiki dengan cepat menggenggam erat tangan Lisa.
“Lepas Ki aku mau eumptt ...” ucapan Lisa terputus saat Kiki menciumnya tiba-tiba. Lisa mencoba berontak namun Kiki menahan kuat tubuhnya hingga membuat Lisa menangis.
BUGH!
Kiki tersungkur saat tiba-tiba ada yang memukul wajahnya.
Bersambung..
Jangan lupa untuk di like, komen, beri hadiah dan di vote ya teman-teman. Dan jangan lupa untuk di favorit kan juga, agar author nya lebih semangat lagi dalam membuat novelnya. Terimakasih banyak🙏🤗
Ig : @mutiakim09
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Nurhidayati 86
lisa ini tipe wanita cantik menyebalkan kekanakan, karena kecantikannya banyak laki laki jadi bucin tak peduli tinngkahnya yg salah, biasanya yg sebel wanita lain didekatnya selalu direpotkan, untungnya dia hidup di novel, klo dia hidup diasrama atau kosan cewek gak punya temen dia
2023-02-13
0
Nana
gedeg banget liat Kiki
2022-07-01
0
Gisha Putri🌛
anjim malah main nyosor si Kiki(●__●)
2022-03-11
3