*************
“Nggh…” Lisa menggeliat saat terusik dengan kilauan cahaya yang memasuki jendela ruang rawat Aldi.
Perlahan Lisa membuka matanya, dan menatap suaminya yang masih tertidur pulas.
“Masih tidur.” gumam Lisa lirih.
Bibir Lisa langsung tersenyum saat melihat wajah tampan suaminya dari dekat seperti ini
“Kiki itu masa laluku, Kamu adalah masa depanku. Maaf Ki, jika posisi kamu tergeser di hati aku.” batin Lisa seraya membelai lembut wajah suaminya.
FIUUHH~
Lisa meniup wajah Aldi pelan sehingga membuat suaminya itu terusik
“Eemmhh.” Aldi sedikit menggeliat karena ulah istrinya itu. Lisa yang melihat itu langsung terkekeh.
FIUHH~
Lagi-lagi Lisa meniup wajah Aldi, sehingga membuat Aldi pun membuka matanya. Lisa langsung tersenyum tatkala ia menatap muka bantal dari suaminya itu.
“Aku ngantuk sayang,” lirih Aldi yang masih mengantuk.
“Udah pagi. Aku mau turun ya, tapi lepasin dulu tangan kamu,” ucap Lisa lembut
Aldi malah semakin mengeratkan pelukannya.
“Disini aja, kamu mau kemana sih? Masih sakit juga,” ucap Aldi parau.
“Aku mau cuci muka,” ucap Lisa.
“Nanti aja sayang, kita tidur lagi ya?”
“Ih Aldi! Kita ini lagi di rumah sakit bukan dirumah.” kesal Lisa seraya mengerucutkan bibirnya.
“Bibirnya minta dicium ya neng?” goda Aldi.
“Ih enggak ya!” Lisa mencoba untuk bangun, Namun Aldi malah menariknya.
“Aaargh sshh …” teriak Aldi saat tangan Lisa tak sengaja mengenai perutnya.
“Astaga maafin aku Al,” lirih Lisa merasa bersalah. Aldi hanya tersenyum sesekali meringis.
“Ssshh... Nggak apa-apa sayang. Bukan salah kamu kok,” ucap Aldi sambil menahan sakit. Saat ini posisi Lisa sudah duduk di sampingnya Aldi.
“Tapi kena tangan aku Al,” ucap Lisa yang matanya kini sudah mulai berkaca-kaca.
“Udah nggak apa-apa sayang, ini cuma sakit dikit kok,” ucap Aldi mencoba tetap tersenyum agar istrinya itu tidak khawatir.
“Sini aku mau lihat,” ucap Lisa ingin membuka baju pasien Aldi.
“Eemm... Nggak usah sayang, aku nggak apa-apa kok,” tolak Aldi.
“Aku mau liat,” ucap Lisa memaksa.
“Lisa nggak usah.” Aldi terus berusaha mencegah, namun Lisa tetap memaksa.
“Aww sshh …” Aldi kembali meringis saat Lisa berhasil membuka baju bagian perutnya.
“Tuh kan berdarah, hiks,” ucap Lisa mulai menangis saat melihat darah yang menembus perban Aldi.
“Ussssttt jangan nangis, aku beneran nggak apa-apa kok sayang,” ucap Aldi terdengar sedikit berat.
“Bohong! Hiks Fandi,” isak Lisa, lalu memanggil Fandi yang masih tertidur pulas itu.
“Jangan bangunin Fandi sayang. Kasihan dia tidurnya jam 2 pagi tadi.” Aldi mencegah Lisa memanggil Fandi.
“Nggak mau! Hiks Fandi bangun.” Lisa menghampiri Fandi yang tengah tertidur di sofa.
“Eugghh, ada apa sih Lis?” ucap Fandi menggeliat karena terusik.
“Tolongin Aldi, hiks.” Fandi pun langsung bangun mendengar tangisan Lisa yang menyebut nama Aldi
“Kenapa?” tanya Fandi lalu menatap Aldi. Keningnya mengernyit menatap sahabatnya itu.
“Perutnya Aldi berdarah hiks,” ucap Lisa polos. Lalu Fandi menatap perut Aldi yang masih terbuka.
“Terus kenapa nggak dipanggil Dokter?” tanya Fandi.
“Nggak mau, takut. Entar kalo dimarahin gimana?” ucap Lisa tertunduk.
Fandi menepuk jidatnya. Oh Tuhan, mengapa Lisa jadi polos seperti ini? Apa ini karena efek kehamilannya ya? pikirnya
Fandi pun segera keluar untuk memanggil Dokter.
“Aldi …” panggil Lisa lirih
“Iya kenapa sayang? Udah jangan nangis, aku nggak apa-apa kok,” ucap Aldi parau.
“Hiks, maafin aku,” isak Lisa tertunduk. Aldi menghela nafasnya.
“Sini deh,” ucap Aldi. Lisa pun menurut dan menghampiri Aldi.
“Aku nggak apa-apa sayang, ssshh.. Ini cuma sedikit perih aja kok,” ucap Aldi seraya memegang kedua tangan istrinya itu.
Perkataan dari Aldi itu malah membuat Lisa semakin menangis.
Bumil mah bawaannya sensitif mulu, yang sabar ya pak suami hadapi bumil.
Tak lama kemudian Fandi datang dengan seorang Dokter dan Suster yang membawa beberapa peralatan rumah sakit.
“Dokter maaf.” Lisa menunduk saat dokter datang, takut dimarahi Dokter katanya.
“Apa yang anda lakukan Nyonya?” tanya Dokter itu bingung.
“Hiks saya nggak sengaja, maaf… tadi saya hiks ...”
“Nggak apa-apa kok Dok, tadi perut saya ke tekan sama tangannya gara-gara saya tarik,” potong Aldi menjelaskan, ia tak tega melihat tangisan istrinya itu semakin menjadi. Dokter itu pun langsung tersenyum.
“Biar saya periksa dulu ya,” ucap Dokter itu. Aldi pun mengangguk, sementara Lisa terus menunduk menangis sesenggukan.
“Lukanya tidak apa-apa. Hanya keluar sedikit darah dan tinggal ganti perban saja,” jelas Dokter itu.
Setelah selesai mengganti perban Aldi, Dokter dan Suster itu pun keluar meninggalkan mereka bertiga.
“Udah ah, jangan nangis. Nanti cantiknya luntur loh,” goda Aldi pada Lisa.
“Pulang,” lirih Lisa.
“Pulang? Diantar sama Fandi mau?” tanya Aldi. Lisa langsung menggeleng.
“Terus?” tanya Aldi lagi sambil menautkan alisnya.
“Mau pulang sama kamu.” ucap Lisa sambil menatap Aldi.
“Hah? Aku?” ucap Aldi terkejut. Lisa pun langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat.
“Aku belum boleh pulang sayang,” jelas Aldi mencoba memberi pengertian pada istrinya itu.
“Tapi aku mau pulangnya sama kamu Al,” ucap Lisa sedikit parau, akibat menangis tadi. Aldi menatap wajah istrinya yang sedikit pucat itu.
“Kamu pulang duluan ya. Istirahat dirumah. Nanti aku nyusul kok,” ucap Aldi lembut. Namun Lisa tetap menggeleng.
“Aku mau istirahat sama kamu dirumah. Di kamar kita,” ucap Lisa lirih dengan mata yang kembali berkaca-kaca. Aldi langsung terdiam, bingung harus menjawab apa.
CEKLEK!
“Assalamualaikum,” ucap Tante Anne yang baru datang bersama Tante Nila.
“Waalaikumussalam,” jawab mereka bertiga.
“Loh sayang, kok wajah kamu tambah pucat sih? Kamu nggak istirahat lagi ya disini?” ucap Tante Anne sambil memegang pipi Lisa.
“Udah kok Mom,” jawab Lisa lirih.
“Terus, wajah kamu kok makin pucat nak?” tanya Tante Nila. Lisa hanya diam tanpa menanggapi ucapan dari mamanya itu.
“Eemm Mom, kalo aku pulang hari ini boleh nggak?” tanya Aldi membuat semua tersentak, kecuali Lisa yang tertunduk lesu.
“Kamu itu belum sembuh total Al, udah minta pulang aja!” ucap Tante Anne kesal.
“Mom …” ucap Aldi sambil menunjuk Lisa dengan wajahnya dan menggeleng. Tante Anne menatap putranya itu bingung.
“Lisa minta pulang sama Aldi Tante. Dia nggak mau kalo pulang tanpa Aldi. Mungkin karena bawaan baby-nya yang nggak mau jauh sama Papanya, Tan.” Fandi langsung menyahut dan menjelaskan ke Tante Anne. Tante Anne pun langsung menatap menantunya itu.
“Bener itu sayang?” tanya Tante Anne. Lisa mengangguk pelan.
“Tapi kalo nggak boleh juga nggak papa kok Mom. Lisa disini aja sampai Aldi sembuh,” ucap Lisa lirih.
“Sebentar ya sayang,” ucap Tante Anne lalu keluar ruang rawat Aldi.
“Kamu duduk disana aja ya nak,” ucap Tante Nila pada Lisa
“Nggak mau Ma,” tolak Lisa.
“Kenapa nak?”
“Mau sama Aldi aja.” lalu Lisa berjalan dan duduk di samping Aldi.
“Ampun dah, bumil manjanya kebangetan,” ucap Fandi sambil menepuk jidatnya
Lisa langsung memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Fandi itu.
“Kenapa? Nggak boleh ya?” tanya Lisa polos.
“Ya boleh aja sih. Tapi masalahnya Aldi ngizinin nggak?” goda Fandi. Lisa langsung menatap ke arah Aldi.
“Nggak boleh ya Al?” tanya Lisa polos.
“Emangnya aku ngizinin tadi?” ucap Aldi yang juga mencoba untuk menggoda istrinya itu. Lisa yang mendengar perkataan suaminya itu langsung memanyunkan bibirnya kembali
“Ya udah sih kalo nggak di izinin.” Lisa turun dari ranjang rawat Aldi lalu duduk melipat kedua lututnya dengan tangannya dengan wajah cemberut.
“Eh bumil, kok malah jongkok sih dibawah situ,” celetuk Fandi.
“Katanya nggak boleh duduk disitu,” ucap Lisa ketus.
“Kamu polos banget sih sekarang sayang. Sini duduk deket aku,” ucap Aldi sambil menepuk samping tempat ia berbaring.
“Katanya tadi nggak boleh,” ucap Lisa ketus. Tante Nila terkekeh melihat tingkah polos anak perempuannya yang kini sedang hamil itu.
“Nanti anak kita kedinginan loh sayang,” canda Aldi.
“Masa? Beneran Ma?” tanya Lisa polos ke Mamanya. Tante Nila langsung mengangguk seraya terkekeh. Dengan segera Lisa berdiri dan duduk di samping Aldi lagi.
“Uh, gemes deh sama istriku yang polos dan manja ini.” ucap Aldi sambil mencubit gemas kedua pipi istrinya itu.
“Ih sakit ...” rengek Lisa membuat Aldi terkekeh.
CEKLEK!
Tante Anne kembali ke ruang rawat Aldi, membuat semua menoleh kearahnya.
“Mommy,” ucap Aldi. Tante Anne tersenyum.
“Kamu boleh pulang Al, tapi dengan perawatan intensif. Tidak boleh terlalu banyak gerak sampai kamu benar-benar sembuh,” jelas Tante Anne.
“Serius Mom?” tanya Aldi antusias karena sebenarnya ia juga sudah sangat bosan berada rumah sakit. Tante Anne hanya mengangguk dan tersenyum.
“Yeee, Aldi pulang. Makasih Mommy,” ucap Lisa senang dan berhamburan memeluk mertuanya itu.
“Iya sama-sama sayang,” balas Tante Anne lembut sambil membalas pelukan dari menantunya itu.
Aldi, Fandi dan Tante Nila tersenyum melihat tingkah Lisa yang lucu dan polos akhir-akhir ini.
Bersambung..
Jangan lupa untuk di like, komen, beri hadiah dan di vote ya teman-teman. Dan jangan lupa untuk di favorit kan juga, agar author nya lebih semangat lagi dalam membuat novelnya. Terimakasih banyak🙏🤗
Ig : @mutiakim09
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Nana
bumil manja banget ih
2022-07-01
1
Ratna Wuri Natalia
sudah lengkap dlm kehidupan rt mereka dg adanya mahlekat yg hadir mengisi kebahagiaan dlm hidupnya
2022-05-29
1
SoVay
aku penasaran vsualnya niiihh
2022-02-06
2