***********
Luka yang cukup parah membuat Aldi harus di operasi malam itu juga. Lisa pun sempat pingsan beberapa jam lalu saat mendengar kondisi dari suaminya itu.
Saat ini Lisa, Fandi, keluarga Aldi dan keluarga dari Lisa tengah berada di depan ruang operasi. Lisa terus berdoa agar suaminya itu selamat.
CEKLEK
Setelah 2 jam menunggu, akhirnya pintu ruang operasi terbuka.
“Dokter bagaimana keadaan suami saya? Dia nggak papa kan Dok? Dia selamat kan?” tanya Lisa bertubi-tubi
“Dek tenang. Jangan seperti ini. Tunggu penjelasan dari Dokternya dulu.” Rama yang sedari tadi memeluk Lisa mencoba untuk menenangkannya
“Kondisi pasien sangat lemah, tusukan dari pisau itu sangat dalam dan membuat pasien kehilangan banyak darah dan …” ucap seorang Dokter paruh baya itu terhenti karena ia tidak tega untuk melanjutkan pembicaraannya.
“Dan apa dok?” desak Lisa. Dokter itu menghela nafas berat.
“Dan pasien mengalami koma saat ini,” lanjut Dokter dan membuat semua tersentak.
“Aldi …” tangis Tante Anne tak bisa ditahan lagi mendengar kondisi putranya saat ini.
“Hiks kak, Aldi kak,” tangis Lisa kembali histeris saat mengetahui kondisi suaminya saat ini, dan Rama langsung memeluk erat kembali adiknya itu.
“Kalian berdoa saja, semoga pasien diberikan mukjizat sama Tuhan agar ia cepat sadar dari komanya,” ucap Dokter itu mencoba untuk menenangkan keluarga dari pasiennya.
“Apa kami boleh melihatnya Dok?” tanya Rama
“Untuk saat ini, pasien hanya bisa dijenguk 1 atau 2 orang saja,” jawab Dokter dan semua orang yang menunggu Aldi di ruang operasi tadi langsung menatap ke arah Lisa.
“Masuklah nak, mungkin Aldi lebih membutuhkanmu,” ucap Om Darwin. Lisa langsung mengusap air matanya lalu menatap semuanya. Mereka mengangguk tanda mereka mengijinkannya.
“Biar kami pindahkan pasien terlebih dahulu sebelum anda menjenguk,” ucap Dokter itu dan semuanya langsung mengangguk.
***
Saat Lisa masuk ke dalam ruang rawat Aldi, terlihat Aldi yang terbaring lemah disana dengan selang oksigen yang menutupi mulut dan hidungnya, terlihat sekali wajah Aldi yang sangat pucat.
“Al ...” Lisa kembali menangis melihat kondisi dari suaminya itu. Aldi yang biasanya menghiburnya dengan gombalan dan tingkah konyolnya, kini terlihat tidak berdaya di atas ranjang rawat rumah sakit.
Lalu Lisa mendekatinya dan duduk di kursi samping Aldi terbaring, Lisa menggenggam tangan suaminya itu dengan erat.
“Kenapa kamu selamatkan aku Al? Kenapa kamu nggak biarin aku yang aja tertusuk hiks,” ucap Lisa terisak.
“Aldi ayo bangun. Kan kata kamu, kamu paling nggak suka melihat aku menangis,” ucap Lisa lirih sambil menaruh tangan Aldi di pipinya.
“Hiks, aku juga pernah dengar kalo kamu pengen punya anak dari rahim aku kan? Sekarang keinginan kamu terwujud. Aku hamil anak kamu Al, anak kita, buah cinta kita. hiks hiks hiks.” Lisa berucap terisak dengan kepala tertunduk.
“Please bangun Al. Kamu nggak seneng ya lihat aku hamil ? Bangun Al. Kamu nggak boleh tinggalin aku hiks, hiks.” Lisa yang terus berusaha membangunkan Aldi. Namun nihil, Aldi koma tak bisa membalas semua ucapan Lisa.
“Hiks. Aku sayang kamu Al,” gumam Lisa lirih
OH MY GOD! Jika saja Aldi mendengar ucapan Lisa itu, ia pasti akan sangat bahagia karena kata itu pertama kali Lisa lontarkan untuknya. Itu lah jawaban yang Aldi tunggu keluar dari bibir istrinya itu.
***
Nana langsung berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk Aldi, setelah ia diberitahu oleh Fandi bahwa Aldi dirawat di rumah sakit karena terkena tusukan pisau dari Jessica.
“Gimana kondisi Lisa dan Aldi Fan?” tanya Nana yang saat ini bersama Fandi duduk di depan ruang rawat Aldi.
“Kondisi Lisa sekarang baik-baik aja, walaupun tadi sempat pingsan, kalo Aldi ..."
"Kalo Aldi kenapa Fan?" desak Nana. Walaupun ia sedikit terkejut mendengar sahabat baiknya itu tadi sempat pingsan.
"Aldi koma Na," jawab Fandi dengan wajah sendu.
“Astaghfirullah, kamu yang sabar ya Fan. Kita sama-sama berdoa untuk kesembuhannya Aldi. Kasihan Lisa pasti dia sangat terpukul banget,” ucap Nana sedih sambil memegang erat tangan kekasihnya itu. Fandi hanya bisa mengangguk lemah.
“Pasti tadi kamu main kasar ya sama Jessica?” tanya Nana lagi. Karena Nana tau kalo kekasihnya itu tidak bisa mengontrol emosinya jika ada yang mengganggu atau menyakiti orang-orang terdekatnya. Ia tak segan-segan akan berbuat kasar walaupun orang itu perempuan sekalipun.
“Salah dia sendiri udah nusuk Aldi.” wajah Fandi yang tadinya sendu kini menjadi datar, setelah ia mendengar nama JESSICA.
“Fandi please berubah,” lirih Nana. Fandi menghela nafasnya, ia mencoba menetralkan kembali ekspresinya.
“Iya aku bakalan berubah demi kamu,” ucap Fandi.
"No! kamu harus berubah demi kebaikan dirimu sendiri Fan."
"Iya aku akan berusaha untuk itu Na," ucap Fandi. Membuat Nana langsung tersenyum dan memeluk tubuh kekasihnya itu.
***
SKIP .
Sudah seminggu ini Aldi belum juga sadar. Bahkan kondisinya tetap sama. Lisa yang sifatnya memang keras kepala pun tidak mau di ajak pulang.
Dan selama ini Lisa terus menemani Aldi di rumah sakit, padahal sudah terlihat jelas wajahnya yang kelelahan. Sekarang Aldi sudah boleh di jenguk oleh lebih dari 2 orang tetapi tidak boleh sampai mengusik ketenangan dari pasien.
“Lisa pulang sebentar ya? Kamu butuh istirahat nak,” bujuk Tante Anne. Lisa hanya menggeleng pelan menatap kosong mata Aldi yang masih terpejam.
“Kamu itu lagi hamil nak. Pulang ya.” Lisa kembali dibujuk oleh Tante Nila, yakni Mama dari Lisa. Memang keluarga Lisa dan Aldi sudah mengetahui jika Lisa tengah mengandung.
“Lisa mau nungguin Aldi Ma” lirih Lisa.
“Iya, tapi kamu istirahat dulu nak. Nanti kita balik kesini lagi.” Lisa langsung menatap Mamanya itu.
“Mama jangan maksa! Lisa nggak mau.” ucap Lisa dengan suara yang agak meninggi.
“Lisa! bisa sopan sedikit nggak sama orang tua,” ucap Rama sedikit membentak Lisa.
“Hiks, maafin Lisa Ma, Lisa tetap nggak mau pulang! Lisa mau nungguin Aldi bangun! Kalian pulang duluan aja. Lisa nggak mau. Hiks, hiks, hiks.” Lisa langsung menangis.
“Tapi kasihan dengan kandungan kamu dek,” lirih Rama. Lisa tetap menggeleng
“Hiks, kalian pulang aja. Aku mau sendiri,” ucap Lisa lirih. Semua menatap Lisa dengan tatapan iba.
“Ya sudah kalo itu mau kamu nak. Kami pulang dulu. Tapi kamu disini ditemani sama Claudia nggak papa kan nak?” ucap Tante Anne. Lisa hanya mengangguk pelan.
“Jangan terlalu capek ya sayang,” ucap Tante Nila sambil mencium kening Lisa sebelum benar-benar pergi.
“Kakak nggak makan?” tanya Claudia. Lisa hanya menggeleng.
“Kakak harus makan. Claudia beliin kakak makanan di kantin sebentar ya.” Lisa hanya diam. Claudia menghela nafas, lalu ia keluar mencari makan untuk kakak iparnya itu.
Lisa sedang menatap suaminya itu dengan wajah sendu.
“Hiks. Kamu nggak capek tidur terus?! Aku aja capek nungguin kamu hiks. Ayo bangun Al! Aku nggak akan mau pulang kalo kamu nggak bangun!” Lisa yang terus menangis.
“Hiks. Bangun Aldi. Bangun, hiks, hiks.” Lisa menyembunyikan wajahnya di samping tangan Aldi yang ia genggam.
Tiba-tiba saja jari tangan Aldi bergerak, membuat tangis Lisa berhenti dan menatap jemari Aldi
“Aldi!” ucap Lisa sedikit terkejut. Dengan perlahan Aldi membuka matanya.
Bersambung..
Jangan lupa untuk di like, komen, beri hadiah dan di vote ya teman-teman. Dan jangan lupa untuk di favorit kan juga, agar author nya lebih semangat lagi dalam membuat novelnya. Terimakasih banyak🙏🤗
Ig : @mutiakim09
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Nana
wah... Aldi sdh sadar nih
2022-07-01
0
SoVay
waduuuhh..ptah hatikj
2022-02-01
0
Emaknya Piyak🐣
akhirnya aldi sadar juga🥲
2022-01-31
1