Terimakasih banyak atas semua dukungannya teman-teman 🙏🤗
Happy reading 🥰
***
“Aku mau itu.” Lisa menunjuk pedagang baso cuanki yang berada di seberang jalan itu. Aldi hanya bisa menghela nafasnya.
Setelah membeli mangga, Aldi langsung mengantar istrinya itu ke penjual baso cuanki itu. Inilah Lisa jika sudah mengidam, tidak hanya satu, tapi yang menurut pandangannya menarik pasti Lisa menginginkannya.
Aldi tidak akan melarang istrinya itu meminta apa saja asal Lisa tidak minta yang aneh-aneh dan kurang baik untuk kesehatannya dan calon buah hati mereka.
“Pak, beli baso cuanki nya 2 ya,” ucap Aldi pada pedagang baso cuanki itu.
“Oke siap aden.” balas penjual baso cuanki ramah.
“Saya yang pedes banget ya pak,” ucap Lisa semangat. Aldi langsung menatap istrinya itu dengan tatapan horor.
“Jangan mulai deh, kamu aku getok lama-lama kalo sulit dibilangin gini,” kesal Aldi. Lisa menatapnya juga kesal.
“Masa makan pedes aja nggak boleh? Aku kan pengen Aldi. Sini pak biar saya aja yang masukin sambalnya sendiri.” Lisa mengambil plastik dari tangan Bapak penjual baso cuanki itu lalu memasukkan beberapa sendok sambel kedalam plastik baso cuanki miliknya.
“Lisa!” pekik Aldi.
“Sekali aja Al,” ucap Lisa memelas. Aldi hanya diam, ia bimbang jika sudah melihat wajah melas istrinya itu.
“Jangan banyak-banyak tapi ya?”
“Cuma 5 sendok aja kok.” ucap Lisa dan itu membuat mata Aldi membulat.
“Lisa jangan gila deh kamu!” pekik Aldi.
“Aaaa Aldi …” Lisa langsung memeluk tubuh Aldi
“Eh kenapa?” tanya Aldi sedikit kaget saat tiba-tiba Lisa memeluknya.
“Satu kali aja, please,” ucap Lisa memelas dalam pelukannya. Aldi menghela nafas panjang.
“Jangan ya sayang, kasian anak kita nanti,” ucap Aldi lembut.
“Tapikan baby-nya yang minta,” ucap Lisa memelas sambil mendongak menatap wajah Aldi dengan puppy eyes-nya.
“Terserah ah, kamu mah bandel. Capek aku bilangin kamu!” bentak Aldi.
“Hiks jahat!” Lisa memukul dada Aldi, lalu berbalik menyebrangi jalan yang cukup ramai.
“Lisa hati-hati! Ya Tuhan, anak ini bener-bener.” Aldi mengusap wajahnya frustrasi saat Lisa menyebrangi jalan raya yang ramai itu sendirian.
“Pak tolong cepat ya bungkus baso cuanki nya.”
“Siap. Ini sudah selesai kok Den.” ucap penjual baso cuanki itu. Aldi segera membayarnya.
“Kembaliannya ambil aja pak, makasih.” Aldi mengeluarkan uang pecahan seratus ribuan dari dompetnya dan langsung membayar baso cuanki yang ia beli dan segera pergi menyusul istrinya itu
***
“Hiks Aldi jahat, dia tega bentak-bentak aku,” ucap Lisa terisak di jok belakang mobil.
“Sayang,” panggil Aldi yang baru memasuki mobilnya.
Lisa terus menangis menutupi wajahnya.
“Aku minta maaf, aku nggak bermaksud bentak kamu tadi.” Aldi menoleh ke arah Lisa yang berada di belakang.
“Nggak mau! Hiks kamu jahat.”
“Iya aku salah udah bentak kamu tadi, aku minta maaf sayang.” ucap Aldi lembut
“Nggak! Aku nggak suka dibentak, apalagi di depan umum! Hiks hiks,” ucap Lisa semakin terisak.
“Sayang, aku gitu demi kebaikan kamu dan baby kita. Aku ngelarang kamu beli mangga yang besar-besar karena aku nggak mau kamu sakit perut nantinya.
Aku ngelarang kamu makan pedes karena dari awal aku udah bilang ibu hamil itu nggak boleh makan makanan yang terlalu pedes. Kamu nggak kasian apa, dia pasti kepanasan di dalem perut kamu sayang,” tutur Aldi dengan suara yang lembut. Lisa hanya diam. Aldi langsung menghela nafasnya.
“Oke kalo itu mau kamu, aku akan turuti sekali ini aja,” ucap Aldi pasrah. Lisa menghapus air matanya.
“Mana?” tanya Lisa dengan suara serak. Aldi menatap kantong plastik berisi 2 bungkus baso cuanki. Dengan ragu Aldi memberinya kepada istrinya itu.
“Mana?” Lisa ingin merebutnya. Namun, tangan Aldi masih memegang erat kantong plastik itu.
“Aldi …” Lisa menatap Aldi dengan tajam, membuat Aldi melepas kantong plastik berisi baso cuanki itu. Lalu Lisa mendekap kantong plastik itu dengan bersandar di kursi belakang.
“Duduk di depan dong sayang,” titah Aldi dan Lisa menurut, lalu ia keluar untuk pindah ke depan
***
Sesampainya di “D.E BIGGEST COMPANY” ( perusahaan milik Daddy Aldi ). Aldi dan Lisa turun dari mobil.vAldi pun memberikan kunci mobilnya ke security untuk memarkirkan mobilnya.
Lalu mereka jalan beriringan untuk masuk ke dalam perusahaan. Banyak karyawan yang menyapa mereka berdua, Lisa dan Aldi merespon balik mereka dengan senyuman ramah. Karena Aldi dikenal sebagai bos yang ramah di perusahaannya.
Dan sesampainya di ruangan Aldi. Lisa langsung duduk di sofa diikuti Aldi untuk makan baso cuanki bersama.
TOK!
TOK!
TOK!
“Ya masuk,” sahut Aldi dari dalam ruangannya.
CEKLEK!
“Permisi Pak, ini mangkuk pesanan Anda,” ucap seorang OB yang datang dengan membawa nampan berisi mangkuk dan meletakkannya di atas meja.
“Makasih ya,” ucap Aldi dan Lisa berbarengan.
“Sama-sama pak bu, mari.” pamit OB itu lalu keluar dari ruangan Aldi.
“Punya aku yang mana?” tanya Lisa ke Aldi sambil memandang 2 bungkus plastik berisi baso cuanki.
“Yang... eeemm... bening kayaknya,” balas Aldi sedikit ragu.
“Masa sih? Punya aku yang pake sambal Aldi. Yang oranye ini kali ya,” ucap Lisa mengambil plastik cuanki yang kuahnya berwarna sedikit oranye.
“Ya Tuhan, Semoga aja anak aku nggak kenapa-napa di dalam perutnya.” batin Aldi resah saat Lisa menuangkan cuanki itu ke dalam mangkuk.
“Aldi ayo. Katanya mau makan bareng. Udah aku tuangi nih.”
“Eemm sayang, Kita tukeran aja gimana?” ucap Aldi menawar. Lisa menggeleng cepat.
“Aku mau yang ini,” kekeh Lisa.
“Tapi jangan dimakan kuahnya ya,” pinta Aldi. Lisa mengangguk membuat Aldi bernafas lega.
“Uuuhh untung deh. Gue liat kuahnya aja horor banget.” batin Aldi.
“Aldi pedes!” pekik Lisa saat makan setengah dari baso cuanki miliknya.
“Nih kamu minum dulu.” Aldi yang juga tengah makan baso cuanki nya langsung menyodorkan istrinya itu air minum. Lisa langsung meminumnya.
“Aaaaa pedes Aldi …” Lisa langsung memeluk Aldi dan bersembunyi di dadanya.
“Nah kan salah sendiri ngeyel tadi minta yang pedas,” omel Aldi.
“Habisin,” pinta Lisa. Mata Aldi langsung membulat mendengar ucapan dari istrinya itu.
“Habisin ini? Nggak deh makasih, hehe.” Aldi menolak, ia ngeri melihat baso cuanki milik istrinya itu.
“Ih Aldi, habisin. Mubasir tau. Masih setengah juga.” Lisa langsung melepas pelukannya.
“Tapikan aku udah ini.” Aldi menunjuk mangkok baso cuanki miliknya.
“Nggak mau tau pokoknya. Ini bukan keinginan aku loh Al, tapi keinginan baby kita.” Lisa melipat kedua tangan di depan dadanya. Dengan susah Aldi menelan saliva-nya.
“Harus ya?” tanya Aldi.
“Iya harus! Kalo kamu nggak mau, bisa-bisa anak kita ileran nanti.” balas Lisa.
“Ampun dah, bini gue ngidamnya aneh-aneh mulu dah perasaan. Sering menyiksanya daripada bikin senengnya.” batin Aldi
Lalu Aldi meraih mangkok yang berisi baso cuanki milik istrinya itu, ia memotong baso di dalam mangkok Lisa tadi.
“Bismillah, semoga gue nggak kenapa-kenapa makan ini.” batin Aldi berdoa.
Lalu ia menyuap potongan baso cuanki itu ke dalam mulutnya, seketika matanya membulat sempurna.
"Gila! Ini mah racun. Bukan pedes lagi.” batin Aldi. Wajahnya langsung berubah menjadi merah.
“Jangan di muntah kan.” Lisa langsung membekap mulut Aldi saat ia ingin memuntahkannya. Istri nggak ada akhlak emang.
“Eeemmphh …” Aldi mencoba melepas bekapan tangan Lisa dari mulutnya.
“Telen dulu baso nya.” ucap Lisa. Dengan terpaksa Aldi mengunyah dan menelan baso nya cepat.
“Haahh sumpah ini pedes banget Lisa.” Aldi langsung mengambil sebotol air dingin di kulkas yang terdapat di ruangannya lalu meneguknya sampai habis.
“Habisin Aldi,” rengek Lisa.
“Nggak! Kamu bunuh aku? iya?!” kesal Aldi.
“Hiks habisin!” ucap Lisa sedikit teriak dan menangis. Aldi kembali duduk di samping Lisa, lalu memegang kedua pipi istrinya itu agar menghadapnya.
“Hei, kamu ini kenapa? Hem?” tanya Aldi lembut. Lisa menggeleng dengan terisak.
“Aku kenal kamu udah dari kecil. Kamu selalu uring-uringan kalo kondisi fisik kamu dalam keadaan nggak baik,” ucap Aldi sambil menelisik wajah istrinya itu.
“Hiks, perut aku sakit Al,” ucap Lisa terisak.
“Kamu nggak apa-apa kan sayang? Atau kita ke rumah sakit aja?” ucap Aldi cemas.
“Aku nggak apa-apa kok Al, cuma bayinya nendang-nendang perut aku terus hiks, hiks,” ucap Lisa semakin terisak. Aldi menghela nafasnya.
“Panas ya perutnya?” tanya Aldi. Lisa mengangguk.
“Aku kan udah bilang jangan makan pedes. Kamu nya bandel banget. Wajar kalo baby-nya nendang-nendang, dia pasti kepanasan di dalam perut kamu.” Aldi mengusap perut istinya dengan lembut.
“Hiks, sakit! Baby-nya nakal.”
“Bukan baby-nya, tapi Bundanya yang nakal. Udah sini aku usap-usap perut kamu biar baby-nya diem. Lain kali dengerin apa yang aku bilang. Paham?” ucap Aldi sambil memeluk Lisa seraya mengusap lembut perut istrinya itu. Lisa hanya mengangguk.
Lisa tertidur saat Aldi menenangkannya. Memang kondisi Lisa yang sebenarnya masih kurang sehat membuatnya cepat lelah seperti saat ini. Aldi menidurkan istrinya di sofa lalu mulai bekerja di mejanya.
TOK!
TOK!
TOK!
“Ya masuk.”
CEKLEK!
“Permisi pak. Saya hanya ingin memberitahukan, jika kita ada meeting jam 12 nanti dengan PT. Bintang Abadi,” ucap Nara selaku sekretaris dan merangkap juga sebagai asisten pribadinya Aldi.
“Jam 12?” ulang Aldi.
“Iya pak.” Aldi melihat jam tangannya lalu melirik istrinya yang tertidur pulas di sofa sana.
“Ya sudah siapkan semuanya,” titah Aldi. Nara mengangguk lalu keluar ruangan Aldi
***
Jam setengah 4 sore Aldi baru saja menyelesaikan meeting-nya. Dengan langkah yang cepat ia menuju ke ruangannya, karena Aldi mengunci ruangannya dari luar, sementara Lisa ada di dalamnya.
CEKLEK!
Aldi melihat istrinya lagi bersandar di sofa sambil menyalahkan TV.
“Sayang.” Aldi duduk di samping Lisa. Lisa hanya diam memandang layar LED di depannya.
“Lisa sayang, kamu denger aku kan?” ucap Aldi yang merasa dihiraukan oleh istrinya itu.
“Apa sih!” ucap Lisa kesal.
“Marah ya?”
“Tau! Pikir aja sendiri sana!” ketus Lisa.
“Iya maaf sayang, aku tadi ada meeting,” ucap Aldi menyesal.
“Nggak usah dikunci juga kali,” ucap Lisa sinis.
“Kamu tadi tidur. Kalo nggak aku kunci terus istri aku yang cantik ini diculik gimana?” Aldi merangkul pundak Lisa dan mendekapnya.
“Ih lepas!” Lisa mencoba memberontak. Namun, Aldi masih bisa menahan.
“Kita belanja perlengkapan bayi gimana hem?” ajak Aldi membuat Lisa diam dan menatapnya.
“Gimana sayang? Mau nggak?” ajak Aldi lagi.
“Mau. Ayo berangkat,” ucap Lisa girang lalu berdiri menarik Aldi.
"Eh, jam 4 aja deh," ucap Aldi dan itu membuat Lisa memanyunkan bibirnya.
“Ih kenapa nggak sekarang aja sih,” ucap Lisa cemberut.
“Aku masih ada pekerjaan sayang, nanti ya.” bujuk Aldi.
“Iya udah deh, aku tunggu.” pasrah Lisa.
Bersambung..
Jangan lupa untuk di like, komen, beri hadiah dan di vote ya teman-teman. Dan jangan lupa untuk di favorit kan juga, agar author nya lebih semangat lagi dalam membuat novelnya. Terimakasih banyak🙏🤗
Ig : @mutiakim09
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Nana
bumil moodnya ngeselin jg ya. sabar Aldi
2022-07-01
0
SoVay
ayoooo..lahir dedek dlm oerut..bikin papa pusing 🤣
2022-02-06
0
Emaknya Piyak🐣
bumil ini keras kepala sekali😃
2022-01-31
0